MendeleySEMINAR Azizah
MendeleySEMINAR Azizah
PENDAHULUAN
Sejak zaman dahulu etilen dimanfaatkan dengan cara-cara yang aneh oleh
masyarakat kuno di beberapa negara, antara lain masyarakat Mesir kuno melukai
batang pohon ara atau pohon tin, yaitu dengan maksud dapat mempercepat proses
pematangan buahnya, karena diyakini luka di bagian tubuh tanaman dapat
merangsang peningkatan produksi etilen (hormon pertumbuhan). Kemudian
masyarakat Cina kuno membakar dupa di dekat pohon pear, di dalam ruang tertutup
untuk mempercepat pematangan buahnya, lalu pada tahun 1864 di Eropa, di yakini
juga bahwa gas yang berasal dari lampu gas di pinggir-pinggir jalan, dapat
menyebabkan pembesaran pada batang pohon secara abnormal.
Penggunaan etilen dalam industri kimia dengan produk hasil akhir yang
sangat beragam, meliputi: plastik dan berbagai macam kemasan, isolasi kabel,
kemasan industri dan pertanian, kain tenun dan berbagai macam penutup, pipa,
saluran dan berbagai macam bahan bangunan, drum, guci, kontainer, botol dan rak-
rak untuk menahan botol, bahan antibeku, dan pelarut.
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa itu senyawa etilena.
2. Mengetahui struktur etilena.
3. Mengetahui reaksi yang terjadi pada senyawa etilena,
4. Mengeahui apa manfaat senyawa etilena.
5. Mengetahui mekanisme pada pembungkus oksidator etilen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Etilen adalah yang paling sederhana dari senyawa organik yang dikenal
sebagai alkena, yang mengandung ikatan ganda karbon-karbon. Etilen adalah gas
tidak berwarna, yang mudah terbakar memiliki rasa manis dan bau. Senyawa etilen
pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas etilen. Sumber
alami dari etilen mencakup gas alam dan minyak bumi juga merupakan hormon alami
pada tanaman, di mana ia menghambat pertumbuhan dan mendorong gugurnya daun,
dan buah-buahan, di mana ia mendorong pematangan. Etilen merupakan bahan kimia
organik industri yang penting. Etilen dihasilkan oleh pemanasan baik gas alam,
terutama komponen etana dan propana, atau minyak bumi sampai 800-900°C (1,470-
1,650°F), memberikan campuran gas etilen yang telah dipisahkan. Titik leleh etilen
adalah -169,4°C [-272,9°F], dan titik didihnya adalah -103,9 °C [-155,0°F].
Hormon Gas Etilen adalah hormon yang berupa gas yang dalam kehidupan
tanaman aktif dalam proses pematangan buah. Aplikasi mengandung ethephon, maka
kinerja sintetis etilen berjalan optimal sehingga tujuan agar buah cepat masak bisa
tercapai. Gas Etilen banyak ditemukan pada buah yang sudah tua (Vitriyatul, 2012).
Gas etilen adalah suatu senyawa volatil yang dikeluarkan oleh buah-buahan
dan sayuran segar. Jumlah gas etilen yang dikeluarkan bervariasi menurut jenis buah
dan sayuran segar yang dihasilkan. Buah apel dikenal sebagai buah yang banyak
menghasilkan gas etilen. Menurut Griffin dan Sacharow dalam Simbolon (1991),
secara umum gas etilen akan mempercepat proses pematangan dan pemasakan,
kerusakan fisik dan fisiologis.
1. Inisiasi Rantai
Tahap ini diawali dengan pembentukan homolitik molekul diasil peroksida
(RCOO-OOCR) menghasilkan radikal bebas yang dinyatakan sebagai (R•).
radikal bebas inilah yang mengawali reaksi rantai.
Protein yang terbentuk akan terlihat dalam proses pematangan buah karena
akan meningkatkan enzim yang mendorong terjadinya respirasi klimaterik (Wereing
dan Phillips, 1970).
3.1 Kesimpulan
Etena atau etilena adalah senyawa alkena paling sederhana yang terdiri dari
empat atom hidrogen dan dua atom karbon yang terhubungkan oleh suatu ikatan
rangkap, karena ikatan rangkap ini etena disebut pula hidrokarbon tak jenuh.
Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase gas, sehingga disebut juga gas
etilen.
Etilena adalah monomer yang dapat dipolimerisasi. Monomer etilena
mengalami reaksi adisi membentuk polietilena.
Pemanfaatan gas etilen digunakan oleh petani salah satunya untuk membantu
dalam proses pematangan buah. Gas etilen ini bisa dihambat menggunakan
pembungkus oksidator etilen dengan (larutan KMnO4 dan tanah liat dan dibungkus
dengan kertas tissue). Setelah itu, pisang yang telah di bungkus di masukkan ke
dalam kardus beserta kertas koran dan di simpan pada kisaran suhu kamar 27-30°C.
Hasil akhir penelitian di dapatkan bahwa dalam perlakuan okidator etilen
dapat memperpanjang umur simpan dan layak dikonsumsi hingga 26 hari di
bandingkan dengan tanpa oksidator etilen yaitu 22 hari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Diah, widyatun, S.ST. 2012. Karbit Dan Cara Kerjanya Amankah Untuk.
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/11/Karbit-Dan-Cara-Kerjanya
Amankah-Untuk.html/ diakses pada 22 Februari 2018
2. Hadiwiyoto dan Soehardi. 1981. Penanganan Lepas Panen 1. Departemen
pendidikan dan kebudayaan direktorat pendidikan menengah kejuruan
3. Kader, A. A. 1992. Postharvest biology and technology. p. 15-20 In A. A. Kader
(Ed.). Postharvest Technology of Horticulture Crops. Agriculture and Natural
Resources Publication, Univ. of California. Barkeley.
4. Kamarani. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
5. Kays, S. J. 1991. Postharvest Physiology of Perishable Plant Products. New
York: An AVI Book.
6. Muzzarelli, R.A.A., Rochetti, R. 1985. Journal of Carbohydrate Polymers. 5,
461–72.
7. Priyono Wahid. 2016. Pemanfaatan Gas Etilen Oleh Petani.
http://guruilmuan.blogspot.co.id/2016/09/Pemanfaatan-Gas-Etilen-Oleh
Petani.html
8. Sacharow S, Griffin RC. 1980. Principles of Food Packaging. We Port:
Connecticut AVI Publishing Co. Inc.
9. Suyatma, EN. 2007. Mechanical and Barrier Properties of Biodegradable Made
From Chitosan Poly (latic acid) Blends. J. Polymer and The Environmen. Vol
2, No.1.
10. Utama, I Made Supartha. 2006. Peranan Teknologi Pascapanen Untuk Fresh
Produce Retailing. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana. Bali.
11. Vitriyatul, Vita. 2012. Makalah Etilen dan ABA.
http://blog.ub.ac.id/fitafitriya/2012/12/11/makalah-etilen-dan-aba/diakses
pada 22 Februari 2018
12. Wade, L.G. (Sixth Ed., 2006). Organic Chemistry. Pearson Prentice Hall.
hlm.279.ISBN 1-4058-5345-X
13. Winarno FG, Agustinah W. 2007. Pengantar Bioteknologi. Ed.rev. Bogor:Mbrio
Press
14. Winarno, F. G. dan Aman M. 1979. Fisiologi Lepas Panen. Bogor: Sastra
Hudaya.
15. Wereing, D.F and I. D.J. Phillips. 1970. The Control of Growth and
Differentation in Plants. Pergamon Press, New York.
16. Yatim W. 2007. Kamus Biologi. Jakarta: Obor.