Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB III
PERCOBAAN LABORATORIUM

3.1 Indeks Propertis Tanah


Tanah adalah kulit bumi tempat tumbuhan hidup. Tanah adalah bagian kerak
bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya
bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan
dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah
yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

3.1.1 Pemerikasaan Kadar Air Tanah


3.1.1.1 Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk memeriksa kadar air suatu contoh tanah.
Kadar air tanah (w) adalah perbandingan antara berat yang terkandung dalam tanah
terhadap berat kering tanah yang dinyatakan dalam persen (%).

3.1.1.2 Teori Dasar


Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah
terhadap berat kering tanah yang dapat dinyatakan dalam persen (%). Kadar air
agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan berat
agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat perlu
diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam
campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air), akan membuat
campuran juga lebih basah dan sebaliknya. Peraturan persyaratan yang digunakan
dalam “American Society for Testing and Materials”, yaitu 0,2% - 4,0% (ASTM
C70).
Menurut “American Society for Testing and Materials” Sangatlah sulit
untuk mencapai agregat dalam keadaan SSD (Saturated Surface Dry) di lapangan
yaitu Kondisi dari partikel agregat atau padat berpori lainnya ketika void permeabel

Kelompok II
1
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

diisi dengan air tetapi terkena permukaan kering. Sehingga perlu untuk
mengkonversikan keadaan yang sebenarnya dari agregat di lapangan menjadi
keadaan SSD, yaitu dengan mengetahui total kadar air dan kapasitas absorpsi dari
agregat yang diukur. Kadar air bebas dihitung dari total kadar air dikurangi
kapasitas absorpsi. Dapat disimpulkan bahwa air yang terkandung dalam agregat
akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan di dalam campuran. Salah satu sifat
yang sangat mempengaruhi besarnya air yang terdapat dalam agregat adalah
porositas dan absorpsi agregat (ASTM C128).
Sesuai dengan standard “American Society for Testing and Materials”,
pengukuran kadar air agregat halus dan kasar dalam keadaan SSD maupun keadaan
asli dilakukan dengan cara sederhana yaitu Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu
1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan
merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan
berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh.
Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya
gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan
koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai
kebutuhan tanaman, terdiri dari :
a. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori
tanah terisi oleh air.
b. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga
lebih besar dari gaya gravitasi.
c. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
d. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat
oleh gaya matrik tanah.

Kelompok II
2
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau
air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan
langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar
bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan
kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air persatuan bobot
bahan. Dalam hal ini terdapat dua metode untuk menentukan kadar air bahan
tersebut yaitu berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah
(wet basis). Dalam penentuan kadar air bahan pangan biasanya dilakukan
berdasarkan obot basah.
Dalam perhitungan ini berlaku rumus sebagai berikut:
KA = (Wa / Wb) x 100% ...............................................()

3.1.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Alat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu sampai
2. Cawan kedap udara dan tidak berakarat
3. Neraca dengan ketinggian
a. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
b. 0,10 gram untuk berat antara dari 100 – 1000 gram
c. 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
4. Desikator

Kelompok II
3
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

B. Bahan
Jumlah benda uji yang dibutuhkan tergantung pada ukuran butir maksimum
dari contoh yang diperiksa, dengan ketelitian seperti pada tabel 1.

Tabel 1 berat minimum sampel yang dioven untuk ukuran maksimum partikel
Ukuran maksimum partikel Berat minimum sampel
#40 (0,42 mm) 10 gram
#4 (4,475 mm) 100 gram
½ inci 300 gram
1 inci 500 gram
2 inci 1000m

3.1.1.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Ambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) dan masukkan kedalam
tiga buah konainer yang telah diberi label
B. Masing-masing kontainer yang telah diisi contoh tanah ditimbang dan
dicatat
C. Selanjutnya kontainer-kontainer tersebut dimasukkan kedalam oven selama
24 jam pada temperatur lebih kurang 110ºc atau sampai beratnya konstan.
D. Setelah dioven selama 24 jam, kontainer ditambah tanah tersebut ditimbang
dan dicatat.

Kelompok II
4
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.1.2 Pemeriksaan Berat Spesifik (Specific Gravity Test)


3.1.2.1 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan adalah untuk mendapatkan nilai specific
gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat isi tanah dan berat isi air suling
pada suhu 4°C.

