Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES ENERGI I

POMPA AIR

Ditujukan untuk memenuhi Praktikum mata kuliah Proses Energi Semester Ganjil

Dosen Pembimbing : Tina Gantina, M.T

Oleh:

1. Annisa Fitri Shaumi (151734003)


2. Geraldy Faiq Putra (151734012)
3. Rasmohan Agni Klisme (151734023)
4. Tika Faradita A. (151734031)

D4-TEKNIK KONSERVASI ENERGI JURUSAN TEKNIK KONVERSI


ENERGI POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2017
I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasiswa dapat :
• Melakukan pengujian terhadap kinerja pompa
• Melakukan analisis parameter parameter yang didapat saat praktikum
• Membandingkan penggunaan pompa tanpa kapasitor dan menggunakan kapasitor

II. DASAR TEORI


A. Pengertian Pompa

Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan
cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau
hambatan gesek.
Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran
fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan
mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. Pompa memiliki dua
kegunaan utama:
1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer bawah
tanah ke tangki penyimpan air)
2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yangmelewati
mesin-mesin dan peralatan)
Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan tekanan hidraulik
yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan - peralatan berat. Dalam operasi,
mesin - mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap
yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari
kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa
fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.
Pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif
(positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump)

1.)Pompa Kerja Positif (Positive Displacement Pump)


Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari putaran poros pompa
dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa jenis ini dihasilkan
head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah.( pompa putar/Rotary dan pompa
torak/Reciprocating)

2.)Pompa Sentrifugal (Dynamic Pump / Sentrifugal Pump)


Merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor dengan sudu
impeler berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan melemparkan keluar volut. (Pompa
sentrifugal)

B. Jenis-jenis pompa Pompa Kerja Positif (Positive Displacement Pump)

1. Pompa Putar (Rotary)


Komponen pompa ini secara garis besar terdiri sebuah rumah pompa dengan
sambungan saluran isap (suction) dan sambungan saluran kempa (discharge) dan didalam
rumah pompa tersebut terdapat komponen yang berputar, yang dapat berupa roda gigi (gear
pumps), atau silinder dengan sudu-sudu (sliding-vane pumps), atau ulir (screw pumps).
Secara umum prinsip kerja rotary pumps adalah sebagai berikut. Berputarnya elemen
dalam rumah pompa menyebabkan penurunan tekanan pada saluran isap, sehingga terjadi
aliran cairan dari sumber masuk ke rumah pompa. Cairan tersebut akan mengisi ruang kosong
yang ditimbulkan oleh elemen-elemen yang berputar dalam rumah pompa tersebut, cairan
terperangkap dan ikut berputar. Pada saluran kempa terjadi pengecilan rongga, sehingga
cairan terkempakan ke luar. Untuk memperjelas hal ini akan dibahas satu-persatu jenis-jenis
pompa yang termasuk jenis rotary pumps.
Macam-macam pompa Rotary :
1) Pompa Roda Gigi Luar
Pompa ini merupakan jenis pompa rotari yang paling sederhana. Apabila gerigi roda
gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara gerigi tersebut.
Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar apabila giginya bersatu lagi.
Saran umum untuk penggunaan gear pumps yaitu: Untuk mencegah terjadinya
kemacetan dan aus saat pompa digunakan maka zat cair yang dipompa tidak boleh
mengandung padatan dan tidak bersifat korosif.
Pompa dengan penggigian luar banyak digunakan untuk memompa minyak pelumas
atau cairan lain yang mempunyai sifat pelumasan yang baik. Pompa dengan penggigian dalam
dapat digunakan untuk memompa zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas) tinggi,
seperti tetes, sirop, dan cat.

2) Pompa cuping (lobe pump)


Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksinya dan
mempunyai 2 rotor atau lebih dengan 2,3,4 cuping atau lebih pada masing-masing rotor.
Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi luarnya.
Pompa lobe dapat digunakan untuk memompa cairan yang kental (viskositasnya tinggi)
dan mengandung padatan. Pemilihan dua rotor lobe atau tiga rotor lobe didasarkan atas ukuran
padatan yang terkandung dalam cairan, kekentalan cairan, dan kontinyuitas aliran. Dua rotor
lobe cocok digunakan untuk cairan kental, ukuran padatan yang relatif kasar dengan
kontinyuitas kecepatan aliran yang tidak halus.

3) Pompa roda gigi dalam


Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang berpasangan dengan
roda gigi kecil dengan penggigian luar yang bebas (idler). Sebuah sekat yang berbentuk bulan
sabit dapat digunakan untuk mencegah cairan kembali ke sisi hisap pompa.

