Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

A. Tanda – Tanda Vital

‫َّللاَ ََل يُغَيِّ ُر َما بِّقَ ْو ٍم َحت ه ٰى‬ ‫ظونَهُ ِّم ْن أ َ ْم ِّر ه‬
‫َّللاِّ ۗ إِّ هن ه‬ ُ َ‫لَهُ ُمعَ ِّقبَاتٌ ِّم ْن بَي ِّْن يَدَ ْي ِّه َو ِّم ْن خ َْل ِّف ِّه يَحْ ف‬
‫سو ًءا فَ ََل َم َرده لَهُ ۚ َو َما لَ ُه ْم ِّم ْن دُونِّ ِّه ِّم ْن َوا ٍل‬ ‫يُغَيِّ ُروا َما بِّأ َ ْنفُ ِّس ِّه ْم ۗ َوإِّذَا أ َ َرادَ ه‬
ُ ‫َّللاُ بِّقَ ْو ٍم‬
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di
muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia (Ar-ra’ad ayat 11). Sesungguhnya Allah
SAW tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubahnya sendiri,
maka dari itu dengan memperlajari materi ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami teori tanda-tanda vital yang diharapkan mampu mengimplementasikan
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Tanda – tanda vital merupakan cara yang cepat dan efisien dalam memantau
kondisi klien atau mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respons terhadap
intervensi yang diberikan. Penggunaan tanda – tanda vital memberikan data dasar
untuk mengetahui respons terhadap stress fisiologi/psikologi, respons terapi medis
dan keperawatan. Hal ini sangatlah penting sehingga disebut tanda – tanda vital.
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi,
Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan Darah.
Adanya perubahan tanda vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan
kepada metabolism dalam tubh, denyut nadi dapat menunjukkan perubahan pada
system kardiovaskuler, frekuensi pernapasan dapat menunjukkan fungsi
pernafasan dan tekanan darah dapat menilai kempuan system kardiovaskuler yang
dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Pemeriksaan tanda vital dilaksanakan untuk
memantau perkembang pasien, tindakan ini merupakan pengawasan terhadap
perubahan atau gangguan system tubuh. (Rendy, 2013)
Menurut Muttaqin, 2010 waktu untuk mengukur tanda – tanda vital adalah

sebagai berikut:

o Saat klien pertama kali masuk ke fasilitas

o Saat memeriksa klien pada kunjungan rumah

o Di rumah sakit/fasilitas kesehatan dengan jadwal rutin sesuai program

o Sebelum dan sesudah prosedur bedah atau diagnostic invasif

o Sebelum, saat, dan setelah transfuse darah

o Saat keadaan umum klien berubah

o Sebelum, saat, dan sesudah pemberian obat.

o Sebelum dan sesudah intervensi keperawatan yang mempengaruhi tanda –

tanda vital

o Saat klien mendapat gejala fisik yang non spesifik

o Menggigil adalah respon tubuh terhadap perbedaan suhu dalam tubuh.

sedangkan pedoman untuk memeriksa tanda-tanda vital (TTV) menurut Potter,


2006 yaitu :

1. Perawat yang merawat klien bertanggung jawab terhadap pengkajian tanda


vital
2. Peralatan harus berfungsi dan sesuai kondisi serta karakteristik klien
3. Perawat mengetahui batas nilai normal TTV menurut umur atau kondisi
fisik
4. Perawat mengetahui riwayat kesehatan klien, terapi dan obat-obat yang
diberikan
5. Perawat mengontrol atau meminimalkan factor lingkungan yang dapat
mempengaruhi tanda vital
6. Perawat menggunakan pendekatan yang teratur dan sistemik ketika
mengukur tanda vital
7. Berdasarkan kondisi klien, perawat melakukan kolaborasi dengan dokter
untuk menentukan frekuensi pengkajian tanda vital
8. Perawat mengembangkan rencana penyuluhan untuk mengintruksikan
klien atau pemberi perawatan mengkaji TTV
9. Perawat menganalisis hasil dari pengukuran TTV

Tabel. Nilai normal tanda-tanda vital orang dewasa


Tanda-tanda vital normal orang dewasa

Suhu tubuh : 360 C-380 C Pernapasan : 12-20 kali/menit


Nadi : 60-100 kali/menit Tekanan darah : 120/80 mmHg
(Sumber: Black, J.M.et al, 1995)

B. Pengkajian Suhu Tubuh

Menurut Tambunan, 2012 suhu tubuh adalah derajat panas yang


dipertahankan oleh tubuh dan diatur oleh hipotalamus (dipertahankan dalam batas
normal yaitu + 60 C dari 370 C) dengan menyeimbangkan antara panas yang
dihasilkan dan panas yang dilepaskan. Suhu tubuh menurut Potter, 2006 yaitu
perbedaan antara perbedaan panas yang hilang ke lingkungan luar.

