LABA
Firdausi Nuzula
nuzulausi@gmail.com
Abstract
This research aims to analyze the factors that are indicators of earnings
persistence in companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2013-2016.
Indicators tested in this research are cash flow volatility, sales volatility,
leverage, book tax differences, and accruals. This research used purposive
sampling with total sample 2013-2016 equal to 988. The analysis method used is
descriptive analysis and Confirmatory Factor Analysis (CFA). The results of this
research indicate that all variables or indicators tested can be used to form the
construct of earnings persistence factors. Debt level is the variable or indicator
that has the greatest influence on the earnings persistence.
PENDAHULUAN
pengenaan besarnya pajak (Wijayanti, 2006). Laba yang persisten merupakan laba
masa depan yang bertahan dalam waktu yang lama (Dewi, 2015). Kecenderungan
investor melihat informasi laba merupakan hal yang penting. Laba dalam laporan
1
yang memiliki nilai relevansi, karena informasi akuntansi tersebut berhubungan
fluktuasi arus kas dari tahun ke tahun. Menurut penelitian Fanani (2010) bahwa
volatilitas arus kas yang tinggi akan menyebabkan persistensi laba yang rendah,
namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Sutisna dan Ekawati (2016) bahwa
semakin tinggi fluktuasi arus kas maka semakin meningkatkan persistensi laba.
didukung oleh penelitian Fanani (2010) volatilitas yang tinggi dari penjualan
kinerja yang baik (Fanani, 2010). Sedangkan menurut Dewi (2015) semakin tinggi
2
laba yang lebih rendah dari perusahaan dengan small book-tax differences
book-tax differences besar dan positif memiliki persistensi laba yang rendah
akrual yang mendekomposisi neraca atas tiga aktivitas bisnis, yaitu current
operating activities, non current operating activities dan financial (activities dan
yang merupakan hal baru dalam pengujian terhadap persistensi laba. Penelitian ini
faktor persistensi laba dan menemukan indikator faktor yang paling dominan
sebagai salah satu faktor persistensi laba. Selain itu, motivasi penelitian ini adalah
melihat peran laba yang digunakan manajemen untuk menarik investor dalam
KAJIAN PUSTAKA
Teori Relevansi
3
memiliki efek kontekstual. Efek kontekstual merupakan hasil interaksi antara
informasi baru dan informasi lama, dengan semakin besar efek kontekstual
dapat dikatakan memiliki suatu nilai prediksi apabila informasi tersebut dapat
Teori Signal
bentuk secara langsung dapat diamati maupun ditelaah lebih dalam untuk
akan menjadi lebih baik yang selanjutnya akan disampaikan kepada calon investor
Rezaei, 2016).
4
Persistensi Laba
Menurut Wijayanti (2006) laba yang persisten adalah laba yang dapat
akrual dan aliran kasnya. Persistensi laba merupakan laba yang mempunyai
panjang (sustainable).
Menurut PSAK No.2 arus kas merupakan arus masuk, arus keluar kas dan
setara kas. Tujuan laporan arus kas yaitu memberikan pengaturan mengenai
informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas dari suatu entitas
melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
jangka panjang dan investasi lain yang tidak termasuk setara kas, sedangkan
Volatilitas Penjualan
5
lebih besar aproksimasi dan estimasi, dan berkorespondensi dengan kesalahan
estimasi yang lebih besar dan kualitas akrual yang rendah (Dechow dan Dichev,
2002).
Tingkat Utang
kepada pihak-pihak lain yang belum terpenuhi, dimana utang tersebut merupakan
sumber dana atau modal suatu perusahaan (Barus & Rica, 2014). Para pemegang
dihasilkan atas uang yang dipinjam melebihi biaya bunga dan juga jika terjadi
kenaikkan nilai pasar saham. Jika kondisi laba tidak dapat menutup bunga dan
Book-tax Differences
perusahaan. Menurut PSAK No.46 (IAI, 2013), laba akuntansi adalah laba rugi
selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Sedangkan laba kena pajak
atau laba fiskal adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung
berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan
yang terutang, adanya perbedaan perhitungan laba (rugi) suatu entitas (Wajib
Pajak) akibat dari perbedaan dalam penyusunan laporan keuangan komersial yang
sesuai dengan SAK dan fiskal yang sesuai dengan peraturan perpajakan.
