Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Indonesia saat ini sangat berkembang teknologi pengolahan tanaman
obat tradisional. Teknologi pengolahan untuk mendapatkan kualitas mutu
kandungan tanaman obat sangat penting. Pengolahan tanaman sangat penting
karena pengolahan yang baik akan menghasilkan produksi yang baik. Jika
teknologi pengolahan tidak benar maka hasilnya akan buruk atau toksik bagi
manusia.

Teknologi pengolahan Tanaman Obat terdiri dari beberapa tahapan yaitu


sortasi, pencucian, penirisan atau pengeringan, penyimpanan dan pengolahan.
Sortasi dilakukan setelah panen pada komiditi tanaman obat. Tanaman obat yang
diambil daun, rimpang atau umbi dibersihkan dari kotoran. Bagian tanaman yang
sudah dipanen lalu dipisahkan dari bagian yang busuk, tanah, pasir maupun gulma
yang menempel harus dibersihkan. Ada beberapa tanaman yang dihasilkan
melalui umbi seperti jahe, kunyit, kencur dan keladi tikus.

Pencucian dilakukan setelah disortir. Pencucian sebaiknya dengan


menggunakan air mengalir dengan mencuci bagian tanaman yang dipanen.
Pencucian dapat dilakukan dengan air mengalir dari mata air atau PAM.
Pencucian dapat dilakukan dengan cara merendam sambil disikat dengan
menggunakan air bersih. Saat dicuci tidak boleh terlalu lama untuk menghindari
zat-zat tertentu yang terdapat dalam bahan dapat larut dalam air yang dapat
mengakibatkan mutu bahan menurun. Rimpang atau umbi diperbolehkan untuk
disikat bagian lekukannya dan bagian daun-daunan cukup dicuci sampai bersih.
Setelah pencucian umbi, rimpang dan daun ditiriskan pada rak pengering.

Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau


menghilangkan air dari suatu bahan dengan menggunakan sinar matahari.
Pengeringan dapat memberikan keuntungan antara lain: memperpanjang masa
simpan, mengurangi penurunan mutu sebelum diolah lebih lanjut, memudahkan

[Type text] Page 1


dalam pengangkutan, menimbulkan aroma khas pada bahan serta memiliki nilai
ekonomi lebih tinggi. Pengeringan Bahan dapat dilakukan diatas para-para dengan
menggunakan sinar matahari dan ditutupi dengan kain hitam juga dapat dilakukan
dengan kombinasi antara sinar matahari dengan alat. Bahan Herbal yang sudah
dikeringkan disebut Simplisia.

Dalam makalah ini penyusun memilih simplisia KayuManis untuk di


jadikan contoh. Kayu manis adalah salah satu bumbu makanan tertua yang
digunakan manusia. Bumbu ini digunakan di Mesir Kuno sekitar 5000 tahun yang
lalu, dan disebutkan beberapa kali di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Kayu
manis juga secara Tradisional dijadikan sebagai Supplement untuk berbagai
penyakit, dengan dicampur Madu, misalnya untuk pengobatan penyakit radang
Sendi, Kulit, Jantung dan Perut Kembung.

Kayu manis (Cinnamomum burmani) memang memiliki efek farmakologis


yang dibutuhkan dalam obatobatan. Tumbuhan yang kulit batang, daun, dan
akarnya bias dimanfaatkan sebagai obat-obatan ini berkhasiat sebagai peluruh
kentut (carminative), peluruh keringat (diaphoretic), antirematik, meningkatkan
napsu makan (istomachica), dan menghilangkan sakit (analgesik). Kandungan
kimia ada terdapat dalam kayumanis adalah minyak atsiri, eugenol, safrole,
sinamaldehide, tanin, kalsiumoksalat, damar, dan zat penyamak. Sifat kimia dari
kayu manis adalah pedas, sedikit manis, hangat, dan wangi. Menurut pakar obat-
obatan herbal, Prof Hembing Wijaya kusuma, kayumanis memiliki banyak khasiat
obat. Diantaranya, obat asamurat, tekanan darah tinggi (hipertensi), radang
lambung atau maag (gastritis), tidak napsu makan, sakit kepala (vertigo),
masukangin, perut kembung, diare, muntah-muntah, hernia, susah buang air besar
,sariwan, asma, sakit kuning, dan lain-lain.

Sehingga Penyusun mencoba untuk memberikan penjelasan tentang


khasiat dari salah satu tanaman herbal yaitu kulit kayu manis
(Cinnamomumburmani) yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Maka dari
itu penyusun menyajikannya dalam bentuk makalah, dimana akan dijelaskan
tentang manfaat yang dapat dihasilkan oleh kayu manis itu. Melihat dari

[Type text] Page 2


banyaknya manafaat dari pohon kayu manis ini, sementara produksinya masih
terbatas pada tempat-tempat tertentu saja.

1.2RumusanMasalah

Didalam makalah ini adapun hal-hal yang akan dibahas. Diantaranya


tentang:
1. Apayangdimaksuddengantanamanobatatau simplisia itusendiri?
2. Metode pengolahan simplisia yang baik dan benar
3.Contoh macam-macam jenis simplisia
4. Morfologi bagianbagian kayu manis
5. Kandunganyangadadidalamkayumanistersebut
6. Manfaatdari simplisia kayu manis

1.3TujuanMakalah

Adapun tujuan yang ingin didapat pada penyusu nmakalah ini adalah agar
pembaca dapat memahami tentang simplisia terutama pada simplisia Kayu Manis.
Dari kandungannya, manfaatnya, cara memperolehnya serta pengolahan dari kayu
manis itu sendiri.

[Type text] Page 3


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali diyatakan lain simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati,
simplisia hewani dan simplisia pelikan atau mineral.

2.2 Jenis Simplisia

1. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian


tanaman atau eksudat tanaman. Yang dimaksud dengan eksudat tanaman
adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan
cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang
dengan cara tertent dipisahkan dari tanamannya.
2. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh , bagian
hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
zat kimia murni.
3. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana
dan belum berupa zat kimia murni.

Untuk menjamin keseragaman senyawa aktif, keamanan maupun kegunaannya,


maka simplisia harus memenuhi persyaratan minimal. Dan untuk memenuhi
persyarata minimal tersebut, ada beberapa faktor yang berpengaruh , antara lain
adalah :

1. Bahan baku simplisia.


2. Proses pembuatan simplisia termasuk cara penyimpanan bahan baku
simplisia.
3. Cara penepakan dan penyimpanan simplisia.

[Type text] Page 4


2.3 Pembuatan simplisia secara umum

1. Bahan baku

Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati , merupakan salah


satu faktor yang dapat mempengaruhi mutu simplisia. Sebagai sumber
simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau berupa tanaman
budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh dengan
sendirinya di hutan atau tempat lain, atau tanaman yang sengaja ditanam
dengan tujuan lain, misalnya sebagai tanaman hias, tanaman pagar, tetapi
bukan dengan tujuan untuk memproduksi simplisia. Tanaman budidaya
adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia.
Tanaman simplisia dapat di perkebunan yang luas, dapat diusahakan oleh
petani secara kecil-kecilan berupa tanaman tumpang sari atau Tanaman
Obat Keluarga. Tanaman Obat Keluarga adalah pemanfaatan pekarangan
yang sengaja digunakan untuk menanam tumbuhan obat.

2. Dasar pembuatan simplisia

a. Simplisia dibuat dengan cara pengeringan

Pembuatan simplisia dengan cara ini dilakukan dengan pengeringan


cepat, tetapi dengan suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan yang
terlalu lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi
kapang. Pengeringan dengan suhu yang tinggi akan mengakibatkan
perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. Untuk mencegah
hal tersebut, untuk simplisia yang memerlukan perajangan perlu diatur
panjang perajangannya, sehingga diperoleh tebal irisan yang pada
pengeringan tidak mengalami kerusakan.

b. Simplisia dibuat dengan fermentasi.

Proses fermentasi dilakukan dengan seksama, agar proses tersebut


tidak berkelanjutan kearah yang tidak diinginkan.

[Type text] Page 5


c. Simplisia dibuat dengan proses khusus.

Pembuatan simplisia dengan penyulingan, pengentalan eksudat nabati,


penyaringan sari air dan proses khusus lainnya dilakukan dengan
berpegang pada prinsip bahwa pada simplisia yang dihasilkan harus
memiliki mutu sesuai dengan persyaratan.

d. Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air.

Pati, talk dan sebagainya pada proses pembuatannya memerlukan air.


Air yang digunakan harus terbebas dari pencemaran serangga, kuman
patogen, logam berat dan lain-lain.