Tujuan pengukuran suhu tubuh

1. Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan


membantu menegakkan diagnose.
2. Untuk menilai keseimbangan suhu tubuh

1. Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh


Diawali dengan hipotalamus yang menerima pesan dari reseptor panas
yang beralokasi di seluruh tubuh, baik untuk memproduksi panas atau
meningkatkan kehilangan panas tubuh. Dalam kondisi normal, pusat panas
mengatur suhu tubuh dengan mempertahankan panas tubuh dalam rentang
35,9 – 37,40 C. Pusat panas tubuh menggabarkan suhu dari visceral
(dalam) dan otot, yang disekat oleh jaringan adipose dan kulit untuk
mencegah kehilangan panas. Panas akan menghilang ketika panas dari
tubuh yang ada dalam pusat panas ditransfer ke seluruh area kulit oleh
darah.
Temperature tubuh bervariasi pada beberapa bagian tubuh. Suhu inti tubuh
lebih tinggi dari suhu seluruh tubuh. Temperature inti biasanya diukur
secara rektal, tetapi dapat juga diukur dalam esophagus, arteri pulmonary
atau kandung kemih melalui monitor peralatan invasive. Pengaturan suhu
tubuh yang lain dapat diukur di oral, aksila, dan membrane timpani.

Tabel. Mekanisme perpindahan panas


Radiasi Konveksi Evaporasi Konduksi
Define  Perpindahan Penyebaran Perubahan dari Transfer
s panas dari panas cairan menjadi panas ke
permukaan melalui uap. Tubuh objek lain
objek lain pergerakan secara kontinu selama
tanpa adanya antara area kehilangan kontak
bersentuhan yang panas melalui langsung
(Potter dan kerapatanny evaporasi. (Craven,
Perry, 1997) a berbeda Kira-kira 600- 2007)
 Panas (Craven, 900 ml sehari
berpindah 2007) menguap dari
melalui kulit dan paru
gelombang yang
elektromagn mengakibatka
etik n kehilangan
air dan panas
(Potter dan
Perry, 1997)

Contoh  Meningkatka Hembusan Cairan tubuh Memberi


n kehilangan angina dari dalam bentuk kompres
panas dengan kipas angina perspirasi atau dingin atau
melepas maupun keringat memandika
pakaian pendingin n klien
 Mengurangi udara dengan air
jumlah dingin
kehilangan
panas dengan
menutup
tubuh dengan
pakaian gelap
atau pakaian
hangat

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh (Tambunan, 2012) :


a. Usia
Baik usia yang sangat muda maupun yang sangat tua, umumnya lebih
sensitive terhadap perubahan suhu lingkungan. Suhu tubuh bayi dan
anak-anak berespons lebih cepat, baik terhadap suhu tubuh panas
maupun dingin dan hal ini memerlukan pengawasan dari adanya
perubahan yang berbahaya.
b. Jenis kelamin
Wanita cenderung mengalami fluktuasi suhu tubuh dibandingkan pria.
Hal ini kemungkinan adanya perubahan hormon pada wanita, seperti
peningkatan sekresi progesterone saat ovulasi yang dapat
meningkatkan suhu tubuh sebesar 0,3-0,60 C.
c. Stress
Tubuh berespon terhadap stress fisik dan emosional sebagai suatu
ancaman. Hasilnya adalah terjadi peningktan metabolisme yang
menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tubuh.
d. Temperature lingkungan
Sebagian besar dari individu berespons terhadap perubahan lingkungan
dengan menggunkan pakaian, baik saat panas ataupun dingin. Pada
keadaan cuaca dingin, pembuluh darah kutaneus (perifera) akan
mengalami vasokonstriksi/ penyempitan sehingga panas lebih banyak
di organ internal dan panas yang hilangnya/ dilepaskan akan minimal.
Sementara pada cuaca yang hangat, pembuluh darah kutaneu akan
vasodilatasi/ melebar sehingga membawa darah lebih banyak
kepermukaan yang akan meningkatkan pelepasan panas melalui radiasi
dan evaporasi.
e. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi
kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat
mempengaruhi laju metabolisme menjadi 100% diatas normal
f. Demam (peradangan)
Prose peradangan atau demam dapat menyebabkan peningktan
metabolisme sebesar 120% untuk setiap peningkatan suhu 100 C
g. Status gizi
Mal nutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolism
20-30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan
yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolism. Dengan demikian,
orang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal
cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak
merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan
panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
h. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolism,
mengakibatkan gesekan antara komponen otot/ organ yang
menghasilkan energy termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3-40,00 C

