Anda di halaman 1dari 66

PRESENTASI KASUS REHABILITASI MEDIK

SEORANG WANITA 51 TAHUN DENGAN


HEMIPARESE SINISTRA TIPIKA ET CAUSA
STROKE HAEMORRAGIK
Oleh:
Larissa Amanda
G99141091

Pembimbing:
Trilastiti Widowati, dr., Sp. KFR

KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2015
Anamnesis
Identitas Pasien

• Nama : Ny. T
• Umur : 70 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Jl. Aruna, Bandung, Jawa Barat
• Status Perkawinan : Menikah
• Tanggal Masuk : 8 April 2018
• Tanggal Periksa : 11 April 2018
• No RM : 00 83 49 34
Keluhan Utama

Kelemahan anggota gerak sebelah kiri


sejak ± 1 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

+/- 2 hari SMRS

• Pasien mengeluh sesak nafas. Sesak nafas telah dirasakan


sejak ± 3 bulan SMRS, dan memberat 2 hari SMRS.
Sesak nafas dirasakan terus-menerus, memberat pada dini
hari. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh perubahan posisi
dan tidak berkurang dengan istirahat. Sehari-hari pasien
tidur dengan 1 bantal. Sesak nafas sering disertai oleh
bunyi mengi.
Riwayat Penyakit Sekarang

+/- 3 bulan SMRS

• Pasien juga mengeluh batuk sejak 3 bulan SMRS.


Batuk disertai dahak berwarna putih sampai
kekuningan. Keluhan dahak bercampur darah (-),
demam (-), penurunan berat-badan drastis (-),
keringat malam hari (-), nyeri dada (-), dada
berdebar-debar (-), keringat dingin (+), BAB dan
BAK tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Sekarang

9 tahun yll
• Pasien mengaku memiliki riwayat darah tinggi
sejak 9 tahun yang lalu, yaitu saat pasien
mlahirkan anak ketiga. Namun, pasien tidak
pernah minum obat atau kontrol ke dokter.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Riwayat darah tinggi : (+) sejak 9


tahun yang lalu saat pasien melahirkan
anak ketiga, tetapi pasien tidak pernah
kontrol atau minum obat
Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Sesak : disangkal Riwayat pengobatan paru :


disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat Jantung : disangkal Riwayat OAT : disangkal

Riwayat DM : disangkal Riwayat hipertensi : (+)


Riwayat Asma : disangkal
Riwayat jantung : (+) sejak 3
Riwayat Alergi : disangkal tahun SMRS

Riwayat DM : disangkal

Riwayat asma : (+)


Riwayat Kebiaasaan dan Gizi
• Riwayat merokok : disangkal
• Riwayat minum alkohol : disangkal
• Riwayat olahraga : pasien jarang
berolahraga

• Pasien makan tiga kali sehari dengan sepiring


nasi dan lauk pauk berupa daging, tahu, tempe,
telur, dan sayur bervariasi. Pasien tidak punya
kegemaran khusus pada makanan-makanan
tertentu. Pasien minum air putih 8 gelas/hari.
Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis

• Keadaan umum sedang, GCS E4V5M6

Status Gizi

• BB : 65
• TB : 155
• IMT : 27.08 kg/m2(obesitas grade I)
Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital
• Tekanan Darah : 140/80 mmHg
• Nadi : 131 x / menit, isi
cukup, irama teratur, simetris
• Respirasi : 26 x / menit
• Suhu : 36,7º C per
aksiler
• VAS :0
Bentuk mesocephal, CA (-/-), SI (-/-)
NCH (-/-), sianosis (-), faring hiperemis
Simetris, trakea di tengah, JVP dalam (-), Tonsil T1-T1, mukosa pucat (-),
batas normal, limfonodi tidak gusi berdarah (-)
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (- Posterior
), kaku (-) I : Pengembangan dada kanan = kiri
P: Fremitus Raba kanan = kiri, simetris
P: sonor/sonor
Anterior A:SDV (+/+), RBH (-/-), RBK (+/+),
I : Pengembangan dada kanan = kiri wheezing (-/-)
P: Fremitus Raba kanan = kiri, simetris
P: sonor/sonor
A:SDV (+/+) , RBH (-/-), RBK (+/+),
wheezing (-/-) Inspeksi : dinding perut sejajar
dinding dada
Auskultasi : peristaltik (+)
Perkusi : tympani, pekak sisi (-), undulasi (-)
I : IC tak tampak Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
P: IC teraba di SIC V linea midclavicularis hepar tidak teraba, bruit (-)
sinistra lien tidak teraba
P: Batas jantung kesan tidak melebar
A: Bunyi jantung I-II intensitas normal,
reguler, bising (-), gallop (-) Warna sawo
matang
Pucat (-)
Ikterik (-)
Spoon nail (-)
Trunk: Kuku pucat (-)
Deformitas (-), massa (-), Oedem (-)
Nyeri tekan (-), nyeri ketok
kostovertebrae (-)
Status Neurologis