3. Tahap pembuatan

Pada umumya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut :

a. Pengumpulan Bahan Baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain


tergantung pada :

1. Bagian tanaman yang digunakan.


2. Umur tanaman yang digunakan.
3. Waktu panen.
4. Lingkungan tempat tumbuh.

Secara garis besar, pedoman panen sebagai berikut :

1. Tanaman yang pada saat panen diambil bijinya yang telah tua
seperti kedawung (Parkia rosbbrgii), pengambilan biji ditandai
dengan telah mengeringnya buah. Sering pula pemetikan
dilakukan sebelum kering benar, yaitu sebelum buah pecah secara
alami dan biji terlempar jauh, misal jarak (Ricinus cornrnunis).
2. Tanaman yang pada saat panen diambil buahnya, waktu
pengambilan sering dihubungkan dengan tingkat kemasakan,

[Type text] Page 6


yang ditandai dengan terjadinya perubahan pada buah seperti
perubahan tingkat kekerasan misal labu merah (Cucurbita
n~oscllata). Perubahan warna, misalnya asam (Tarnarindus
indica), kadar air buah, misalnya belimbing wuluh (Averrhoa
belimbi), jeruk nipis (Citruis aurantifolia) perubahan bentuk buah,
misalnya mentimun (Cucurnis sativus), pare (Mornordica
charantia).
3. Tanaman yang pada saat panen diambil daun pucuknya
pengambilan dilakukan pada saat tanaman mengalami perubahan
pertumbuhan dari vegetatif ke generatif. Pada saat itu
penumpukan senyawa aktif dalam kondisi tinggi, sehingga
mempunyai mutu yang terbaik. Contoh tanaman yang diambil
daun pucuk ialah kumis kucing (Orthosiphon starnineus).
4. Tanaman yang pada saat panen diambil daun yang telah tua, daun
yang diambil dipilih yang telah membuka sempurna dan terletak
di bagian cabang atau batang yang menerima sinar matahari
sempurna. Pada daun tersebut terjadi kegiatan asimilasi yang
sempurna. Contoh panenan ini misal sembung (Blumea
balsamifera).
5. Tanaman yang pada saat panen diambil kulit batang,
pengambilan dilakukan pada saat tanaman telah cukup umur.
Agar pada saat pengambilan tidak mengganggu pertumbuhan,
sebaiknya dilakukan pada musim yang menguntungkan
pertumbuhan antara lain menjelang musim kemarau.
6. Tanaman yang pada saat panen diambil umbi lapis, pengambilan
dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimum dan
pertumbuhan pada bagian di atas tanah berhenti misalnya bawang
merah (Allium cepa).
7. Tanaman yang pada saat panen diambil rimpangnya, pengambilan
dilakukan pada musim kering dengan tanda-tanda mengeringnya
bagian atas tanaman. Dalam keadaan ini rimpang dalam keadaan
besar maksimum. Panen dapat dilakukan dengan tangan,

[Type text] Page 7


menggunakan alat atau menggunakan mesin. Dalam ha1 ini
keterampilan pemetik diperlukan, agar diperoleh simplisia yang
benar, tidak tercampur dengan bagian lain dan tidak merusak
tanaman induk. Alat atau mesin yang digunakan untuk memetik
perlu dipilih yang sesuai. Alat yang terbuat dari logam sebaiknya
tidak digunakan bila diperkirakan akan merusak senyawa aktif
simplisia seperti fenol, glikosida dan sebagainya.

b. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran kotoran atau


bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Misalnya pada
simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan bahan asing
seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak,
serta pengotoran lainnya harus dibuang. Tanah mengandung
bermacam-macam mikroba dalam jurnlah yang tinggi, oleh karena itu
pembersihan simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi
jumlah mikroba awal.

c. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran


lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan
dengan air bersih, misalnya air dari mata air, air sumur atau air PAM.
Bahan simplisia yang mengandung zat yang mudah larut di dalam air
yang mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang sesingkat
mungkin. Menurut Frazier (1978), pencucian sayur sayuran satu kali
dapat menghilangkan 25% dari jumlah mikroba awal, jika dilakukan
pencucian sebanyak tiga kali, jumlah mikroba yang tertinggal hanya
42% dari jumlah mikroba awal. Pencucian tidak dapat membersihkan
simplisia dari semua mikroba karena air pencucian yang digunakan
biasanya mengandung juga sejumlah mikroba. Cara sortasi dan
pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal
simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor,

[Type text] Page 8


maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat
bertambah dan air yang terdapat pada permukaan bahan tersebut
dapat menipercepat pertumbuhan mikroba. Bakteri yang umumnya
terdapat dalam air adalah
Pseudomonas,Proteus,Micrococcus,Bacillus,Streptococcus,Enterobac
ter dan Escherishia. Pada simplisia akar, batang atau buah dapat pula
dilakukan pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah
mikroba awal karena sebagian besar jumlah mikroba biasanya terdapat
pada permukaan bahan simplisia. Bahan yang telah dikupas tersebut
mungkin tidak memerlukan pencucian jika cara pengupasannya
dilakukan dengan tepat dan bersih.

d. Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan.


Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses
pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru
diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh
selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat
mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan
dengan ukuran yang dikehendaki.

Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin cepat penguapan


air, sehingga mempercepat waktu pengeringan. Akan tetapi irisan
yang terlalu tipis juga dapat menyebabkan berkurangnya atau
hilangnya zat berkhasiat yang mudah menguap. Sehingga
mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan. Oleh karena
itu bahan simplisia seperti temulawak, temu giring, jahe, kencur dan
bahan sejenis lainnya dihindari perajangan yang terlalu tipis untuk
mencegah berkurangnya kadar minyak atsiri. Selama perajangan
seharusnya jumlah mikroba tidak bertambah. Penjemuran sebelum
perajangan diperlukan untuk mengurangi pewarnaan akibat reaksi

[Type text] Page 9


antara bahan dan logam pisau. Pengeringan dilakukan dengan sinar
matahari selama satu hari.

e. Pengeringan

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak


mudah rusak,sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama.
Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi enzimatik
akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Air yang
masih tersisa dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan
media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.Enzim tertentu
dalam sel,masih dapat bekerja,menguraikan senyawa aktif sesaat
setelah sel mati dan selama bahan simplisia tersebut masih
mengandung kadar air tertentu. Pada tumbuhan yang masih hidup
pertumbuhan kapang dan reaksi enzimatik yang merusak itu tidak
terjadi karena adanya keseimbangan antara proses-proses
metabolisme, yakni proses sintesis, transformasi dan penggunaan isi
sel. Keseimbangan ini hilang segera setelah sel tumbuhan mati.
Sebelum tahun 1950, sebelum bahan dikeringkan, terhadap bahan
simplisia tersebut lebih dahulu dilakukan proses stabilisasi yaitu
proses untuk menghentikan reaksi enzimatik. Cara yang lazim
dilakukan pada saat itu, merendam bahan simplisia dengan etanol
70% atau dengan mengaliri uap panas. Dari hasil penelitian
selanjutnya diketahui bahwa reaksi enzimatik tidak berlangsung bila
kadar air dalam simplisia kurang dari 10%.

Pengeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan sinar matahari


atau menggunakan suatu alat pengering. Hal-ha1 yang perlu
diperhatikan selama proses pengeringan adalah suhu pengeringan,
kelembaban udara, aliran udara, Waktu pengeringan dan luas
permukaan bahan. Pada pengeringan bahan simplisia tidak dianjurkan
rnenggunakan alat dari plastik. Selama proses pengeringan bahan
simplisia, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan sehingga diperoleh

[Type text] Page 10


simplisia kering yang tidak mudah mengalami kerusakan selama
penyimpanan. Cara pengeringan yang salah dapat mengakibatkan
terjadinya "Face hardening", yakni bagian luar bahan sudah kering
sedangkan bagian dalamnya masih basah. Hal ini dapat disebabkan
oleh irisan bahan simplisia yang terlalu tebal, suhu pengeringan yang
terlalu tinggi, atau oleh suatu keadaan lain yang menyebabkan
penguapan air permukaan bahan jauh lebih cepat daripada difusi air
dari dalam ke permukaan tersebut, sehingga permukaan bahan
menjadi keras dan menghambat pengeringan selanjutnya. "Face
hardening" dapat mengakibatkan kerusakan atau kebusukan di bagian
dalarn bahan yang dikeringkan

Suhu pengeringan tergantung kepada bahan simplisia dan cara


pengeringannya. Bahan simplisia dapat dikeringkan pada suhu
300 sampai 90°C, tetapi suhu yang terbaik adalah tidak melebihi 60°C.
Bahan simplisia yang mengandung senyawa aktif yang tidak tahan
panas atau mudah menguap harus dikeringkan pada suhu serendah
mungkin, misalnya 300 sampai 450 C, atau dengan cara pengeringan
vakum yaitu dengan mengurangi tekanan udara di dalam ruang atau
lemari pengeringan, sehingga tekanan kira-kira 5 mm Hg.
Kelembaban juga tergantung pada bahan simplisia,cara pengeringan,
dan tahap tahap selama pengeringan. Kelembaban akan menurun
selama berlangsungnya proses pengeringan. Berbagai cara
pengeringan telah dikenal dan digunakan orang. Pada dasarnya
dikenal dua cara pengeringan yaitu pengeringan secara alamiah dan
buatan.

