Anda di halaman 1dari 3

Selanjtnya,perancangan secara grafik menyelidiki hubungan-hubungan

program,biasanyadengan serangkai “diagram gelembung”.teknik grafis ini


menerjemahan fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan kedalam susunan ruang
dengan mempertimbangkan skala relatif ruang,hubungan antara ruang,
oriantasi mereka terhadap tapak,dan sebagainya.pengulangan yang berturut-
turut dari diagram ini bertemu pada kira-kira denah lantai dan susunan vertikal
yang mengambarkan rancangan bangunan.

Penyelidikan grafis juga menyingung persoalan-persoalan citra ruang


banggunan. Perancang menyelidiki cara-cara alternatif dimana fungsi dapat
diakomodasi,atau bentuk-bentuk fisik,alternatif yang menangapi kegiatan-
kegiatan program. Bagaimana seharusnya tampak sebuah ruang kelas,atau
bagaimana seharusnya tampak suatu pintu masuk? Dalam hal ini adalah
bermanfaat untuk membayangkan diri sendiri sebagai pemakai banggunan dan
menggamati inggatan sendiri untuk contoh keadaan-keadaan yang sama.
denah,potongan,dan sketsa-sketsa perspektif memudahkan pengkajian ini.

Perancang(bila ada) jarang memulai proses perancangan dengan informasi


lengkap. Orang terus-menerus merasaakan kebutuhan akan informasi
tambahan.apa yang dikehendaki peraturan pembagian biaya? Bagaimana
rupanya tapak bagian utara? Apakah ruang khusus itu akan digunakan untuk
suatu kegiatan tertentu? Pertanyaan-pertanyaan ini harus dicatat sedemikian
rupa sehingga informasi yang dikehendaki dapat dikumpulkan secara efisien.

Selanjutnya,perancang harus berupaya mensistensiskan semua telaah


terdahulu. hal ini mengharuskan perancang membuat keputusan-
keputusan,apa yang penting dan apa yang tidak pentig.tidak boleh tidak
terdapat pertukaran(trade-off) di antara sasaran-sasaran.kuncinya adalah
mengidentifikasi persoalan-persoalan yang penting untuk perancangan. (bab
konsep-konsep mengemukakan aneka ragam cara yang digunakan para
perancang dalam memutuskan apa yang enting dalam suatu proyek.)

Sekalipun tak terdapat peraturan-peraturan yang ditetapkan untuk membuat


usul-usul perancangan,menyatukan semua informasi kedalam suatu gambar
tungal adalah cara yang baik sekali untuk memeriksa faktor-faktor yang
sekoyaknya mempengaruhi pemecahan akhir.sebagian arsitek dan mahasiswa
berpendapat bahwa mereka secara harfiah dapat menerjemahkan diagram
gelembung mereka dan informasi penapakan mereka kedalam suatu
pemecahan,tapi yang lain-lain menggunakan gambar ini sebagai persiapan
untuk membuat”lompatan kreati” ini menghasilkan suatu usul yang membuat
kebutuhan-kebutuhan dan persoalan-persoalan tanpa merupakan terjemahan
harafiah dari telaah-telaah diagramatik.akhirnya,sekalipun kedelapan
pertanyaan di atas menggandung suatu tatanan umum bagi
perancangan,pengaruh penggulangan dan umpan balik pada
akhirnya,mendominasi kegiatan perancangan.

Penyelidikan grafik yang diuraikan diatas benar-benar merupakan penunutun


yang agak umum untuk praktek arsitektur. Tetapi ada beberapa konsep
tambahan yang digunakan sebagai bantuan untuk pemahaman proses
perancangan.konsep tambahan ini merupakan alternatif,tatanan hirarkis,dan
upaya yang paling sdikit.

Konsep alternatif memperkirakan kesediaan di pihak perancang untuk


menyelidiki jalan-jalan ganda yang dapat digunakan untuk merancang suatu
banggunan. Orang harus menghindari kecendrungan untuk menerima dan
melanjutkan pembangunan dari hanya pemecahan pertama yang layak yang
timbul. Sebagian dari pendidikan perancangan meliputi penyelidikan cara-cara
alternatif yang dapat dilakukan suatu perancang agar mengetahui bagaimana
suatu rancangan seharusnya.hal yang sama berlaku bai perancang yang
berpengalaman.

Konsep hirarki bertalian dengan gagasan bahwa suatu bangunan tidak hanya
merupakan jumlah bagian-bagiannya. Suatu banggunan merupakan integrasi
dari sejumlah bagian (bahan-bahan,fungsi-fungsi dan citra-citra),yang disusun
dalam suatu cara yang tidak hanya merupakan jumlah dari bagian-bagian itu.
Suatu usul rancangan harus menggabungkan bagian-bagian yang terkecil
kedalam suatu kesatuan,dan keseluruhan banggunan kedalam tapak dan
lingkungannya.sebagian perancang melihat hal ini sebagai suatu urutan yang
benar-benar berdasarkan kenyataan dimana pola atau konfigurasi bagian yang
terkecil terwujud dalam keseluruhan atau sebaliknya; yang lainnya
menekankan suatu komposisi abstrak dari berbagai bagian yang menghendaki
pengamat atau pemakai berspekulasi justru tentang bagaimana bangunan
menjadi suatu kesatuan yang sempurna. Karya Earl Fay Jones, mencirikan
pendekatan “hirarki harafiah” . karya Hardy,Holz man, Preiffer mencirikan
pendekatan “hiraraki mendua.”

Konsep yang terakhir –yaitu upaya yang paling sedikit-menyangkut penjarian


jalan yang paling efisien untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Umpamanya,suatu bangunan yang mencapai fungsinya dengan suatu struktur
yang sederhana sering lebih baik dari pada bagunan yang menghendaki suatu
struktur yang rumit . demikian pula,suatu banggunan yang menjadikan
pemakaian energi sedikit mungkin lebih baik dari pada bangunan yang
memakai lebih banyak energi. Banyak dari faktor ini,bertalian dengan biaya
bangunan,tapi upaya yang paling sedikit juga merupakan persoalan estetika.
Konsep ini berpendapat bahwa pemecahan langsung yang sederhana yang
menangapi dengan jelas berbagai persoalan sering merupakan yang paling
canggih. Konsep upaya paling sedikit tidak berarti bahwa arsitektur adalah hasil
upaya yang paling sedikit di pihak perancang.

Anda mungkin juga menyukai