Anda di halaman 1dari 7

[a4wEUTUGAS BEDAH

HEMORRHOID

Oleh :

Larissa Amanda

2018
Hemorrhoid

1. ICD 9

455 Hemorrhoids
455.0 Internal hemorrhoids without mention of complication
455.1 Internal thrombosed hemorrhoids
455.2 Internal hemorrhoids with other complication
455.3 External hemorrhoids without mention of complication
455.4 External thrombosed hemorrhoids
455.5 External hemorrhoids with other complication
455.6 Unspecified hemorrhoids without mention of complication
455.7 Unspecified thrombosed hemorrhoids
455.8 Unspecified hemorrhoids with other complication
455.9 Residual hemorrhoidal skin tags

2. ICD 10

Hemorrhoids (bleeding) (without mention of degree) K64.9


internal K64.8 (without mention of degree)
prolapsed K64.8
specified NEC K64.8
strangulated K64.8
ulcerated K64.8

1st degree K64.0 (grade/stage I) (without prolapse outside of anal canal)


2nd degree K64.1 (grade/stage II) (that prolapse with straining but retract spontaneously)
3rd degree K64.2 (grade/stage III) (that prolapse with straining and require manual
replacement back inside anal canal)
4th degree K64.3 (grade/stage IV) (with prolapsed tissue that cannot be manually
replaced)

complicating pregnancy O22.4


puerperium O87.2
external K64.4
with thrombosis K64.5
skin tags anus K64.4
residual K64.4
thrombosed K64.5 - see also Hemorrhoids, by degree