 Pengeringan Alamiah.

Tergantung dari senyawa aktif yang dikandung dalam bagian


tanaman yang dikeringkan, dapat dilakukan dua cara pengeringan:

a) Dengan panas sinar matahari langsung. Cara ini dilakitkan


untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras

[Type text] Page 11


seperti kayu, kulit kayu, biji dan sebagainya, dan
rnengandung senyawa aktif yang relatif stabil. Pengeringan
dengan sinar matahari yang banyak dipraktekkan di Indonesia
merupakan suatu cara yang mudah dan murah, yang
dilakukan dengan cara membiarkan bagian yang telah
dipotong-potong di udara terbuka di atas tampah-tampah
tanpa kondisi yang terkontrol sepertl suhu, kelembaban dan
aliran udara. Dengan cara ini kecepatan pengeringan sangat
tergantung kepada keadaan iklim, sehingga cara ini hanya
baik dilakukan di daerah yang udaranya panas atau
kelembabannya rendah, serta tidak turun hujan. Hujan atau
cuaca yang mendung dapat memperpanjang waktu
pengeringan sehingga memberi kesempatan pada kapang atau
mikroba lainnya untuk tumbuh sebelum simplisia tersebut
kering. F'IDC (Food Technology Development Center IPB)
telah merancang dan membuat suatu alat pengering dengan
menggunakan sinar matahari, sinar matahari tersebut
ditampung pada permukaan yang gelap dengan sudut
kemiringan tertentu. Panas ini kemudian dialirkan keatas rak-
rak pengering yang diberi atap tembus cahaya di atasnya
sehingga rnencegah bahan menjadi basah jika tiba-tiba turun
hujan. Alat ini telah digunakan untuk mengeringkan singkong
yang telah dirajang dengan demikian dapat pula digunakan
untuk mengeringkan simplisia.
b) Dengan diangin-anginkan dan tidak dipanaskan dengan sinar
matahari langsung. Cara ini terutama digunakan untuk
mengeringkan bagian tanaman yang lunak seperti bunga,
daun, dan sebagainya dan mengandung senyawa aktif mudah
menguap.

 Pengeringan Buatan

[Type text] Page 12


Kerugian yang mungkin terjadi jika melakukan pengeringan
dengan sinar matahari dapat diatasi jika melakukan pengeringan
buatan, yaitu dengan menggunakan suatu alat atau mesin
pengering yang suhu kelembaban, tekanan dan aliran udaranya
dapat diatur. Prinsip pengeringan buatan adalah sebagai berikut:
“udara dipanaskan oleh suatu sumber panas seperti lampu,
kompor, mesin disel atau listrik, udara panas dialirkan dengan
kipas ke dalam ruangan atau lemari yang berisi bahan yang akan
dikeringkan yang telah disebarkan di atas rak-rak pengering”.
Dengan prinsip ini dapat diciptakan suatu alat pengering yang
sederhana, praktis dan murah dengan hasil yang cukup baik.

Dengan menggunakan pengeringan buatan dapat diperoleh


simplisia dengan mutu yang lebih baik karena pengeringan akan
lebih merata dan waktu pengeringan akan lebih cepat, tanpa
dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Sebagai contoh misalnya jika
kita membutuhkan waktu 2 sampai 3 hari untuk penjemuran
dengan sinar matahari sehingga diperoleh simplisia kering dengan
kadar air 10% sampai 12%, dengan menggunakan suatu alat
pengering dapat diperoleh simplisia dengan kadar air yang sama
dalam waktu 6 sampai 8 jam.

Daya tahan suatu simplisia selama penyimpanan sangat


tergantung pada jenis simplisia, kadar airnya dan cara
penyimpanannya. Beberapa simplisia yang dapat tahan lama
dalam penyimpanan jika kadar airnya diturunkan 4 sampai 8%,
sedangkan simplisia lainnya rnungkin masih dapat tahan selama
penyimpanan dengan kadar air 10 sampai 12%.

f. Sortasi Kering

Sortasi setelah pengeringan sebenarnya merupakan tahap akhir


pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan benda-benda
asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak diinginkan dan

[Type text] Page 13


pengotoran-pengotoran lain yang masill ada dan tertinggal pada
sirnplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum sirnplisia dibungkus
untuk kernudian disimpan. Seperti halnya pada sortasi awal, sortasi
disini dapat dilakukan dengan atau secara mekanik. Pada simplisia
bentuk rimpang sering jurnlah akar yang melekat pada rimpang
terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya partikel-
partikel pasir, besi dan benda-benda tanah lain yang tertinggal harus
dibuang sebelum simplisia dibungkus.

g. Penyimpanan dan Pengepakan

Sirnplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya karena berbagai


faktor luar dan dalam, antara lain :

1. Cahaya : Sinar dari panjang gelombang tertentu dapat


menimbulkan perubahan kimia pada simplisia, misalnya
isomerisasi, polimerisasi, rasemisasi dan sebagainya.
2. Oksigen udara : Senyawa tertentu dalam simplisia dapat
mengalami perubahan kimiawi oleh pengaruh oksigen udara
terjadi oksidasi dan perubahan ini dapat berpengaruh pada
bentuk simplisia, misalnya, yang semula cair dapat berubah
menjadi kental atau padat, berbutir-butir dan sebagainya.
3. Reaksi kimia intern : perubahan kimiawi dalam simplisia yang
dapat disebabkan oleh reaksi kimia intern, misalnya oleh enzim,
polimerisasi, oto-oksidasi dan sebagainya.
4. Dehidrasi : Apabila kelembaban luar lebih rendah dari simplisia,
maka simplisia secara perlahan-lahan akan kehilangan sebagian
airnya sehingga rnakin lama makin mengecil (kisut).
5. Penyerapan air : Simplisia yang higroskopik, misalnya agar-agar,
bila disimpan dalam wadah yang terbuka akan menyerap lengas
udara sehingga menjadi kempal basah atau mencair.
6. Pengotoran : Pengotoran pada simplisia dapat disebabkan oleh
berbagai sumber, misalnya debu atau pasir, ekskresi hewan,

[Type text] Page 14


bahan-bahan asing (misalnya minyak yang tertumpah) dan
fragmen wadah (karung goni).
7. Serangga : Serangga dapat menitnbulkan kerusakan dan
pengotoran pada simplisia, baik oleh bentuk ulatnya maupin oleh
bentuk dewasanya. Pengotoran tidak hanya berupa kotoran
serangga, tetapi juga sisa-sisa metamorfosa seperti cangkang
telur, bekas kepompong, anyaman benang bungkus kepompong,
bekas kulit serangga dan sebagainya.
8. Kapang : Bila kadar air dalam simplisia terlalu tinggi, maka
simplisia dapat berkapang. Kerusakan yang timbul tidak hanya
terbatas pada jaringan simplisia, tetapi juga akan merusak
susunan kimia zat yang dikandung dan malahan dari kapangnya
dapat mengeluarkan toksin yang dapat mengganggu kesehatan.

2.4 Metodeologi dan parameter stand arisasi simplisia

Ada tiga Parameter standarisasi simplisia sebagai bahan baku yang diperlukan dalam
analisa mutu siplisia , yaitu :

1) Pengujian Pendahuluan ( Kebenaran Simplisia ) :

a. Pengujian Organoleptik

Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa


simplisia yang diuji.

b. Pengujian Makroskopik

Dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat,


untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia
yang diuji.

c. Pengujian Mikroskopik

Dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat


pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji
dapat berupa sayatan maupun serbuk. Tujuannya adalah untuk

[Type text] Page 15


mencari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas. Dari pengujian ini
akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang
spesifik bagi masing-masing simplisia. Serbuk yang diperiksa adalah
serbuk yang homogen dengan derajat kehalusan 4/18 yang
dipersyaratkan oleh MMI. Ada 4 cara pengamatan menggunakan
mikroskop yaitu :

- MIKROSKOPIK 1

Menggunakan medium air atau gliserin. Digunakan untuk


mendeteksi hablur lepas, butir pati, butir tepung sari, serabut, sel
batu, rambut penutup, rambut kelenjar lepas serta beberapa jenis
jaringan khas lainnya.

- MIKROSKOPIK 2

Serbuk terlebih dahulu dididihkan dalam larutan kloral hidra.


Butir pati akan larut akan larut dan jaringan yang berisi klorofil
menjadi jernih sehingga pengamatan dapat lebih jelas. Akan
tampak sel-sel epidermis , mesofil, rongga minyak, parenkim,
hablur, sistolit dll.

