Anda di halaman 1dari 28

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kehamilan

1. Definisi kehamilan

Menurut Muhimah dan Safe’i (2010),kehamilan adalah rentan

waktu antara awal terjadinya pembuahan (bertemunya sel telur wanita

dengan sel sperma laki-laki) sampai bayi dalam kandungan ibu lahir.

Masa ini secara normal akan berlangsung selama kurang lebih 38-40

minggu. Dalam hitungan hari akan sama dengan 266 hari atau kira-kira

selama 40 minggu dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Jika

menggunakan hitungan kalender akan sama dengan 9,5 bulan, dan

tentunya angka ini akan bervariasi untuk setiap wanita yang mengalami

kehamilan.

2. Tanda dan gejala kehamilan

Bukti presumtif kehamilan umumnya didasarkan pada gejala-

gejala subyektif berupa: mual dengan atau tanpa muntah, gangguan

berkemih, fetigeu, persepsi adanya gerakan janin, sedangkan yang

termasuk tanda presumtif adalah terhentinya menstruasi, perubahan pada

payudara, perubahan warna mukosa vagina, dan meningkatnya

pigmentasi kulit dan timbulnya strie gravidarum (Cunningham, dkk,

2010).

10
11

Menurut Cunningham, dkk (2010), ada tiga tanda positif

kehamilan yaitu: identifikasi kerja jantung yang terpisah dan tersendiri

dari kerja jantung wanita hamil, persepsi gerakan janin aktif oleh

pemeriksa, dan pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama

kehamilan dengan tehnik sonografi atau pengenalan janin yang lebih tua

secara radiogrfis pada paruh kedua kehamilan.

3. Perubahan anatomi dan fisiologi kehamilan

a. Sistem reproduksi

Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan

hormon estrogen dan progesteron, uterus akan mengalami hipertrofi

dan hipervaskularisasi akibat dari pertumbuhan dan perkembangan

janin, pertambahan amnion dan perkembangan plasenta dari yang

berukuran 30 gr menjadi 1000 gr. Selain itu, akan terjadi pelunakan

pada ithmus uteri dan pembesaran plasenta pada satu sisi uterus

(Hani, 2010)

b. Sistem endokrin

1) Hormon plasenta

Sekresi hormon plasenta dan HCG dari plasenta janin

mengubah organ endokrin secara langsung. Peningkatan kadar

estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat dan

menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan

akibatnya plasma yang mengandung hormon-hormon ini akan


12

meningkatkan jumlahnya. Tetapi kadar hormon bebas tidak

mengalami peningkatan yang besar (Asrinah, dkk., 2010)

2) Kelenjar hipofisis

Berat kelenjar hipofisis anterior meningkat antara 30-

50% yang menyebabkan perempuan hamil menderita pusing.

Sekresi prolaktin, hormon adrenokortikotropik,

hormontriotopik, dan melanocyt stimulating hormon meningkat.

Produksi hormon merangsang folikel dan luteinizing hormon

dihambat oleh estrogen dan progesteron plasenta. Efek

meningkatnya sekresi prolaktin adalah ditekanya produksi

estrogen dan progesteron pada masa kehamilan. Setelah

plasenta dilahirkan, konsentrasi prolaktin plasma akan menurun.

Penurunan ini akan tetap berlanjut sampai saat ibu menyusui.

Namun prolaktin masih tetap disekresi karena masih adanya

isapan bayi yang juga menstimulasi produksi air susu (Asrinah,

dkk., 2010).

3) Kelenjar tiroid

Dalam kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan

mengalami pembesaran kira-kira 13% akibat adanya hiperplasia

dari jaringan glandula dan peningkatan vaskularisasi. Secara

fisiologis akan terjadi peningkatan amblan iodine sebagai

kompensasi kebutuhan ginjal terhadap iodine yang

meningkatkan laju filtrasi glomerulus (Asrinah, dkk., 2010).


