Tugas Telaah Kurikulum Dan Buku Teks Kelompok 4 Asli
Tugas Telaah Kurikulum Dan Buku Teks Kelompok 4 Asli
KELOMPOK 4
Fazrurrahman Katili
Ervista Kau
Atau
𝑔 1.000
M = 𝑚𝑟 x𝑉(𝑚𝐿)
Keterangan :
M = Molaritas (M)
V = Volume larutan (L)
g = Massa zat terlarut (g)
Mr = Massa molekul relatif zat terlarut
(g/mol)
b. Konsentrasi Molalitas (m) menyatakan banyaknya Haris Watoni Rumus molalitas tidak
Molal mol zat terlarut yang terkandung (Yrama disertai fungsinya.
dalam 1 kilogram pelarut. Molalitas Widya)
disebut juga sebagai konsentrasi molal
atau kemolalan larutan. Jadi,
Erfan
𝑛𝑡
m = 𝐾𝑔 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 Priyambodo,
Anis Dyah
Rufaida,
Satuan molalitas adalah mol/g atau Annik
molal Qurniawati,
Lenni
Molalitas (m) menyatakan jumlah mol Margiyani
zat terlarut per kilogram (kg) pelarut. (Intan
Rumus molalitas berdasarkan rumus Pariwara)
berikut :
Anis Dyah
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
m = 1000 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 Rufaidah,
Erna Tri
Wulandari,
Atau Annik
1.000 Qurniawati,
m =𝑚𝑜𝑙 𝑥 𝑝 Indah Fatoni
(Intan
Atau Pariwara)
𝑔 1.000
m = 𝑚𝑟 x 𝑝 Yashito
Takeuchi
(Iwanami
Shoten,
Atau Publishers,
Tokyo)
𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑚𝑜𝑙)
m=
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑘𝑔)
Keterangan:
m = molalitas (m)
p = massa pelarut (g)
g = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
(g/mol)
Keterangan :
m = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
(g/mol)
p = massa pelarut (gram)
Tidak dijelaskan
2. sifat koligatif
larutan:
a. penurunan Sifat koligatif idak berganung pada Haris Watoni
tekanan uap jenis zat terlarut, tetapi hanya (Yrama
bergantung pada jumlah partikel Widya)
yang terbentuk dalam larutan.
Penurunan tekanan uap jenuh (∆𝑃),
tekanan uap disebut sebagai tekanan Erfan
uap jenuh pelarut Po. Priyambodo,
Anis Dyah
𝑃𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 < 𝑃𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖 Rufaida,
Annik
Qurniawati,
Atau Lenni
𝑃𝑙𝑎𝑟 < 𝑃𝑜 Margiyani
(Intan
Pariwara)
Jadi, penurunan tekanan uap jenuh
dilambangkan sebagai (∆𝑃), Anis Dyah
Rufaidah,
∆𝑃= Po - Plar Erna Tri
Wulandari,
Annik
Qurniawati,
Penurunan tekanan uap jenuh Indah Fatoni
(∆𝑃), penurunan tekanan uap (Intan
tergantung pada konsentrasi zat Pariwara)
terlarut sukar menguap yang
ditambahkan. Semakin besar Yashito
konsentrasi za terlarut sukar Takeuchi
menguap yang ditambahkan, (Iwanami
semakin besar pula penurunan Shoten,
tekanan uap yang teramati. Selisih Publishers,
antara tekanan uap pelarut murni Tokyo)
dengan tekanan uap larutan disebut
penurunan tekanan uap (∆𝑃).
