PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Lipid merupakan senyawa ester asam lemak dengan gliserol yang terdiri dari atom
karbon, hidrogen, dan oksigen. Tiga asam lemak yang berikatan dengan satu molekul gliserol
disebut triasil gliserol atau trigliserida. Lipid tidak larut dalam air,tetapi larut dalam pelarut
organik seperti aseton, alkohol, klorofom, eter, dan benzena. Lipid berperan sebagai sumber
energi, pembentuk struktur membran sel, dan dapat sebagai isulator. Pada suhu ruang, lipid
berbentuk padat yang disebut lemak, dan lipid yang berbentuk cair disebut minyak. Asam
lemak pembentuk lipid terbagi dua kelompok, yaitu asam lemak jenuh (contohnya asam
laurat, asam miristat, asam palmitat, dan asam stearat) dan asam lemak tak jenuh (contohnya
asam oleat, asam linoleat, dan asam arakidonat) (Bintang,2010).
Pemberian definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang
termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan
fungsi biologinya juga berbeda-beda. Walaupun demikian para ahli biokimia bersepakat
bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukan
dalam satu kelompok yang disebut lipid. Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat
terbagi dalam beberapa golongan besar yaitu : (1) lipid sederhana, yaitu ester asam lemak
dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes); (2) lipid
gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid,
serebrosida; (3) derivat lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol (Bintang, 2010).
Beberapa kelompok seperti fosfolipid dan sterol ditemukan pada sel hidup.Bersama
protein dan karbohidrat, membentuk suatu bagian yang penting dari suatu kompleks koloid di
dalam protoplasma sel hidup.Kompleks lipid juga ditemukan dalam jumlah besar di dalam
jaringan otak dan saraf, ini menunjukkan peranan yang sangat penting dari lipid dalam
makhluk hidup. Lipid yang lain seperti lemak dan minyak, merupakan bentuk utama dari zat
yang disimpan di dalam tubuh hewan sebagai kelebihan makanan yang dimakan. Lipid yang
disimpan ini berasal dari lipid yang diamakan dari hasil metabolism karbohidrat serta protein
dan disimpan sebagai lemak yang berfungsi sebagai insulator panas dan persedian energy
(Bintang, 2010).
Kandungan lipid dalam suatu zat dapat dilakukan dengan uji kualitatif dan uji
kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan untuk mengetahui sifat, kelarutan, dan jenis lipid dalam
suatu bahan, sedangkan uji kuantitatif dapat dilakukan untuk mengetahui jumlah kandungan
lipid dalam suatu bahan.Uji lipid secara kualitatif yang sederhana dapat dilakukan melalui 3
uji, yaitu: uji kelarutan, reaksi asam basa, reaksi saponifikasi (penyabunan). Sedangkan uji
kuantitatif dapat dilakukan melalui penentuan bilangan iod, penentuan bilangan peroksida,
penentuan bilangan penyabunan, dan lain-lain.
Saat ini, kita telah berada di era globalisasi, dengan semakin berkembangnya
teknologi, maka lahirlah berbagai inovasi yang diciptakan untuk meningkatkan persaingan
dalam perekonomian. Seperti hal nya dengan minyak goreng, kini telah banyak diciptakan
berbagai macam merk minyak goring dengan berbagai khas yang ditampilkan untuk manarik
perhatian konsumen. Namun permasalah yang dihadapi masyarkat adalah ketidaktahuan
mengenai kualitas minyak yang sesungguhnya dibalik tiap-tiap merk minyak tersebut.
Masyarakat hanya membeli minyak berdasarkan pengetahuan minim tentang minyak
tersebut.
Penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat pada saat ini adalah penyakit yang
disebabkan oleh tingginya kadar kolesterol dalam darah. Tingginya kadar kolesterol ini
disebabkan oleh lemak jahat yang dikonsumsi, salah satunya berasal dari minyak goreng
yang digunakan untuk mengolah makanan. Oleh sebab itu, diambil beberapa sampel minyak
goring untuk dilakukan pengujian terhadap sifat dan reaksi minyak, sehingga dapat
dikategorikan aman untuk dikonsumsi. Adapun minyak yang akan dijadikan sampel adalah
minyak kelapa, minyak curah dan minyak bimoli.
B. RumusanMasalah
1. Bagaimakahcara mengidentifikasi lemak yang terdapat didalam minyak goreng secara
kualitatif dan kuantitatif ?
2. Bagaimanakahkriteria minyak goreng yang aman dikonsumsi ?
3. Bagaimana kandungan kadar bilangan peroksida dalam minyak jelantah ?
C. TujuanPercobaan
1. Mengetahuicara identifikasi lemak yang terdapat didalam minyak goreng secara
kualitatif dan kuantitatif
2. Mengetahuikriteria minyak goreng yang aman untuk dikosumsi
3. Mengetahui kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah
D. Hipotesis
Minyak bimoli,curah dan kelpa mengadung lipid
Minyak jelantah mengandung bilanga peroksida
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Lipid
Menurut fessenden & fessenden (1982), “ Lemak dan minyak adalah trigliserida atau
triasilgliserol, kedua istilah ini berarti “triester (dari) gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak
dan minyak bersifat sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak
bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak, sedangkan gliserida
dalam tumbuhan cenderung berupa minyak”.