13

4) Kelenjar adrenal

Kaena dirangsang oleh hormon estrogen, kelenjar

adrenal memproduksi lebih banyak kortisol plasma bebas dan

juga kortikosteroid, termasuk ACTH, dan ini teradi sejak usia

12 minggu hingga masa aterm (Asrinah, dkk., 2010).

c. Sistem kekebalan

HCG mampu menurunkan respon imun pada perempuan

hamil. Selain itu, kadar Ig G, Ig A, dan Ig M serum menurun mulai

dari mingu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah pada

minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini, hingga

aterm(Asrinah, dkk., 2010).

d. Sistem perkemihan

Uretra membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun

akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering

(poliuria), laju filtrasi meningkat hingga 60-150%. Dinding slauran

kemih bisa tertekan oleh pembesaran saluran uterus, menyebabkan

hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin,

urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun, anmaun ini

dianggap normal (Asrinah, dkk., 2010).

e. Sistem pencernaan

Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek samping mual

dan muntah-muntah. Selain itu, teradi juga perubahan peristaltik

dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar, jug


14

akibat peningkatan asam lambung. Saliva meningkat pada trimester

pertama, mengelun mual dan muntah. tonus otot-otot saluran

pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih

lama beradda dalam saluran makanan. Reabsorbsi makanan baik,

namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah ssering terjadi,

boasanya pagi hari disebut morning sickness (Asrinah, dkk., 2010).

f. Sistem musculoskeletal

Estrogen dan relaksasi memberi efek maksimal pada

relaksasi otot dan ligamen pelvic pada akhir kehamilan. Relaksasi ini

digunakan oleh pelvi untuk meningkatkan kemampuannya dalam

menguatkan posisi janin diakhir kehamilan dan saat kelahiran.

Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang

karena berelaksasi, sebagai efek dari estrogen. Lemah dan

membesarnya jaringan menyebabkan terjadinya hidrasi pada

trimester akhir. Simfisis pubis melebar hingga 4 mm pada usia

gestasi 32 minggu, dan sakrokoksigeus tidak teraba, diikuti

terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang (Asrinah,

dkk., 2010).

Meningkatnya pergerakan pelvic menyebabkan juga

pergeerakan pada vagina. Ini menyebabkan tibulnya nyeri punggung

dan ligamen saat hamil tua. Bentuk tubuh selau berubah sebab

menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan, akibat dari tidak

adanya otot abdomen (Asrinah, dkk., 2010).


15

g. Sistem kardiovaskuler

Meningkatnya beban kerja menyebabkan otot jantung

mengalami hipertrofi. Selama hamil, kecepatan darah meningkat

(jumlah darah yang dialirkan oleh jantung dalam setiap denyutan)

sebagai hasil dari peningkatan curah jantung. Denyut jantung

meningkat dengan cepat setelah usia kehamilan 4 minggu, dari 15

denyut permenit menjadi 70-85 denyut permenit, aliran darah

meningkat dari 64 ml menjadi 71 ml (Asrinah, dkk., 2010).

Sementara tekanan sistolik hampir konstan, tekanan diastolik

menurun drastik pada trimester I, mencapai yang terendah pada usia

kehamilan 16-20 minggu. Trimester berikutkan sama dengan

trimester I (Asrinah, dkk., 2010).

h. Sistem integumentum

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormon

lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Setelah

persalinan, hiperpigmentasi akan menghilang (Asrinah, dkk., 2010).

i. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan utrisi menjadi semakin

tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan ASI (Asrinah, dkk.,

2010).
16

j. Berat badan dan indeks tubuh

Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan

adanya adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Analisa dari

berbagai penelitian menunjukkan berat badan yang bertambah

berhubungan dengan perubahan fisiologi yang terjadi pada

kehamilan dan lebih dirasakan pada ibu primigravida untuk

menambah berat badan pada masa kehamilan (Asrinah, dkk., 2010).

k. Sistem pernafasan

Pada kehamilan terjadi perubahan sistem respirasi untuk bisa

memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma

akibat dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32

minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim kebutuhan O2

eningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekiitar 20 sampai

25% dari biasanya (Asrinah, dkk., 2010).

l. Sistem persyarafan

Pada ibuhamil akan ditemukan rasa sering kesemutan atau

acroetresia pada ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu yang

membungkuk. Edema pada trimester III, edema menekan syaraf

perifer bawah ligamen carpal pergelangan tangan menimbulkan

carpal turner sindrom, yang ditandai dengan parestia dan nyeri pada

tangan yang menyebar ke siku. Pada bayi, sistem syaraf (otak dan

struktur-struktur lain seperti tulang belakng) muncul pada minggu

ke-4, sewaktu syaraf mulai berkembang (Asrinah, dkk., 2010).


