BAB III
PERCOBAAN LABORATORIUM
Kelompok II
1
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
diisi dengan air tetapi terkena permukaan kering. Sehingga perlu untuk
mengkonversikan keadaan yang sebenarnya dari agregat di lapangan menjadi
keadaan SSD, yaitu dengan mengetahui total kadar air dan kapasitas absorpsi dari
agregat yang diukur. Kadar air bebas dihitung dari total kadar air dikurangi
kapasitas absorpsi. Dapat disimpulkan bahwa air yang terkandung dalam agregat
akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan di dalam campuran. Salah satu sifat
yang sangat mempengaruhi besarnya air yang terdapat dalam agregat adalah
porositas dan absorpsi agregat (ASTM C128).
Sesuai dengan standard “American Society for Testing and Materials”,
pengukuran kadar air agregat halus dan kasar dalam keadaan SSD maupun keadaan
asli dilakukan dengan cara sederhana yaitu Cara penetapan kadar air dapat
dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu
1000 C – 1100 C untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan
merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Jumlah air yang
bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan
berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh.
Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya
gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk, 1986).
Menurut Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan
koefisien yang menunjukkan potensi ketersediaan air tanah untuk mensuplai
kebutuhan tanaman, terdiri dari :
a. Jenuh atau retensi maksimum, yaitu kondisi di mana seluruh ruang pori
tanah terisi oleh air.
b. Kapasitas lapang adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori
tanah mulai menipis, sehingga tegangan antarair-udara meningkat hingga
lebih besar dari gaya gravitasi.
c. Koefisien layu (titik layu permanen) adalah kondisi air tanah yang
ketersediaannya sudah lebih rendah ketimbang kebutuhan tanaman untuk
aktivitas, dan mempertahankan turgornya.
d. Koefisien Higroskopis adalah kondisi di mana air tanah terikat sangat kuat
oleh gaya matrik tanah.
Kelompok II
2
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada
tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir
umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau
liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah hujan atau
air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan
langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar
bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan
kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Madjid, 2010).
Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air persatuan bobot
bahan. Dalam hal ini terdapat dua metode untuk menentukan kadar air bahan
tersebut yaitu berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah
(wet basis). Dalam penentuan kadar air bahan pangan biasanya dilakukan
berdasarkan obot basah.
Dalam perhitungan ini berlaku rumus sebagai berikut:
KA = (Wa / Wb) x 100% ...............................................()
3.1.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
A. Alat
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu sampai
2. Cawan kedap udara dan tidak berakarat
3. Neraca dengan ketinggian
a. 0,01 gram untuk berat kurang dari 100 gram
b. 0,10 gram untuk berat antara dari 100 – 1000 gram
c. 1,00 gram untuk berat lebih dari 1000 gram
4. Desikator
Kelompok II
3
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
B. Bahan
Jumlah benda uji yang dibutuhkan tergantung pada ukuran butir maksimum
dari contoh yang diperiksa, dengan ketelitian seperti pada tabel 1.
Tabel 1 berat minimum sampel yang dioven untuk ukuran maksimum partikel
Ukuran maksimum partikel Berat minimum sampel
#40 (0,42 mm) 10 gram
#4 (4,475 mm) 100 gram
½ inci 300 gram
1 inci 500 gram
2 inci 1000m
Kelompok II
4
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
Kelompok II
5
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
Table 3.1. menunjukkan daftar berat jenis dari sejumlah bahan yang biasa
terdapat dalam tanah. Sebagian besar tanah (butiran – butiran individu yang
terkumpul) mengandung banyak kwarsa (quarts) dan feldspart dan dalam jumlah
yang lebih kecil mika (mica) dan mineral – mineral berdasarkan besi.
Hasil – hasil penentuan berat jenis dari sebagian besar tanah menunjukkan
bahwa nilai-nilai dari 2,5 sampai 2,80 merupakan nilai – nilai yang biasa terdapat,
diamana nilai-nilai antara 2,6 dan 2,75 merupakan nilai yang paling banyak
terdapat. Pada kenyataannya, uji berat jenis jarang dilakukan, dan nilai – nilai
diambil secara kasar sebagai berikut :
1. Pasir, Kerikil, bahan-bahan berbutir kasar (Gs = 2,65 - 2,67) Tanah
kohesif, sebagai campuran
Kelompok II
6
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
2. Lempung, lanau , pasir dan sebagainya (Gs = 2,68 - 2,72) Nilai kasar
tersebut diperoleh dari sampel antara lain pasir, kerikil, lempung, lanau, dan
sebagainya.
Dimana :
Gs : Berat spesifik
Gs (t°c) : Berat spesifik pada suhu (t°c)
Kelompok II
7
Laporan Praktikum Mekanika Tanah
Kelompok II
8