Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stratifikasi sosial itu merupakan gejala sosial yang tidak dapat dihindari,
artinya terdapat pada setiap masyarakat. Selanjutnya pandangan mengenai
pendidikan, keperluan akan pendidikan dan dorongan serta cita-cita dan hal-
hal lain yang berkenaan dengan pendidikan, diwarnai oleh stratifikasi sosial.
Di lain pihak, sistem pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat
melalui fungsi seleksi, alokasi dan distribsi yang semuanya berakibat pada
terbentuknya atau terpeliharanya stratifikasi sosial. Jadi, secara langsung atau
tidak langsung sistem pendidikan bersama dengan faktor-faktor lain diluar
pendidikan melestarikan adanya sistem stratifikasi sosial.
Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang
berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Para anggota
strata sosial tertentu sering kalimemilki jumlah penghasilan yang relatif sama.
Namun lebih penting dari itu, mereka memilikisikap, nilai-nilai, dangayahidup
yang sama. Semakin rendah kedudukan seseorang di dalam pelapisan sosial,
biasanya semakin sedikit pula perkumpulan dan hubungan sosialnya, Orang-
orang yang berasal dari lapisan sosial rendah misalnya, biasanya lebih sedikit
berpartisipasi dalam jenis organisasi apa pun. Ada kecenderungan yang kuat,
kelompok yang berasal dari lapisan rendah atau masyarakat miskin biasansya
lebih menarik diri dari tata karma umum, mereka mengembangkan subkultur
tersebut yang seringkali berlawanan dengan subkultur kelas sosial di atasnya.
Sebab asasi mengapa ada pelapisan sosial dalam masyarakat bukan saja
karena ada perbedaan, tetapi karena kemampuan manusia menilai perbedaan
itu dengan menerapkan berbagai kriteria. Artinya menganggap ada sesuatu
yang dihargai, maka sesuatu itu (dihargai) menjadi bibit yang menumbuhkan
adanya system berlapis-lapis dalam maysarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari lapisan sosial dalam masyarakat?
2. Bagaimanakah bentuk lapisan masyarakat ?

1
3. Bagaiman Stratifikasi sosial ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lapisan sosial dalam masyarakat
2. Untuk mengetahui bentuk lapisan masyarakat
3. Untuk menegtahui Stratifikasi sosial

BAB II

PEMBAHASAN

2
2.1 Pengertian Lapisan Masyarakat

Stratifikasi berasal dari kata stratum, yang berarti srata atau lapisan dalam
bentuk jamak. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda
disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup
dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi
masyarakat. Istilah stand juga dipakai oleh Max. Weber. Pitrin A. Sorokin
mendefinisikan stratifikasi sebagai perbedaan penduduk atau anggota masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem
stratifikasi akan menepatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai
berdasarkan kualitas yang dimiliki. Definisi sistematik antara lain dikemukakan
oleh Pitrin A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat ( hierarkis ).
Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan
yang tinggi dan ada lapisan-lapisan dibawahnya. Setiap lapisan itu disebut dengan
strata sosial. Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial ( social stratification ) adalah
pembedakan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal
(bertingkat). Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang
melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang
dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha
( achieved status ).

Gejala umum yang ditemukan disetiap masyarakat, pada setiap zaman


adalah stratifikasi sosial (pelapisan dalam masyarakat) seberapapun sederhananya
suatu masyarakat, gejala stratifikasi pasti dijumpai. Pada zama kuno, seorang
filsuf Yunani, yaitu Aristoteles pernah mengatakan bahwa di dalam setiap negara
selalu terdapat tigas lapisan, yaitu masyarakat yang kaya sekali, melarat, dan
berada ditengah. Smith (2000) juga membagi masyarakat ke dalam tiga kategori,
yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan tahan, orang-orang yang hidup dari
upah kerja, dan orang-orang yang hidup dari keuntungan perdagangan.