6
Komponen Akrual
bersih berbeda dari arus kas bersih. Akuntansi akrual dapat mengurangi masalah
ketepatan waktu dan pengaitan yang terdapat pada akuntansi kas. Masalah
ketepatan waktu mengacu pada tidak semua aktivitas usaha berpengaruh langsung
perusahaan.
Volatilitas arus kas merupakan derajat penyebaran distribusi arus kas dari
tahun ke tahun, untuk mengukur persistensi laba dibutuhkan informasi arus kas
yang stabil, yaitu arus kas yang mempunyai volatilitas yang kecil. Jika arus kas
berfluktuasi tajam maka sulit untuk memprediksi arus kas di masa yang akan
datang. Volatilitas arus kas yang tinggi menunjukkan persistensi laba yang
rendah, karena informasi arus kas saat ini sulit untuk memprediksi arus kas di
masa yang akan datang (Fanani, 2010). Volatilitas arus kas dapat dikatakan
sebagai risiko operasional sehingga semakin tinggi volatilitas arus kas maka
semakin tinggi risiko yang akan dihadapi perusahaan di masa yang akan datang
7
Penjualan merupakan unsur utama dalam laporan laba rugi dan disajikan
pada bagian atas dari laporan, dimana sesudahnya akan dikurangkan dengan
berbagai biaya untuk mengetahui laba bersih yang diperoleh perusahaan. Hal ini
yang tinggi dari penjualan dapat memprediksi persistensi laba, karena laba yang
mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan dalam
baik di mata investor dan auditor (Barus dan Rica, 2014). Dengan kinerja yang
8
H3 : Indikator tingkat utang dapat digunakan untuk membentuk konstruk
Persistensi laba dipengaruhi adanya perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal
(book tax differences), karena dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba
saat ini. Hanlon (2005) menyatakan perusahaan dengan book-tax differences besar
perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal yang diproksikan dengan beban pajak
perbedaan laba akuntansi dengan laba fiskal yang dihasilkan suatu perusahaan
yang paling tidak handal memiliki persistensi laba yang paling rendah. Hasil
9
rendah keandalan akrual maka semakin rendah tingkat persistensi laba.
akrual yang berulang di masa datang sehingga pasar akan bereaksi sebagai kondisi
METODE PENELITIAN
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2016. Teknik pengambilan sampel adalah
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini berupa laporan tahunan perusahaan yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia tahun 2013-2016. Data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek
10
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Volatilitas arus kas adalah derajat penyebaran arus kas atau indeks yang
2010). Volatilitas diproksi menggunakan deviasi standar aliran kas operasi selama
tahun pengamatan yang dibagi dengan total aset perusahaan. Rumus yang
digunakan adalah
𝜎𝐶𝐹𝑂𝑖
𝑉𝐴𝐾𝑖𝑡 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑖𝑡
Keterangan:
𝜎𝐶𝐹𝑂it : deviasi standar arus kas operasi pada perusahaan i tahun 2013-
2016
Volatilitas Penjualan
Menurut Dechow dan Dichev (2002) Volatilitas penjualan yang besar akan
sehingga akan terjadi kesalahan estimasi laba dimasa mendatang. Rumus yang
digunakan adalah:
Keterangan:
11
Total asetit : total aset perusahaan i pada tahun t
Tingkat Utang
lain yang belum terpenuhi, utang tersebut merupakan sumber dana atau modal
suatu perusahaan (Barus dan Rica, 2014). Tingkat utang diukur menggunakan
proksi rasio utang terhadap total aset DAR (debt to total asset ratio), yaitu:
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡
𝐷𝐴𝑅 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑖𝑡
Book-tax Diferrences
biaya (manfaat) pajak tangguhan (deferred tax expense). Perbedaan antara laba
Keterangan:
Komponen Akrual
perubahan aset keuangan (ΔFIN), perubahan modal kerja (ΔWC), dan perubahan
12
aset operasi tidak lancar (ΔNCO) karena pada dasarnya akrual berada pada semua
ΔNCOL)
Keterangan:
investasi jangka panjang (ΔLTI) yang dikurangi dengan perubahan pada sort
13
ΔWC merupakan penjabaran dari perubahan aset lancar kecuali kas dan
jangka pendek (ΔCOL). Sebagian besar dari ΔWC terdiri dari akun piutang
dan persediaan.