• Kesadaran : GCS E4V5M6

• Fungsi Luhur : dalam batas normal

• Fungsi Vegetatif : BAB dan BAK normal,


disadari, terpasang IV line dan DC

• Fungsi Sensorik : hemihipestesi sinistra


Status Neurologis
Fungsi Motorik dan Reflek :
Kekuatan Tonus R.Fisiologis R.Patologis

5/5/5 1/1/1 N N +2 +3 - -
5/5/5 1/1/1 N N +2 +3 - +
R. Babinsky
Status Neurologis
Nervus Cranialis

- N. II, III : refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3


mm/3mm)
- N. III, IV, VI: pergerakan bola mata normal
- N. VII : parese sinistra UMN
- N. XII : parese sinistra UMN
Status Neurologis
Meningeal Sign

• Kaku kuduk : (-)


• Tanda Brudzinski I : (-)
• Tanda Brudzinski II : (-)
• Tanda Brudzinski III : (-)
• Tanda Brudzinski IV : (-)
• Tanda Kernig : (-)
Status Psikiatri
Deskripsi Umum

• Penampilan : laki-laki, tampak sesuai


umur, berpakaian rapi, perawatan diri cukup
• Kesadaran : kuantitatif : GCS E4V5M6
kualitatif : tidak berubah
• Aktivitas Motorik : normoaktif
• Pembicaraan : normal
• Sikap Terhadap Pemeriksa : kooperatif, kontak mata
cukup
Status Psikiatri
Afek dan Mood Sensorium dan Kognitif
• Afek : Daya Konsentrasi : baik
Appropiate
Orientasi orang, waktu , tempat : baik
• Mood : Eutimik
Gangguan Persepsi Daya Ingat : baik
• Halusinasi : (-)
• Ilusi : (-) Daya Nilai : baik
Proses Pikir
Insight : derajat 6
• Bentuk : realistik
• Isi : waham (-) Taraf Dapat Dipercaya : dapat
• Arus : koheren dipercaya
Fungsi Motorik
Neck ROM Pasif ROM Aktif

Fleksi 0 - 70º 0 - 70º

Ekstensi 0 - 40º 0 - 40º

Lateral bending kanan 0 - 60º 0 - 60º

Lateral bending kiri 0 - 60º 0 - 60º

Rotasi kanan 0 - 90º 0 - 90º

Rotasi kiri 0 - 90º 0 - 90º


ROM Pasif ROM Aktif
Ektremitas Superior
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0º

Ektensi 0-50º 0-50º 0-50º 0º

Abduksi 0-180º 0-180º 0-180º 0º


Shoulder
Adduksi 0-75º 0-75º 0-75º 0º

Eksternal Rotasi 0-90º 0-90º 0-90º 0º

Internal Rotasi 0-90º 0-90º 0-90º 0º

Fleksi 0-150º 0-150º 0-150º 0º

Ekstensi 0º 0º 0º 0º
Elbow
Pronasi 0-90º 0-90º 0-90º 0º

Supinasi 0-90º 0-90º 0-90º 0º

Fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0º

Ekstensi 0-70º 0-70º 0-70º 0º


Wrist
Ulnar Deviasi 0-30º 0-30º 0-30º 0º

Radius deviasi 0-20º 0-20º 0-20º 0º

Finger MCP I Fleksi 0-50º 0-50º 0-50º 0º

MCP II-IV fleksi 0-90º 0-90º 0-90º 0º


0-90º 0-90º 0-90º 0º
Fungsi Motorik
Trunk ROM Pasif ROM Aktif

Fleksi 0-90º 0-90º

Ekstensi 0-30º 0-30º

Rotasi 0-35º 0-35º


ROM Pasif ROM Aktif
Ektremitas Inferior
Dekstra Sinistra Dekstra Sinistra
Fleksi 0-120º 0-120º 0-120º 0º

