PENDAHULUAN
1
3. Bagaiman Stratifikasi sosial ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari lapisan sosial dalam masyarakat
2. Untuk mengetahui bentuk lapisan masyarakat
3. Untuk menegtahui Stratifikasi sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Lapisan Masyarakat
Stratifikasi berasal dari kata stratum, yang berarti srata atau lapisan dalam
bentuk jamak. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda
disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup
dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi
masyarakat. Istilah stand juga dipakai oleh Max. Weber. Pitrin A. Sorokin
mendefinisikan stratifikasi sebagai perbedaan penduduk atau anggota masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem
stratifikasi akan menepatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai
berdasarkan kualitas yang dimiliki. Definisi sistematik antara lain dikemukakan
oleh Pitrin A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat ( hierarkis ).
Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan
yang tinggi dan ada lapisan-lapisan dibawahnya. Setiap lapisan itu disebut dengan
strata sosial. Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial ( social stratification ) adalah
pembedakan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal
(bertingkat). Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang
melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang
dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha
( achieved status ).
3
prestasi, hak istimewa dan kesempatan dalam mengadakan hubungan dengan
tokoh-tokoh penting.
Suatu pelapisan sosial itu terjadi berdasarkan suatu kriteria tertentu, dan
dengan berdasarkan kriteria-kriteria tersebut, maka dapatlah bentuk-bentuk strata
sosial antara lain sebagai berikut:
A. Kriteria biologis
a) Menurut jenis kelaminnya, maka ada:
Golongan laki-laki
Golongan wanita, selain itu ada juga sejumlah individu yang banci.
b) Menurut umurnya:
Golongan anak-anak
Golongan dewasa
Golongan tua
4
Kelas Ekonomi Rendah
D. Kriteria Status / Jabatan
Berdasarkan kriteria jabatan terdapatlah lapisan-lapisan :
Golongan Status Sosial Tinggi
Golongan Status Sosial Menengah
Golongan Status Sosial Rendah
Golongan bukan pegawai / pejabat
E. Kriteria Politis
Dalam kriteria politis, yang utama adalah golongan yang menganut aliran
politik, yaitu anggota partai politik dan gerakan masa,yang lain adalah golongan
non partai.
Dari golongan partai politik terdapat Strata Sosial :
1) Golongan pemegang kekuasaan politik tingkat pusat (pemimpin pusat)
berkedudukan di ibu kota negara.
2) Golongan pemegang kekuasaan politik tingkat daerah (tk. I / propinsi)
3) Golongan pimpinan Partai tingkat Cabang
Stratifikasi Sosial yang berdasarkan status jabatan / politik, terdapatlah
heirrakhi, yakni urutan tingkatan dari yang paling atas sampai pada yang paling
bawah. Demensi Stratifikasi Sosial modern terbagi menjadi tiga golongan , yakni:
a. golongan tinggi,
b. golongan menengah,
c. golonagan rendah
F.Kriteria Kehormatan
Ukuran kehormatan, terlepas dari ukuran kekayaan / kekuasaan. Orang
yang paling disegani karena kelebihannya, dihormati,dan mendapat tempat teratas.
Ukuram semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisionil,
pada golongan tua atau orang yang pernah berjasa kepada masyarakat
G. Kriteria Ilmu Pengetahuan / Pendidikan.
Kriteria atas dasar Pendidikan tedapat Strata Sosial :
Golongan yang berpendidikan tinggi
Golongan yang berpendidikan menengah
Golongan yang berpendidikan rendah
5
H. Kriteria Agama
Dilihat dari segi agama, dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan yang
berdasarkan keagamaanm. Misalnya :
Golongan orang Islam dan bukan Islam
Golongan Islam yang mendalam dan yang masih dangkal
( abangan)
Golongan bukan Islam.
Dibedakan : orang yang beragama dan orang yang tidak beragama
(Atheis)
Golongan bukan Islam dibedakan lagi :
a. Golongan penganut Budha
b. Golongan penganut Hindu Bali
c. Golongan penganut Katholik
d. Golongan penganut Protestan
Golongan Atheis, adalah golongan orang-orang yang belum mempunyai
sesuatu keyakinan keagamaan, sikap hidupnya kurang menyadari nilai-nilai
kemanusiaan atua norma-norma sosial.
I. Kriteria Marxisme
Terdapat dua macam kelas, yakni;
1 Kelas borjuis ( pemegang kapital)
2 Kelas buruh proletar ( buruh yang hanya bermodal tenaga kerja saja)
6
4. Sebagai penentu tingkatan mudah ataupun tidak bertukar status serta
kedudukan di dalam struktur sosial.
5. Supaya memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada di
dalam masyarakat.
6. Serta untuk mendorong masyarakat agar bergerak sesuai fungsinya.
7
3. Stratifikasi Sosial Campuran
a. Kekayaan (Capital)
8
atas karna kekayaannya didaerah ini. Mereka dikategorikan sebagai masyarakat
lapisan atas dikarenakan kepemilikan harta yang berlebih. Seperti halnya
kepemilikan rumah atau kendaraan yang mewah, kepemilikan tanah yang luas,
maupun kepemilikan hewan ternak yang cukap banyak.
b. Pendidikan (education)
c. Kekuasaan (power)
d. Kehormatan(Nobility)
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau
9
kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas
dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa
pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang
yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berprilaku dan berbudi luhur. Menurut pengamatan kami, pada daerah yang kami
amati ini, ada beberapa tokoh masyarakat yang cukup dihormati serta disegani
karena beberapa alasan seperti jabatan, jasa, keturunan maupun faktor keadaan
ekonomi.
1. Dampak positif
2. Dampak negative
Selain adanya dampak positif terdapat juga dampak negatif dari sistem
stratifikasi sosial terbuka dilingkungan. Dengan berlakunya lapisan-lapisan sosial
dalam bermasyarakat dapat menimbulkan sikap penindasan yang dilakukan oleh
pihak yang berada dilapisan atas terhadap masyarakat yang berada dilapisan bawah.
Dan dengan berlakunya sistem stratifikasi sosial terbuka dilingkungan, dapat
menimbulkan perasaan ancaman bagi masyarakat yang telah berada dilapisan atas
karena sangat terbukanya kemungkinan bagi mereka untuk turun kelapisan yang
lebih rendah apabila kemampuan yang dimilikinya tidak berkecukupan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
11
pekerjaan ( occupational stratification ), Stratifikasi jenis kelamin ( sex
stratification ),Stratifikasi atas dasar kekerabatan, Stratifikasi pendidikan
( education stratification ), Stratifikasi ekonomi ( economic stratification ).
Dimana seiring perkembangan zaman terjadi perubahan bentuk bentuk
stratifikasi sosial menjadi Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria
Ekonomi dan Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial. Menurut
Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan
menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka,
dan sistem pelapisan sosial campuran. Stratifikasi sosial dapat terbentuk
berdasarkan : kekayaan (ekonomi), pendidikan, kekuasaan, atau
kehormatan.
12