Anda di halaman 1dari 4

Anatomi dan fisiologi Traktus urinarius

Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari dua buah ginjal, dua
buah ureter, satu buah kandung kemih ( vesika urinaria ) dan satu buah uretra.
Gambar 1. Anatomi traktus urinarius normal

1. Ginjal
Ginjal manusia berjumlah 2 buah, terletak dipinggang, sedikit dibawah tulang rusuk bagian
belakang. ( Daniel S, Wibowo, 2005 )
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibanding ginjal kiri. Mempunyai ukuran panjang 7 cm dan tebal
3 cm. Terbungkus dalam kapsul yang terbuka kebawah. Diantara ginjal dan kapsul terdapat jaringan
lemak yang membantu melindungi ginjal terhadap goncangan. (Daniel S Wibowo, 2005).
Ginjal mempunyai nefron yang tiap – tiap tubulus dan glomerulusnya adalah satu unit. Ukuran
ginjal ditentukan oleh sejumlah nefron yang dimilikinya. Kira – kira terdapat 1,3 juta nefron dalam
tiap – tiap ginjal manusia. (Ganong, 2001 )
Fungsi Ginjal :
a. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh.
b. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
c. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal
d. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh
e. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah
(SDM) di sumsum tulang
f. Hemostasis Ginjal, mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah.
(Guyton, 1996 ).

2. Ureter
Ureter merupakan dua saluran dengan panjang sekitar 25 sampai 30 cm, terbentang dari ginjal
sampai vesika urinaria. Fungsi satu – satunya adalah menyalurkan urin ke vesika urinaria. ( Roger
Watson, 2002 )

3. Vesika Urinaria
Vesika urinaria adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak 3 sampai 4 cm dibelakang
simpisis pubis ( tulang kemaluan ). Vesika urinaria mempunyai dua fungsi yaitu :
a. Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum meninggalkan tubuh.

b. Dibantu uretra vesika urinaria berfungsi mendorong urin keluar tubuh. (RogerWatson, 2002 ).

Didalam vesika urinaria mampu menampung urin antara 170 - 230 ml. (Evelyn, 2002 )
4. Uretra
Uretra adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai keluar
tubuh. Pada wanita uretra pendek dan terletak didekat vagina. Pada uretra laki – laki mempunyai
panjang 15 – 20 cm. ( Daniel S, Wibowo, 2005 )

B. Pembentukan Urin

Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air (96%) air dan sebagian kecil
zat terlarut (4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam kandung kemih dan
dibuang melalui proses mikturisi. (Evelyn C. Pearce, 2002).
Proses pembentukan urin, yaitu :
a. Filtrasi (penyaringan) : capsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerulus
yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat

bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Di
dalam filtrat ini terlarut zat seperti glukosa, asam amino dan garam-garam.

b. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urin primer
yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin sekunder) dengan kadar
urea yang tinggi.

c. Sekresi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain
yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+.
Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis. ( Roger Watson, 2002 )

Infeksi Traktus Urinarius


1. Definisi
Infeksi adalah masuknya kuman atau bibit penyakit ke dalam tubuh. Infeksi traktus urinarius
adalah infeksi dimana pada urin yang diperiksa ditemukan mikroorganisme dalam jumlah lebih dari
normal.

Etiologi
Berbagai mikroorganisme dapat menginfeksi saluran kemih tetapi yang paling sering adalah basil
gram negatif. Eschericia coli menyebabkan kira – kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa
kelainan urologis dan kalkuli selain itu bakteri lain misalnya Proteus, Klebsiella,Enterobacter,
Serratia, dan Pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksi tanpa komplikasi. (
Basuki B Purnomo, 2007)
Penyebab lain infeksi traktus urinarius bisa karena terlalu lama menahan kencing, kurang minum,
penggunaan toilet umum yang tidak bersih, kebiasaan cebok yang salah dan katerisasi.
4. Patogenitas
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari mikroorganisme atau steril. Infeksi
saluran kemih terjadi pada saat mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih dan berbiak di
dalam media urin. Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui cara :
a. Ascending, yaitu kolonisasi kuman di sekitar uretra.
b. Hematogen, yaitu masuknya kuman melalui uretra ke buli – buli.
c. Limfogen, yaitu penempelan kuman dinding buli – buli.
d. Langsung dari organ sekitarnya yang sebelumnya telah terinfeksi, yaitu masuknya kuman
melalui ureter ke ginjal.
Kuman penyebab infeksi traktus urinarius pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora
normal usus dan hidup secara komersal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum
dan daerah sekitar anus. (Basuki B Purnomo, 2007 )
E. Macam – macam Infeksi Traktus Urinarius
1. Glomerulonefritis Akut
Glomerulonefritis akut adalah peradangan glomerulus secara mendadak. Peradangan akut
glomerulus terjadi akibat peradangan komplek antigen dan antibodi di kapiler – kapiler glomerulus.
Komplek biasanya terbentuk 7 – 10 hari setelah infeksi faring atau kulit oleh Streptococcus
(glomerulonefritis pascastreptococcus ) tetapi dapat timbul setelah infeksi lain. ( Corwin, Elizabeth
J, 2000 )
2. Glomerulonefritis Kronik
Glomerulonefritis kronik adalah peradangan yang lama dari sel – sel glomerulus. Kelainan ini dapat
terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak membaik atau timbul secara spontan.
Glomerulonefritis kronik sering timbul beberapa tahun setelah cidera dan peradangan glomerulus
sub klinis yang disertai oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria ( protein dalam urin )
ringan, yang sering menjadi penyebab adalah diabetes mellitus dan hipertensi kronik. Hasil akhir
dari peradangan adalah pembentukan jaringan parut dan menurunnya fungsi glomerulus. Pada
pengidap diabetes yang mengalami hipertensi