3) Communalities
penjualan, tingkat utang, book tax differences dan komponen akrual yang
diperoleh dari hasil uji SPSS 22 yang dtunjukkan pada tabel sebagai berikut:
14
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Valid N 988
(listwise)
volatilitas arus kas (VAK), volatilitas penjualan (VP), tingkat utang (DAR), book
tax differences (BTD) dan komponen akrual yang dijelaskan dengan nilai
minimum, maksimum, mean dan standar deviasi. Nilai minimum merupakan nilai
terkecil dari variabel penelitian. Nilai maksimum adalah nilai terbesar dari
variabel penelitian. Mean merupakan nilai rata-rata dari kumpulan data variabel
Pengujian ini data harus memperoleh kriteria dari kecukupan nilai Kaiser
Meyer Olkin (KMO) yaitu lebih dari 0,5, apabila KMO menunjukkan kurang dari
15
Tabel 3 menunjukkan nilai dari Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling
Adequacy 0,508, lebih besar dari 0,5 sehingga dapat dilanjutkan analisis faktor,
sedangkan nilai dari Bartlett's Test of Sphericity terdiri dari Approx. Chi-Square
sebesar 26,548, nilai degree of freedom (df) sebesar 10 dan signifikansi 0,003.
Nilai signifikansi 0,003 kurang dari 0,005 yang artinya indikator atau variabel
variabel atau indikator dapat digunakan untuk analisis atau pengujian lebih lanjut.
1) Variabel volatilitas arus kas (VAK) dapat diprediksi dan dianalisis lebih
0,505.
0,512.
16
3) Variabel tingkat utang (DAR) dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut
4) Variabel book tax differences (DAR) dapat diprediksi dan dianalisis lebih
0,520.
0,508.
Communalities
Tabel 5. Communalities
nilai extraction 0,550 atau 55% dapat menjelaskan dari faktor persistensi laba.
Variabel volatilitas penjualan (VP) sebesar 0,453 atau 45,3% dapat menjelaskan
faktor-faktor dari persistensi laba. Variabel tingkat utang (DAR) sebesar 0,561
atau 56,1% dapat menjelaskan faktor persistensi laba. Variabel book tax
laba, sedangkan variabel komponen akrual sebesar 0,453 atau 45,3% dapat
17
Dari penjelasan tersebut variabel tingkat utang (DAR) memiliki extraction
paling tinggi sebesar 56,1% variasi dari variabel tingkat utang dapat menjelaskan
Pembahasan
penelitian ini menunjukkan bahwa indikator volatilitas arus kas dapat digunakan
mempunyai arus kas yang tinggi menunjukkan bahwa informasi yang ada di arus
kas tersebut sulit untuk memprediksi dari arus kas di masa yang akan datang,
persistensi laba yang rendah. Menurut Zuhri (2013) untuk mengukur kualitas laba
diperlukan informasi arus kas yang stabil atau mempunyai informasi volatilitas
arus kas yang kecil, jika arus kas berfluktuasi tajam maka akan sulit untuk
memprediksi laba di masa depan. Laba yang dilaporkan sekarang akan menjadi
digunakan untuk membentuk konstruk faktor persistensi laba. Hasil penelitian ini
18
menunjukkan bahwa volatilitas penjualan dapat digunakan untuk membentuk
persistensi laba karena besar kecilnya penjualan yang dilaporkan perusahaan akan
penjualan yang rendah akan menentukan kemampuan laba di masa depan. Sejalan
digunakan untuk membentuk konstruk faktor persistensi laba. Hasil penelitian ini
kinerja yang baik. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi, laba yang
Sejalan dengan penelitian Nina dan Arfan (2014) tingkat utang akan memiliki
19
Indikator book tax differences (BTD) dapat digunakan untuk membentuk
laba yang rendah dibandingkan dengan book tax differences yang rendah