3. Tempat pengukuran suhu tubuh, menurut Rendy (2013) :


 Oral
Suhu dapat diambil melalui mulut menggunakan thermometer kaca
klasik atau yang lebih modern thermometer digital yang menggunakan
probe elektronik untuk mengukur suhu tubuh.
 Rektal
Suhu yang diambil melalui dubur (menggunakan thermometer gelas
atau thermometer digital)
 Aksilaris
Temperature dapat diambil di bawah lengan dengan menggunakan
thermometer gelas atau thermometer digital

Tabel. Rata-rata suhu tubuh normal pada dewasa sehat (Tambunan,


2012)
Oral Rektal Aksilaris
37,00 C 37,50 C 36,50 C

Tabel. Kelebihan dan kontraindikasi pengkajian suhu tubuh


(Muttaqin, 2010)
Pengkajian Kelebihan Kontraindikasi
Oral  Pengkajian Klien tidak mampu
mudah dilakukan menahan
 Nyaman thermometer dalam
 Pembacaan hasil mulut, resiko
akurat tergigit, seperti pada
bayi atau anak kecil,
riwayat kejang serta
trauma mulut atau
wajah

Rektal Pembacaan hasil Pembedahan pada


lebih akurat rektal seperti tumor
digunakan pada bayi atau hemoroid, klien
tidak dapat berposisi
dengan baik seperti
pada bayi baru lahir

Aksila Aman tidak Digunakan hanya


mengganggu bila sisi oral dan
digunakan pada bayi rektal tidak dapat
baru lahir dipakai untuk
mengukur, metode
ini kurang akurat.

C. Pengkajian Pengukuran Nadi

Nadi adalah aliran darah yang menonol dan dapat diraba di berbagai
tempat pada tubuh. Nadi merupakan indicator status sirkulasi. Denyut nadi
dibedakan menjadi denyut nadi apical dan perifer. Nadi radialis dan apical
merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk mengkaji frekuensi nadi.
Denyut nadi apical adalah denyut nadi yang dirasakan di apeks jantung. Denyut
nadi perifer adalah denyut nadi yang dirasakan pada perifer tubuh seperti leher,
pergelangan dan kaki. Pada klien yang sehat laju denyut perifer sama dengan
denyut jantung (Rendy, 2013).

Tujuan pemeriksaan nadi adalah :


1. Untuk mengetahui kerja jantung
2. Untuk menegetahui jumlah denyut jantung yang terasa pada pembuluh
darah.
3. Untuk menentukan denyut nadi normal atau tidak.
1. Nadi normal dan abnormal
Komponen dari nadi yang umumnya dikaji adalah frekuensi, irama dan
amplitudo. Nadi merupakan tanda vital yang melibatkan system
kardiovaskuler. Oleh karena itu, apabila mengkaji keadaan nadi, hal ini sama
dengan mengkaji keadaan integrasi system kardiovaskuler, sedangkan keadaan
system kardiovaskular mengindikasi perfusi jaringan (sel).
a. Frekuensi nadi
Frekuensi nadi adalah jumlah denyutan yang melalui arteri perifer dan
terdengan di atas apeks dari jantung dalam satu menit. Secara normal
frekuensi pada nadi sesuai dengan irama pada jantung, frekuensi nadi
berbeda-beda berdasarkan tingkatan usia. Seperti pada tabel berikut

Usia Perkiraan rentang Perkiraan rata-rata


Normal (x/ menit) (x/ menit)
Bayi baru lahir sampai 1 bulan 120-160 140
1-12 bulan 80-140 120
12 -24 bulan 80-130 110
2-6 tahun 75-120 100
6-12 tahun 75-120 95
Remaja sampai dewasa 60-100 80

Faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan frekuensi nadi adalah


sebagai berikut :
1. Nyeri
2. Emosional yang kuat, seperti takut, kecemasan, dan gembira yang
berlebihan
3. Latihan, ketika kemampuan kompensasi jantung mencoba
memenuhi kebutuhan untuk peningkatan sirkulasi darah.
4. Penggunaan panas yang berkepanjangan
5. Penurunan tekanan darah, seperti pada saat kehilangan darah,
dimana kemampuan kompetensi jantung mencoba untuk memenuhi
kebutuhan untuk meningkatkan pengeluaran darah dari jantung
6. Peningkatan suhu tubuh
7. Kondisi-kondisi yang menyebabkan penurunan oksgenasi darah,
sebagai contoh pasien anemia
8. Beberapa obat seperti adrenalin.

