Anda di halaman 1dari 15

Teori Relativitas Khusus

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Telaah Fisika
Sekolah Menengah 3

Dosen Pembimbing

Dewi Dewantara, M. Pd.

Disusun Oleh
Kelompok 7 Kelas B

Anggota
- Muhammad Ikhwan Rasyidi (A1C415054)
- Muhammad Mahdi (A1C415018)
- Wanda Aulia (A1C413203)
- Zerina Rahmawati (A1C415212)

Program Studi Pendidikan Fisika


Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
2017
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah “Teori Relativitas Khusus” ini. Makalah ini
membahas tentang transformasi dan postulat relativitas khusus, pemekaran waktu
dan kontraksi panjang, serta massa, momentum, dan energi relativistik.

Tidak lupa pula terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini terutama dari Ibu Dewi Dewantara, M.
Pd. sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa, maupun isinya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Teori Relativitas


Khusus” ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, Desember 2017

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................ ii


Daftar Isi.................................................................................................. iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................... 1
D. Manfaat ....................................................................................... 2
BAB II
Pembahasan
A. Transformasi dan Postulat Relativitas Khusus............................ 3
1. Relativitas Newton ................................................................ 3
2. Transformasi Galileo ............................................................. 3
3. Postulat Relativitas Khusus ................................................... 4
4. Transformasi Lorentz ............................................................ 6
5. Penjumlahan Kecepatan Relativistik..................................... 7
B. Pemekaran Waktu dan Kontraksi Panjang .................................. 7
1. Pemekaran Waktu ................................................................. 7
2. Kontraksi Panjang ................................................................. 8
C. Massa, Momentum, dan Energi Relativistik ............................... 8
1. Massa Relativistik ................................................................. 8
2. Momentum Relativistik......................................................... 9
3. Energi Relativistik................................................................. 9
4. Hukum Kekekalan Energi Relativistik.................................. 9
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan ................................................................................. 11
B. Saran ............................................................................................ 11
Daftar Pustaka ......................................................................................... 12

iii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Selama puluhan tahun hukum mekanika Newton dapat menjelaskan
peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan kecepatan-kecepatan rendah
secara memuaskan. Akan tetapi di zaman modern seperti sekarang ini, ilmuwan
mulai menemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan kecepatan yang
sangat tinggi. Hukum mekanika Newton tidak dapat menjelaskan peristiwa-
peristiwa yang berhubungan dengan kecepatan-kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya. Orang-orang mulai memperdebatkan bagaimana hukum
fisika seharusnya berlaku. Ada yang tetap bertahan dengan hukum mekanika
klasik Newton dan ada yang berani berpikir di luar kerangka fisika yang ada.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tergugah untuk mencari jawaban
yang lebih tepat untuk kasus relativistik. Untuk itu, disusunlah makalah “Teori
Relativitas Khusus” ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dibuatlah rumusan masalah
sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan transformasi Galileo dan transformasi
Lorentz?
2. Apa yang dimaksud dengan postulat relativitas khusus?
3. Apa yang dimaksud dengan pemekaran waktu?
4. Apa yang dimaksud dengan kontraksi panjang?
5. Apa yang dimaksud dengan massa, momentum, dan energi relativistik?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan transformasi Galileo dan
transformasi Lorentz.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan postulat relativitas khusus.

1
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pemekaran waktu.
4. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kontraksi panjang.
5. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan massa, momentum, dan

energi relativistik.

D. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca secara umum dan
dapat menjadi inspirasi atau rujukan bagi pelajar sekolah menengah pada
khususnya.