- MIKROSKOPIK 3

 Diakukan pewarnaan terhadap serbuk. Sebaiknya


dilakukan setelah serbuk dijernihkan dengan chloral
hidrat, namun dalam hal-hal tertentu boleh langsung
menambahkan pereaksi tanpa didahului penjernihan
jaringan.
 Pereaksi yang biasa digunakan misalnya floroglusin-asam
klorida akan menimbulkan warna merah pada sel yang
berisi lignin ( sel batu, serabut dan xilem ).

- MIKROSKOPIK 4

[Type text] Page 16


Dilakukan terhadap serbuk yang telah diabukan. Uji ini khusus
ditujukan untuk mendeteksi ada tidaknya kerangka silika pada
tanaman yang banyak mengandung silika seperti familia Poaceae
/ Gramineae dan Equisetaceae.

2) Parameter Non Spesifik :

a. Penetapan kadar air dengan destilasi (MMI)

Kandungan air yang berlebihan pada bahan / sediaan obat tradisional


akan mempercepat pertumbuhan mikroba dan juga dapat
mempermudah terjadinya hidrolisa terhadap kandungan kimianya
sehingga dapat mengakibatkan penurunan mutu dari obat tradisional.
Oleh karena itu batas kandungan air pada suatu simplisia sebaiknya
dicantumkan dalam suatu uraian yang menyangkut persyaratan dari
suatu simplisia.

Tujuan dari penetapan kadar air adalah utuk mengetahui batasan


maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air dalam bahan.
Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan dalam
simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga
jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan
selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai
kadar air kurang dari 10%. Penetapan kadar air dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu ;

 Metode Titrimetri

Metode ini berdasarkan atas reaksi secara kuantitatif air dengan


larutan anhidrat belerang dioksida dan iodium dengan adanya
dapar yang bereaksi dengan ion hydrogen. Kelemahan metode ini
adalah stoikiometri reaksi tidak tepat dan reprodusibilitas
bergantung pada beberapa faktor seperti kadar relatif komponen
pereaksi, sifat pelarut inert yang digunakan untuk melarutkan zat

[Type text] Page 17


dan teknik yang digunakan pada penetapan tertentu. Metode ini
juga perlu pengamatan titik akhir titrasi yang bersifat relatif dan
diperlukan sistem yang terbebas dari kelembaban udara (Anonim,
1995).

Zat yang akan diperiksa dimasukkan kedalam labu melalui pipa


pengalir nitrogen atau melalui pipa samping yang dapat disumbat.
Pengadukan dilakukan dengan mengalirkan gas nitrogen yang
telah dikeringkan atau dengan pengaduk magnit. Penunjuk titik
akhir terdiri dari batere kering 1,5 volt atau 2 volt yang
dihubungkan dengan tahanan variable lebih kurang 2.000 ohm.
Tahanan diatur sedemikian sehingga arus utama yang cocok yang
melalui elektroda platina berhubungan secara seri dengan
mikroammeter. Setiap kali penambahan pereaksi Karl Fishcer,
penunjuk mikroammeter akan menyimpang tetapi segera kembali
ke kedudukan semula. Pada titik akhir, penyimpangan akan tetap
selama waktu yang lebih lama. Pada zat-zat yang melepaskan air
secara perlahan-lahan, umumnya dilakukan titrasi tidak langsung.

 Metode Azeotropi ( Destilasi Toluena ).

Metode ini efektif untuk penetapan kadar air karena terjadi


penyulingan berulang ulang kali di dalam labu dan menggunakan
pendingin balik untuk mencegah adanya penguapan berlebih.
Sistem yang digunakan tertutup dan tidak dipengaruhi oleh
kelembaban (Anonim, 1995).

Kadar air (V/B) = Vol. Air yang terukur / bobot awal simplisia x
100%.

 Metode Gravimetri.

Dengan menghitung susut pngeringan hingga tercapai bobot tetap


(Anonim, 1995).

[Type text] Page 18


b. Penetapan susut pengeringan (MMI)

Susut pngeringan adalah kadar bagian yang menguap suatu


zat.kecuali dinyatakan lain , suhu peetapan adalah 105oC , keringkan
pada suhu penetapan hingga bobot tetap. Jika suhu lebur zat lebih
rendah dari suhu penetapan, pengeringan dilakukan pada suhu antara
5oC dan 10oC dibawah suhu leburnya selama 1 jam sampai 2 jam,
kemudian pada suhu penetapan selama waktu yang ditentukan atau
hingga bobot tetap.

Susut pengeringan = (bobot awal – bobot akhir) / bobot awal x 100%


Untuk simplisia yang tidak mengandung minyak atsiridan sisa pelarut
organik menguap, susut pengeringan diidentikkan dengan kadar air,
yaitu kandungan air karena simplisia berada di atmoster dan
ligkungan terbuka sehingga dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan
penyimpanan.

c. Penetapan kadar abu (MMI)

Penetapan kadar abu merupakan cara untuk mengetahui sisa yang


tidak menguap dari suatu simplisia pada pembakaran. Pada penetapan
kadar abu total, abu dapat berasal dari bagian jaringan tanaman
sendiri atau dari pengotoran lain misalnya pasir atau tanah.

d. Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam (MMI)

Ditujukan untuk mengetahui jumlah pengotoran yang berasal dari


pasir atau tanah silikat.

e. Penetapan kadar sari yang larut dalam air (MMI)

Pengujian ini dimaksutkan untuk mengetahui jumlah senyawa yang


dapat tersari dengan air dari suatu simplisia.

f. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanoL (MMI)

[Type text] Page 19


Pengujian ini dimaksutkan untuk mengetahui jumlah senyawa yang
dapat tersari dengan etanol dari suatu simplisia.

g. Uji cemaran mikroba

- Uji Aflatoksin

Uji ini bertujuan untuk mengetahui cemaran aflatoksin yang


dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus.

- Uji Angka Lempeng Total

Untuk mengetahui jumlah mikroba/bakteri dalam sample. Batasan


angka lempengan total yang ditetapkan oleh Kementrian
Kesehatan yaitu 10oC FU/gram.

- Uji Angka Kapang

Untuk mengetahui adanya cemaran kapang, batasan angka


lempeng total yang ditetapkan oleh Kemenkes yaitu
104 CFU/gram.

3) Parameter Spesifik :

a) Identifikasi kimia terhadap senyawa yang disari

Parameter ini digunakan untuk mengetahui identitas kimia dari


simplisia. Uji kandungan kimia simplisia digunakan untuk
menetapkan kandungan senyawa tertentu dari simplisia. Biasanya
dilakukan dengan analisa kromatografi lapis tipis (KLT). Sebelum
dilakukan KLT perlu dilakukan preparasi dengan penyarian senyawa
kimia aktif dari simplisia yang masih kasar.

Identifikasi kimia terhadap senyawa tersari

[Type text] Page 20


Kandungan kimia simplisia nabati pada umumnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut : minyak atsiri, karotenoid, steroid,
triterpenoid, alkaloid, asam lemak, senyawa fenolik ( fenol-fenol
asam fenolat, fenil propanolol, flavonoid, antrakuinon, antosianin,
xanton) asam organik, glikosida, saponin, tani, karbohidrat dan lain-
lain.

Simplisia yang diuji adalah simplisia tunggal yang berupa rajangan


serbuk, ekstrak atau dalam bentuk sediaan. Mula-mula serbuk
simplisia disari dengan larutan penyari yang berbeda-beda
polaritasnya berturut-turut pelarut non polar, pelarut kurang polar.
Masing-masing pelarut secara selektif akan memisahkan kelompok
kandungan kimia tersebut. Pelarut yang bersifat non polar seperti eter
minyak tanah (petroleum eter) atau heksan. Pelarut kurang polar
seperti eter, clhoroform dll. Pelarut yang polar seperti etanol, air atau
campuran keduanya dengan berbagai perbandingan, umumnya
dipakai etanol air 70%.

Penyarian dilakukan dengan cara pengocokan berkali-kali sehingga


hasil pengocokan terakhir bila diuapkan tidak meninggalkan sisa,
atau dengan alat soxhlet.

Untuk cara pengocokan dianjurkan untuk melakukan perendaman


awal dengan cairan penyari selama satu malam. Penggunaan alat
soxhlet hanya dianjurkan untuk penyariankandungan kimia yang
telah diketahui stabil. Penggunaan eter sebagai cairan penyari tidak
dianjurkan mengingat sifatnya yang mudah terbakar.

Dengan cara diatas akan diperoleh 3 macam sari yaitu :

1. Sari dalam eter minyak tanah atau heksana

Sari ini mengandung zat-zat kimia yang larut dalam minyak


misalnya minyak atsiri, lemak dan asam lemak tinggi, steroid,

[Type text] Page 21


dan triterpenoid, kerotenoid. Selain kelompok tersebut diatas,
kemungkinan terkandung pada klorofil dan resin yang disebut
senyawa pengotor.