17

4. Kunjungan antenalatal

Tabel 2.1 minimal kunjungan yang dilakukanolehibuhamildaninformasi


yang perludidapatkan.

UmurKehami Kunjungan InformasiPenting


lan

Trimester Satu kali 1. Membangun rasa


Pertama (0- salingpercayaantarapetugasdenganibuhami
12 minggu) l.

2. Mendeteksiadanyamasalahdanmenanganiny
a.

3. Melakukanpenanggulanganterjadinyakompl
ikasidanpraktiktradisional yang merugikan.

4. Memulaipersiapankelahiranbayidankesiapa
nuntukmenghadapikomplikasi.

5. Mendorongperilaku yang sehat: gizi,


kebersihandanistirahat.

Trimester Satu kali 1. Samasepertikegiatan di Trimester pertama.


Kedua (13-28
minggu) 2. Kewaspadaankhususmengenaipreeklampsia
daneklampsia:
tandadangejalapreeklampsia,
pemantauantekanandarah, pemeriksaan
protein urin.

3. Dimulainyaaktivitassenamhamiluntukmengu
rangibeberapaperubahanbaiksecarafisikma
upunpsikologis (Husin, 2013).

Trimester Dua kali 1. Kegiatansamadenganpadakehamilan


ketiga (29-40 Trimester I dan II.
minggu)
2. Pemeriksaan abdominal
untukmemastikanadanyakehamilankembarat
autidak.

3. Mendeteksiletakdanposisijanin di
18

dalamrahimsertadenyutjantungjanin (DJJ)

4. Kebutuhansenamhamiluntukmengatasikeluh
an yang dialami.

Dikutipdari: (Prawirohardjo, 2010) dan (Husin, 2013).

B. Nyeri Pungung

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi pada

area lumbalsakral. Nyeri pungung bawah biasanya akan meningkat

intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan

akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya.

Perubahan-prubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika

wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya

maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan

lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan

menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Varney, 2010).

Menurt Varney (2010) masalah memburuk jika ternyata otot-otot

abdomen wanita tersebut lemah sehingga gagal menopang uterus yang

membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur, kondisi yang membuat

lenkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih

umum terjadi pada wanita grande multipara yang tidak pernah melakukan

latihan dan memperoleh kembali tonus otot abdomennya tiap kali selesai

melahirkan. Para wanita primigravida biasanya memiliki otot abdomen yang

sangat baik karena otot-otot belum pernah mengalami peregangan

sebelumnya. Dengan demikian, keparahan nyeri punggung bagian bawah


19

biasanya meningkat seiring paritas. Nyeri punggung juga dapat merupakan

akibat membungkuk berlebihan, berjalan tanpa istirahat.

Menurut Muflihah (2014), selama hamil relaksin dan progesteron

bekerja pada kartigo dan jaringan ikat pada banyak sendi yang

memungkinkanya bergerak lebih leluasa. Hormon ini bermanfaat pada

panggul karena efeknya dapat sedikit melebarkan diameter jalan lahir, tetapi

keduanya dapat menimbulkan ketidaknyamanan yaitu nyeri punggung pada

ibu hamil.

Menurut Murkoff (2006, dalam Mafikasari, 2015) mengatakan bahwa

jika nyeri punggung tidak teratasi maka ibu hamil akan mengalami gangguan

rasa nyaman yang dapat mengakibatkan stress, insomnia, dan gangguan tidur

yang lainnya. Hal dapat memperparah terjadinya sakit punggung yang dapat

memicu terjadinya wasir, membuat pencernaan kurang efesien, mengganggu

pernafasan serta peredaran darah, dan mungkin menyebabkan tekanan darah

rendah (hipotensi).