Ektensi 0-30º 0-30º 0-30º 0º

Abduksi 0-45º 0-45º 0-45º 0º


Hip
Adduksi 0-45º 0-45º 0-45º 0º

Eksorotasi 0-30º 0-30º 0-30º 0º

Endorotasi 0-30º 0-30º 0-30º 0º

Fleksi 0-120º 0-120º 0-120º 0º


Knee
Ekstensi 30º 30º 30º 0º

Dorsofleksi 0-30º 0-30º 0-30º 0º

Plantarfleksi 0-30º 0-30º 0-30º 0º


Ankle
Eversi 0-50º 0-50º 0-50º 0º

Inversi 0-40º 0-40º 0-40º 0º


Manual Muscle Testing
Neck
Fleksor M. 5
Sternocleidomastoideum
Ekstensor M. 5
Sternocleidomastoideum

Trunk
Fleksor M. Rectus Abdominis 5
Thoracic group 5
Ektensor
Lumbal group 5
Rotator M. Obliquus Eksternus Abdominis 5

Pelvic Elevation M. Quadratus Lumbaris 5


Ektremitas Superior Dekstra Sinistra
M. Deltoideus anterior 5 1
Fleksor
M. Bisepss anterior 5 1
M. Deltoideu 5 1
Ekstensor
M. Teres Mayor 5 1
M. Deltoideus 5 1
Abduktor
M. Biseps 5 1
Shoulder
M. Latissimus dorsi 5 1
Adduktor
M. Pectoralis mayor 5 1
M. Latissimus dorsi 5 1
Internal Rotasi
M. Pectoralis mayor 5 1
M. Teres mayor 5 1
Eksternal Rotasi
M. Infra supinatus 5 1
M. Biseps 5 1
Fleksor
M. Brachilais 5 1
Elbow Eksternsor M. Triseps 5 1
Supinator M. Supinatus 5 1
Pronator M. Pronator teres 5 1
Fleksor M. Fleksor carpi radialis 5 1
Ekstensor M. Ekstensor digitorum 5 1
Wrist
Abduktor M. Ekstensor carpi radialis 5 1
Dekstra Sinistra
Ektremitas Inferior

Hip Fleksor M. Psoas mayor 5 1

Ekstensor M. Gluteus maksimus 5 1

Abduktor M. Gluteus medius 5 1

Adduktor M. Adduktor longus 5 1

Knee Fleksor Hamstring muscle 5 1

Ekstensor Quadriceps femoris 5 1

Ankle Fleksor M. Tibialis 5 1

Ekstensor M. Soleus 5 1
Skor ADL dengan Barthel Index
Activity Score
Feeding
0 = unable 5
5 = butuh bantuan memotong, mengoleskan mentega, dll, atau membutuhkan modifikasi diet
10 = independen
Bathing
0 = dependen 0
5 = independen (atau menggunakan shower)
Grooming
0 = membutuhkan bantuan untuk perawatan diri 0
5 = independen dalam perawatan muka, rambut, gigi, dan bercukur
Dressing
0 = dependen 5
5 = membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan sebagian pekerjaan sendiri
10 = independen (termasuk mengancingkan resleting, menalikan pita, dll.
Bowel
0 = inkontinensia (atau membutuhkan enema) 10
5 = occasional accident
10 = kontinensia
Bladder
0 = inkontinensia atau memakai kateter dan tidak mampu menangani sendiri 10
5 = occasional accident
10 = kontinensia
Toilet use
0 = dependen 0
5 = membutuhkan bantuan, tapi dapat melakukan beberapa hal sendiri
10 = independen (on and off, dressing)
Skor ADL dengan Barthel Index
Transfer
0 = unable, tidak ada keseimbangan duduk 0
5 = butuh bantuan besar (satu atau dua orang, fisik), dapat duduk
10 = bantuan kecil (verbal atau fisik)
15 = independen

