Anda di halaman 1dari 8

Indri Setya Ningrum | 1510503020

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Pertemuan ke 3

“PONDASI”

A. PENGERTIAN

Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban


menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang terjadi
baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke
dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur
tersebut.

Beton Bertulang adalah material yang paling cocok sebagai pondasi untuk
struktur beton bertulang maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya.
Beban dari kolom yang bekerja pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang
cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan
melebihi tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang untuk
membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur

B. PERSYARATAN PERENCANAAN PONDASI


Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe pondasi terdapat juga
Syarat-syarat umum dari pondasi yaitu :
1. Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral dari bawah
pondasi khususnya untuk pondasi telapak dan pondasi rakit.
2. Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman yang
disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
3. Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau pergeseran
tanah.
4. Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh bahan
berbahaya yang terdapat didalam tanah.
5. Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri konstruksi
atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
6. Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
7. Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat ditolerir dan
elemen pondasi dan elemen bangunan atas.
8. Pondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk perlindungan
lingkungan.

C. PEMILIHAN PONDASI BERDASARKAN DAYA DUKUNG TANAH


Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. (missal; pondasi jalur,
Indri Setya Ningrum | 1510503020
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

pondasi telapak atau pondasi stauss. Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10
meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang
minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan
tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung
tahun 1983 adalah :
a. Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
b. Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
c. Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
d. Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara
sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan
mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.

D. TEKNIK MENGGAMBAR RENCANA PONDASI


Untuk dapat menggambar pondasi, secara umum perlu dilakukan perhitungan
kekuatan atau besarnya dimensi pondasi tersebut. Perhitungan struktur pondasi secara
sederhana merupakan gabungan dari keseluruhan beban yang ditanggung oleh pondasi
yang bersangkutan meliputi:
a. Beban atap
b. Bebap langit-langit
c. Beban struktur utama
d. Beban dinding
e. Berat sendiri pondasi

E. TABEL BEBAN YANG DIALAMI 1 METER PANJANG PONDASI PASANGAN


BATU KALI

Berdasarkan perhitungan di atas, beban yang harus disangga oleh pondasi


menerus tersebut sebesar 4264 kg. Beban ini ditanggung oleh 1 meter panjang pondasi
Indri Setya Ningrum | 1510503020
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

dengan prakiraan lebar bawah pondasi 80 cm. Lebar bawah pondasi ini ditetapkan
sebelum melakukan perhitungan beban.

Dengan beban sebesar 4264 kg, maka beban yang terjadi pada 1cm2 pondasi
adalah sebesar = 4264 kg / 8000 cm2 = 0,533 kg/cm2.

Bila ditetapkan angka keamanan pada pondasi sebesar 1,5 (N=1,5), maka beban
keamanan menjadi 1,5 x 0,533 kg/cm2 = 0,799 kg/cm2. Beban sebesar ini lebih kecil dari
pada daya dukung tanah setempat (1kg/cm2). Jadi masih dapat dianggap aman.

F. MACAM PONDASI MENURUT FUNGSI DAN PERLETAKANNYA


1) Pondasi Titik, adalah pondasi yang dibuat untuk meneruskan beban bangunan pada
suatu titik tertentu, misalnya tepat dibawah kolom.
2) Pondasi menerus/ memanjang, adalah pondasi yang dibuat secara menerus dengan
fungsi meratakan beban ke dalam tanah secara menerus pula dari beban yang ada di
atasnya, misalnya pondasi pasangan batu kali untuk pagar halaman.
3) Pondasi bidang, adalah pondasi yang merupakan bidang dengan luas tertentu serta
memberntuk semacam rakit (raft), misalnya pondasi yang dibuat pada tanah jelek
sehingga luas pondasi sama dengan luas bangunan.

G. MATRIKS JENIS PONDASI FUNGSI, PERLETAKAN, DAN BAHAN


Indri Setya Ningrum | 1510503020
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

H. JENIS PONDASI DANGKAL


1) PONDASI UMPAK

Pondasi umpak adalah pondasi yang digunakan sebagai alas atau dasar dari tiang
suatu bangunan sederhana yang menggunakan sistim rangka kayu. Pondasi umpak ini
dipasang tepat dibawah kolom kayu bangunan. Pondasi umpak ini hanya sesuai
digunakan pada daerah dengan kondisi tanah baik, sehingga kemungkinan amblesnya
umpak kedalam tanah relatif kecil.