2. Sari dalam eter atau kloroform

Sari ini mengandung zat-zat kimia sebagi berikut :

a) Alkaloid
b) Senyawa fenolik :

 fenol-fenol
 asam fenolat
 fenil propanoid
 flavonoid
 antrakuinon
 xanton dan stilben

c) Koponen minyak atsiri tertentu


d) Asam lemak.

3. Sari dalam etanol-air

Sari ini mengandung zat-zat kimia sebagai berikut :

 Garam alkaloid, alkaloid basa kuartener, amina


teroksidasi.
 Antosianin
 Glikosida
 Saponin
 Tanin
 Karbohidrat

[Type text] Page 22


2.5 Pengolahan Cinnamomum burmani

2.5.1 Deskriptif dari C i n n a m o m u m b u r m a n n i i

Kayu manis adalah pohon yang termasuk ke dalam jenis rempah-


rempah yang beraroma manis, dan pedas, orang biasanya menggunakan
di dalam makanan yang beraroma manis, anggur panas. Tanaman obat
Kayumanis (Cinnamomumburmannii) memiliki bentuk seperti semak
dan pohon kecil, dengan tinggi 5-15m, kulit kayu memiliki bau yang
khas. Daun berbentuk lonjong, panjang 4-14cm, lebar 1,5-6cm,
permukaan atas halus, permukaan bawah berambut, berwarna kelabu
kehijauan. Bungan majemuk malai. Buah adalah buah buni, panjang
lebih kurang 1cm.

Kayu manis Merupakan spesies yang berasal dari Family Lauraceae


.Dalam bahasa Indonesia biasa disebut kayu manis. Penyebaran
Cinnamomumburmannii di Indonesia banyak terdapat di daerah
Sumatra, khususnya di daerah Sumatra Barat dan Kerinci. Warga
Lauraceae seperti Cinnamomumburmanniiini, merupakan penghuni
daerah-daerah yang seluruhnya mencakup lebih dari 1000 jenis yang
terbagi dalam sekitar 50 marga. Tanaman ini juga terdapat didaerah
Srilanka. Tetapi di daerah Srilanka, kulit batangnya lebih tipis dari
kulit batang

2.5.2 Cinnamomumburmannii yang ada di Indonesia.

Dikenal 2 varietasnya yaitu:

1. Varietas pertama yang berdaun muda berwarna mera pekat


Varietas pertama terdiri dari 2 tipe, ialah tipe pucuk merah tua dan
tipe pucuk merah muda. Varietas yang banyak ditanam di daerah
pusat produksi di Sumatra Barat dan Kerinci adalah varietas
pertama.
2. Varietas kedua berdaun hijau ungu
Varietas kedua hanya didapat dalam jumlah populasi yang kecil.
Kayu manis pucuk merah mempunyai kualitas yang lebih baik,

[Type text] Page 23


tetapi produksinya lebih rendah dari pada kayumanis yang
berpucuk hijau.
2.5.3 Nama umum
Di Indonesia: Nama daerahnya seperti holim/holim manis(Sumatra),
modang siak-siak (Batak), kanigar, kayu manis(Melayu), madang
kulit manih (Minangkabau) ,Jawa Hurumentek, kiamis (Sunda),
kanyengar (Kangean), Kesingar (NusaTenggara), kecingar, cingar
(Bali), onte (Sasak), kaninggu (Sumba), Puundinga (Flores) dan
keningar/Kaneel(Jawa).

2.5.4 KlasifikasiTumbuhan

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies :Cinnamomumburmannii(Nees&Th.Nees)

2.5.6 Ekologi

Tanaman ini tumbuh pada ketinggian 1.000-1.500m diatas permukaan


laut dengan suhu berkisar 18-23oC. Tanah yang paling cocok adalah
tanah yang subur, gembur, agak berpasir, dan kaya akan bahan organik.
Tanah liat kurang baik bagi tanaman kayu manis.Curah hujan 2.000-
2.500mm tiap tahun tanpa ada bulan yang kering.

Kayu manis umumnya ditanam secara tumpang sari dengan tanaman


kopi, pisang, dan pohon kayu lain. Bibit untuk memperbanyak tanaman

[Type text] Page 24


kayu manis dari biji dan turus cabang. Cara terbaik menggunakan biji
berasal dari pohon induk yang baik. Biji disemai dengan jarak semai
15-20cm. Benih disarankan dari biji yang tua dan masak, jangan
disimpan lebih dari 10 hari agar daya kecambahnya masih cukup baik.
Setelah berumur8-12 bulan, bibit dipindahkan kekebun dengan jarak
tanam 3-4m dengan ukuran lubang, panjang 50cm, lebar40cm, dan
dalam 40-50cm. Pemeliharaan meliputi penyiangan, penjarangan,
pemupukan, serta pengendalian hama dan gulma yang dilakukan secara
mekanis. Tanaman yang berasal dari biji dapat dipanen lebih dari 2 kali
setelah panen pertama. Tanaman yang berasal dari turus cabang
maksimum hanya dipanen 2 kali setelah panen pertama. Umur panen
terbaik 8 tahun dengan siklus peremajaan 8-10 tahun sekali. Tanaman
kayu manis setiap tahun berbunga, bunga tanaman berukuran kecil,
berwarna merah gelap sampai kekuning-kuningan dengan bintik–bintik
merah gelap. Serta mempunyai kelopak bunga yang keras dan berwarna
putih kemerah-merahan. Buah kayu manis berbentuk bulat, berukuran
kecil seperti kancing, berwarna putih, dan di dalamnya terdapat tiga
butir biji.

Cinnamomum memiliki akar tunggang dan batang yang kuat dan keras,
berkayu dan bercabang. Berbentuk pohon dengan tinggi 6-12 m.
Kadang pula mencapai 15m. Ranting tua gundul. Kulit dan daun kalau
diremas berbau kayumanis yang kuat. Dimana semua bagian memiliki
bau khas aromatic kayu manis. Daunnya merupakan daun tunggal
(kadang-kadang bertulang melengkung) yang duduknya tersebar,
kadang-kadang berhadapan, tidak mempunya ipenumpu. Daun
berpenulangan 3; panjang tangkai daun 0.5 cm sampai 1.5 cm. Pada
prosesnya, daun berlawanan atau berganti warnanya. Awalnya
berwarna merah muda kemudian berwarna hijau muda diatas. Daunnya
berbentuk bulat telur atau elips memanjang dengan ujung membulat
atau tumpul meruncing, 6-15kali 4-7cm,seperti kulit kuat.

Bunga berada ditangkai yang panjang, lemah, dan kuncupnya lembut,


bercabang dan duduk di ketiak dengan cabang yang berambut abu-abu.

[Type text] Page 25


Merupakan bunga malai. Bunganya berkelamin tunggal dan tajuten
dabunga biasanya 2-5 dan panjang3-5mm, berwarna putih kekuningan
dimana dilihat dari luar terlihat berambut abu-abu keperak-perakan,
sedikit membuka tetapi tidak rontok dan dalam waktu yang sangat
cukup setelah mekar akan sobek melintang. Biasanya tertanam pada
tepi sumbu bunga. Bunga ini memiliki 4 ruangsari. Bunga
Cinnamomumburmannii ini memiliki 12 benang sari dalam3-4
lingkaran, biasanya tersusundalam 4 lingkaran terdalam yangs teril.
Benangsari lingkaran ketiga mempunyai kelenjar ditengah-tengah
tangkai sari. Buah adalah buah buni, panjang lebih kurang 1 cm.
Didalam lingkaran tersebut terdiri atas sejumlah benang sari yang
samadengan jumlah daun-daun tenda bunga dalam lingkarannya, yang
pada lingkaran dalam sering bersifat mandul sebagai staminodium
dimana kepala sari membuka dengan katup. Bakal buah menumpang
atau terdapat dalam lekukan dasar bunganya. Dimana mempunyai 1
baka l biji yang anatrop dengan 2in-tegumen. Bakal buah menyerupa
ibuah batu. Bijinya tidak memiliki endosperm, dimana lembaga
memiliki daun lembaga yang besar didalamnya. Daun, dan kuli tbatang
(gelam) terdapa tsel-sel yang mengandung minyak atsiri. Tanaman ini
termasuk dalam tanamanC3.