Mobility
0 = immobile atau < 50 yard 10
5 = wheelchair independen, > 50 yard
10 = berjalan dengan bantuan satu orang (verbal atau fisik) > 50 yard
15 = independen (tapi dapat menggunakan alat bantu apapun, tongkat) > 50 yard

Stairs
0 = unable 5
5 = membutuhkan bantuan (verbal, fisik, alat bantu)
10 = independen

Total (0-100) 45

Skor 55 (ketergantungan berat)


Pemeriksaan Lab 16 Oktober 2015

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
CBC
WBC 30,070 /uL 5,000-11,000
Hemoglobin 12,2 g/dL 12,0-16,0
Hematocrit 39,0 % 37,0-47,0
Platelet 365,000 /uL 150,000-440,000
RBC 4.54 103/uL 4.20 – 5.4
INDEKS ERITROSIT
MCV 85.9 fl 78-100
MCH 26.9 pg 27-31
MCHC 31.3 g/dl 33-38
RDW 12.5 % 11.6-14.6
MPV 8.1 fl 7.2-11.1
PDW 16 % 2.2-3.2
Different WBC Count
Eosinophyl 2 % 2-4
Basophyl 0 % 0-1
Neutrophyl 61 % 52-74
Lymphocyte 31 % 25-40
Monocyte 6 % 2-8
Pemeriksaan Lab 16 Oktober 2015
Clinical Chemistry
CK-MB 29 U/L <25
Troponin T <50 ng/L
Blood Gas Analysis
pH 7.129 mmHg 33.0-44.0
pCO2 56.4 mmHg 71-104
PO2 113 mmHg 71-104
Bikarbonat 18.8 mmol/L 22.0-29.0
Total Co2 20.6 mmol/L 23.0-27.0
Base Excess -10.9 mmol/L -2 - +3
Standard Bicarbonate 16.4 mmol/ L 22.0-26.0
Saturasi O2 96.6 % 94.0-98.0
Chlorida Darah 106 mmol/ L 98-106
Random Glucose 170 mg/dL <100

CRP Kuantitatif 21.0 mg/L <5


Pemeriksaan Lab 17 Oktober 2015
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan

Clinical Chemistry

SGOT 12 U/L 0-32

SGPT 6 U/L 0-31

Ureum 25 mg/dl 10-50

Creatinine 0.86 mg/dl 0.50-0.90

eGFR 69.33 mL/menit Mildly Impaired

Electrolyte

Natrium 142.0 mmol/ L 135.0-148.0

Kalium 4.40 mmol/ L 3.50-5.30

Random Glucose 414 mg/dL -


Foto Rontgen Thoraks AP 16 Oktober 2015
Kesimpulan: Cardiomegaly
Lesi hiperdens
berdensitas darah
dengan perifokal
edemea di
sekitarnya dengan
volume +/- 10 cc
menempati capsula
externa kanan,
nucleus lentiformis
kanan dan capsula
interna kanan
Assesment