4) Pompa sekrup (screw pump)


Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah pompa yang
diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di dalam sebuah stator
atau lapisan heliks dalam (internal helix stator). Pompa 2 sekrup atau 3 sekrup masing-masing
mempunyai satu atau dua sekrup bebas (idler).
Pompa jenis ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa lebih rendah
dari tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa mempunyai kekentalan tinggi.
Pada keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri, sehingga sebelum digunakan
pompa ini harus terisi cairan yang akan dipompa.
Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk memompa zat cair
yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum yang konstan asal
kecepatan putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain itu alirannya lebih teratur (tidak
terlalu pulsatif). Hal ini sangat berbeda dengan pompa reprocating (bandingkanlah setelah
pembahasan pompa reprocating). Pompa rotary cocok untuk operasi pada kisaran tekanan
sedang dan untuk kisaran kapasitas dari kecil sampai sedang.

5) Pompa baling geser (Sliding Vane Pump)


Pompa berporos tunggal yang di dalam rumah pompa berisi sebuah rotor berbentuk
silinder yang mempunyai alur-alur lurus pada kelilingnya. ke dalam alur-alur ini dimasukkan
sudu-sudu lurus yang menempel pada dinding dalam rumah pompa dan dapat berputar secara
radial dengan mudah. Rotor ini dipasang asimetri dalam rumah pompa. Ketika rotor berputar
tekanan dalam rumah pompa turun sehingga terjadi kerja isap dan pada saluran pemasukkan
terjadi pembesaran ruang kosong, sehingga cairan dapat mengalir dari sumber dan mengisi
rongga kosong dalam rumah pompa. Pada tempat pengeluaran terjadi pengecilan ruang
kosong sehingga pada tempat ini terjadi kerja kempa. Dengan cara ini secara berturut-turut
terjadi kerja isap dan kerja kempa. Pompa jenis ini digunakan untuk pompa vakum

6.)Pompa (TORAK)
Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama pergerakan
piston sepanjang langkahnya. Volume cairan yang dipindahkan selama 1 langkah piston akan
sama dengan perkalian luas piston dengan panjang langkah.
Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja
ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam
pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak.

Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi sebagai
berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap di
sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada disebelah atas torak akan
terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah katup isap akan tertutup dan katup kempa
terbuka sehingga cairan tertekan ke atas torak melalui katup kempa. Dengan gerakan ini maka
akan terjadi kerja isap dan kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan
terputus-putus. Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja
pompa torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan
dua katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada saat yang
sama terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair menjadi relatif lebih teratur.
Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat digunakan pompa
torak kerja ganda dengan silinder banyak. Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan
pemompaan dengan daya isap (suction head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat
digunakan untuk memompa udara dalam kapasitas yang besar.
Pompa torak terdiri dari komponen-komponen berikut: 1. torak, 2. silinder, 3. katup, 4.
mekanik engkol dan mekanik batang penggerak, 5. lemari roda gigi, dan 6. satu sungkup udara
atau lebih. Bagian ini masing-masing akan dibahas dengan lebih rinci.

1) TORAK
Torak mengatur perpindahan tempat zat cair. Torak terdiri dari sejumlah cakra yang
biasanya terbuat dari besi tuang dan diantaranya dipasang sebuah atau lebih gelang perapat,
yang bertugas merapatkan ruang antara antara torak dan silinder. Gelang perapat dapat berupa
manset atau gelang torak.
Kadang-kadang torak pada penggunaannya tidak diperlengkapi dengan gelang perapat
khusus. Untuk mengurangi rugi bocor biasanya totak dibuat lebih panjang dan disekelilingnya
diberi alur labirin. Oleh karena torak tidak atau hampir tidak menyinggung silinder maka rugi
gesekan tidak besar, sehingga dapat diperoleh penghematan kerja.

2) SILINDER
Silinder biasanya dilapisi dengan perunggu atau lapisan lain yang dapat diganti. Bagian
sebelah dalam harus dibuat sebulat dan selicin mungkin. Sehingga bila aus pelapis silinder
dapat diganti dengan mudah.

3) KATUP
Katup gunanya untuk membuka dan menutup lubang pemasukkan dan lubang
pengeluaran ke dan dari silinder pada saat yang tepat dan bekerja secara otomatis karena
adanya perbedaan tekanan di atas dan di bawah katup. Sering kali katup diperlengkapi dengan
pegas katup guna menutup katup menurut cara dan pada saat yang tepat.

4) MEKANIK ENGKOL
Mekanik engkol dan mekanik batang penggerak mengatur supaya gerak putar motor
diubah menjadi gerak bolak-balik torak.

5) LEMARI RODA GIGI


Jumlah putaran motor diperlambat oleh suatu transmisi tali. Pada pompa torak yang
berjalan lambat, jumlah putaran cakra-tali yang tinggi diperlambat sampai ke jumlah putaran
poros engkol yang sesuai melalui suatu transmisi roda gigi. Lemari roda gigi harus diisi
minyak sampai ketinggian tertentu. Minyak tidak hanya mengatur pelumasan roda gigi tetapi
juga mengatur pelumasan mekanik engkol.