2
BAB II
Pembahasan
A. Transformasi dan Postulat Relativitas Khusu
1. Relativitas Newton
a. Kejadian, Pengamat, dan Kerangka Acuan
Kejadian adalah suatu peristiwa fisika yang terjadi dalam suatu ruang pada
suatu waktu tertentu. Seseorang yang mengamati suatu kejadian dan
melakukan pengukuran, misalnya pengukuran koordinat dan waktu, disebut
pengamat. Alat ukur apa saja yang melakukan pengukuran terhadap suatu
kejadian juga disebut pengamat.
b. Relativitas Newton
Teori relativitas berhubungan dengan kejadian-kejadian yang diamati dari
kerangka acuan inersial, yaitu kerangka acuan di mana hukum I Newton
(hukum inersia) berlaku. Jadi, kerangka acuan inersial adalah suatu kerangka
acuan yang berada dalam keadaan diam atau bergerak terhadap kerangka
acuan lainnya dengan kecepatan konstan pada suatu garis lurus.
Galileo dan Newton mengemukakan tentang apa yang sekarang kita sebut
sebagai prinsip relativitas newton, yaitu hukum-hukum mekanika berlaku
sama pada semua kerangka acuan inersial.

2. Transformasi Galileo
Transformasi Galileo untuk koordinat dan waktu
𝑥 ′ = 𝑥 − 𝑣𝑡
𝑦′ = 𝑦
𝑧′ = 𝑧
𝑡′ = 𝑡
Transformasi kebalikan
𝑥 = 𝑥 ′ + 𝑣𝑡
𝑦 = 𝑦′
𝑧 = 𝑧′
𝑡 = 𝑡′

3
Untuk memperoleh transformasi Galileo untuk kecepatan, persamaan tadi kita
diferensialkan terhadap waktu.
𝑥 ′ = 𝑥 − 𝑣𝑡
𝑑𝑥′ 𝑑𝑥 𝑑
= − (𝑣𝑡)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑥′ 𝑑𝑥 𝑑
= 𝑢𝑥′ , 𝑑𝑡 = 𝑢𝑥 , 𝑑𝑎𝑛 (𝑣𝑡) = 𝑣, sehingga diperoleh
𝑑𝑡 𝑑𝑡

𝑢𝑥′ = 𝑢𝑥 − 𝑣
Sehingga diperoleh
Transformasi Galileo untuk kecepatan
𝑢𝑥 ′ = 𝑢𝑥 − 𝑣
𝑢𝑦 ′ = 𝑢𝑦
𝑢𝑧 ′ = 𝑢𝑧
Transformasi kebalikan
𝑢𝑥 = 𝑢𝑥′ = 𝑣
𝑢𝑦 = 𝑢𝑦 ′
𝑢𝑧 = 𝑢𝑧 ′
Di sini:
𝑢𝑥′ adalah komponen kecepatan benda sejajar sumbu 𝑋 ′
𝑢𝑦 ′ adalah komponen kecepatan benda sejajar sumbu 𝑌′
𝑢𝑧 ′ adalah komponen kecepatan benda sejajar sumbu 𝑍′

3. Postulat Relativitas Khusus


Pada tahun 1888, Hertz berhasil membuktikan hipotesis Maxwell bahwa cahaya
termasuk gelombang elektromagnetik, yang merambat melalui udara dengan
kecepatan 𝑐 = 3 × 108 𝑚⁄𝑠. Sesuai dengan pendapat umum pada saat itu bahwa
gelombang memerlukan medium untuk merambat, para ilmuwan kemudian
mengemukakan hipotesis eter: “Jagat raya dipenuhi oleh eter stasioner yang tidak
mempunyai wujud tetapi dapat menghantarkan perambatan gelombang”
Penelitian kemudian ditujukan untuk menemukan eter. Jika eter ini dapat
ditemukan, maka dua pertanyaan yang masih merupakan teka-teki pada zaman itu
dapat dijawab. Kedua pertanyaan itu adalah sebagai berikut.