3.1.2.2 Dasar Teori


Selain mencari kadar air dalam tanah, parameter yang dicari pada tanah
adalah berat jenis butir tanah (Gs). Berat jenis tanah merupakan bandingan berat
volume tanah dengan berat volum air. Pengujian berat jenis tanah menggunakan
standart ASTM D654-92 (1994). Berat jenis tanah dapat ditentukan dengan cara
membandingkan antara berat butir tanah tersebut dengan berat air (aquades) yang
mempunyai isi sama pada suhu standart. Berat jenis tanah dipengaruhi oleh :
A. Tekstur Tanah
Partikel tanah yang kasar, memiliki nilai berat jenis yang tinggi misalna
pasir, ukuran partikel pasir lebih besar daripada ukuran partikel liat sehingga berat
jenis pasir lebih tinggi daripada liat dan sebaliknya.
B. Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan
binatangg yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali.
Bahan organik tanah memiliki berat jenis tanah. Semakin banyak kandungan bahan
organik tanah, menyebabkan semakin rendahnya berat jenis tanah.
Tabel 3.1. Nilai – nilai khas berat jenis untuk mineral-mineral tanah
Mineral Berat Jenis
Bentonit 2,13 – 218
Gipsum 2,30
Gibsit 2,30 – 2,40
Montmorilonit 2,40
Feldspart Ortoklas 2,56
Ilit 2,00
Kwarsa 2,60

Kelompok II
5
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Kaolinit 2,60 – 2,63


Klorit 2,60 – 3,00
Feldspart Plagioklas 2,62 – 2,76
Talcum 2,70 – 2,80
Kalsit 2,80 – 2,90
Muskovit 2,80 – 2,90
Dolomite 2,87
Argonit 2,92
Anhydrit 3,00
Biotit 3,00 – 3,10
Hornblende 3,00 – 3,47
Augit 3,20 – 3,40
Olivine 3,27 – 3,37
Limonit 3,8
Siderite 3,83 – 3,88
Hematite 4,90 – 5,30
Magnetit 5,17 – 5,18

Table 3.1. menunjukkan daftar berat jenis dari sejumlah bahan yang biasa
terdapat dalam tanah. Sebagian besar tanah (butiran – butiran individu yang
terkumpul) mengandung banyak kwarsa (quarts) dan feldspart dan dalam jumlah
yang lebih kecil mika (mica) dan mineral – mineral berdasarkan besi.
Hasil – hasil penentuan berat jenis dari sebagian besar tanah menunjukkan
bahwa nilai-nilai dari 2,5 sampai 2,80 merupakan nilai – nilai yang biasa terdapat,
diamana nilai-nilai antara 2,6 dan 2,75 merupakan nilai yang paling banyak
terdapat. Pada kenyataannya, uji berat jenis jarang dilakukan, dan nilai – nilai
diambil secara kasar sebagai berikut :
1. Pasir, Kerikil, bahan-bahan berbutir kasar (Gs = 2,65 - 2,67) Tanah
kohesif, sebagai campuran

Kelompok II
6
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2. Lempung, lanau , pasir dan sebagainya (Gs = 2,68 - 2,72) Nilai kasar
tersebut diperoleh dari sampel antara lain pasir, kerikil, lempung, lanau, dan
sebagainya.

Nilai dari berat jenis dihitung dengan menggunakan persamaan :


𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑡℃
Gs = Gs (t°c) x 𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑢ℎ𝑢 27,5℃ ........................................()

Dimana :
Gs : Berat spesifik
Gs (t°c) : Berat spesifik pada suhu (t°c)

3.1.2.3 Prosedur Percobaan


Prosedur dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Keringkan benda uji dalam oven pada temperatur 110°c selama 24 jam,
setelah itu dinginkan dalam desikator.
B. Cuci piknometer atau botol ukur dengan air suling, kemudian dikeringkan
dan selanjutnya ditimbang (w1)
C. Masukkan benda uji sebanyak ±10 gram kedalam piknometer atau botol
ukur yang digunakan , kemudian timbang (w2).
D. Tambahkan air suling hingga 2/3 tinggi piknometer. Udara yang
terperangkap diantara butir-butir harus dikeluarkan dengan cara:
1. Panaskan piknometer yang berisi rendaman benda uji dengan hati-hati
selama ±10 menit dengan sekali-sekali piknometer dimiringkan untuk
membantu keluarnya udara, kemudian dinginkan.
2. Piknometer bersama air dan tanah dimasukkan dalam bejana tertutup
yang dapat di vacum dengan tekanan 13,33 kPa (100 mmHg) sampai
gelembung-gelembung udara keluar dari air menjadi jerni.
E. Rendam piknometer dalam bak perendam sampai temperatur nya tetap.
Tambahkan air suling secukupnya sampai penuh. Keringkan bagian
luarnya, lalu timbangan (w3). Lalu ukur temperatur isi piknometer dengan
termometer (°c).

Kelompok II
7
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

F. Piknometer dikosongkan dan bersihkan, kemudian diisi penuh air dan


timbang kembali (w4).

Kelompok II
8

Anda mungkin juga menyukai