K: Hemiparese sinistra tipika, hemihipestesi


sinistra
T: Subcortex dextra
E: Suspek stroke hemorrhagic
DAFTAR MASALAH
Masalah Medis
• Hemiparese sinistra
• Hemihipestesi sinistra
• Parese N. VII sinistra UMN
• Parese N. XII sinistra UMN
• Cephalgia
• Hipertensi stage II
• Cardiomegaly
Problem Rehabilitasi Medik
• Fisioterapi : Kelemahan ekstremitas atas dan
bawah kiri, kelemahan otot wajah yang dipersarafi
N.VII
• Speech Terapi : Tidak ditemukan masalah
• Okupasi Terapi : Keterbatasan dalam melakukan
kegiatan sehari- hari, seperti mandi, berpakaian,
bekerja
.
Problem Rehabilitasi Medik
• Sosiomedik : Memerlukan bantuan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari, keterbatasan
berinteraksi dengan lingkungan luar
• Ortesa-protesa : Keterbatasan mobilisasi karena
gangguan keseimbangan
• Psikologi : Kecemasan pasien dan keluarga
akan penyakitnya dan beban pikiran karena kesulitan
melakukan aktivitas sehari–hari, tidak dapat bekerja
Penatalaksanaan
• Head up 30°
• O2 3 lpm nasal kanul
• IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
• Inj. Vitamin B12 500 mcg/12 jam
• Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
• Inj. Ketorolac 30 mg k/p
• Paracetamol 2x1000mg p.r.n
Rehabilitasi Medik
Fisioterapi :
• Head up 300
• Proper bed positioning
• Alih baring tiap 2 jam, miring kiri kanan
• Gentle ROM exercise passive
Setelah fase akut : ‘
• Latihan duduk kemudian berjalan (mobilisasi bertahap)
• Gait training
• Latihan keseimbangan statis dan dinamis
• Reedukasi motorik dan sensorik
• Massage wajah
• Mirror exercise
• Electrical stimulation
• Infrared superficial
Rehabilitasi Medik
• Terapi wicara : (-)
• Okupasi Terapi : Latihan motorik halus seperti memegang,
menulis; melatih pasien agar dapat menjalankan ADL sesuai fungsi
awalnya seperti mandi, makan. Menjelaskan untuk sementara tidak
bekerja terlebih dahulu sampai keadaan umum dan motorik sudah
membaik
• Sosiomedik : Memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai penyakitnya, pentingnya peran keluarga dalam
pengawasan dan membantu pasien untuk melakukan latihan
rehabilitasi
• Ortesa-protesa : Penggunakan alat bantu jalan jika pasien
kesulitan mobilisasi
• Psikologi : Evaluasi status mental pasien, memberikan
edukasi tentang penyakit, terapi suportif pada pasien dan keluarga
pasien.
Impairment

• Hemiparese sinistra
• Parese N. VII sinistra
• Parese N. XII sinistra
• Cephalgia
• Hipertensi stage II
• Cardiomegaly
Disabilitas & Handicap
Disabilitas
• Terjadi disabilitas personal dengan skor ADL 55 karena
penurunan fungsi anggota gerak dengan kesulitan
melakukan kegiatan sehari-hari (makan, mandi,
berpakaian, merawat diri, menggunakan toilet),
mobilisasi dan menaiki tangga.

Handicap
• Kesulitan dalam melakukan pekerjaan sehingga
penghasilan keluarga berkurang, kesulitan dalam
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
Planning
• Planning Diagnostik : tidak ada
• Planning Terapi : tidak ada

• Planning Edukasi :
- Penjelasan penyakit dan komplikasi yang bisa terjadi
- Penjelasan tujuan pemeriksaan dan tindakan yang
dilakukan
- Edukasi untuk home exercise dan ketaatan untuk
melakukan terapi

• Planning Monitoring : Evaluasi hasil terapi.


Goal
• Jangka Pendek
• Perbaikan keadaan umum
• Mencegah terjadinya komplikasi akibat tirah baring lama seperti
ulkus decubitus, pneumonia, atrofi otot, hipotensi ortostatik dan
lain sebagainya.
• Jangka Panjang
• Mengurangi impairment, disabilitas, dan handicap yang dialami
pasien
• Meningkatkan dan memelihara kekuatan otot
• Meningkatkan dan memelihara ROM
• Meningkatkan ADL
• Mengatasi masalah psikososial yang timbul akibat penyakit yang
diderita pasien
Prognosis

Ad vitam : dubia ad bonam


Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
STROKE
Definisi

Keadaan dimana terjadi interupsi suplai darah ke otak,


yang biasanya disebabkan karena bocornya pembuluh
darah maupun adanya blokade akibat bekuan darah.
Berhentinya suplai oksigen dan nutrisi ini menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
Epidemiologi
Penyebab kematian ketiga dan kecacatan utama 
Penyebab kematian mencapai 9% (sekitar 4 juta)
dari total kematian per tahunnya.