Faktor yang mempengaruhi lambatnya nadi adalah sebagai berikut :

1. Nadi menjadi lambat umumnya pada saat istrahat dan baru bangun
tidur
2. Nadi laki-laki lebih lambat dari pada perempuan
3. Orang dengan ukuran tubuh yang lebih kecil cenderung memiliki
denyut nadi yang lebih lambat
4. Peningkatan usia kemungkinan dihubungkan dengan lambatnya
denyut nadi
5. Obat-obatan seperti cardiotonic glycosides, melambatkan denyut
nadi
b. Irama nadi
Irama nadi adalah pola berdenyut dan berhenti, normalnya yaitu
denyut dan jeda yang sama terjadi berulang dalam satu periode
pengukuran nadi.
c. Kekuatan / amplitude nadi
Kekuatan / amplitude nadi menggambarkan kualitas nadi yaitu
kedalaman/ kepenuhanya, serta menggambarkan kekuatan dari
kontraksi vertikel kiri. Pada kondisi yang normal, amplitude dari setiap
denyut nadi adalah kuatnya nadi pada semua area dimana pembuluh
darah arteri dapat dipalpasi.
Nomor Kondisi Gambaran
0 Nadi tak teraba Denyut tidak teraba walau dengan penekanan
yang kuat
1+ Nadi sedikit teraba Denyut tidak mudah diraba dan dengan
sedikit tekanan menyebabkan denyutan
hilang
2+ Nadi lemah Denyut nadi lebih kuat namun dengan
tekanan ringan menyebabkan denyutan nadi
menghilang
3+ Nadi normal Denyut mudah diraba, dengan tekanan
sedang menyebabkan denyutan menghilang
4+ Bounding pulse Denyut kuat dan tidak akan hilang dengan
tekanan sedang

2. Lokasi pengkajian nadi perifer


Denyut nadi dapat di raba di semua arteri. Daera-daerah yang
digunakan untuk pengukuran nadi karena mudah diraba adalah nadi radial,
karotis, fasial, temporal, dorsalis pedis, tetapi yang umum adalah radial.
Selain nadi perifer, juga ada nadi apikal yaitu denyut nadi yang
terdengar saat ventrikel berkontraksi. Nadi apikal dikaji dengan
menggunkan stetoskop diatas apeks jantung didada.

A. Pengkajian Pernafasan
Tujuan utama bernafas adalah menyuplai O2 ke sel-sel tubuh dan
membuang CO2 keluar dari sel tubuh. Fungsi lainnya yaitu membantu
mempertahankan suhu tubuh dan mengeluarkan kelebihan air (penguapan).
Pergerakan udara ke dalam dan keluar paru-paru di atas disebut ventilasi.
Proses ventilasi terbagi atas dua fase yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi
adalah fase aktif karena pergerakan melibatkan otot dan paru untuk
membawa udara ke paru. Ekspirasi adalah fase pasif, yaitu pergerakan udara
keluar dari paru-paru.
Tujuan menghitung pernafasan :
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengikuti perkembangan penyakit
3. Membantu menentukan salah satu penyokong diagnose

a. Pernapasan normal dan abnormal


1. Frekuensi pernafasan
Dalam kondisi normal, pernafasan pada orang dewasa adalah 16-20
x/menit. Frekuensi pernafasan pada anak dan bayi akan lebih cepat.
Ada hubungan yang konsisten antara frekuensi nadi dengan frekuensi
nafas pada orang sehat, dimana perbandingannya adalah dalam 1 kali
pernafasan akan terdapat 4 kali denyut jantung. Pada saat terjadi
peningkatan suhu tubuh, frekuensi pernafasan akan meningkat
sebagai respons terhadap peningkatan laju metabolism.