Menurut Varney (2010) cara mengatasi nyeri punggung antara lain:

1. Postur tubuh yang baik

2. Mekanik tubuh yang tetap saat mengangkat beban

3. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa

istirahat

4. Ayunkan panggul/miringkan panggul

5. Gunakan sepatu tumit rendah, sepatu btumit tinggi tidak stabil dan

memperrberat maslah pada pusat gravitasi dan lordosis


20

6. Jika masalah bertambah parah, menggunakan penyokong abdomen

eksternal dianjurkan

7. Kompres hangat pada punggung (bantalan pemenas, mandi pakai air

hangat, duduk dibawah siraman air hangat)

8. Kompres es pada punggung

9. Pijatan/usapan pada punggung

10. Untuk istirahat/tidur:

a. Kasur yang menyokong

b. Posisikan badan dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal

untuk meluruskan punggung dan meringakan tarikan dan regangan.

Menurut Mafikasari (2015), cara mengatasi nyeri punggung pada

kehamilan yaitu dengan posisi tidur yang baik. Posisi tidur yang baik bagi ibu

hamil tergantung dengan usia kehamilannya,setelah umur kehamilan 16

minggu tidak dianjurkan untuk tidur dengan posisi terlentang melainkan

dnegan posisi tidur miring kiri ataupun kekanan secara bergantian. Menurut

Lichayati (2013), cara mengatasi yeri punggung saat hamil sala satunya

dengan cara rutin melakukan senam hamil 3 kali dalam seminggu, karena

senam hamil membuat elastis otot dan ligamen yang ada di panggul serta

memperbaiki sikap tubuh mengatur kontraksi dan relaksasi. Selain itu senam

hamil berfungsi untuk mengatur teknik pernapasan sehingga ibu hamil

merasa lebih rileks.


21

C. Manajemen Kebidanan

1. Pengertian asuhan kebidanan.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil,

masa persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana (Mufdlilah,

dkk, 2012).

2. Pengertian manajemen Kebidanan.

Menurut Mufdlilah, dkk (2012), manajemen kebidanan adalah

pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode

pemecahan masalah secara, sistematis, mulai dari pengkajian data,

diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

a. Tahapan manajemen kebidanan.

Menurut Varney (2007), manajemen kebidanan terdiri dari 7

langkahyaitu:

1) Langkah I : pengumpulan data dasar.

Pengumpulan data dasar secara komprehensif untuk

evaluasi pasien. Data dasar ini termasuk riwayat kesehatan, hasil

pemeriksaan fisik apabila perlu, tinjauan catatan saat ini atau

catatan lama dari rumah sakit. Tinjauan singkat dari data

laboratorium dan pemeriksaan tambahan lainnya, semua

informasi pasien dari semua sumber yang berhubungan dengan

kondisi pasien bidan kumpulan data awal yang menyeluruh


22

walaupun pasien itu ada komplikasi yang akan dibutuhkan yang

akan diajukan kepada dokter konsulen. Kadang-kadang langkah I

mungkin tumpang tindih dengan langkah 5 dan 6 karena data

yang diperlukan diperoleh hasil laboratorium atau hasil

pemeriksaan lainnya. Kadang-kadang bidan perlu memulai

langsung dari langkah 4 dalam rangka untuk mengumpulkan data

awal yang lengkap untuk diajukan ke dokter. Dalam kasus ini

perlu dilakukan pengumpulan data yang meliputi:

a) Data Subjektif.

Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien

(Muslihatun, dkk, 2009). Pengumpulan data subjektif melalui

anamnesa menurut Varney (2007) yang meliputi:

(1) Idenstitas pasien dan suami.

(2) Keluhan utama.

(3) Riwayat penyakit saat ini.

(4) Riwayat medis terdahulu dan riwayat primer (termasuk

riwayat sosial).