Sampai dengan tahun 2005 dijumpai prevalensi stroke


pada laki-laki 2,7% dan 2,5% pada perempuan dengan
usia ≥18 tahun.

Di Indoneisia, diperoleh gambaran bahwa penderita


laki-laki lebih banyak dari pada perempuan dan profil
usia 45 tahun yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah
54,2% dan diatas usia 65 tahun 33,5%.
STROKE
Patofisiologi stroke hemoragik

• Perdarahan intraserebral sebagian besar terjadi akibat


hipertensi (diastolik > 100 mmHg).
• Hipertensi kronik  pecah/ruptur arteri serebri 
ekstravasasi darah di otak dan/atau subarakhnoid 
jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser dan
tertekan  kompresi terhadap seluruh isi tengkorak
berikut bagian rostral batang otak  koma dengan
tanda-tanda neurologik sesuai letak kompresi.
• Daerah distal dari arteri yang pecah tidak lagi kebagian
darah sehingga menjadi iskemik dan kemudian
menjadi infark  defisit neurologik.
STROKE
Faktor Resiko yg tidak dapat dikontrol

• Umur : makin tua kejadian stroke makin tinggi.


• Ras atau bangsa : Afrika (negro), Jepang, dan
Cina lebih sering terkena stroke
• Jenis kelamin : laki-laki lebih beresiko dibanding
wanita
• Riwayat keluarga yang pernah mengalami
stroke pada usia muda, maka yang
bersangkutan beresiko tinggi terkena stroke.
STROKE
Faktor Resiko yang dapat dikontrol
• Hipertensi
• Diabetes Melitus
• Transient Ischemic Attack
• Atrial Fibrilasi
• Post stroke
• Abnormalitas lipoprotein
• Perokok
• Peminum alcohol
• Hiperhomosisteinemia
• Infeksi virus dan bakteri
• Obat kontrasepsi oral
• Obesitas / kegemukan
• Kurang aktivitas fisik
• Hiperkolesterolemia/hipertrigliserida/hiperglikemia
• Stres fisik dan mental
STROKE
Manifestasi Klinik Stroke Hemoragik
• Kelumpuhan wajah dan anggota gerak yang mendadak.
• Serangan pada saat aktif disertai nyeri kepala yang hebat.
• Gangguan sensibilitas daerah yang mengalami
kelumpuhan.
• Ataksia, disartria.
• Mual, muntah yang nyata.
• Gangguan penglihatan.
• Gangguan kesadaran, kejang.
• Kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan meningeal.
STROKE
Manifestasi Klinik Stroke Non Hemoragik
• Kelumpuhan wajah dan anggota gerak.
• Terjadi pada saat santai atau terjadi pada pagi hari.
• Gangguan sensibilitas daerah yang lumpuh
• Disartria
• Adanya riwayat TIA sebelumnya.
• Tidak biasanya ditemukan nyeri kepala, muntah,
kejang dan kesadaran yang menurun.
• Tidak ditemui adanya tanda rangsangan meningeal.
STROKE

Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang

•CT Scan atau MRI 


Gold Standart
STROKE
Penatalaksanaan Bedah

• Dekompresi serebellar
• Dekompresi serebral

• Kontraindikasi : perdarahan pontine atau


serebral, karena pada sebagian besar kasus
terjadi dekompresi spontan dengan pecahnya
ke dalam ventrikel. Selain itu, bagian tersebut
sulit untuk dicapai dengan pembedahan
karena harus melewati bagian otak yang sehat
STROKE

Penatalaksanaan Medikamentosa

• Pasien yang menggunakan antikoagulan


dan antitrombotik harus segera
dihentikan pada kejadian perdarahan
akut.
STROKE
Penatalaksanaan Medikamentosa

• Penurunan tekanan darah secara sangat cepat


tidak dianjurkan karena dapat menganggu
perfusi jaringan otak pada peningkatan TIK.
MAP > 110 mmHg  meningkatkan resiko
terjadinya edema serebral dan pembentukan
bekuan darah. Pada keadaan tersebut, maka
penggunaan beta-blocker atau ACE-inhibitors
dianjurkan. Kombinasi dengan diuretic dapat
membantu.
STROKE
Penatalaksanaan Medikamentosa

