Oleh:
NURFATRIANI
Pembimbing Supervisor :
dr. St. Nasrah Aziz, Sp.Rad
Nama : Nurfatriani
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
Mengetahui,
Supervisor
Hal
Halaman Judul ............................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2
2.1 Definisi dan etiologi Aspergilloma................................................2
2.2 Anatomi.......................................................................................... 2
2.3 Epidemiologi Aspergilloma ........................................................... 5
2.4 Patofisiologi Aspergilloma ............................................................ 5
2.5 Klasifikasi……………………………………………………….6
2.6 Tanda dan Gejala ........................................................................... 9
2.7 Diagnosis Aspergilloma ................................................................. 10
2.8 Terapi……………………………………………………………21
2.9 Diagnosis Banding Aspergilloma .................................................. 23
2.10 Prognosis ...................................................................................... 29
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................... ................ 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31
BAB I
PENDAHULUAN
Aspergillosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh moulds saprophyte dari genus
Aspergillus spp merupakan spesies jamur yang mudah ditemukan di seluruh penjuru dunia,
namun hanya sedikit yang bersifat pathogen pada manusia. Spesies Aspergillus yang paling
Karakteristik respon imun pejamu menentukan jenis kelainan/jenis penyakit yang akan
hipersensitivitas terhadap fungus, paling banyak terdapat pada seseorang yang menderita
asma
sering dijumpai pada pasien immunokompromais.6 Karena jumlah orang yang mengalami
penurunan sistem kekebalan tubuh sepanjang tahun meningkat, Aspergillosis, yang memang
lebih sering menyerang orang-orang dalam kelompok ini, sekarang menjadi penyebab nomor
TINJAUAN PUSTAKA
yang sangat antigenik dan dapat ditemukan dimana-mana bahkan dapat ditemukan pada
sputum orang yang sehat. Namun, pada kelompok yang rentan, Aspergillus dapat
dari virulensi dan jumlah spora yang terhirup, dan yang paling penting adalah status
2.3 Epidemiologi6
Masuknya spora jamur Aspergillus pada manusia umumnya melalui inhalasi dan
Aspergillosis dapat mengenai semua ras dan kedua jenis kelamin dengan
tinggi yaitu :
kemoterapi) : 7%
5. Pasien AIDS : 1% - 9%
3. Penggunaan plester
4. Penggunaan armboard
2.4 Patofisiologi
Hifa jamur Aspergillus memiliki bentuk yang berbeda dibanding jamur lainnya.
Dengan pewarnaan perak, akan terlihat hifanya bercabang 45o yang tumbuh pesat pada
suhu tubuh normal manusia. Sistem imun alamiah akan berusaha menyingkirkan spora
mulai dari lapisan mukosa dan gerakan silia pada saluran pernapasan. Selanjutnya, jika
spora sudah terlanjur masuk, akan ada perlawanan dari makrofag dan netrofil melalui
menghambat proses fagositosis ini. Kortikosteroid (terutama pada penderita asma) juga
akan melemahkan proses fagositosis ini. Keadaan imunosupresi lainnya (mis. AIDS,
atau menurunkan jumlah netrofil. Pada pasien imunokompromais, invasi vaskular lebih
sering terjadi dan menyebabkan infark, perdarahan, serta nekrosis jaringan paru. Individu
2.5 Klasifikasi
4. Angiinvasive aspergillosis
1. Aspergilloma1,6
sering asimptomatik
tetapi dapat juga dijumpai batuk yang kronis, malaise, dan berat badan yang
menurun.
Haemoptisis merupakan gejala klinis yang sering dijumpai pada sekitar 50-
80% kasus. Kebanyakan pasein menderita episode perdarahan intermitten
yang jumlahnya sedikit, tetapi lebih dari 25% pasien dapat mengalami
haemoptisis yang parah dan dapat mengancam hidup.
mucus yang tebal dan kental sering ditemukan dan kadang sangat sulit untuk
dilakukan penghisapan.
Demam dan infiltrate pada paru yang tidak berespon dengan antibiotik
Pneumonia sub akut yang tidak berespon dengan antibiotic, progresif dan
4. Invasive aspergillosis1,13
kortikosteroid lama.