(Hanlon, 2005). Beberapa bukti pengaruh persistensi laba dengan book tax
terhadap persistensi laba, karena semakin tinggi perbedaan laba akuntansi dengan
digunakan untuk membentuk konstruk faktor persistensi laba. Hasil penelitian ini
20
akan datang. Besar kecilnya komponen akrual yang terjadi di perusahaan akan
proses akrual yang permanen atau berulang di masa datang sehingga pasar akan
Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor volatilitas arus kas
arus kas yang tinggi menunjukkan bahwa informasi yang ada di arus kas tersebut
sulit untuk memprediksi dari arus kas di masa yang akan datang. Volatilitas
penjualan yang tinggi dapat digunakan untuk memprediksi persistensi laba karena
Book tax differences (BTD) merupakan faktor persistensi laba, karena dengan
21
menggunakan kebebasan dalam proses akrual. Komponen akrual merupakan
Saran
dari volatilitas arus kas, volatilitas penjualan, tingkat utang, book-tax differences,
dan komponen akrual dapat menjelaskan dengan baik (sebagai indikator) dari
persistensi laba, dimana faktor ini merupakan faktor yang berasal dari internal
yang mempengaruhi yang berasal dari luar perusahaan, maka bagi penelitian
DAFTAR PUSTAKA
22
Hanlon, M. 2005. The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash
Flows When Firms Have Large Book-Tax Differences. The Accounting
Review, 80(1), 137–166.
http://www.idx.co.id. diakses pada 12 September 2017.
IAI. 2013. PSAK 46 Akuntansi pajak penghasilan, 1–12.
IAI. 2013. PSAK 2 Laporan Arus Kas, 1–29.
Kusuma, B., & Sadjiarto, R. A. 2014. Analisa Pengaruh Volatilitas Arus Kas,
Volatilitas Penjualan,Tingkat Hutang, Book Tax Gap, dan Tata Kelola
Perusahaan Terhadap Persistensi Laba. Tax & Accounting Review, 4(1), 1–
8.
Namazi, M., & Rezaei, G. 2016. The Effects of Earnings Quality Criteria on the
Agency Costs: (Evidence from Tehran Stock Exchange Market). Procedia
- Social and Behavioral Sciences, 230, 67–75.
Nina, Basri, H., & Arfan, M. 2014. Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Voltilitas
Penjualan, Besaran Akrual, dan Financial Leverage Terhadap Persistensi
Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 3(2),
1–12.
Puspitaningtyas, Z. 2013. Perilaku Investor Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 1–19.
Putri, A. G. 2016. Pengaruh Tingkat Hutang dan Kepemilikan Manajerial
terhadap Persistensi Laba pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 15(2), 915–942.
Richardson, S. A., Sloan, R. G., Soliman, M. T., & Tuna, I. 2005. Accrual
reliability, earnings persistence and stock prices. Journal of Accounting
and Economics, 39(3), 437–485.
Santoso, S. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Sperber, D., & Wilson, D. 2009. Teori Relevansi Komunikasi dan Kognisi. (P. D.
A. S. Ibrahim, Ed.). Jakarta: Pustaka Pelajar.
Sutisna, H., & Ekawati, E. 2016. Persistensi Laba Pada Level Perusahaan dan
Industri dalam Kaitannya dengan Volatilitas Arus Kas dan Akrual.
Simposium Nasional Akuntansi XIX, XIX, 1–19.
Wijayanti, H. 2006. Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan
Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas. Simposium
Nasional Akuntansi IX, 9(28), 23–26.
Zuhri, A. 2013. Analisis Akrual Diskresioner, Ketidakpastian Lingkungan
Operasi, Dan Leverage Dalam Memprediksi Laba. Jurnal Akuntansi
Universitas Negeri Surabaya, 3(3), 1–23.
23