2) PONDASI PASANGAN BATU KALI MEMANJANG

Pondasi pasangan batu kali memanjang banyak digunakan pada bangunan gedung
satu lantai sederhana. Pondasi jenis ini hanya sesuai diterapkan pada daerah dengan
kondisi tanah relatif cukup baik, dengan daya dukung tanah sekitar 1 kg/cm2 atau lebih.
Indri Setya Ningrum | 1510503020
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

3) PONDASI PELAT BETON MEMANJANG

Pondasi pasangan pelat beton memanjang banyak digunakan pada bangunan


gedung satu lantai sederhana pada daerah dengan kondisi tanah relatif kurang baik,
dengan daya dukung tanah kurang sekitar 0,5 kg/cm2 hingga 0,9 kg/cm2 serta dengan
kondisi kembang-susut tanah yang kurang baik pula (terlalu besar kembang-susutnya).

Pondasi ini secara ilmu gaya, menyalurkan beban ke dalam tanah secara
memanjang, sesuai dengan panjang pondasi. Beban yang diteruskan ke dalam tanah harus
lebih kecil dari daya dukung tanah tersebut.
Indri Setya Ningrum | 1510503020
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

4) PONDASI PELAT KAKI BAHAN BETON BERTULANG

Adalah pondasi setempat atau titik yang dibuat dari bahan beton bertulang.
Pondasi ini umumnya dipasang pada bangunan bertingkat sederhana. Jadi untuk
bangunan tidak bertingkat sederhana, pondasi ini cukup mahal, sehingga kurang sesuai.
Pondasi jenis ini, pada umumnya dipasang di daerah yang mempunyai kondisi tanah
cukup baik, dengan daya dukung tanah lebih dari 1 kg/cm2.

I. JENIS PONDASI DALAM


1) PONDASI SUMURAN

Pondasi sumuran merupakan jenis pondasi setempat atau titik dengan


menggunakan sumuran sebagai bahan utamanya. Di dalam sumuran yang terbuat dari
bahan beton bertulang tersebut diisikan batu kali dan pasir, sehingga terjadi kepadatan
yang diinginkan. Pondasi ini sangat cocok dipasang di daerah yang mempunyai daya
dukung tanah kurang baik, tetapi pada kedalaman tertentu, misalnya 3 meter kondisi
tanah mulai membaik.
Indri Setya Ningrum | 1510503020
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

2) PONDASI TIANG PANCANG

Pondasi tiang pancang pada umumnya hanya digunakan pada daerah yang
mempunyai kondisi tanah kurang baik pada permukaan tertentu. Dalam hal ini kedalaman
tanah baik dapat dicapai dengan menggunakan tiang pancang. Jenis pondasi tiang
pancang :

a. Tiang pancang kayu


b. Tiang pancang beton.
c. Tiang pancang baja.

3) PONDASI RAKIT BETON BERTULANG


Pondasi ini hanya dibuat di daerah dengan kondisi tanah sangat buruk, dimana
seluas lantai bangunan dibuat dari bahan beton bertulang sekaligus merangkap
sebagai pondasi.
Dalam kondisi ini, seluruh bangunan apabila mengalami penurunan akan selalu
bersama-sama. Pondasi ini sangat mahal, akan tetapi bila keadaan tanah memaksa,
pondasi ini harus dipasang.
Indri Setya Ningrum | 1510503020
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

4) PONDASI CAKAR AYAM


Adalah jenis pondasi yang secara khusus digunakan pada daerah dengan kondisi
tanah kurang baik, misalnya di daerah bekas rawa. Pondasi ini khusus digunakan
untuk lantai saja, misalnya landasan pacu pesawat terbang atau jalan raya. Sebagai
contoh, pondasi ini digunakan di Bandara Sukarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta.
Pondasi ini ditemukan oleh Prof.Dr.Ir. Soediyatmo, seorang sarjana sekaligus ahli
di bidang konstruksi. Pondasi ini pada prinsipnya adalah gabungan dari pelat beton
bertulang dengan sumuran. Perlu dicatat bahwa penggunaan pondasi ini khusus pada
jalan raya, landasan pacu, tempat parkir, serta lantai fasilitas umum lainnya, bukan
pada bangunan gedung.

Anda mungkin juga menyukai