(5) Riwayat keluarga.

(6) Riwayat menstruasi.

(7) Riwayat seksual.

(8) Riwayat obstetri.

(9) Riwayat ginekologi.

(10) Riwayat kontrasepsi.


23

b) Data objektif.

Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan

diukur (Muslihatun, dkk, 2009). Pengumpulan data objektif

melalui pemeriksaan yang meliputi:

(1) Keadaan umum.

(2) Kesadaran.

(3) Vital sign.

(4) Antropometri.

(5) Pemeriksaan fisik yang dilakukan dari ujung rambut

sampai kaki (Head To Toe). Dalam kasus ibu hamil

dengan anemia ditekankan pada pemeriksaan mata,

abdomendan ekstremitas atas dan bawah.

(6) Pemeriksaan penunjang.

Dalam kasus ibu hamil dengan nyeri punggung tidak

dilakukan pemeriksaan penunjang.

2) Langkah II : Interpretasi data dasar.

Pada langkah ini indentifikasi terhadap diagnosa atau

masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang

telah diperoleh. Data dasar yang telah diperoleh diinterpretasikan

sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.

3) Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial.

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa masalah potensial

lainnya berdasarkan masalah yang sudah ada adalah suatu bentuk


24

antisipasi, pencegahan apabila perlu menggangu dengan waspada

dan persiapan untuk suatu pengakiran. Langkah ini sangat vital

untuk asuhan yang aman.

4) Langkah IV: mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera.

Dalam langkah ini, menetapkan kebutuhan terhadap

tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan

tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien.

5) Langkah V : Merencanakan asuhan yang komprehensif atau

menyeluruh.

Langkah ini merencanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, yaitu merupakan

kelanjutan dari masalah atau diagnosa yang diidentifikasi dan

diantisipasi (Muslihatun, dkk, 2009).

6) Langkah VI: Penatalaksanaan

Melaksanakan perencanaan asuhan yang menyeluruh,

perencanaan ini bisa dilakukan seluruh bidan atau sebagian oleh

wanita tersebut, bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika

bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaanya yaitu memastikan langkah-

langkah tersebut benar-benar terlaksana (Muslihatun, dkk, 2009).


25

7) Langkah VII: Evaluasi

Evaluasi langkah terakhir ini sebenarnya adalah

merupakan pengecekan apakah rencana asuhan tersebut meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan, benar-benar yang telah

terpenuhi kebutuhannya akan bantuan sebagaimana telah

teridentifikasi di dalam masalah dan diagnosa.

b. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP)

Menurut kepmenkes No 938/Menkes/SK/VII/2007 pendokumentasian

asuhan kebidanan terdapat dalam standar VI, yaitu bidan melakukan

pencatatan dengan lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai

keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan

asuhan kebidanan.

Kriteria pencatatan suhan kebodanan tersebut adalah:

1. Pencacatan dialkukan segera setelah melaksananakan asuhan pada

formulir yang tersedia (Rekam medis/KMS/Status pasien/buku

KIA).

2. Ditulis dengan bentuk catatan perkembangan SOAP.

3. S adalah data subjektif, mencatat hasil anamnesa.

4. O adalah data objektif, mencatat hasil pemeriksaan.

5. A adalah analisa, mencatat diagnosa dan masalah kebidanan.

6. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif;


26

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/ follow up dan

rujukan.

c. Peran bidan

Menurut Zulvadi (2010), peran bidan sebagai pelaksanaan memiliki 3

kategori yaitu:

1) Mandiri

Tugas-tugas mandiri bidan yaitu:

a) Menetapkan manajemen kebidanan pada saat asuhan

kebidanan yang diberikan.

b) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan

wanita dengan melibatkan mereka sebagai pasien.

c) Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien selama

kehamilan normal.

d) Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien dalam masa

persalinan dengan melibatkan pasien atau keluarga.

e) Memberikan asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir.

f) Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien dalam masa

nifas dengan melibatkan pasien atau keluarga.

g) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang

membutuhkan pelayanan keluarga berencana.

h) Memberikan asuhan kebidanan kepada wanita dengan

gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa

klimakterium serta menopause.