Sorokin (1947) dan Soekanto (2009) mengungkapkan bahwa ada beberapa


hal esensial dalam stratifikasi sosial, yaitu menempatkan seseorang pada kelas
atau tingkatan, disesuaikan dengan beberapa hal seperti kekayaan, keterampilan,

3
prestasi, hak istimewa dan kesempatan dalam mengadakan hubungan dengan
tokoh-tokoh penting.

Selanjutnya, soemarjan & soemardi (1964) mengungkapkan bahwa


stratifikasi sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia yang berhubungan
antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun baik perorangan maupun
kelompok. Stratifikasi sosial akan selalu ada selama di dalam masyarakat terdapat
sesuatu yang dihargai, dan merupakan bibit yang dapat menumbuhkan adanya
sistem berlapis-lapis. Setiap orang akan mempunyai situasi sosial yang
memotivasinya mengambil posisi sosial tertentu, apakah ia lebih tinggi atau lebih
rendah dari orang lain tempat ia melakukan hubungan sosial

2.2 Bentuk Lapisan Masyarakat atau Stratifikasi Social

Suatu pelapisan sosial itu terjadi berdasarkan suatu kriteria tertentu, dan
dengan berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka dapatlah bentuk-bentuk strata
sosial antara lain sebagai berikut:

A. Kriteria biologis
a) Menurut jenis kelaminnya, maka ada:
 Golongan laki-laki
 Golongan wanita, selain itu ada juga sejumlah individu yang banci.
b) Menurut umurnya:
 Golongan anak-anak
 Golongan dewasa
 Golongan tua

B. Kriteria Geografis / Territorial


Dapat digolongkan atas : masyarakat desa, masyarakat kota (kota kecil,
kota madya, dan kota besar)
C. Kriteria Ekonomis
Yaitu berdasarkan hak milik penduduk, maka terdapat stratifikasi Sosial
dalam tiga kelas :
 Kelas Ekonomi Tinggi
 Kelas Ekonomi Menengah

4
 Kelas Ekonomi Rendah
D. Kriteria Status / Jabatan
Berdasarkan kriteria jabatan terdapatlah lapisan-lapisan :
 Golongan Status Sosial Tinggi
 Golongan Status Sosial Menengah
 Golongan Status Sosial Rendah
 Golongan bukan pegawai / pejabat
E. Kriteria Politis
Dalam kriteria politis, yang utama adalah golongan yang menganut aliran
politik, yaitu anggota partai politik dan gerakan masa,yang lain adalah golongan
non partai.
Dari golongan partai politik terdapat Strata Sosial :
1) Golongan pemegang kekuasaan politik tingkat pusat (pemimpin pusat)
berkedudukan di ibu kota negara.
2) Golongan pemegang kekuasaan politik tingkat daerah (tk. I / propinsi)
3) Golongan pimpinan Partai tingkat Cabang
Stratifikasi Sosial yang berdasarkan status jabatan / politik, terdapatlah
heirrakhi, yakni urutan tingkatan dari yang paling atas sampai pada yang paling
bawah. Demensi Stratifikasi Sosial modern terbagi menjadi tiga golongan , yakni:
a. golongan tinggi,
b. golongan menengah,
c. golonagan rendah

F.Kriteria Kehormatan
Ukuran kehormatan, terlepas dari ukuran kekayaan / kekuasaan. Orang
yang paling disegani karena kelebihannya, dihormati,dan mendapat tempat teratas.
Ukuram semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisionil,
pada golongan tua atau orang yang pernah berjasa kepada masyarakat
G. Kriteria Ilmu Pengetahuan / Pendidikan.
Kriteria atas dasar Pendidikan tedapat Strata Sosial :
 Golongan yang berpendidikan tinggi
 Golongan yang berpendidikan menengah
 Golongan yang berpendidikan rendah

5
H. Kriteria Agama
Dilihat dari segi agama, dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan yang
berdasarkan keagamaanm. Misalnya :
Golongan orang Islam dan bukan Islam
 Golongan Islam yang mendalam dan yang masih dangkal
( abangan)
 Golongan bukan Islam.
Dibedakan : orang yang beragama dan orang yang tidak beragama
(Atheis)
 Golongan bukan Islam dibedakan lagi :
a. Golongan penganut Budha
b. Golongan penganut Hindu Bali
c. Golongan penganut Katholik
d. Golongan penganut Protestan
Golongan Atheis, adalah golongan orang-orang yang belum mempunyai
sesuatu keyakinan keagamaan, sikap hidupnya kurang menyadari nilai-nilai
kemanusiaan atua norma-norma sosial.
I. Kriteria Marxisme
Terdapat dua macam kelas, yakni;
1 Kelas borjuis ( pemegang kapital)
2 Kelas buruh proletar ( buruh yang hanya bermodal tenaga kerja saja)

2.3 Stratifikasi Sosial

A. Fungsi Stratifikasi Sosial

1. Sebagai sebuah alat agar pendistribusian hak dan juga kewajiban


misalkan seperti, menentukan kedudukan, jabatan, penghasilan
seseorang dan yang lainnya.
2. Supaya mempersatukan dengan pola mengkoordinasikan kepada
bagian-bagian yang terdapat pada sebuah struktur sosial yang gunanya
agar mencapai tujuan yang sudah di tentukan sebelumnya.
3. Sebagai penempatan individu atau juga seseorang pada strata (lapisan)
tertentu di dalam struktur sosial.

6
4. Sebagai penentu tingkatan mudah ataupun tidak bertukar status serta
kedudukan di dalam struktur sosial.
5. Supaya memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada di
dalam masyarakat.
6. Serta untuk mendorong masyarakat agar bergerak sesuai fungsinya.

B. Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial


dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial
terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.

1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)


Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit
mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat
terbatas pada mobilitas horisontal saja. Contoh:

a) Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di


lapisan Brahmana.

b) Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah


tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih. Feodal.
Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)


Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar.
Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik
vertikal maupun horisontal. Contoh:

a) Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau


sebaliknya.

b) Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh


pendidikan asal ada niat dan usaha.

7
3. Stratifikasi Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi


tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana
mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke
Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia
harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di
Jakarta.

C. Dasar Stratifikasi Sosial

Segala sesuatu dapat dijadikan dasar stratifikasi sosial jika sesuatu


itu dianggap bernilai atau berharga dibandingkan dengan yang lain.
Stratifikasi sosial dapat terbentuk berdasarkan : kekayaan (ekonomi),
pendidikan, kekuasaan, atau kehormatan. Masyarakat masih lebih
menghargai orang yang memiliki kekayaan berlimpah, tingkat pendidikan
tinggi, kepemilikan kekuasaan yang luas, dan kehormatan dikalangan
banyak orang daripada orang yang tidak memiliki hal tersebut sama sekali.

a. Kekayaan (Capital)

Masyarakat menempatkan orang – orang kaya pada lapisan yang lebih


atas. Kekayaan berkaitan dengan pendapatan. Semakin besarnya pendapatan yang
dimiliki seorang individu, maka semakin besar juga peluang bagi individu
tersebut untuk berada dilapisan diwilayahnya. Namun sebaliknya, semakin kecil
pendapatan yang dimiliki seorang individu, maka semakin kecil juga
kemungkinan bagi individu tersebut untuk dapat menempati lapisan atas
diwilayahnya. Dan menurut pengamatan yang telah kami lakukan, daerah yang
kami amati ini didominasi oleh masyarakat yang berada dilapisan bawah (kurang
berkemampuan). Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai buruh tani, kuli
bangunan maupun pedagang asongan. Namun menurut pengamatan, kami juga
menemukan beberapa masyarakat yang berkemampuan, yang berada dilapisan

8
atas karna kekayaannya didaerah ini. Mereka dikategorikan sebagai masyarakat
lapisan atas dikarenakan kepemilikan harta yang berlebih. Seperti halnya
kepemilikan rumah atau kendaraan yang mewah, kepemilikan tanah yang luas,
maupun kepemilikan hewan ternak yang cukap banyak.

b. Pendidikan (education)