2.7 Diagnosis
1. Aspergilloma
a. Anamnesis
Dari anamnesis pada kebanyakan kasus, aspergilloma tidak
menunjukkaan gejala yang khas. Dari anamnesis yang didapatkan adanya
keluhan berupa : batuk, sesak, demam, dan hemoptisis. Dispneu, malaise, dan
penurunan berat badan adalah keluhan tambahan pada aspergilloma yang
mungkin disebabkan oleh penyakit paru yang mendasarinya, demam adalah
temuan yang tidak biasa pada aspergilomma yang mungkin disebabkan oleh
infeksi bakteri yang bersamaan, serta adanya hemoptisis yang masif.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan sputum kultur, pemeriksaan ini memerlukan waktu
beberapa hari untuk tumbuhnya jamur sehingga bisa teridentifikasi.
Pemeriksaan Aspergillus IgG presipitin. Kadar IgG presipitin pada kasus
aspergilloma sering lebih tinggi dari pada yang terlihat pada penyakit
aspergillus lain.
c. Gambaran radiologis
Misetoma ini dapat dilihat pada kedua foto polos dan CT sebagai massa
intrakaviti dikelilingi oleh crescent of air (udara berbentuk bulan sabit). Crescent
of air ini agak kontroversial digunakan dalam aspergillosis. Hal ini digunakan
oleh banyak orang untuk menggambarkan udara di sekitar aspergilloma dan
crescent of air yang tampak dalam pemulihan aspergillosis angioinvasif.
Beberapa orang lebih suka istilah Monod sign dalam pengaturan aspergilloma,
meskipun kurang diakui secara luas.4
1. Foto polos
Foto thorax merupakan suatu pemeriksaan penunjang dalam bidang
kedokteran. Metode ini digunakan untuk menegakkan diagnosis dari suatu gejala
yang berhubungan dengan organ-organ dalam dada (thorax). Berbagai organ yang
terdapat dalam thorax yang utama antara lain jantung dan paru.
Posisi. Pada umunya posisi foto thorax yang dilakukan adalah PA dan
lateral. Seringkali menjadi masalah bagi pada klinisi untuk membedakan foto PA
dan AP. Prinsip utama untuk membedakan foto thorax AP dan PA adalah
terjadinya magnifikasi pada foto AP yang menyebabkan gambaran jantung
terlihat lebih lebar dan juga skapula yang terlihat menutupi.
Inspirasi. Ketika akan dilakukan foto thorax pasien dianjurkan untuk
melakukan inspirasi utuk memperluas bidang pembacaan terutama daerah paru.
Kondisi foto pada optimal yang baik terlihat jika costa posterior ke 10 dan costa
anterior 6 tampak pada pembacaan.
Penetrasi. Pada radiografi berkualitas tinggi, tulang vertebra akan terlihat
melalui jantung. Jika vertebra tidak terlihat, yang terjadi yaitu jumlah foton x-ray
yg telah melewati pasien untuk mencapai film x-ray terbatas sehingga film akan
terlihat ‘lebih putih’. Demikian pula, jika film muncul terlalu ‘hitam’, maka
terlalu banyak foton sehinga mengakibatkan pajanan berlebih pada film x-ray.
Rotasi. Posisi normal tanpa rotasi dapat digambarkan dengan posisi medial
klavikula yang cenderung tegak lurus dengan vertebra.
Foto polos pada aspergilloma
Aspergilloma biasanya muncul sebagai massa tipis jaringan lunak bulat
atau bulat lonjong yang terletak di dalam sekitar kavitas dan digariskan oleh suatu
crescent of air. Dengan mengubah posisi pasien biasanya menunjukkan bahwa
massa tersebut dapat bergerak, sehingga dapat mengkonfirmasikan diagnosis.4
Pada kebanyakan kasus, dilaporkan lokasi yang paling sering terjadinya
aspergilloma adalah di bagian lobus atas paru, hal ini mungkin dikarenakan oleh
lobus atas merupakan area predileksi tuberkulosis. Kolonisasi saprophytic yang
terbentuk didalam kavitas yang tumbuh secara multiple maupun bilateral terutama
di lobus atas paru mengarah pada pembentukan bola jamur/fungus ball.