27

i) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan

melibatkan keluarga.

2) Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi bidan, yaittu:

a) Menerapkan manajemen kebidanan disetiap asuhan

kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan pasien

dan keluarganya.

b) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko

tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang

memerlukan tindakan kolaborasi.

c) Memberi asuhan pada ibu dalam persalinan dengan risiko

tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan

pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan

melibatkan pasien dan keluarga.

d) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas

dengan risiko tinggi serta pertolongan pertama dalam

keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan

kolaborasi bersama pasien dan keluarga.

e) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko

tinggi serta pertolongan pertama dalam kegawatdaruratan


28

yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama pasien dan

keluarga.

3) Rujukan

Tugas-tugas merujuk bidan, yaitu:

a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan pasien dan

keluarga.

b) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan

pada kasus kehamilan dengan risiko tinggi serta

kegawatdaruratan.

c) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan

pada masa persalinan dengan penyulit tertentu melibatkan

pasien dan keluarga.

d) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan

pada ibu dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan

kegawatdaruratan dengan melibatkan pasien dan keluarga.

e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan

konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.

f) Memberi asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan

tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi

serta rujukan dengan melibatkan pasien atau keluarga.


29

D. Tinjauan Keislaman

Al-Qur’an surat Luqman ayat 14, yang berbunyi:

Artinya:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang

bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah

kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu”

Berdasarkan ayat di atas, jika dikaitkan dengan kasus dalam penelitian

ini adalah sesungguhnya seorang ibu hamil dalam keadaan yang lemah

bertambah-tambah, seperti halnya keluhan nyeri punggung pada ibu hamil

akan bertambah sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan. Sesuai dengan

kasus nyeri punggung yang dialami oleh ibu hamil seiring dengan bertambah

besarnya ukuran perut dan bertambahnya usia kehamilan. Mengingat

perjuangan seorang wanita saat hamil bersusah payah dan semakin lemah

sebagai anak hendaknya harus berbakti dan hormat kepada kedua orangtua

kita terutama ibu yang sangat mulia, ikhlas berjuang demi anak-anaknya.

Apabila dilihat dari pandangan islam, hadist riwayat Bukhari yang

berbunyi:

‫َما أ َ ْنزَ َل هللاُ دَا َء ِإالَّ أ َ ْنزَ َل لَهُ ِشفَا َء‬


30

Artinya: “tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan

menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut (H.R Bukhari)”.

Hadist ini menjelaskan bahwa seluruh jenis penyakit, memiliki obat

yang dapat digunakan untuk mencegah, menyembuhkan, ataupun untuk

meringankan penyakit tersebut. Oleh karena itu sebagai manusia kita wajib

untuk berusaha dan berdo’a untuk kesembuhan sebuah penyakit. Hadist ini

juga mengandung dorongan untuk mempelajari pengobatan penyakit-penyakit

badan sebagaimana kita mempelajari obat untuk penyakit-penyakit hati.

Karena Allah Ta’alatelah menjelaskan kepada kita bahwa seluruh jenis

penyakit memiliki obat, sehingga kita dapat berusaha untuk mempelajari dan

memperhatikannya.
31

E. Pathway Nyeri Punggung

Penanganan terhadap kasus

Masalah gangguan muskuluskeletal

Kontraksi punggung

Tulang belakang menyerap guncangan vertikal

Otot abdomen dan toraks melemah terjadi perubahan struktur


dengan discus susun
mobilisasi fisik terganggu atas fibri fertigo dan matrik
gelatinus

kerusakan mobilitas fisik jarang bergerak fibri kartigo


padat dan tidak

srtruktur melemah teratur

penumpukan lemak penonjolan

karena jarang bergerak diskus/kerusakan

sendi pusat

nutrisi lebih dari kebutuhan menekan akar syaraf

gangguan rasa

nyaman atau nyeri


32

Gambar. 2.1. Pathwaynyeri punggung

Stress, insomnia, dan gangguan tidur,

memperparah terjadinya sakit punggung

yang dapat memicu terjadinya wasir, membuat


pencernaan kurang efesien, mengganggu pernafasan
serta peredaran darah, dan mungkin menyebabkan
tekanan darah rendah (hipotensi).