4
1) Adakah suatu kerangka acuan yang mutlak diam, dan karena itu semua
pengukuran gerak dapat dibuat relatif terhadap kerangka acuan mutlak ini?
2) Cahaya sebagai gelombang haruskah memerlukan medium dalam
perambatannya?
a. Percobaan Michelson-Morley
Pada tahun 1887, Albert A. Michelson (1852-1931) dan Edward W. Morley
(1838-1923) melakukan percobaan untuk mengukur kelajuan bumi relatif
terhadap eter. Kedua fisikawan berkebangsaan Amerika ini membuat
peralatan yang terkenal dengan nama interferometer Michelson, yang cukup
teliti untuk dapat mengukur kelajuan bumi relatif terhadap eter. Ketelitian
instrumen yang didesain oleh Michelson dan Morley memiliki kemampuan
mendeteksi pergeseran dalam pola frinji sekecil 0,01. Tetapi dalam percobaan
ini keduanya mendeteksi tidak ada pergeseran dalam pola-pola frinji. Sejak
itu, percobaan ini telah diulang berulang kali oleh berbagai ilmuwan di bawah
kondisi-kondisi yang berbeda, tetapi tetap tidak ada pergeseran frinji yang
pernah diamati. Karena itu, disimpulkan bahwa tak seorang pun dapat
mendeteksi kecepatan gerak bumi dengan mengacu pada eter.
b. Postulat Einstein untuk Teori Relativitas Khusus
Dari kerja keras bersama rekan-rekannya, Einstein berani melanggar aturan
dengan mengambil pendekatan yang berbeda untuk memahami masalah eter.
Dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah kita memang perlu eter?
Einstein seperti halnya Faraday lebih menyukai gambaran yang sederhana,
maka ia menganggap saja bahwa eter itu tak ada.
Pada tahun 1905, Einstein (1879-1955) mengajukan dua postulatnya, yang
terkenal dengan sebutan postulat relativitas khusus, yang berbunyi sebagai
berikut.
Postulat ke-1 relativitas khusus: “hukum-hukum fisika memiliki bentuk
yang sama pada semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap
(kerangka acuan inersial)”.
Postulat ke-2 relativitas khusus: “cahaya merambat melalui ruang hampa
dengan cepat rambat 𝑐 = 3 × 108 𝑚⁄𝑠 dan kelajuan cahaya tak bergantung
pada kelajuan sumber cahaya maupun kelajuan pengamatnya”.

5
Kelajuan cahaya dalam vakum merupakan besaran mutlak, artinya tak ada
kelajuan lain yang lebih besar dari kelajuan cahaya. Diukur dalam semua
kerangka acuan bergerak, kelajuan cahaya dalam vakum adalah sama, yaitu
𝑐 = 3 × 108 𝑚⁄𝑠.

4. Transformasi Lorentz
Transformasi Galileo hanya berlaku jika kecepatan-kecepatan yang terlibat jauh
lebih kecil daripada cepat rambat cahaya c. Jika kita anggap transformasi ini adalah
linear maka hubungan transformasinya akan mengandung suatu pengali 𝛾, disebut
tetapan transformasi. Dengan demikian transformasi Galileo sebagai berikut.
𝑥 = 𝛾(𝑥 ′ + 𝑣𝑡′)
𝑦 = 𝑦′
𝑧 = 𝑧′
Adapun transformasi kebalikannya sebagai berikut.
𝑥 ′ = 𝛾(𝑥 − 𝑣𝑡)
𝑦′ = 𝑦
𝑧′ = 𝑧
𝑣𝑥
𝑡 ′ = 𝛾 (𝑡 − )
𝑐
Tetapan transformasi

1
𝛾=√
𝑣2
1−
𝑐2

Akhirnya, dapatlah kita lihat bahwa dalam relativitas khusus Einstein, ruang
dan waktu adalah relatif sedangkan dalam relativitas Newton, ruang dan waktu
adalah mutlak.
Transformasi Lorentz untuk Transformasi kebalikan
kecepatan 𝑢𝑥 − 𝑣
𝑢𝑥′ = 𝑣𝑢
𝑢𝑥′ + 𝑣 1 − 2𝑥
𝑢𝑥 = 𝑐
𝑣𝑢 ′
1 + 2𝑥
𝑐
Begitu pula untuk 𝑢𝑦′ 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑧 ′
Begitu pula untuk 𝑢𝑦 𝑑𝑎𝑛 𝑢𝑧