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi di era


globalisasi ini membuat pendidikan memiliki nilai tersendiri. Orang – orang dengan
kepemilikan pendidikan yang lebih tinggi otomatis akan menempati lapisan sosial
yang lebih tinggi pula apabila dibandingkan dengan orang – orang yang
berpendidikan rendah maupun tidak mempunyai keahlian khusus. Seperti halnya
seseorang yang bertamatan pendidikan dengan gelar sarjana akan mempunyai status
sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan seseorang yang bertamatan pendidikan
yang lebih rendah ataupun tidak berpendidikan. Dan menurut pengamatan yang telah
kami lakukan, daerah yang kami amati ini didominasi oleh masyarakat yang
berpendidikan rendah. Sebagian besar dari mereka bertamatan pendidikan sekolah
dasar (SD). Sebagiannya lagi bertamatan pendidikan SMP. Sangat jarang dari mereka
yang berpendidikan akhir SMA.

c. Kekuasaan (power)

Kekuasaan adalah kemampuan dalam suatu hubungan sosial,melaksanakan


kemauan sendiri ataupun bersikeukeh dengan pendapat sendiri. Semakin besar
kemammpuan yang dimiliki seseorang untuk berkuasa, maka semakin besar juga
kekuasaan dan kewenangan yang dimilikinya. Menurut hasil pengamatan kami,
hanya ada beberapa tokoh yang memiliki kekuasaan lebih disekitar daerah ini.
Mereka adalah orang- orang yang berkemampuan dan memiliki jabatan yang
berwenang, seperti ketua RT, ketua RW, ketua camat dan ketua lurah.

d. Kehormatan(Nobility)
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau

9
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas
dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa
pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang
yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berprilaku dan berbudi luhur. Menurut pengamatan kami, pada daerah yang kami
amati ini, ada beberapa tokoh masyarakat yang cukup dihormati serta disegani
karena beberapa alasan seperti jabatan, jasa, keturunan maupun faktor keadaan
ekonomi.

D. Dampak Stratifikasi Sosial

1. Dampak positif

Dengan berlakunya sistem stratifikasi sosial terbuka dilingkungan,


terdapat beberapa dampak positif seperti adanya interaksi antara masyarakat
yang berkemampuan dengan yang kurang berkemampuan untuk saling
membantu dalam beberapa hal, seperti halnya masyarakat yang berkemampuan
dalam hal ekonomi dapat membantu menyumbangkan sedikit harta yang
dimilikinya untuk di berikan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.

2. Dampak negative

Selain adanya dampak positif terdapat juga dampak negatif dari sistem
stratifikasi sosial terbuka dilingkungan. Dengan berlakunya lapisan-lapisan sosial
dalam bermasyarakat dapat menimbulkan sikap penindasan yang dilakukan oleh
pihak yang berada dilapisan atas terhadap masyarakat yang berada dilapisan bawah.
Dan dengan berlakunya sistem stratifikasi sosial terbuka dilingkungan, dapat
menimbulkan perasaan ancaman bagi masyarakat yang telah berada dilapisan atas
karena sangat terbukanya kemungkinan bagi mereka untuk turun kelapisan yang
lebih rendah apabila kemampuan yang dimilikinya tidak berkecukupan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial ( social stratification )


adalah pembedakan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara
vertikal (bertingkat). Dimana pelapisan masyarakat terdapat enam bentuk
yaitu : Stratifikasi usia (age stratification), Stratifikasi dalam bidang

11
pekerjaan ( occupational stratification ), Stratifikasi jenis kelamin ( sex
stratification ),Stratifikasi atas dasar kekerabatan, Stratifikasi pendidikan
( education stratification ), Stratifikasi ekonomi ( economic stratification ).
Dimana seiring perkembangan zaman terjadi perubahan bentuk bentuk
stratifikasi sosial menjadi Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria
Ekonomi dan Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial. Menurut
Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan
menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka,
dan sistem pelapisan sosial campuran. Stratifikasi sosial dapat terbentuk
berdasarkan : kekayaan (ekonomi), pendidikan, kekuasaan, atau
kehormatan.

12

Anda mungkin juga menyukai