Anda di halaman 1dari 4

PATOFISIOLOGI

PHARYNGITIS

BY : ANDRIASTI SALSABILA (11161124) &


ANISA FITRIANI (11161127)
2FA3
PHARYNGITIS
BY : ANDRIASTI SALSABILA (11161124) & ANISA FITRIANI (11161127)

PENGERTIAN

Pharyngitis adalah suatu penyakit peradangan


yang menyerang tenggorok atau hulu
kerongkongan (pharynx). Kadang juga disebut
sebagai radang tenggorok. Radang ini bisa
disebabkan oleh virus atau bakteri, disebabkan
daya tahan yang lemah.

Pharyngitis adalah infeksi akut oropharynx atau


nasofaring itu menghasilkan 1% sampai 2% dari
semua kunjungan rawat jalan. Sementara
penyebab virus paling banyak umum,
Streptokokus Kelompok A β-hemolitik, atau
Streptococcus pyogenes, adalah Penyebab
bakteri primer.
Virus (seperti rhinovirus, coronavirus, dan adenovirus) menyebabkan sebagian besar
kasus pharyngitis akut Etiologi bakteri untuk pharyngitis akut jauh lebih sedikit
mungkin. Dari semua penyebab bakteri, Grup A Streptococcus adalah yang paling
umum (15% sampai 30% orang dari semua umur dengan pharyngitis), dan ini adalah satu-
satunya bentuk pharyngitis akut yang umum terjadi dimana terapi antimikroba ditunjukkan.
Komplikasi nonsupraktatif seperti demam reumatik akut, glo-
merulonefritis, dan artritis reaktif dapat terjadi akibat pharyngitis dengan Streptokokus Grup
A.

KEADAAN NORMAL

ETIOLOGI

 Virus, sekitar 80 persen sakit tenggorokan disebabkan oleh virus yang dapat
menyebabkan demam
 Batuk dan pilek atau lendir (ingus) dapat membuat tenggorokan teriritasi.
PHARYNGITIS
BY : ANDRIASTI SALSABILA (11161124) & ANISA FITRIANI (11161127)

 Virus coxsackie (hand, foot and mouth disease).


 Alergi juga dapat menyebabkan iritasi tenggorokan ringan yang bersifat kronis
(menetap).
 Bakteri streptokokus. Dapat diketahui dengan kultur tenggorok. Tes ini umumnya
dilakukan di laboratorium menggunakan hasil usap tenggorok pasien. Dan, adanya
gejala klasik dari kuman streptokokus seperti nyeri hebat saat menelan, terlihat bintik-
bintik putih, muntah-muntah, bernanah pada kelenjar amandelnya, disertai
pembesaran kelenjar amandel.
 Difteri

PATOFISIOLOGI

Virus atau bakteri yang menyebabkan infeksi, menyebabkan iritasi pada mukosa, atau dengan
kata lain, permukaan basah yang berhubungan dengan dunia luar, jadi ini adalah mukosa
bagian belakang tenggorokan. Selama infeksi, virus atau bakteri dapat menyebabkan
kerusakan pada mukosa, yang menyebabkan berbagai gejala, seperti kerongkongan kering,
sakit tenggorokan, yang menyebabkan kesulitan menelan, terbatuk-batuk. Terjadi
pembengkakan pada bagian belakang tenggorokan, dan, bisa menyebabkan demam juga.
Infeksi dapat menyebar ke kedua arah, dan, jadi, Anda bisa mengalami komplikasi, seperti
rinitis, pembengkakan mukosa hidung, atau radang tenggorokan, pembengkakan laring atau
kotak suara, jadi jika bakteri atau virus cukup mematikan, ia dapat terus menyebar dan
menyebabkan lebih banyak infeksi.

PREVALENSI

Prevalensi bakteri Streptococcus beta-hemolyticus Group A sering ditemukan pada anak-anak


usia 3-15 tahun. Bakteri ini dapat menimbulkan faringitis. Faringitis dapat berkembang
menjadi demam rematik dan menyebabkan komplikasi penyakit jantung rematik jika tidak
diobati. Demam rematik sering terjadi pada anak-anak, namun tetap dapat terjadi pada orang
dewasa. Data prevalensi Streptococcus beta-hemolyticus Group A sejauh ini adalah pada anak
usia di bawah 15 tahun.

PUSTAKA

Wells , Barbara G., Joseph T. DiPiro, Terry L. Schwinghammer, Cecily V. DiPiro. 2009.
Pharmacotherapy Handbook , Seventh Edition. USA : Mc Graw Hill Medical.
PHARYNGITIS
BY : ANDRIASTI SALSABILA (11161124) & ANISA FITRIANI (11161127)

Anda mungkin juga menyukai