ringan, memiliki prognosis fungsi ginjal jangka panjang yang kurang baik. ( Corwin, Elizabeth, J.
2000 )
3. Pielonefritis Akut
Pielonefritis akut adalah infeksi pada ginjal yang biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih,
dapat terjadi di satu atau ke dua ginjal. Gejala – gejala umumnya timbul secara cepat dalam
beberapa jam atau hari dan mencakup demam yang sering 103 F atau lebih, menggigil kedinginan,
nyeri pinggang dan disuria. ( Corwin, Elizabeth, J. 2000 )
4. Pielonefritis Kronik
Pielonefritis kronik adalah infeksi pada ginjal itu sendiri, dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan
biasanya dijumpai pada penderita batu. Gejala–gejala umum seperti demam, menggigil, nyeri
pinggang, dan disuria. Atau memperlihatkan gambaran mirip dengan pielonefritis akut, tetapi juga
menimbulkan hipertensi dan gagal ginjal. ( Corwin, Elizabeth, J. 2000 )
5. Sistitis
Sistitis adalah infeksi kandung kemih, merupakan tempat tersering untuk infeksi. Gejala yang
timbul yaitu disuria ( nyeri waktu berkemih ). Peningkatan frekuensi berkemih, perasaan ingin
berkemih, adanya sel – sel darah putih dalam urin, nyeri punggung bawah / suprapubis, demam
yang disertai adanya darah dalam urin pada kasus yang parah. ( Corwin, Elizabeth , J. 2000 )

6. Gagal ginjal.
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan
hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan
elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di
dalam darah atau produksi urin. Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak adalah gagal ginjal akut.
Gagal ginjal yang berkaitan dengan menurunnya fungsi ginjal secara progresif irreversible disebut
gagal ginjal kronik, biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau kerusakan ginjal.
(Corwin, Elizabeth, J . 2000)

Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis adalah :


a. Eritrosit. Normal jumlah eritrosit adalah 0 – 1 / LPB. Pada keadaan normal eritrosit bisa berasal
dari seluruh traktus urogenitalis. Kadang – kadang perdarahan saluran kemih bagian bawah
menimbulkan bekuan darah dalam urin. Bentuk eritrosit normal adalah cakram bikonkaf, diameter
7 , warna hijau pucat dan jernih. (Gandasoebrata, 2006 )
b. Lekosit. Normal jumlah lekosit adalah 4 – 5 / LPB. Lekosit dapat berasal dari seluruh traktus
urogenitalis. Lekosit dalam urin umumnya berupa segmen, dalam urin asam lekosit atau pus
biasanya mengerut, pada urin lindi lekosit akan mengembang dan cenderung mengelompok.
Lekosit umumnya lebih besar dari eritrosit dan lebih kecil dari sel epitel. (Gandasoebrata,2006)
c. Torak , silinder. Tempat pembentukan silinder adalah tubuli ginjal. Dan adanya silinder dalam
jumlah yang banyak dalam urin menandakan adanya kelainan pada ginjal. ( Gandasoebrata, 2006 )
d. Sel Epitel. Bentuk sel epitel saluran kemih berbeda – beda dari bagian atas sampai bawah.
Adanya sel epitel berasal dari traktus urogenetalis bagian atas menunjukkan adanya pelepasan
abnormal dari sel epitel tersebut. (Gandasoebrata, 2006 )
e. Kristal. Adanya kristal dalam urin kurang bermanfaat untuk klinik, kecuali apabila ditemukan
kristal cystin atau sulfa.
Adapun kristal – kristal dalam urin normal:

a. Dalam urin asam ; asam urat, natrium urat dan jarang sekali calsium sulfat. Kristal asam urat
biasanya berwarna kuning.

b. Dalam urin asam atau yang netral atau yang agak lindi ; calsium oksalat, dan kadang – kadang
asam hipurat.

c. Dalam urin lindi atau kadang – kadang dalam netral ; ammonium – magnesium fosfat (
triplefosfat ) dan jarang – jarang calsium fosfat.

d. Dalam urin lindi ; calsium carbonat dan calsium fosfat.( Gandasoebrata, 2006 )
f. Bakteri , Spermatozoa , Protozoa, dll. Adanya infeksi pada traktus urogenitalis akan
menunjukkan adanya bakteriuria. Spermatozoa tidak menunjukkan gejala klinis.

Anda mungkin juga menyukai