6
5. Penjumlahan Kecepatan Relativistik
Bayangkan Anda (A) sedang berdiri di atas sebuah truk terbuka yang sedang
bergerak mendatar dengan kelajuan 0,80c melewati seseorang (D) yang sedang
berdiri di tepi jalan. Kemudian Anda melemparkan sebuah bola (B) searah dengan
arah gerak truk dengan kecepatan 0,60c relatif terhadap diri Anda. Berapakah
kecepatan bola B menurut orang yang berdiri di tepi jalan?
Menurut relativitas Newton, penjumlahan ini dinyatakan oleh persamaan
𝑣𝐵𝐷 = 𝑣𝐵𝐴 + 𝑣𝐴𝐷 = 1,4 𝑐
Berdasarkan transformasi Lorentz tentang kecepatan, Einstein mengoreksi
kesalahan ini dengan memberikan persamaan yang berlaku untuk penjumlahan
kecepatan relativistik. Untuk kasus gerak satu dimensi,
𝑣𝐵𝐴 + 𝑣𝐴𝐷
𝑣𝐵𝐷 = 𝑣 𝑣 = 0,95 𝑐
1 + 𝐵𝐴 2 𝐴𝐷
𝑐

B. Pemekaran Waktu dan Kontraksi Panjang


1. Pemekaran Waktu
Pemekaran waktu
∆𝑡𝑝
∆𝑡 = = 𝛾∆𝑡𝑝
2
√1 − 𝑣2
𝑐
Efek bertambah lamanya selang waktu yang diukur oleh pengamat yang
bergerak terhadap kejadian ini dikenal sebagai pemekaran waktu atau dilasi waktu.
Selang waktu ∆𝑡𝑝 disebut waktu sejati (proper time), didefinisikan sebagai selang
waktu yang diukur oleh jam pengamat yang diam terhadap kejadian. Sedang ∆𝑡
dapat kita sebut waktu relativistik atau pemekaran waktu, yaitu selang waktu yang
diukur oleh pengamat yang bergerak relatif terhadap kejadian.
a. Paradoks Kembar
Suatu kejadian yang menarik dari masalah pemekaran waktu adalah gejala
yang terkenal dengan sebutan paradoks kembar. Misalkan ada 2 orang
kembar, Yona dan Pasca. Yona pergi berpetualang saat berumur 25 tahun
menuju ke sebuah planet X yang berjarak 30 tahun cahaya dari bumi.
Pesawat antariksanya dapat dipercepat sampai mencapai kelajuan mendekati

7
kelajuan cahaya. Setelah tiba di planet X, Yona menjadi sangat rindu dengan
rumahnya dan segera kembali ke bumi dengan kelajuan sangat tinggi yang
sama. Ketika tiba di bumi, Yona sangat terkejut karena melihat kota yang
ditinggalkannya telah berubah menjadi kota super modern dan saudara
kembarnya, Pasca, telah berusia 75 tahun dan menderita sakit tua. Yona
sendiri hanya bertambah usia 10 tahun menjadi 35 tahun. Ini karena proses
biologi dalam tubuhnya mengalami perlambatan selama perjalanannya
mengarungi antariksa. Jadi, kesimpulan yang benar adalah petualang
angkasa selalu lebih muda ketika kembali ke bumi.

2. Kontraksi Panjang
Ternyata panjang benda atau jarak antara dua titik yang diukur oleh pengamat
yang bergerak relatif terhadap benda selalu lebih pendek daripada panjang yang
diukur oleh pengamat yang diam terhadap benda. Pemekaran panjang atau jarak ini
dikenal dengan sebutan kontraksi panjang.
Kontraksi panjang

1 𝑣2

𝐿 = 𝐿𝑝 = 1 − 2 𝐿𝑝
𝛾 𝑐

Panjang 𝐿𝑝 disebut panjang sejati (proper length), yaitu panjang (atau jarak)
antara dua titik yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kedua titik tersebut.
Adapun L disebut panjang relativistik, karena diukur oleh pengamat yang bergerak
terhadap kedua titik.

C. Massa, Momentum, dan Energi Relativistik


1. Massa Relativistik
Massa relativistik
𝑚𝑜
𝑚= = 𝛾𝑚𝑜
2
√1 − 𝑣2
𝑐
𝑚𝑜 disebut massa diam, yaitu massa yang diukur terhadap kerangka acuan
(pengamat) yang terhadapnya benda adalah diam. Dalam kerangka acuan lainnya,
massa relativistik m selalu akan lebih besar dari massa diam 𝑚𝑜 dengan faktor 𝛾.