Besarnya ∆P ditentukan dengan
rumus:
∆𝑃= Po - P
Tekanan uap larutan (P)
dirumuskan sebagai berikut:
𝑃= Xp – Po
Keterangan :
∆𝑃= penurunan tekanan uap (cmHg)
Po = tekanan uap pelarut murni (cmHg)
P= tekanan uap larutan (cmHg)
Xp= fraksi mol pelarut
Keterangan:
P= tekanan uap jenuh larutan (cmHg)
XA= fraksi mol zat terlarut
Po= tekanan uap jenuh pelarut (cmHg)
Dengan demikian, penurunan tekanan
uap laruan dirumuskan:
∆𝑃= Po - P
Keterangan:
∆𝑃= penurunan tekanan uap jenuh
(cmHg)
Po = tekanan uap jenuh pelarut murni
(cmHg)
P= tekanan uap jenuh larutan (cmHg)
P.V = n.R.T
Keterangan:
𝛱= tekanan osmotik (atm)
V= volume pelarut yang berisi 1 mol zat
terlarut (L)
n= jumlah mol zat terlarut (mol)
R= tetapan gas (0,082 L atm/mol K)
T = temperature absolut (K)
𝛱 = M.R.T
𝑛
Π = 𝑣 R T atau
𝛱 = M.R.T
Π = tekanan osmoik
V = volume larutan (L)
n = jumlah mol za terlarut
M = molaaritas (M)
R = tetapan gas ( 0,082 Latm/mol.k)
T = suhu mutlak (K)
Tekanan osmosis
Membrane berpori yang dapa dilalui
tetatpi za terlarut tidak dapat
melaluinya disebut dengan
membrane semi permebel. Bila dua
jenis larutan dipisahkan dengan
membrane semipermeabel, pelaru
akan bergerak dari sisi konsentrasi
rendah kekonsentrasi tinggi melalui
membrane. Fenomena ini disebu
dengan osmosis
Hubungan antara konsentrasi dan
tekanan osmosis diberikan oleh
hokum van’t Hoff’ Π V = nRT
Π adalh tekanan osmosis
V adalah volume
T adalah temperature absolute
N adalah jumlah zat (mol)
R adalah gas
Sebagaimana dalam kasus
persamaan gas, dimungkinkan
menentukan massa molekur zat
terlarut dari hubungan ini
c. kenaikan titik Suatu zat cair akan mendidih jika Tidak ada penurunan
didih tekanan uapnya sama dengan rumus dari kenaikan titik
tekanan atmosfir. Suhu pada saat zat didih.
cair mulai mendidih disebut itik
didih ( boilig point ) titik didih
normal adalah suhu pada saa tekanan
uap zat cair sama dengan tekanan
udara luar sebesar 1 atm.Air
memiliki itik didih 100 C pada suhu
ini molekul – molekul air berada
dalam kesetimbangn cair-gas.
Atau
𝑔 1.000
∆Tb = 𝑀𝑟 x 𝑝
x Kb
Keterangan :
∆Tb = kenaikan titik didih larutan (°C)
g = massa zat terlarut (g)
Mr = massa molekul relative zat terlarut
(g/mol)
p = massa pelarut (g)
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
(°C/m)
m = molalitas (m)
Keterangan :
Tb pelarut (Tb° )= titik beku pelarut (°C)
Tb larut = titik didih larutan (°C)
∆Tb = kenaikan titik didih larutan (°C)
m = molalitas (m)
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
(°C/m)
Tf >Tf0
𝑔 1000
∆Tf = m x kf atau ∆Tf = x x kf
𝑚 𝑝
Keterangan
m = molalitas zat terlarut(m)
g = massa za terlarut (g)
Mr = massa molekul relative zat
terlarut ( g/mol)
Kf = tetapan penurunan titik beku
molal ( C/m)
∆Tf = penurunan titik beku larutan
(C)
M = molalitas (m)
g = massa za terlarut (g)
Kf = tetapan penurunan titik
beku molal ( C/m)
∆Tf = penurunan titik beku
larutan (C)
Tf pelarut = titik beku pelarut (C)
Tf larutan = titik beku larutan (C)
2. Erfan
Priyambodo,
Anis Dyah
Rufaida, Annik
Qurniawati,
Lenni Margiyani
(Intan Pariwara)
3. Anis Dyah
Rufaidah, Erna
Tri Wulandari,
Annik
Qurniawati,
Indah Fatoni
(Intan Pariwara)
4. Yashito
Takeuchi
(Iwanami
Tidak ada penjelasan Shoten,
Tidak ada penjelasan Publishers,
Tokyo)