• Tatalaksana konservatif peningkatan TIK :


memposisikan kepala lebih tinggi sampai
30 derajat pada garis tengah. Hal ini dapat
meningkatkan aliran vena jugularis dan
menurunkan tekanan intracranial. Terapi
yang lebih agresif dapat dilakukan dengan
terapi osmotik dengan menggunakan
manitol atau saline hipertonik.
STROKE
Program Rehabilitasi Medik
• Fase Awal : proper bed positioning, latihan luas gerak
sendi, stimulasi elektrikal dan begitu penderita sadar
dimulai penanganan masalah emosional. Tujuannya
adalah untuk mencegah komplikasi sekunder dan
melindungi fungsi yang tersisa
• Fase Lanjutan : bertujuan untuk mencapai kemandirian
fungsional dalam mobilisasi dan aktifitas kegiatan
sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita
secara medik telah stabil. Pada stroke trombotik atau
embolik, biasanya mobilisasi dimulai pada 2-3 hari
setelah stroke. Penderita dengan perdarahan
subarakhnoid mobilisasi dimulai 10-15 hari setelah
stroke.
STROKE
Fisioterapi

• Stimulasi elektrikal untuk otot-otot dengan


kekuatan otot (kekuatan 2 ke bawah)
• Diberikan terapi panas superficial (infra red)
untuk melemaskan otot.
• Latihan gerak sendi bisa pasif, aktif dibantu atau
aktif tergantung dari kekuatan otot.
• Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot.
• Latihan fasilitasi / reedukasi otot
• Latihan mobilisasi.
STROKE
Okupasi Terapi

• Sebagian besar penderita stroke dapat


mencapai kemandirian dalam AKS, meskipun
pemulihan fungsi neurologis pada
ekstremitas yang terkena belum tentu baik.
Dengan alat bantu yang disesuaikan, AKS
dengan menggunakan satu tangan secara
mandiri dapat dikerjakan. Kemandirian dapat
dipermudah dengan pemakaian alat-alat
yang disesuaikan.
STROKE
Terapi Wicara

• Latihan pernapasan ( pre speech training )


berupa latihan napas, menelan, meniup, latihan
gerak bibir, lidah dan tenggorokan.
• Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan
lidah, bibir dan mengucapkan kata-kata.
• Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan
ke artikulasi mengucapkan kata-kata.
• Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga
STROKE

Ortotik Prostetik

• Pada penderita stroke dapat digunakan alat


bantu atau alat ganti dalam membantu transfer
dan ambulasi penderita.
• Alat-alat yang sering digunakan antara lain: arm
sling, hand sling, walker, wheel chair, knee back
slap, short leg brace, cock-up, ankle foot
orthotic (AFO), knee ankle foot orthotic (KAFO).
STROKE
Psikologi

• Semua penderita dengan gangguan fungsional yang


akut akan melewati serial fase psikologis, yaitu: fase
shok, fase penolakan, fase penyesuaian dan fase
penerimaan. Sebagian penderita mengalami fase-
fase tersebut secara cepat, sedangkan sebagian lagi
mengalami secara lambat, berhenti pada salah satu
fase, bahkan kembali ke fase yang telah lewat.
Penderita harus berada pada fase psikologis yang
sesuai untuk dapat menerima rehabilitasi.
STROKE

Sosial Medik dan Vokasional

• Pekerja sosial medik dapat memulai


bekerja dengan wawancara keluarga,
keterangan tentang pekerjaan, kegemaran,
sosial, ekonomi dan lingkungan hidup
serta keadaan rumah penderita.
STROKE
Prognosis

• Faktor – faktor yang mempengaruhi prognosis :


• Saat mulainya rehabilitasi medik  program
dimulai kurang dari 24 jam maka pengembalian
fungsi lebih cepat.
• Saat dimulainya pemulihan klinis  prognosis
akan lebih buruk bila ditemukan : 1-4 minggu
gerak aktif masih nol (negatif); 4-6 minggu fungsi
tangan belum kembali dan adanya hipotonia dan
arefleksia yang menetap.

Anda mungkin juga menyukai