Tabel. Interprestasi frekuensi pernapasan


Tingkat usia Hasil normal
Bayi baru lahir 35 x/ menit
Bayi 1 minggu- 11 bulan 30 x/ menit
2 - 4 tahun 25 x/ menit
Anak umur 4 – 12 tahun 19-23 x/ menit
Remaja 14 – 18 tahun 16-18 x/ menit
Dewasa 12-20 x/ menit
Lansia (diatas 65 tahun) Jumlah respirasi permenit biasanya
meningkat secara bertahap dari dewasa
(sumber. Potter & Perry, 2003)

2. Kedalaman pernafasan
Dalam keadaan istirahat, kedalam pernafasan adalah sama. Secara
periodik setiap orang secara otomatis menghirup secara dalam,
dimana paru-paru akan terisi udara lebih banyak dibandingkan dengan
kedalaman pernafasan biasa.
Apneu menunjukkan periode dimana tidak ada pernafasan, kondisi ini
serius dimana kerusakan dan kematian otak dapat terjadi bila manusia
tidak bernafas lebih dari 4-6 menit. Dispneu merupakan keadaan
kesulitan bernafas, dimana akan menunjukkan pernafasan yang cepat,
dangkal, dan terlihat cemas/ gelisah. Agar klien dengan dispneu dapat
bernafas dengan mudah maka duduk, posisi ini di kenal dengan posisi
orthopnea. Pernafasan kussmaul adalah pernafasan dengan kedalaman
yang abnormal, tetapi teratur mirip dengan hiperventilasi.

3. Suara nafas
Suara nafas didengar dengan menggunakan stetoskop diseluruh area
paru. Pernafasan stertorus menunjukkan pernafasan yang berisik.
Sementara itu, stidor adalah pernafasan yang keras/ kasar, terdengar
melengking pada saat inspirasi. Hal ini karena penyempitan jalan
napas atas, seperti di laring atau trakea. Bayi dan anak-anak dengan
penyakit batuk yang disertai sesak napas atas sering dimanifestasikan
dengan stridor saat bernafas. Wheeze adalah suara nafas yang
berdenyit (seperti suara bersiul), dikarenakan udara bergerak melalui
celah atau adanya obstruksi jalan nafas parsial. Crackles (sering
disebut juga rales) adalah suara nafas yang gemercik disebabkan oleh
udara melalui sekresi yang encer, umumnya terdengar pada inspirasi.
Girgles (sering disebut ronchi) disebabkan udara melalui mucus yang
kental, umumnya terdengar saat ekspirasi.

B. Pengkajian Pengukuran Tekanan Darah


Tekanan darah adalah tenaga yang digunakan darah untuk melawan
dinding pembuluh. Atau tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada
dinding arteri oleh darah yang didorong dengan tekanan dari jantung. Aliran
darah mengalir pada system sirkulasi karena perubahan tekanan.
Darah mengalir dari daerah yang tekanan tinggi ke daerah yang
tekanannya rendah. Kontraksi jantung mendorong darah dengan tekanan
tinggi ke aorta. Pusat dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah
tekanan darah sistolik. Pada saat ventrikel relaks, darah yang tetap dalam
arteri menimbulkan tekanan diastolic atau minimum. Tekanan diastolik
adalah tekanan minimal yang mendesak dinding arteri setiap waktu.

1. Tekanan darah normal dan abnormal


a. Tekanan darah normal
Usia Rata-rata tekanan darah normal Perkiraan hipertensi
Bayi baru lahir 40 mmHg sistolik Tidak dapat ditentukan
1 bulan 85/54 mmHg Tidak dapat ditentukan
1 tahun 95/65 mmHg >110/75 mmHg
6 tahun 105/65 mmHg >120/80 mmHg
10-13 tahun 110/65 mmHg >125/85 mmHg
14-17 tahun 120/80 mmHg >135/90 mmHg
18 tahun keatas 120/80 mmHg >140/90 mmHg
(Taylor, C., 1997)
b. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah tinggi adalah tekanan darah diatas normal. Bila
hipertensi dihubungkan dengan patologis penyakit yang diketahui,
disebut hipertensi sekunder. Sementara bila tidak diketahui, disebut
dengan hipertensi primer atau essensial.
c. Tekanan darah rendah (hipotensi)
Tekanan darah rendah adalah tekanan darah dibawah normal.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah


Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah pada orang sehat di
antaranya adalah sebagai berikut :
a. Usia seseorang. Tekanan darah akan rendah saat lahir, meningkat
pada masa remaja, dan sedikit menurun pada masa usia tua.
b. Fluktasi normal terjadi sepanjang hari. Tekanan darah umumnya
rendah pada pagi hari (sehabis bangun pagi), kemudian akan
meningkat sekitar 5-10 mmHg pada sore hari menjelang malam
dan selanjutnya akan turun kembali pada saat tidur.
c. Wanita biasanya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah dari
pada pria pada usia yang sama
d. Tekanan darah meningkat setelah makan
e. Tekanan darah sistolik meningkat selama periode latihan dan
aktivitas yang kuat/ berat
f. Tekanan darah tinggi biasanya pada orang-orang yang gemuk
dibandingkan dengan orang yang kurus
g. Emosi, seperti marah, takut atau gembira yang berlebihan secara
umum menyebabkan tekanan darah meningkat, tetapi tekanan
darah akan kembali turun kearah normal ketika situasi tersebut
telah lewat.
h. Tekanan darah seseorang cenderung menjadi rendah ketika dalam
posisi prone (tengkurap) atau supine (terlentang) dibandingkan
dengan posisi duduk atau berdiri.
SOAL

1. Seorang ibu baru saja selesai melahirkan bayi laki-laki yang ditolong oleh
seorang bidan. Bayi tersebut mengalami hipotermi, karena tidak
dikeringkan paska melahirkan.
Bagaimana kehilangan panas dengan cara tersebut disebut dengan ?
A. Radiasi
B. Konveksi
C. Evaporasi
D. Konduksi
E. Radiator

2. Seorang ibu berusia 27 tahun datang ke bidan mengatkan kelelahan setelah


melakukan pekerjaan rumah tangga. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital didaptkan nadi ibu cepat yaitu 120 kali/ menit.
Apakah yang menyebabkan nadi pasien cepat?
A. Tekanan darah
B. Emosi
C. Latihan
D. Aktivitas
E. Peningkatan suhu tubuh

3. Seorang remaja datang ke BPM, mengatakan panas sejak tadi pagi, serta
pasien mengatakan mual muntah. Bidan melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital pada suhu melalui aksila pada remaja.
Berapakah suhu tubuh normal pada remaja tersebut?
A. 37,00 C
B. 36,50 C
C. 37,50 C
D. 36.0 0C
E. 35,5 0C

4. Seorang ibu berusia 25 tahun datang ke bidan bersama bayinya yang


berusia 7 bulan, ibu mengatakan bayinya rewel bebrapa hari ini, ibu
mengatakan bayi panas.
Apa yang harus bidan lakukan untuk menegakkan diagnose pada bayi
tersebut, ?
A.Pengukuran suhu
B. Pengukuran nadi
C. Pengukuran tekanan darah
D. Kompres
E. Berikan parasetamol

5. Seorang ibu baru saja melahirkan anak pertamanya yang ditolong oleh
bidan dengan persalinan pervaginam, saat dilakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital pada bayi Ny X didapatkan nadi bayi tersebut yaitu 100 x/
menit.
Berapakan nadi normal pada bayi baru lahir?
A. 60-100 x/menit
B. 75-110 x/menit
C. 80-130 x/menit
D. 120-160 x/menit
E. 160-180 x/menit

Essay
1. Seorang remaja usia 17 tahun datang kebidan, mengatakan kepalanya
pusing, demam sudah 2 hari ini. Untuk menegakkan diagnose, bidan
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pengukuran suhu. Sebutkan tujuan
pemeriksaan tanda-tanda vital suhu !
2. Seorang ibu berusia 28 tahun datang kebidan bersama balitanya, ibu
mengatakan anaknya demam sejak semalam. Untuk menegakkan diagnose,
bidan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital suhu melalui aksila.
Sebutkan kelebihan dan kontraindikasi pengkajian suhu tubuh melalui aksila
!
3. Seorang remaja baru saja masuk ke rumah sakit karena muntah terus
menerus akibat mengkonsumsi jajan dipinggir jalan. Seorang perawat
langsung melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada remaja tersebut.
Jelaskan tujuan pemeriksaan tanda-tanda vital !

JAWABAN

1. C
2. D
3. B
4. A
5. D

ESAAY
1. Tujuan pengukuran suhu tubuh:
a. Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan
membantu menegakkan diagnose.
b. Untuk menilai keseimbangan suhu tubuh

2. Keuntungan : Aman tidak mengganggu digunakan pada bayi baru lahir


Kontraindikasi : Digunakan hanya bila sisi oral dan rektal tidak dapat
dipakai untuk mengukur, metode ini kurang akurat.

3. Pemeriksaan tanda vital dilaksanakan untuk memantau perkembang


pasien, tindakan ini merupakan pengawasan terhadap perubahan atau
gangguan system tubuh, dan suatu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh.

Anda mungkin juga menyukai