2.5.7 KandunganKayuManis
Kandungan kayu manis bias dibagi menjadi dua macam yaitu yang larut
dalam air dan yang larut dalam minyak. Kalau kita memakai kayu
manis untuk bumbu masak dalam bentuk batangan maka yang kita
dapatkan hanya yang larut dalam air, sedangkan kalau kita
memasukkan bubuk kayu manis, kedua macam kandungan kayu manis
bias kita dapatkan.Sebagai pengobatan alternatif bias dimasukkan
kapsul.
Kandungan kedua macam kayu manis tersebut diantranya:
cinnamaldehyde, eugenol, trans-cinnamicacid; kelompok senyawafenol;
tannins; catechins; oligomericproanthocyanidins; limonenedanalpha-
terpineol; pinene; calcium monoterpenoidoxalates; gum; mucilages;
resins; starch; complexsugars. Coumarin dalamjumlah yang sangat
sedikit juga bias ditemukan. Mineral yang ada dalam kayu manis
diantaranya adalah kalsium, magnisium, zat besi, kalium, natrium,

[Type text] Page 26


khromium(cr), selenium, tembaga(Cu), danzing(Zn). Biarpun dalam
jumlah yang kecil, kayu manis juga mengandung vitamin A, riboflavin
(B2), niacin(B3), dan vitaminK. Karena banyak yang mencarikan
dungan kayu manis maka saya tambahkan data baru sebagai berikut:

Dalam 100gr bubuk kayu manis mengandung:


Calories 261.00
Protein(g) 3.89
FatTotal(g) 3.19
Carbohydrate(g) 79.85
Fiber-Total(g) 54.30
Sugar-Total(g) 2.17
Calcium(mg) 1228.00
Iron(mg) 38.07
Magnesium(mg) 56.00
Phosphorus(mg) 61.00
Potassium(mg) 500.00
Sodium(mg) 26.00
Zinc(mg) 1.97
Copper(mg) 0.23
Manganese(mg) 16.67
Selenium(mg) 1.10
VitaminC(mg) 28.50
Thiamin(mg) 0.08
Riboflavin(mg) 0.14
Niacin(mg) 1.30
VitaminB6(mg) 0.31
Folate-Total(mcg) 29.00
Food-Folate(mcg) 29.00
Folate-DFE(mcg_DEF) 29.00
VitaminB12(mcg) 0.00
VitaminA(IU) 280.00
Retinol(mcg) 0.00
VitaminE(mg) 0.95
VitaminK(mcg) 31.20
Fat-Saturated(g) 0.65
Fat-Monounsaturated(g) 0.48
Fat-Polyunsaturated(g) 0.53
Cholesterol(mg) 0.0

[Type text] Page 27


2.5.8 Khasiat danManfaat

Kayu manis bagi kesehatan sudah tak lazim lagi dengan rempah-rempah
yang satu ini selain bahan makanan, pengobatan juga sebagai bahan
parfum. Kayu manis sudah mendapatkan posisi yang sangat tinggi
dikalangan masyarakat tradisional sebagai bahan pengobatan, kelebihan
dari kayu manis ini untuk kesehatan.

 Manfaat dan khasiat kayu manis secara tradisional.


 Asam ura t(gout arthritis) dan keropos tulang
 Tekanandarah
 Diare
 Anti Inflamasi dan Analgetika, Antipiretika
Mengkomsumsi kayu manis dalam jumlah yang cukup
diyakini dapat membantu mengurangi nyeri pada penyakit
radang sendi ringan (artritis) dan juga bias berfungsi sebagai
anti peradangan (inflamasi) dan dapat menurunkan demam
 Mengontrol Infeksi
Kayu manis diketahui mempunyai efek Antibakteri,
Antivirus, Anti Jamur dan Antiseptik. Jika kita melihat
sejarah mesir kuno mereka menggunakan kayu manis untuk
pembalseman untuk menyimpan makanansehari-hari agar
tidak rusak.
 Maag
Bahan: Kayu manis10gram
Cara membuatnya: Rebus kayu manis dengan200cc air
hingga tersisa100cc, lalu disaring dan diminum selagi hangat.
 Sakit Kepala
 Masuk angin dan Perut Kembung

 ManfaatdanKhasiatsecaraUmum
 Memasak
Beberapa orang menambahkan minyak kayu manis saat
memasak. Minyak kayu manis yang diperoleh dari daun

[Type text] Page 28


mengandung senyawa bernama cinnamal dehyde, yang
merupakan agen penyedap yang sangat baik.
 Kamar Freshener
Aroma kayu manis yang menyenangkan minyak membuatnya
menjadi sangat efektif sebagai penyegar ruangan. Hal ini
sering ditambahkan dalam potpourris.
 Menghilangkan Nyamuk
Minyak Kayu Manis adalah penolak nyamuk yang baik.
Penelitian telahs ekarang terbukti bahwa minyak kayu manis
sangat efektif dalam membunuh larvanyamuk. Para Jurnal
Kimia Pertanian dan Makanan (sebuah jurnal ilmiah terkenal)
telah melaporkan penelitian yang dilakukan di Universitas
Nasional Taiwan . Selain dari daun kayu manis, kulitnya juga
merupakan sumber yang baik cinnamaldehyde, yang
merupakan agenaktif membunuh nyamuk.
 Tak Tonic
Kayu Manis meningkatkan aktivitas otak dan karenanya
bertindak sebagai tonik otak yang baik. Ini membantu dalam
menghilangkan ketegangan saraf dan kehilangan memori.
Penelitian di Wheeling Jesuit University di AS telah
membuktikan bahwa aroma kayu manis memiliki
kemampuan untuk meningkatkan aktivitas otak. Tim peneliti
yang dipimpin oleh DrP. Zoladz menemukan bahwa orang
yang diberikan dengan kayu manis meningkatkan mereka
mencetak gol pada kegiatan kognitif seperti prosesattentional,
memori pengakuan virtual, memori kerja, dan visual-motor
kecepatan respon.
 Pemurnian Darah
Kayu Manis membantu dalam menghilangkan kotoran darah.
Oleh karena itu sering dianjurkan untuk jerawat.
 Sirkulasi Darah

[Type text] Page 29


Kayu Manis membantu dalam sirkulasi darah karena adanya
senyawa pengencer darah didalamnya. Ini membantu
sirkulasi darah secara signifikan dalam menghilangkan rasa
sakit. Sirkulasi darah yang baik juga menjamin suplai
oksigen kesel-sel tubuh mengarah ke aktivita smetabolik
yang lebih tinggi. Anda dapat secara signifikan mengurangi
kemungkinan mendapatkan serangan jantung kayu manis
secara teratu rmengkonsumsi.
 Nyeri
Kayu manis juga anti inflamasi. Ini membantu dalam
menghilangkan kekakuan otot. Ini mengurangi nyeri dan
kekakuan otot dans endi. Kayu manis juga dianjurkan untuk
arthritis. Ha lini juga membantu dalam menghilangkan sakit
kepala yang disebabkan oleh dingin.
 Diabetes
Kayu Manis memiliki kemampuan untuk mengendalikan gula
darah. Kayu manis sangat berguna bagi Penderita diabetes
karena membantu penderita dalam menggunakan insulin.
Penelitian telah menunjukkan bahwa itu sangat sangat
membantu untuk pasien yang menderita type 2 diabetes.
Pasien diabetes type2 tidak dapat menggunakan insulin
dengan baik. Parapeneliti di US Department of Human
Nutrition Research Pusat Pertanian di Beltsville, Maryland,
mempelajari efek berbagai makanan zat termasuk kayumanis
pada gula darah. Mereka menemukan bahwa air-larut
senyawa yang disebut polifenol MHCP yang berlimpah
dalam kayu manis bertindak sinergis dengan insulin dan
membantu dalam pemanfaatan yanglebih baik dari insulin.
 Infeksi
Karena anti jamurnya, antibakteri, antivirus dan antiseptic
properti, itu efektif pada infeksi eksternal maupuni nternal.

[Type text] Page 30


Ini membantu dalam menghancurkan kuman dalam kandung
empedu dan bakteri pada infeksi Staph.
 Penyembuhan
Kayu Manis membantu dalam menghentikan perdarahan.
Oleh karena itu memfasilitasi proses penyembuhan.
 Penyakit Jantung
Hal ini di yakini bahwa kalsium dan serat yang hadir dalam
kayu manis memberikan perlindungan terhadap penyakit
jantung. Termasuks edikit kayu manis dalam makanan
membantu mereka yang menderita penyakit arteri koroner
dan tekanan darah tinggi.
 KankerColon
Hal ini juga meningkatkan kesehatan usus dan dengan
demikian mengurangi risiko usus kanker.
 Mulut Penyegar
Kayu Manis digunakan dalam permen karet karena
merupakan penyegar mulut yang baik dan menghilangkan
bau mulut.
 Parfum
Ini memiliki aroma yang menyegarkan dan secara luas
digunakan dalam pembuatan parfum.
 Gangguan Pencernaan
Kayu Manis ditambahkan dalam resep banyak etnis.Selain
menambahka rasa pada makanan, juga membantu dalam
pencernaan. Kayu Manis sangat efektif untuk gangguan
pencernaan, mual muntah, sakit perut, diare dan perut
kembung. Karena sifat karminatif, itu sangat membantu
dalam menghilangkan gas dari perut dan usus. Ini juga
menghilangkan keasaman sakit, diare dan pagi. Oleh karena
itu sering disebut sebagai tonik pencernaan.
 Masalahpernapasan

[Type text] Page 31


Kayu Manis membantu dalam dingin, flu,tenggorokan,
influenza, sakit dan kemacetan.
 Menstruasi
Kayu Manis efektif dalam memberikan bantuan dari
ketidaknyamanan menstruasi dan kram.
 Pengendalian kelahiran
Kayu manis juga membantu dalam pengendalian kelahiran
alami. Konsumsi secara teratur kayu manis setelah kelahiran
anak penundaan menstruasi dan dengan demikian membantu
dalam menghindari konsepsi.
 Menyusui
Hal ini juga percaya bahwa kayu manis membantu dalam
sekresi payudara susu.
 Diuretik
Membantu dalam sekresi dan keluarnya air seni. Hal ini juga
afrodisiak dan diyakini untuk membangkitkan gairah seksual.