8
2. Momentum Relativistik
𝑚𝑜 𝑣
𝑝 = 𝑚𝑣 = 𝛾𝑚𝑜 𝑣 =
2
√1 − 𝑣2
𝑐

3. Energi Relativistik
Bentuk asli hukum II Newton yang diajukan oleh Newton berbunyi: “gaya
adalah laju perubahan momentum”.
𝑑𝑝 𝑑(𝑚𝑣)
𝐹= =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Kita telah mengetahui bahwa pada fenomena relativistik ada faktor koreksi
bernilai 𝛾. Sehingga energi kinetik relativistik menjadi.
𝐸𝑘 = 𝛾𝑚𝑜 𝑐 2 − 𝑚𝑜 𝑐 2
𝐸𝑘 = 𝑚𝑐 2 − 𝑚𝑜 𝑐 2
Karena 𝑚 = 𝛾𝑚𝑜
Jadi, ada kesetaraan antara massa dan energi. Bila partikel memiliki massa m,
berarti partikel itu memiliki energi total sebesar
𝐸 = 𝑚𝑐 2
Kesetaraan massa dan energi ini dikemukakan pertama kali oleh Einstein,
sehingga dikenal sebagai Hukum Kesetaraan Massa-Energi Einstein.
Energi diam: 𝐸𝑜 = 𝑚𝑜 𝑐 2
Energi total: 𝐸 = 𝑚𝑐 2
Energi kinetik sebuah partikel yang bergerak relativistik (mendekati kecepatan
cahaya) sama dengan selisih antara energi total dengan energi diamnya.
𝐸𝑘 = 𝐸 − 𝐸𝑜
Agar lebih mudah mengingat rumus energi, kita tetap konsekuen menggunakan
tetapan transformasi 𝛾 dan hasilnya di bawah ini.
Energi diam : 𝐸𝑜 = 𝑚𝑜 𝑐 2
Energi total : 𝐸 = 𝛾𝐸𝑜 = 𝛾𝑚𝑜 𝑐 2 = 𝑚𝑐 2
Energi kinetik : 𝐸𝑘 = 𝐸 − 𝐸𝑜 = (𝛾 − 1)𝐸𝑜 = (𝛾 − 1)𝑚𝑜 𝑐 2

4. Hukum Kekekalan Energi Relativistik

9
Jika sebuah benda dalam keadaan diam (massa diam 𝑚𝑜 ) membelah secara
spontan menjadi dua bagian (massa diam masing-masing 𝑚𝑜1 dan 𝑚𝑜2 ) yang
bergerak masing-masing dengan kelajuan 𝑣1 dan 𝑣2 , maka berlaku hukum
kekekalan energi relativistik, yaitu energi relativistik awal sama dengan energi
relativistik akhir.

10
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Transformasi Galileo adalah perumusan yang disusun oleh Galileo dengan
berpegang pada relativitas Newton, sedangkan transformasi Lorentz adalah
perumusan yang disusun oleh Lorentz dengan menambahkan faktor koreksi 𝛾
untuk menyempurnakan transformasi Galileo. Adapun postulat relativitas
khusus adalah postulat yang dikemukakan oleh Einstein mengenai peristiwa-
peristiwa relativistik.
Pemekaran waktu disebut juga dilasi waktu adalah efek bertambah lamanya
selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap kejadian.
Begitu pula halnya pada kontraksi panjang, yaitu pemendekan panjang benda
atau jarak antara dua titik yang diukur oleh pengamat yang bergerak relatif
terhadap benda.
Massa relativistik adalah massa yang diukur terhadap kerangka acuan
(pengamat) yang terhadapnya benda adalah bergerak, momentum relativistik
adalah momentum yang telah mendapat faktor koreksi untuk peristiwa
relativistik. Adapun energi relativistik adalah energi yang dimiliki partikel
bermassa m yang dikenal sebagai hukum kesetaraan massa-energi Einstein.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penulis hanyalah supaya makalah ini dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

11
Daftar Pustaka

Beiser, Arthur. 1986. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.


Kanginan, Marthen. 2002. Fisika SMA Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Young dan Freedman. 2003. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai