Anda di halaman 1dari 3

PROSES PERANCANGAN

Lukisan tentang proses perancangan yang berlangsung dari suatu keadaan awal sampai suatu keadaan
masa depan yang dibayangkan tidak sepenuhnya menjelaskan kegiatan-kegiatan dilakukaan dalam
antara itu. Kegiatan-kegiatan ini dilukiskan dalam bagian-bagian berikut : pertama-tama sebagai proses
lima langkah, lalu sebagai pengaturan berdasarkan kontrak, dan akhirnya sebagai suatu daftar
pertanyaan untuk para mahasiswa.

Proses Perancangan Lima-langkah

Proses perancangan, seperti yang dibayangkan dan diajarkan dalam skolah-sekolah arsitektur, memuat
sejumlah urutan langkah pemecahan masalah. Pada dasarnya, langkah-langkah tersebut ialah
permulaan, Persiapan, pengajuan usul, evaluasi dan tindakan. Variasi khas, dari sejumlah sumber
diperlihatkan dalam table.

Permulaan.
Permulaan meliputi pengenalan dan pembatasan masalah yang akan dipecahkan. Walaupun para arsitek
sering diharapkan untuk mengidentifikasi masalah dan kesempatan , namun biasanya klienlah yang
menyampaikan masalah kepada arsitek. Seperti dikemukakan JANE HOLTZ KAY : seorang yang terhormat
menanti untuk ditanya. Citra tradisional membayangkan sang klien malangkan tampah diberitahu masuk
kedalam sebuah kantor untuk mengatakan kepada arsitek bahwa mereka terpilih karena sang klien
mengagumi karya meraka. Baik para klien maupun para arsitek mengetahui bahwa proses yang biasanya
berlaku tidaklah begini. Proyek hamper selalu diserahkan sesudah wawancara ompetitif. Ada kalanya
wawancara tersebut terbuka untuk siapa saja yang dapat memenuhi persyaratan pminimum, dan
kadang kadang klien membatasi wawancara pada tiga atau empat perusahaan yang telah dipilih terlebih
dahulu. Arsitek juga telah mulai mengambil prakarsa dalam membuat kontak dengan para calon klien,
dan banyak yang telah membentuk asosiasi kerja dengan para pelaksana, terutamadalam bidang
perumahan dan perniagaan. Walaupun periklanan terbatas akhir akhir ini telah disetujui oleh AIA,
berbagai pembatasan masih terdapat pada caracara pemberian jasa pada arsitek. Namun demikian para
arsitek sering langsung terlibat dalam tahap dini identifikasi masalah. Aspek lain dari langkan permulaan
meliputi peran imajinasi dan aspirasi. Yaitu para arsitek berusaha meningkatkan asirasi masyarakat dari
segi mutu lingkungan buatan. Mereka mengidentifikasi masalah umum ,mendidik masyarakat dan
mengusulkan pemecah alternative. Mereka menyediakan imajinasi kritis dalam bidang keahlian yang
mendorong aspirasi klien. Lebih dari seorang arsitek yang membayangkan bahwa klien yang baik
menghasilkan bangunan yang baik.

Persiapan.
Langkah kedua dalam proses perancangan yaitu persiapan meliputi pengumpulan dan analisis informasi
mengenai masalah yang akan di pecahkan. Dalam arti luas pendidikan professional itu sendiri
merupakan persiapan untuk memberikan jasa perancangan. Para arsitek professional terus menerus
mempersiapkan diri untuk memberikan jasa secara informal dengan belajar dari tiappenugasan yang
berturut turut, dan secara formal dengan melanjutkan pendidikan. Secara lebih spesifik, persiapan
meliputi pengumpulan secara sistematis dan analisis informasi tentanng suatu proyek tertentu. Kegiatan
I I di sebut pemrograman hasilnya adalah suatu program bangunan di amerika serikat dan suatu laporan
singkat di inggris dan eropa. Program tersebut biasanya memuat suatu laporan tertulis yang
mengiktisarkan kebutuhan suatu proyek dan dapat memuat analisis luas yang mengidentifikasi
persoalan penting yang harus dipecahkan.

Kegiatan persipan lain meliputi pengumpulan peta dasar, tapak dandata areal, (tentang lingkungan alam
dan buatan, lalu lintas, utilitas dan sebagainya), atau informasi tentang kendala legaldan ekonomi, dan
data keuangan. Produk lain tahap persiapan adalah suatu daftar criteria yang melukiskan sifat khas yang
diharapkan dari suatu pemecahan arsitektur. Pemecahan diukur menurut criteria ini, sedangkan daur
proyek melalui tahap pengajuan usul dan evaluasi.

Beberapa kegiatan persiapan di padukan dalam tahaplain proses perancangan perancangan mungkin
berpendapan bahwa jenis tertentu in formasi dikehendaki pada berbagai tahap perancangan.
Umpamaannya criteria untuk perancangan suatu rumah sakit mungkin berubah karena inivasi teknologi
selama 18 bulan atau lebih dari masa perancangan yang mungkin diperlikan oleh suatu proyek demikian.
Jadi pengumpulan informasidan analisis merupakan langkah permulaan dalam perancangan maupun
langkah yanhy berlanjut di seleruh proses perancangan.

Pengajuan usul
Seorang arsitek yang serba tau siap untuk membuat gagasan dan mengajukan usul bangunan. Gagasan
yang sahih dapat dating setiap waktu dalam proses perancangan, dari pertemuan pertama sampai akhir
dengan seorang klien. Kerumitan bangunan muktahir dan tampaknya menjadikan pemecahan
permulaan intuitif, atau yang dibayangkan naïf,sangan mencurigakan. Pemexcahan yang dibayak=ngkan
sebelumnya merupakan kecenderungan yang tidak menguntungkan dikalangan para mahasiswa yang
baru mulai dan juga praktisi yang berpengalaman sering kali klien mahasiswa, atau arsitek mengusulkan
bagaimana seharusnya penampilan bangunan dan kemidian dan berusaha memaksa kegiatan yang
dikehendaki dalam citra itu.

Banyak perdebatan berlangsung dikalangan fakultas dan praktisi tentang beberapa banyak persiapan
sebenarnya yang layak sebelum pengajuan usul dimulai. Sebagai perancang mengemukakan bahwa
mutu rancangan sebanding dengan panjangnya waktu dimana keputusan intuitif ditanggungkan
sementara yang lain berpendapat bahwa pengembangan program yang sejajar dan jadwal menjamin
interaksi yang layak dari persyaratan dan pemecahan perancangan banyak fakultas sekolah arsitektur
memberikan hanya sedikit waktu dalam studio perancangan untuk kegiatan persiapan karwena
persiapan dianggap relative sederhana dan memakan waktu, sedangkan pembangkitan gagasan
dibolehkan mengunakan lebih banyak waktu karna lebih sulit. Guru lain melakukan kebalikanya, dengan
berpendapat bahwa inti perancangan adalah menemukan masalah yang sebenarnya. Perbedaan filsafat
ini terdapat dalam banyak sekolah menyebabkan terjadinya banyak kebingungan di kalangan para
mahasiswa perancangan.
Proses mengajukan usul rancangan yang sesungguhnya sering di sebut sintesis. Yaitu usul rancangan
harus menghimpun berbagai pertimbangan dari konteks (social, ekonomi, fisik)

Program, tampak klien dak teknologi yang berlaku estetika dan nilai perancangan. Usul diperkirakan
merupakan peragaan fisik dari integrasi sejumlah persoalan yang sangat besar.perancangan sering
membuat permulaan tumpang tindih guna merekan dampak informasi terhadap pemecahan dan
menyalidiki potensi susuna fisik dan bentuk yang berbeda. Gambar serta catatan merupakan alat untuk
penyelidikan pengulangan berturut turut yangmemusat pada suatu pemecahan. Pemeriksaan gambar ini
menuntut orang dari asumsi permulaan perancangan dan pemecahan yang diusulkan. Pada berbagai
tahap, rancangan yang di kaji dapat disajikan kepada klien untuk memastikan atau mengubah tujuan
program.

Secara khas mahasiswa perancangan yang baru mulai tidak diharapkan untuk menyulap dan
memecahkan seluruh persoalan yang di hadapi oleh arsitek yang berpengalaman. Kerangka waktu
pendidikan formal dan praktek berbeda beda mahasiswa harus menghadapi sejumlah besar masalah
perancangan dalam suatu jangkan waktu 4 sampai 6 tahun, sedangkan suatu proyek besar tungga
mungkin tetap dalam suatu perusahaan arsitektur selama beberapa tahun. Para guru perancangan
memecahkan dilemma ini denga memusatkan perhatian pada persoalan khusus, yang menentukan bagi
perancangan pada umumnya atau bagi kebutuhan pendidikan para mahasiswa pada berbagai tahap.

Evaluasi
Evaluasi dalam perancangan arsitektur terjadi pada beberapa skala dan meliputi bermacam macam
peserta. Pembahasan ini berpusat pada evaluasi usul alternative yang diajukan perancang walaupun
rancangan khas di tinjau oleh para klien, dewan peninjauan tertentu (inspektur bangunan, dewan
perwilayaan dan pensubdivisian, atau lembaga keuangan) sdan para pemakai bangunan dan dalam
Koran, majalah, dan jurnal yang diterbitkan. Di samping itu, ada kalanya bangunan dinilai sesudah siap
di bangun dan ditempati selama beberapa waktu. Dalam hal ini baik program yang asli maupun
rancangannya dapat dinilai dari segi penampilan yang diukur sesungguhnya. Tetapi evaluasi atas usul
yang dilakukan oelh arsitek malipitin perbandingan pemecahan perancangan yang di usulkan dengan
tujuan dan criteria yang dikembangkan dalam tahap pemrograman. Kiat dapat membayangkan daur
persiapan perancanagn evaluasi sebagai suatu proses tiga bagian yang terdiri dari penempatan tujuan
dan criteria untuk rancangan pembuatan rancangan potensial dan pengukuran pemecahan yang di
usulkan terhadap criteria program. Lagi pula usul atau rancangan mungkin dinilai dari segi criteria
tersirat yang tidak dinyatakan

Anda mungkin juga menyukai