2.5.9 Cara Memperolehnya

Untuk memperoleh kayu manis ini tidak diperlukan cara yang khusus
seperti memperoleh simplisia yang lainnya. Hanya cukup dengan
memanennya langsung dari pohonnya. Panen merupakan salah satu
rangkaian dari kegiatan budidaya Kayumanis
(Cinnamomumzeylanicum). Mengingat produk kayu manis sangat
spesifik yaitu berupa kulit kayu, tentunya dalam melakukan panen kulit
kayu manis memerlukan penanganan yang spesifik pula diantaranya
dengan cara menebang pohonnya atau mengelupas kulit kayunya.

Sampai saat ini kayu manis merupakan salah satu komoditi perkebunan
yang dibutuhkan banyak Negara sebagai bahan penyedap makanan dan
minuman, untuk industry farmasi dan kosmetika yang mutunya sangat
ditentukan oleh banyak factor diantaranya:

1. Umur panen

[Type text] Page 32


Umur panen sangat mempengaruhi produksi kulit kayu manis.
Semakin tua umur tanaman maka hasil kulit kayunya akan lebih
tebal sehingga produksinyapun akan lebih tinggi. Untuk
mendapatkan kualitas kulit kayu manis yang ditinjau dari bentuk
stick, umur ideal untuk dipanen adalah 6-12 tahun. Hal ini
disebabkan kulit tanaman belum begitu tebal sehingga kulit kayu
dapat menggulung dengan baik. Jika ditinjau dari kandungan
minyak atsiri, makin tua umur tanaman maka kandungan minyak
atsirinya makin tinggi pula yang dicontohkan dengan tanaman kayu
manis usia 20 tahun kandungan minyak atsirinya mencapai 3,5-
4,5% sebesar.
2. Waktu panen
Saat panen kayu manis terbaik ditandai oleh warna daun yang
sudah menjadi hijau tua dan tumbuhnya pucuk baru. Jika tanaman
sudah mempunyai tanda-tanda tersebut biasanya sudah cukup
banyak aliran getah diantara kayu dan kulit sehingga kulit mudah
terkelupas dan segera dapat dipanen. Mengingat kulit yang
diperdagangkan dalam bentuk kulit kering, maka waktu terbaik
untuk memanen atau menguliti tanaman kayu manis adalah saat
menjelang musim hujan agar setelah panen, kulit kayu dapat
langsung dijemur.
3. Sistim panen
Sistem panen sangat menentukan mutu kayu manis yang
dihasilkan, bila dalam panen kurang benar maka mutu kayu manis
akan turun. Ada tiga system panen yang dapat dilakukan yaitu:
 system tebang sekaligus
Sistem tebang sekaligus, system ini sangat umum dilakukan
oleh petani kayu manis, caranya dengan memotong
langsung tanaman hingga dekat tanah, setelah itu dikuliti.
Hal ini seperti yang dilakukan 50% petani di Sumatera
Barat (di Kabupaten Tanah datar danKabupaten Agam).
 system situmbuk

[Type text] Page 33


disebut situmbuk karena cara ini dikembangkan oleh petani
di daerah Situmbuk, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera
Barat. Pada system ini,dua bulan sebelum tanaman ditebang
kulit batang tanaman dikupas melingkar mulai dari
ketinggian 5cm dari pangkal batang hingga 80-100cm.
Selanjutnya tanaman ditebang pada ketinggian 5cm dari
pangkal batang. Tujuan menyisakan pangkal batang ini
adalah untu kmenumbuhkan tunas baru yang selanjutnya
dapat dijadikan bibit.
 system batang dipukuli sebelum ditebang .
Sistem ini dikembangkan petani didaerah Sungayang,
Kabupaten tanah Datar Sumatera Barat, dimana cara
memanen kayu manis dilakukan dengan memukuli kulit
batang secara melingkar. Dengan cara ini diharapkan kulit
yang akan diperoleh lebih tebal. Bertambahnya ketebalan
kulit karena pada bekas pukulan terjadi keretakan pada
kulit, selanjuatanya dari retakan kulit tersebut akan tumbuh
kalus baru sehingga kulit kayu tampak ada
pembengkakan.Pemukulan batang dilakukan dua bulan
sebelum tanaman dikuliiti dengan menggunakan pemukul
darik ayu.
4. Cara panen
Panen kulit kayu manis dapat dilakukan sejak tanaman berumur
muda, yang bertujuan untuk penjarangan. Penjarangan dilakukan
dengan pertimbangan beberapa faktor antara lain kesuburan lahan,
perkembangan musim, letak kebun diatas permukaan laut. Semakin
tinggi letak kebun, maka akan semakin lambat pertumbuhannya.
Panen penjarangan, panen ini dilakukan pada saat tanaman
berumur 2-3tahun, dengan tujuan untuk penjarangan tanaman,
karena jarak tanaman sudah terlalu rapat, agar tanaman tumbuh
lurus dan pertumbuhan cabang terhambat, serta untuk membuang
tanaman yang sakit dan tanaman yang pertumbuhannya terlambat.

[Type text] Page 34


Pada pertanaman kayu manis biasanya dilakukan duakali
penjarangan, namun jika penjarangan sudah dimulai sejak umur 2-3
tahun maka frekuensi penjarangan bias tiga kali sebelum
penebangan total. Interval penjarangan yang baik adalah 3-5 tahun.
Cara penjarangan dilakukanhanya dalam baris tanaman dan
tanaman yang ditebang pada ketinggian 5-10cm dari permukaan
tanah atau lehe rakar. Hal ini dilakukan agar pangkal batang yang
tidak ditebang akan bias menumbuhkan tunas-tunas baru.
Panentotal, yaitu tanaman yang ada dikebun seluruhnya ditebang,
termasuk tunas yang dibiarkan tumbuh dari pangkal batang bekas
penjarangan pertama dan kedua. Panen total biasanyadilakukan
setelah tanamanberumur 15tahun, Carapanen seperti pada
penjarangan yaitu ditebang pada ketinggian 5-10cm.
5. Pengelupasan kulit kayu
Pengelupasan kulit kayu manis, dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan cara pengulitan sebelum tanaman ditebang dan
pengulitan setelah ditebang. Pengulitan sebelum ditebang, cara ini
pengelupasan sebelum ditebang dianggap lebih praktis jika
disbanding setelah ditebang. Kebersihan kulit akan tetap terjamin
karena batang tanaman belum menyentuh tanah jadi belum kotor.
Untuk meperoleh kulit kayu bermutu baik (bagian luarnya tampak
bersih), sebaiknya sebelum pengulitan, kulit yang masih melekat
pada tanaman dibersihkan dari lumut / kotoran dengan cara
dikerok, sehingga kulit tampak hijau kekuningan dan permukaan
luarnya licin. Setelah dibersihkan, kulit dikerat melingkari batang
pada ketinggian5-10cm diatas leher akar dan pada ketinggian
100cm dari keratin pertama. Selanjutnya pada kulit diantara batas
keratin bawah dan atas ditoreh tegak lurus dalam bentuk garis-garis
dengan jarak sekitar5-10cm, lalu dengan menggunakan pisau
pengungkit, kulit dicungkil dari lingkaran atas dan ditarik kebawah.
Sehingga diperoleh kulit selebar5-10cm dan panjang 100cm.
Pengulitan setelah ditebang, pengulitan setelah tanaman ditebang

[Type text] Page 35


banyak dilakukan petani diIndonesia. Caranya setelah ditebang
batang kayu dipukul-pukul untuk memudahkan pengelupasan.
Kulit kayu yang dihasilkan dengan cara ini, berkualitas rendah
(kualitasC) bahkan setelah dijemur berwarna hitam

2.5.10 Cara Pengolahannya

Pengolahan merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan pasca panen


kayu manis (Cinnamomumzeylanicum). Pengolahan bertujuan untuk
mendapatkan produk kayu manis yang siap diperdagangkan. Kegiatan
pengolahan sangat penting sebagai lanjutan setelah kulit kayu manis
dipanen dan selanjutnya diproses agar menjadi produk siap jual. Untu
kmenghasilkan produk siap jual, maka pengolahan harus dilakukan
dengan baik aga rmemperoleh produkbermutu baik karena akan
berpengaruh pada tingkat harga jual.