Gambar 2.2. Kerangka Alur fikir


33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan pendekatan

studi kasus yaitu dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui

studi kasus yang terdir dari unit tunggal. Meskipun hanya berbentuk unit

tunggal, namun dianalisis secara mendalam, meliputi berbagai aspek yang

cukup luas, serta menggunakan teknik secara integratife (Notoatmodjo,

2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat merupakan tempat dimana pengambilan kasus dalam studi

kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Ngampilan. Waktu penelitian adalah

rentang waktu yang digunakan penulis untuk pelaksanaan studi kasus

(Notoatmodjo, 2010).

Waktu pelaksanaan penelitian yaitu mulai dari 26 Februari sampai 16

Maret 2018. Dari penyusunan studi kasus sampai dengan seminar case study

research dan melakukan kunjungan ulang minimal 3 kali.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek studi kasus adalah seseorang yang dijadikan sampel untuk

dilaksanakan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek penelitian dalam studi

kasus ini adalah dua orang ibu hamil trimester III yang datang memeriksakan

kehamilannya di puskesmas Ngampilan dan mengalami nyeri punggung.

34
34

D. Pengumpulan Data

Data yang digunakan penulis menggunakan data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung oleh orang yang

melakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Data primer peneliti

dapatkan melalui wawancara langsung dengan pasien dan keluarga serta

tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Ngampilan.

Teknik-teknik pengambilan data primer, yaitu alat dan bahan yang

dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain:

1. Wawancara

Menggunakan alat:

a. Format pengkajian ibu hamil

b. Buku tulis

c. Ballpoint

2. Observasi

Menggunakan alat:

a. Tensimeter

b. Stetoskop

c. Termometer

d. Timbangan berat badan

e. Alat pengukur tinggi badan

f. Pita pengukur lingkar lengan atas

g. Doppler
35

h. Jam tangan dengan penunjuk detik

3. Dokumentasi

Menggunakan alat:

a. Status atau catatan pasien

b. Rekam medis

c. Alat tulis

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang

melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini

diperoleh dari perpustakaan laporan-laporan atau rekam medik.

(Notoatmodjo, 2010). Data sekunder peneliti dapatkan dari catatan rekam

medis dan buku KIA pasien.

Teknik-teknik pengambilan data sekunder, yaitu alat dan bahan yang

dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain:

E. Uji Keabsahan Data

Menurut Moleong (2007) triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi data yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber lainnya. Menurut Denzin (1978, dalam Moleong, 2007) membedakan

empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.


36

Triangulasi cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan

konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulakn data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai

pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-

recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai

sumber, metode, atau teori. Maka penelitian dapat melakukan dengan jalan:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat

dilakukan.

F. Analisa Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti berada di lapangan melakukan

pengumpulan data sampai asuhan selesai. Analisa data dilakukan dengan

metode PICOT (Patient-Intervensi-Comparison-Outcome-Teory).

1. Patient

Merupakan keadaan atau hasil pengkajian pada subyek penelitian yang

menjadikan dasar penelitian dalam memberikan penatalaksanaan kepada

responden

2. Intervensi

Merupakan asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien.

Intervensi yang diberikan berdasarkan pada evidence based.


37

3. Comparison

Merupakan perbedaan penatalaksanaan antara pasien satu dengan pasien

yang lainnya.

4. Outcome

Merupakan hasil ataupun perubahan yang diharapkan terjadi setelah

pasien diberikan asuhan atau penatalaksanaan atas masalah

5. Teory

Merupakan dasar dalam memberikan penatalaksanaan atau masalah yang

dihadapi oleh pasien. Teori diperoleh melalui studi pustaka buku atau

jurnal.

banya.

Anda mungkin juga menyukai