Menurut Lehninger (2004), “Lipid merupakan senyawa ester asam lemak dengan
gliserol yang terdiri atas atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Lipid ini merupakan senyawa
organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti aseton, alkohol,
kloroform, eter, dan benzena. Lipid memilki peranan penting dalam tubuh, yaitu berperan
sebagai pelarut vitamin yang tidak larut air, sebagai sumber energi yang efisien, serta sebagai
sumber asam lemak esensial. Jenis lipid yang paling banyak terdapat di alam ialah lemak atau
triasilgliserol yang bersifat hidrofobik nonpolar”
Menurut Bintang (2010) , “Minyak bersifat tidak larut dalam pelarut polar & larut
dalam pelarut non polar. Pengemulsian adalah zat yang menstabilkan emulsi yang biasanya
berupa protein. Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang
terdapat di alam bebas”.
Minyak goreng yang baik memiliki standar mutu yang telah ditentukan oleh SNI.
Standar mutu minyak goreng, telah dirumuskan dan ditetapkan oleh Badan Standarisasi
Nasional (BSN). Standar mutu tersebut yaitu SNI 01-3741-2002, SNI ini merupakan revisi
dari SNI 3741-2013, menetapkan bahwa standar mutu minyak goreng seperti pada Tabel 2.1
berikut ini:
Erlenmeyer
Analisis kuantitatif adalah penetapan berapa banyak suatu zat yang terkandung dalam
suatu sampel. Zat yang di tetapkan tersebut sebagai plastituen atau analit, menyusun sebagian
besar atau kecil sampel yang di analisis. Jika zat yang dianalisa (analit) menyusun lebih dari
1% sampel, maka analit di anggap sebagai konstituen utama. Jika diangkap konstituen minol
jika jumlah berkisar antara 0,01-1% dari sampel. Zat yang hadir hingga kurang dari 0,01%
sebagai konstituen perumut. Pada percobaan ini di lakukan uji bilangan iodide. Bilangan
peroksida di tentukan berdasarkan jumlah iodin yang bebas setelah lemak atau minyak di
tambahkan KI. Lemak di reaksikan dengan KI pelarut asam asetat dan klorofom (2:3),
kemudian iodin yang berbentuk di tentukan dengan titrasi Na2S2O3. (Winarno : 2004).
Analisis kualitatif yaitu analisis yang bertujuan untuk menyelidiki dan mengetahui
kandungan senyawa-senyawa apa saja yang terdapat dalam sampel uji.Uji lipid secara kualitatif
dilakukan dengan cara uji kelarutan, rekasi asam basa dan reaksi saponifikasi (penyabunan). Uji
kelarutan dilakukan dengan cara dilarutkan minyak bimoli,kelapa dan curah kedalam pereaksi CCl4,
CHCl3, C2H5OH , H2O, dan C6H6.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.Tempat Dan Waktu
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium pendidikan kimia FKIP Unsyiah pada hari
Rabu (19 April 2017 dan hari kamis, 20 april 2017).
3.2.Prosedur Kerja
3.2.1. Uji Kelarutan
2 mL pereaksi
5 tetes sampel
+ 1 mL KOH beralkohol
10 ml larutan K2Cr2O7
- Dimasukkan erlenmeyer
+ 3 ml KI 10 %
+ 10 ml HCl 4 N
- Dikocok sampai homogen
hasil
5 gram minyakjelantah
- + 0,5 mL KI jenuh
- Dikocokselama1 menit
- + 15 mL aquades
2 Lapisan
- Di tritrasidengan Na2S2O3hingga
warna kuning pudar
- + 0,5 mL indicator amilum 1%
- Di tritrasilanjuthinggawarna kebiruan
Hasil
Metode yang digunakan pada pengujian lipid secara kualitatif yaitu uji kelarutan, reaksi asam
basa, reaksi saponifikasi (penyabunan).Pada pengujian secara kuantitatif yaitu penentuan bilangan
peroksida.
Uji lipid secara kualitatif dilakukan dengan cara uji kelarutan, rekasi asam basa dan reaksi
saponifikasi (penyabunan). Uji kelarutan dilakukan dengan cara dilarutkan minyak bimoli,kelapa dan
curah kedalam pereaksi CCl4, CHCl3, C2H5OH , H2O, dan C6H6.Reaksi asam basa dilakukan dengan
cara menentukan Ph dari masing-masing minyak tersebut, dengan menggunakan lakmus universal,
lakmus merah dan lakmus biru. Pada reaksi saponifikasi (penyabunan) dilakukan dengan penambahan
H2O dan KOH beralkohol. Kemudian dilakukan pemanasan sampai larutan berbusa dan sampai
terjadinya letupan.
Uji lipid secara kuantitatif dilakukan dengan cara uji bilangan peroksida. Uji ini
dilakukan dengan menggunakan minyak jelantah yang telah berkali-kali dipakai. Setelah itu
diuji dengan menggunakan titrasi iodometri dengan Na2S2O3 sebagai titran, yang
sebelumnyooa distandarisasi dengan K2Cr2O7 agar diketahui normalitas dari Na2S2O3 yang
digunakan. Sebelum dilakukan titrasi minyak jelantah ditambah dengan campuran dari CHCl3
dan CH3COOH. Kemudian ditambahkan dengan KI jenuh dan didiamkan selama 1 menit dan
ditambah H2O. sedudah dititrasi, titrat ditambahkan dengan amilum.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1. Uji Kualitatif
4.1.1 Uji Reaksi Asam Basa
1.2 minyak pH = 5
kelapa + lakmus
universal
1.3 minyak pH = 5
curah + lakmus
universal
2. Lakmus merah 2.1 minyak Lakmus berwarna
curah + lakmus merah
merah
1.
DAFTAR PUSTAKA
Genisa, Jalil. 2013.Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Makassar : Masagena Press