Kulit kayu manis yang kurang bersih dan penjemuran yang kurang
berhasil yang menyebabkan kulit kayu manis berjamur, hal akan
berdampak padakualitas produkyang rendah dan harganya pun juga
rendah. Sebagai produk perdagangan, ada beberapa bentuk produk
kayu manis antara lain berupa kulit kayu, minyak atsiri, oleoresin dan
bubuk kayu manis.

1) Kulit kayu manis


Produk kayu manis merupakan hasil utama dari kayu manis.
Produk ini berupa potongan kulit yang dikeringkan. Sampai saat
ini kulit kayu manis merupakan komoditas ekspor penghasil
devisa yang dapat diandalkan bersaing dengan India, Srilanka,
Vietnam dan RRC. Untuk memenuhi mutu internasional,
pengusaha mengolah kembali(upgrading) kulit kayu manis yang
dihasilkan oleh produsen melalui perlakukan sebagaiberikut:
pencucian dan pembersihan, kegiatan ini dilakukan dengan cara
merendam kulit kayu dalam air selama 12 jam agar kulit yang
sudah kering menjad ilemas sehingga gulungannya terbuka.

[Type text] Page 36


Selanjutnya kulit yang sudah terbuka tersebut digosok dengan
kain untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit.
pengeringan, setelah dibersihkan, kulit dijemur selama 3-4 hari
sehingga lembaran kulit menjadi kering dan kembali menggulung
penyortiran awal, kulit yang sudah kering disortir kebersihan dan
kadar airnya. Kulit yang masih kotor dibersihkan kembali.
Penyortiran juga dilakukan untuk memisahkan asal kulit yaitu
kulit yang berasal dari batang akan menghasilkan mutu A, dari
cabang menghasilkan mutuB dari ranting menghasilkan mutuC
pemotongan, setelah diikat kulit kayu manis dicelupkan beberapa
saat dalam air dan dipotong dengan gergaji menurut ukuran yang
dikehendaki pasar biasanya antara5-7,5cm. Tujuan pencelupan ini
hanya untuk mengurangi pecahan kulit saat dipotong
penyortiran akhir, setelah dipotong hasil potongan kembali di
sorttasi. Sortasi disini hanya untuk mendapatkan panjang
potongan yang seragam.
pengepakan, setelah disortasi sesuai keseragaman dan ukuran,
selanjutnya kayu manis dikemas dalam peti. Sedangkan pecahan
dan debu kayu manis hasil dari penggergajian dikemas dalam
karung, yang didalam perdagangan produk pecahan disebut kelas
broken dan debunya disebut dust.
penyimpanan, dilakukan ditempat yang memenuhi syarat
sehingga tidak terkontaminasi oleh kotoran,serangga dan tikus.
2) Minyak atsiri
Minyak atsiri kayu manis merupakan produk samping dari
tanaman kayu manis. Minyakini mengandung bahan kimia
organic yang membentuk aroma khas. Minyak atsiri dapat
diperoleh dari kulit ranting dan daun. Minyak atsiri kayu manis
banyak diminta oleh Amerika Serikat dan Eropa untuk keperluan
industry makanan,minuman maupun farmasi.
3) Oleoresin

[Type text] Page 37


Oleoresin kayu manis suda hmulai digunakan sejak awal abad 19.
Kandungan oleoresin menjadi lebih baik disbanding produk
aslinya seperti kulit atau bubuknya. Keuntungan dari oleoresin
disbanding produk aslinya adalah, hamper seluruh bagian
tanaman dapat dimanfaatkan, volume ekspor berkurang, nilai bias
tetap atau lebih tinggi karena tidak membutuhkan banyak ruang,
kemasannya kecil, sisa hasil olahannya dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan lain sepertipu puk serta tidak akan rusak karena
kontaminasi. Cara mendapatkan oleoresin kayumanis dapat
dilakukan melalui ekstraksi. Tahapan ekstraksi kayu manis
sehingga mendapatkan oleoresinsebagaiberikut:
Bahan baku kayu manis yang dipergunakan sebagai bahan baku
dihancurkan untuk memudahkan bahan pelarut masuk ke dalam
tahap ekstraksi berikutnya
bahan baku yang telah dihancurkan dimasukkan kedalam ruang
ekstraksi untuk menghindarkan menguapan minyak atsiri,seluruh
bahan baku harus terendam dalam bahan pelarut alirkan hasil
ekstraksi yang merupakan bahan pelarut dan oleoresin ke dalam
ruang pemisah dari kedua bahan tersebut. Pemisahan dilakukan
dalam ruang vakum (hampau dara) masukkan oelooresin yang
sudah terpisah dari bahan pelarut ke dalam botol atau kemasan
lain pada saat keadaannya masih panas dan cair.
4) Bubuk kayu manis
Bubuk kayu manis mempunyai sifat yang sama dengan kulit kayu
manis karena merupakan produk lanjutan dari kulit kayu manis.
Bubuk ini mengandung minyak atsiri, berasa pedas dan
mengandung bahan mineral dan kimia organic seperti protein,
karbohidrat dan lemak. Untuk mendapatkan bubuk kayu manis
dapat dilakukan dengan cara menggiling kulit kayu manis kering.
Selain melalui penggilingan, bubuk kayu manis dapat diperoleh
dari debu hasil penggergajian kulit kayu manis. Bubuk kayu
manis ini biasanya dikemas dalam karung.

[Type text] Page 38


[Type text] Page 39
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Beberapa hal yang dapat kami simpulkan dari pembahasan diatas adalah
sebagai berikut:

 Kayum manis adalah sejenis rempah-rempah yang diperoleh dari kulit


bagian dalam beberapa species pohon dengan genusCinnamomum
 Diskripsi tanaman: tanaman kayu, anisini, ketinggiannya 2,5 sampai 5
meter hingga bias mencapai 15m, dan diameter batangnya mencapai
30cm, tanaman ini bias tumbuh di daerah antara 1000 hingga 1500 meter
diatas permukaan laut. Tanaman ini bisa ditemukan dihutan, dan
biasanya daunnya rimbun. Cinnamomum memiliki akar tunggang dan
batang yang kuat dan keras, berkayu dan bercabang. Dimana disemua
bagiannya mempunyai aroma yang khas.
 Nama daerahnya seperti: holim/holimmanis (Sumatra), modang siak-
siak (Batak), kanigar, kayu manis (Melayu), madang kulit manih
(Minangkabau), Jawa Hurumentek, kiamis (Sunda), kanyengar
(Kangean), Kesingar (NusaTenggara), kecingar, cingar( Bali), onte
(Sasak), kaninggu (Sumba), Puundinga (Flores) dan keningar/Kaneel
(Jawa)

KlasifikasiTumbuhan

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Magnoliidae

[Type text] Page 40


Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies :Cinnamomumburmannii(Nees&Th.Nees)

Kandungan dalam kayu manis


cinnamaldehyde, eugenol, trans-cinnamicacid; kelompok senyawafenol;
tannins; catechins; oligomeric proanthocyanidins; limonene dan alpha-
terpineol; pinene; calcium monoterpenoidoxalates; gum; mucilages;
resins; starch; complex sugars sertater dapat pula mineral.
ManfaatKayuManis:
Bumbu Penyedap, Pemurnian darah, Sirkulasi, Darah, Nyeri,
Penyembuhan Diabetes, Penyakit Jantung, Kanker Colon, Penyegar mulut,
Parfum, Gangguan pencernaan, Masalah pernapasan, Menstruasi,
Pengendalian kelahiran, Menyusui, Diuretik, dan Otak Tonic.

Cara memperoleh

Kayu manis hanya cukup dengan cara memanennya langsung dari


pohonnya.

Pengolahan kayu manis

Antara lain berupa kulit kayu, minyak atsiri, oleoresin dan bubuk kayu
manis.

3.2.Saran

Tanaman kayu manis sebagai tumbuhan langka sehingga perlu dibudidayakan


agar tidak terjadi kepunahan. Kita bias menanamnya sebagai tanaman hias
didepan rumah, karena daunnya bias langsung diambil sebagai pengharum
masakan tanpa perlu olahan dari pabrik.

[Type text] Page 41


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Frazier, W.C dan W.C Westhoff, 1978, Food Microbiology, Mc Graw Hill
Publishing Co.ltd, New Delhi,India

[Type text] Page 42

Anda mungkin juga menyukai