3. Uraian anatomi hemorrhoid1,2


Kanalis ani berasal dari invaginasi ektoderm, sedang rektum berasal dari entoderm.
Lumen rektum dilapisi mukosa glanduler usus sedangkan kanalis ani dilapisi epitel
squamosum stratifikatum lanjutan kulit luar. Daerah batas antara rektum dan kanalis ani
disebut Anorectal Junction ditandai oleh linea pectinea / linea dentata yang terdiri dari sel-sel
transisional. Dari linea ini kearah rectum terdapat kolumna rectalis (Morgagni), diantaranya
terdapat sinus rectalis yang berakhir di kaudal sebagai valvula rectalis. Setinggi linea dentata
ini terdapat crypta analis dan muara muara analis.
Kanalis analis merupakan bagian terbawah dari usus besar yang berfungsi untuk
mengeluarkan feses. Kanalis analis memiliki panjang kurang lebih 1,5 inci atau sekitar 4 cm,
yang berjalan ke bawah dan belakang dari ampulla rekti sampai anus. Selain saat defekasi,
dinding kanalis analis dipertahankan oleh musculus levator ani dan musculus sphincter ani
supaya saling berdekatan.
Mekanisme sphincter ani memiliki tiga unsur pembentuk yakni musculus sphincter
ani externus, musculus sphincter ani internus, dan musculus puborectalis. Musculus sphincter
ani internus dibentuk oleh penebalan otot polos stratum circulare pada ujung atas kanalis
analis sehingga bekerja secara involuntar. Sedangkan musculus sphincter ani externus dilapisi
oleh otot lurik sehingga bekerja secara voluntar. Batas antara sphincter ani eksternus &
internus disebut garis Hilton. Muskulus yang menyangga adalah musculus puborectalis. Otot
yang memegang peranan terpenting dalam mengatur mekanisme kontinensia adalah otot-otot
puborektal. Bila musculus pubo-rektal tersebut terputus, dapat mengakibatkan terjadinya
inkontinensia. Muskulus puborektalis yang merupakan bagian musculus levator ani
membentuk jerat yang melingkari rektum sehingga berfungsi sebagai penyangga. Rektum
juga ditopang oleh fascia pelvis parietalis (fascia Waldeyer), ligamentum laterale kanan dan
kiri yang ditembus oleh a/v hemorrhoidales media dan mesorektum. Ligamentum dan
mesorektum memfiksasi rectum ke permukaan anterior sacrum.
Batas-batas kanalis ani; kranial berbatasan dengan rectum disebut ring anorektal, ke
kaudal dengan permukaan kulit disebut garis anorektal, ke lateral dengan fossa ischiorectalis,
ke posterior dengan os koksigeus, ke anterior pada laki-laki dengan sentral perineum, bulbus
urethra dan batas posterior diafragma urogenital (ligamentum triangulare) sedang pada wanita
korpus perineal, diafragma urogenitalis dan bagian paling bawah dari dinding vagina
posterior. Ring anorektal dibentuk oleh m.puborektalis yang merupakan bagian serabut
musculus levator ani mengelilingi bagian bawah anus bersama musculus spincter ani
ekternus.
Vaskularisasi kanalis analis sebagian besar diperoleh dari arteri hemorrhoidalis
superior, arteri hemorrhoidalis medialis, dan arteri hemorrhoidalis inferior. Arteri
hemorrhoidalis superior merupakan kelanjutan langsung dari arteri mesenterika inferior.
Arteri hemorrhoidalis medialis merupakan percabangan anterior arteri iliaka interna, dan
arteri hemorrhoidalis inferior merupakan cabang arteri pudenda interna. Sistem vena pada
kanalis analis berasal dari vena hemorrhoidalis superior dan vena hemorrhoidalis inferior.
Vena hemorrhoidalis superior berasal dari plexus hemorrhoidalis internus dan berjalan ke arah
kranial ke dalam vena mesenterika inferior dan seterusnya melalui vena lienalis ke vena porta.
Vena hemorrhoidalis inferior mengalirkan darah ke dalam vena pudenda interna dan ke dalam
vena iliaka interna dan sistem kava. Sistem simpatik dan sistem parasimpatik memegang
peranan penting dalam persarafan rektum. Serabut simpatik berasal dari plexus mesenterikus
inferior dan sistem parasakral yang terbentuk dari ganglion-ganglion simpatis lumbal ruas
kedua, ketiga, dan keempat. Sedangkan persarafan parasimpatik berasal dari saraf sakral
kedua, ketiga, dan keempat. Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf somatik sehingga sangat
sensitif terhadap rasa sakit, sedang rektum oleh saraf viseral sehingga kurang sensitif terhadap
rasa sakit. Rektum diinervasi oleh saraf simpatis dari pleksus mesenterika inferior dan
n.presakralis (hipogastrica) yang berasal dari L2,3,4 dan saraf parasimpatis dari S2,3,4.
Aliran limfe dari rektum mengikuti vasa hemoroidales superior ke lnn mesenterika
inferior menuju lnn para aorta, sedang dari kanalis ani menuju ke lnn inguinalis kemudian lnn
illiaca ekterna dan lnn illiaci kommunis, sehingga bila ada keganasan dan infeksi dapat
menyebar sampai inguinal.
a. Hemorrhoid
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di anus dari pleksus
hemoroidalis. Hemoroid terbagi menjadi dua yaitu hemoroid eksterna berupa pelebaran
vena subkutan di bawah atau di luar linea dentata sedangkan hemoroid interna berupa
pelebaran vena submukosa di atas linea dentata.3 Hemoroid eksterna adalah terjadinya
varises pada pleksus hemorodialis inferior di bawah linea dentate dan tertutup oleh kulit.
Hemoroid ini diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya merupakan hematoma.
Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal
karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna
kronik berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit
pembuluh darah.4
Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus hemoroidalis superior, di atas
linea dentata dan tertutup oleh mukosa.
Terdapat empat derajat hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi. Dapat diketahui
dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat mengejan selama
defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat kembali secara
spontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan dapat terjepit di
luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan ulserasi.4

1. Musculus Treitz
2. Musculus levator ani
3. Musculus sirkuler
4. Musculus longitudinal
5. Sphincter internus
6. Conjoint longitudinal layer
7. Ligamentum Parks
8. Plexus hemorrhoidalis interna
9. Kolumna Morgagni
10. Sphincter externus
11. Kripte analis
12. Linea dentate
13. Sphincter eksternus
14. Plexus hemorrhoidalis eksterna
Daftar Pustaka

1. Sjamsuhidajat, W. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi ke- 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. 2005
2. Snell R. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006.
hal. 384-388.
3. Marcellus SK. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi ke-4. Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FK UI. 2006
4. Djumhana. Patogenesis Diagnosis dan Pengelolaan Medik Hemorroid. Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Dr Hasan Sadikin. Bandung: Fakultas
Kedokteran Unpad. 2010.

Anda mungkin juga menyukai