Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
mycobacterium tuberculosis. WHO memperkirakan sepertiga populasi dunia telah terinfeksi
kuman tuberkulosis paru. Setiap tahun didapatkan delapan sampai sepuluh juta kasus baru, 80%
mengenai usia produktif. Penyakit ini membunuh 8.000 orang setiap hari atau dua sampai

tiga juta orang setiap tahun. Bila tidak dikendalikan, dalam 20 tahun mendatang tuberkulosis paru
akan membunuh 35 juta orang. Melihat kondisi tersebut, World Health Organization (WHO)
menyatakan tuberkulosis paru sebagai kedaruratan global sejak tahun 1993 (WHO, 2006 dikutip
Andita, 2010).

Di Indonesia, penyakit ini merupakan penyakit rakyat nomor satu dan sebagai penyebab
kematian nomor tiga. Propinsi Jawa Tengah merupakan propinsi nomor tiga terbesar di Indonesia,
dengan jumlah penduduk 31.691.866 jiwa, diperkirakan terdapat 36.446 penderita tuberkulosis
paru menular pada tahun 2003 (Alsagaff dan Mukti, 2006). Berdasarkan data pada bulan Januari
2013 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta jumlah kasus tuberkulosis paru tercatat 105
penderita. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2008 jumlah 92

penderita. Penyakit tuberkulosis paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
ini menyerang paru-paru sehingga pada bagian dalam alveolus terdapat bintil-bintil atau
peradangan pada dinding alveolus. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang
terganggu karena adanya bintik-bintik atau peradangan pada dinding alveolus. Jika bagian
paruparu yang diserang meluas, sel-sel pada paru-paru akan mati dan paru-paru akan mengecil.
Akibatnya nafas penderita akan terengah-engah (Alsagaff dan Mukti, 2006).
Gambaran mekanisme gangguan oksigen pada penyakit tuberkulosis paru itu disebabkan
karena bakteri penyebab tuberkulosis Mycobacterium tuberculosis masuk dalam saluran
pernafasan. Kebanyakan infeksi tuberkulosis paru terjadi melalui udara yaitu melalui inhalasi
droplet yang

mengandung kuman-kuman tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Setelah
mycobacterium tuberkulosis berada dalam ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atas
paru atau bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini menimbulkan reaksi peradangan pada saluran
pernafasan dan menyebabkan gangguan pernafasan pada kasus tuberkulosis paru. Mekanisme
gangguan yang paling utama dirasakan oleh penderita kasus tuberkulosis paru adalah

pada gangguan oksigenasinya (Prince & Standridge, 2006 dikutip Tri, 2012). Oksigen merupakan
kebutuhan dasar manusia yang paling vital. Oksigen dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga
kelangsungan metabolisme sel sehingga dapat mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai sel,
jaringan atau organ. Kekurangan oksigen dapat menimbulkan dampak yang bermakna bagi tubuh,
salah satunya adalah kematian (Lyndon, 2013).

Mengingat angka kesakitan dan kematian pada penderita tuberculosis paru yang sangat tinggi dan
dampak komplikasi yang terjadi serta pentingnya peran perawat, maka penulis tertarik untuk
melakukan Kajian Asuhan Keperawatan pada Tn. P dengan Gangguan Oksigenasi Tuberkulosis
Paru di ruang Isolasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.

1.1 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Laporan Pendahuluan TBC?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Teori TBC?

1.2 Tujuan masalah


1. Untuk mengetahui Laporan Pendahuluan TBC
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan TBC

Anda mungkin juga menyukai