2. CT scan
Gambarannya pada CT scan berupa kavitas yang terbentuk dengan baik
dengan massa jaringan lunak bulat tipis ditengahnya dikelilingi oleh air crescent
sign atau Monod sign. Massa ini biasanya berbentuk bola atau bulat telur. Pada
posisi pasien yang berbeda, massa dapat ditunjukkan dapat bergerak. Massa
tersebut dapat sepenuhnya mengisi kavitas sehingga mengambil bentuk kavitas
tersebut, menghilangkan gambaran crescent of air di sekitarnya dan tidak dapat
bergerak lagi.4
Kalsifikasi tidak jarang terjadi, yang bisa berkisar dari tidak ada hingga
keadaan yang berat. Karena peradangan dan pembentukan jaringan granulasi
vaskular, arteri bronkial yang mensuplai dinding kadang-kadang dapat dilihat
sebagai pembesaran yang nyata. Pleura yang berdekatan mungkin akan menebal.4
Gambar 2.8: Aspergilloma di dalam kavitas yang telah ada sebelumnya.
Udara yang berbentuk bulan sabit yang mengelilingi aspergilloma dikenal sebagai
the Monod sign.
(Sumber: http://radiopaedia.org/images/296)
4. Invasive aspergillosis
Spora berbagai Aspergillus sp yang terhirup dan mulai berkembang biak di
alveoli. Hifa selain dapat menyerang arteri paru mengakibatkan nekrosis paru dan
perdarahan, juga dapat memperoleh akses ke sirkulasi sistemik dan terjadi
penyebaran secara hematogen disebarluaskan ke ginjal, saluran pencernaan, dan
sistem saraf pusat. 13
Gambaran radiografi yang khas pada angioinvasif aspergillosis yaitu nodul soliter
atau multipel, wedge-like area merupakan daerah sakit yang ditandai dengan opasitas
tidak jelas terlihat kemungkinan besar lebih terlihat sebagai daerah infark yang
disebabkan oleh invasi dari pembuluh darah proksimal. Air crescent sign mungkin
dapat terlihat pada fase awal penyembuhan, meskipun awalnya terlihat dengan
pencitraan CT.13
Pada CT-scan akan menunjukkan hal yang sama seperti foto polos, namun pada CT-
scan dapat terlihat gambaran halo dair perdarahan akibat dari invasi pembuluh darah
paru disekitar nodul dan tampak sebagai daerah opasitas. 13
2.8 Terapi
Aspergilloma
Sebagian besar kasus aspergilloma tidak memerlukan pengobatan.
Pengobatan penyakit yang meningkatkan risiko aspergilloma, seperti
tuberkulosis, dapat membantu mencegah terjadinya aspergilloma. Dalam
kasus-kasus rumit karena hemoptysis berat, pembedahan mungkin diperlukan
untuk membuang aspergilloma dan menghentikan pendarahan. Obat-obat anti
jamur seperti itrakonazol juga bisa digunakan, namun sejak tahun 2005, tidak
ada dari obat-obatan tersebut yang bisa mengeradikasi aspergilloma.3
Pada haemoptisis yang berat, angiografi dapat dilakukan karena
merupakan keadaan emergensi dan embolisasi arteri bronkial selektif dapat
menyelamatkan kehidupan. Jika prosedur ini gagal, atau pada kasus-kasus
haemoptisis berulang, bedah eksisi dengan lobektomi merupakan gold
standard. 4
Kebanyakan pasien tidak perlu untuk dioperasi dan hanya dilakukan terapi
konservatif. Namun, angka kematian pada pasien ini bisa mencapai 50-55%,
dibandingkan dengan tingkat kematian setelah terapi pembedahan, yaitu 1-
23%.7
Gambaran radiologi pada abses paru akan tampak berupa kavitas berdinding tebal
dan sertai adanya gambaran air fluid level yaitu gambaran batas antara air dan udara di
dalamnya seperti yang terlihat pada gambar di atas. Jika dibandingkan dengan
aspergilloma paru, tampak perbedaan berupa massa tipis jaringan lunak atau bola jamur
bulat atau lonjong yang terletak di dalam kavitas dan akan terlihat garis antara kavitas
dan bola jamur tersebut seperti tampakan bulan sabit yang merupakan sisa udara dalam
rongga atau dikenal juga dengan istilah air cresent sign.
