Tugas Presentasi Kasus Saraf Intraserebral Hematoma
Tugas Presentasi Kasus Saraf Intraserebral Hematoma
HEMATOMA INTRASEREBRAL
Tutor:
Kelompok F.2
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini, tidak terdapat suatu terapi yang dapat meningkatkan
keluaran setelah hematoma intraserebral terjadi. Penelitian terkait tingkat
keselamatan penggunaan kombinasi penghancur gumpalan darah dengan operasi
untuk menghilangkan hematoma intraserebral masih diteliti (Sahni, 2007).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Intraserebral hematoma adalah perdarahan dalam jaringan otak itu sendiri.
Hal ini dapat timbul pada cidera kepada tertutup yang berat atau cidera kepala
terbuka. Intraserebral hematom dapat timbul pada penderita stroke hemoragik
akibat melebarnya pembuluh nadi (Corwin, 2009).
C. Epidemiologi
Intraserebral hematoma terjadi pada sekitar 15-30% kasus stroke. Angka
kematian yang dari intraserebral hematom sekitar 50% dari kasus per tahunnya,
dengan waktu kematian sekitar 1 bulan pertama dan 20% lainnya terjadi pada 1
minggu pertama (Jauch, 2005).
WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 juta pasien didunia menderita
stroke setiap tahunnya. Sepertiga dari kasus stroke meninggal dunia, sepertiga
pasien mengalami kelumpuhan dan sepertiga lainnya sembuh sempurna. Insidensi
tertinggi terjadi pada populasi usia tua dan pada ras afrika serta asia (Magistris,
2013).
D. Klasifikasi
Perdarahan intraserebral dibagi menjadi 2 yaitu perdarahan intraserebral
primer (80-85%) dan perdarahan intraserebral sekunder (15-20%). Perdarahan
otak primer dihubungkan dengan hipertensi yang tidak terkendali. Hipertensi
merupakan factor risiko yang utama dan didapatkan pada 70-80% kasus.
Perdarahan intraserebral sekunder disebabkan oleh kelainan pembuluh
darah (aneurisma atau malformasi arteriovenosa), penggunaan obat antikoagulan,
penyakit hati, dan penyakit darah misalnya leukemia (Satyanegara, 2010)
F. Penegakan Diagnosis
Hematoma intraserebral dapat ditegakan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan didukung oleh berbagai pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Hematoma intraserebral memiliki onset yang bisa terbilang tiba-tiba, seiring
dengan berjalannya waktu dari menit ke menit berikutnya akan terjadi
defisit neurologis. Hal ini akan disertai nyeri kepala, mual, muntah,
penurunan kesadaran, dan peningkatan tekanan darah. Defisit neurologis
yang terjadi berhubungan erat dengan letak perdarahan. Ataksia dapat terjadi
bila perdarahan terletak pada cerebellum, dan kelemahan atau kelumpuhan
dapat terjadi bila lokasinya adalah basal ganglia (Sahni, 2007).
2. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran menurun berdasarkan pemeriksaan GCS
b. Respon pupil abnormal
c. Pola pernafasan dapat secara progresif menjadi abnormal
d. Perubahan perilaku kognitif dan gerakan motorik yang timbul segera
atau secara lambat (Sahni, 2007).
3. Pemeriksaan penunjang
a. CT Scan
Pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya daerah hiperdens yang
indikasi dilakukan operasi jika single, diameter lebih dari 3 CM,
perifer, adanya pergeseran garis tengah secara klinis hematom tersebut
dapat menyebabkan gangguan neurologis/lateralisasi (Sahni, 2007).
Gambar Pemeriksaan CT Scan pada hematoma intraserebral
b. MRI
c. Laboratorium
G. Penatalaksanaan
a) Tatalaksana darurat (Sahni dan Weinberger, 2007).
Periksa ABC, tekanan darah, dan tanda-tanda peningkatan tekanan
intrakranial. Lakukan intubasi untuk menghindari resiko aspirasi,
kegagalan ventilasi (PaO2 < 60 mmHg or pCO2 > 50 mmHg), dan tanda
peningkatan tekanan intrakranial.
Posisi kepala elevasi 30 derajat
Infus manitol 20% cepat 1-1,5 g/kgBB IV bolus, diikuti dengan 0,25-0,5
g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam.
Hiperventilasi pCO2 30-35 mmHg
c) Non medikamentosa
Posisi kepala elevasi 30 derajat
Diet
BAB III
KESIMPULAN
1. Intraserebral hematoma adalah perdarahan dalam jaringan otak itu sendiri.
Hal ini dapat timbul pada cidera kepada tertutup yang berat atau cidera kepala
terbuka. Intraserebral hematom dapat timbul pada penderita stroke hemoragik
akibat melebarnya pembuluh nadi
2. Insidensi tertinggi terjadi pada populasi usia tua dan pada ras afrika serta
Asia.
3. Terdapat berbagai faktor risiko terjadinya intraserebral hematoma yang dibagi
menjadi faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak
dapat dimodifikasi
4. Tatalaksana pada keadaan darurat yaitu dengan prinsip ABC terlebih dahulu,
kemudian terapi selanjutnya bertujuan untuk mengendalikan tekanan
intrakranial <20 mmHg dan perfusi serebral >70 mmHg
Penulisan Resep
SURAT RUJUKAN
Anamnesa
a. Keluhan : Penurunan kesadaran
c. Kasus : Baru
d. Keluhan lain :-
e. Terapi/Obat yang telah diberikan: Infus manitol 20% dosis 50 mg
Demikian surat rujukan ini kami kirim, kami mohon balasan atas surat rujukan ini.
Atas perhatian Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.
Hormat Kami
(dr. Supono)
No. SIP: 62899433346
DAFTAR PUSTAKA