Gambar 3.1 : CT Scan thorax potongan axial, tampak gambaran cavitas di lobus kiri bawah paru
dengan permukaan dinding yang tebal,cavitas mempunyai garis permukaan yang halus yang di
dalamnya terdapat air fluid level. Terdapat reaksi inflamasi pada paru (panah kuning).3,5
2. Kista Paru
Kista paru merupakan pertumbuhan abnormal berupa kantung yang tumbuh
secara abnormal di paru paru. Penyebabnya belum diketahui secara pasti, kemungkinan
merupakan suatu respon hipersensitivitas, keturunan, infeksi, maupun bahan kimia.
Biasanya muncul pada usia 30- 50 tahun dan sangat jarang ditemukan pada anak. Gejala
kista paru tergantung dari luas dan cara penyebarannya. Biasanya gejala utama adalah
batuk yang menetap.3
Gambar 3.2 : Kista echinococcal paru terdiri dari tiga lapisan : exocyst, yang merupakan membran
pelindung, endocyst yang menghasilkan kista. Kista echinococcal paru dibatasi oleh massa jaringan yang
lembut dan tidak memiliki dinding kalsifikasi. Jika kista ini pecah maka udara akan terlihat disekitar
pinggiran kista dan menghasilkan tanda meniscus sign atau tanda bulan sabit sampai dengan air fluid
level.3,6
Gambar 3.3 : CT Scan Thorax potongan axial memperlihatkan kista hydatid dengan gambaran air fluid
level yang terlihat sebagai iceberg sign.3,7
Gambar 3.4 : Kista pada bronkus di bagian posterior kanan lobus tengah paru. 3,6
Gambar 3.5 : CT Scan thorax memperlihatkan kista pada bronkus dan 50% air fluid level di dalam
cavitas .3,6
Kista paru dibatasi oleh massa jaringan lunak yang lembut dan tidak memiliki
dinding kalsifikasi. Jika kista pecah maka udara akan terlihat disekitar pinggiran kista
danmenghasil kan tanda meniscus sign atau tanda bulan sabit sampai dengan air fluid
level. Jika dibandingkan dengan aspergilloma paru, tampak perbedaan berupa massa tipis
jaringan lunak atau bola jamur bulat atau lonjong yang terletak di dalam kavitas
berdinding tebal dan akan terlihat garis antara kavitas dan bola jamur tersebut seperti
tampakan bulan sabit yang merupakan sisa udara dalam rongga atau dikenal juga dengan
istilah air cresent sign.
3. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberkulosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi. Gejala yang timbul berupa demam, batuk, sesak nafas, nyeri
dada, malaise. Tanda-tanda yang ditemui berupa penurunan berat badan, anoreksia,
dispnue, dan sputum purulen/hijau, mukoid/kuning.2,3
Gambar 3.6 : Foto Thorax posisi antero-posterior memperlihatkan area konsolidasi,nodul centrilobular, dan
kavitas.3,8
3,8
Gambar 3.7 : CT Scan Thorax memperlihatkan kavitas besar dengan dinding tipis di lobus atas paru kiri.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Aspergillosis paru merupakan kelompok penyakit mikosis yang disebabkan oleh
spesies Apergillus, terutama Aspergillus Fumigatus.
b. Terdapat 4 keadaan pada aspergillosis, yaitu: ABPA,Aspergilloma,CNA,Invasive
apergillosis
c. Gejala tergantung dari 4 keadaan tersebut, secara umum gejala aspergilloma
yaitu: batuk, hemoptysis,demam,malaise,wheezing dan penurunan BB
d. Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
diagnostic (imaging)
e. Terapi yang diberikan tergantung pada 4 keadaan tersebut
f. Prognosis dapat baik jika penanganan cepat dan pasien berespon pada obat anti
fungal. Prognosis untuk invasive aspergillosis buruk, sering berujung pada
kematian.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3432/1/08E00886.pdf
overview
http://www.thoracic.org
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3432/1/08E00886.pdf
34-35
overview
https://radiopaedia.org/articles/chronic-necrotising-pulmonary-aspergillosis
12. Thoracic Aspergillosis Imaging. Diakes dari :
http://emedicine.medscape.com/article/353200-overview#a2
aspergillosis
16. Jan Susilo.Diagnosis and Management of Aspergillosis of the lung vol 5. 1996.185