6) SUNGKUP UDARA
Sungkup udara digunakan agar aliran zat cair stabil (tetap). Tanpa sungkup udara aliran
zat cair sering berubah-ubah hal ini disebabkan karena kecepatan torak sulit dipertahankan
stabil. Ada dua sungkup udara yaitu sungkup udara isap dan sungkup udara kempa. Pada saat
langkah kempa bila ada kenaikkan kecepatan torak sebagian zat cair dikempakan kedalam
sungkup udara kempa. Dengan demikian udara yang ada didalam sungkup terdesak sehingga
tekanannya meningkat, bila kecepatan torak turun kembali maka air dapat mengalir keluar
dari sungkup udara dengan sendirinya. Jika pompa sudah beroperasi pada waktu yang cukup
lama ada kemungkinan pompa berbunyi gaduh, hal ini disebabkan karena udara sebagian
besar telah hilang dari sungkup udara. Pada saat seperti ini perlu dilakukan penambahan udara
ke dalam sungkup dengan cara membiarkan sebentar pompa menghisap udara atau
mengeluarkan air dari dalam sungkup.

Head
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada laju tertentu.
Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistem, yang juga disebut “head”.
Head total merupakan jumlah dari head statik dan head gesekan (friksi)

a. Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan yang
dipompakan. Head statik merupakan aliran yang independen dan dapat dihitung dengan
persamaan berikut:

Head Static = Head Discharge (Hd) – Head Suction Hs)]


Head statik terdiri dari:
1. Head hisapan statis (Hsuction) : dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif terhadap
garis pusat pompa. Hs nilainya positif jika ketinggian cairan diatas garis pusat pompa,
dan negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis pusat pompa (juga disebut
“pengangkat hisapan”)
2. Head pembuangan statis (Hdischarge) : jarak vertikal antara garis pusat pompa dan
permukaan cairan dalam tangki tujuan.

Gambar 2.1 Head static


b. Head gesekan atau friksi (Hf)
Head gesekan merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan
untuk mengalir dalam pipa dan sambungan – sambungan. Head ini tergantung pada ukuran,
kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan, debit aliran, dan sifat dari cairan. Head
gesekan (friksi) ini sebanding dengan kuadrat debit aliran seperti diperlihatkan dalam
gambar 2.7. Loop tertutup sistem sirkulasi hanya menampilkan head gesekan atau friksi
(bukan head statik)

Gambar 2.2 Head gesekan (friksi) versus aliran

Dalam hampir kebanyakan kasus, head total sistem merupakan gabungan antara head
statik dan head gesekan seperti diperlihatkan dalam gambar berikut.

Gambar 2.3 Sistem dengan head static rendah


Kurva kinerja pompa
Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa sebagai kurva kinerja atau
kurva karakteristik pompa. Pada pompa sentrifugal, head secara perlahan turun dengan
meningkatnya aliran. Dengan meningkatnya tahanan sistem, head juga akan naik. Hal ini pada
gilirannya akan menyebabkan debit aliran berkurang dan akhirnya mencapai nol. Debit aliran
nol hanya dapat diterima untuk jangka pendek tanpa menyebabkan pompa terbakar.

Gambar 2.4 Kurva kinerja pompa


C. Pompa di Industri
1.) Pompa Limbah

Pompa merupakan salah satu kelengkapan yang sangat vital di dalam instalasi
pengolahan air limbah. Pemompaan di dalam instalasi pengolahan air limbah digunakan antara
lain untuk memindahkan air limbah dari dalam sumur pompa ke reaktor pengolahan, dosing
bahan kimia, mengeluarkan lumpur dari dalam clarifier. Ketiga proses pemompaan tersebut
dapat dilakukan menggunakan jenis pompa desak (positive displacement pumps). Pompa jenis
ini digunakan karena memiliki ketahanan tinggi dalam menangani beragam jenis fluida dan
partikel padatan. Pompa dosing, salah satu pompa desak terkecil di pasaran, berfungsi untuk
memompa bahan kimia ke dalam tangki dengan dosis yang tepat.
Material pompa harus sesuai dengan karakteristik fluida yang dialirkan untuk mencegah
terjadinya pengikisan atau karat. Karakteristik air limbah yang dapat mempengaruhi pemilihan
material pompa serta jenis lapisan/perlindungan yang diperlukan antara lain konsentrasi klorida,
pH, konsentrasi oksigen, dan temperatur. Material impeller pompa merupakan yang terpenting
untuk diperhatikan mengingat bagian ini sangat terpengaruh oleh kikisan dan korosi akibat
kecepatan relatifnya terhadap air limbah. Beberapa material impeller pompa yang biasa
digunakan antara lain grey iron, stainless steel, dan Hard-IronTM (xyleminc.com).

Grey Iron
Grey iron merupakan material impeller yang paling umum digunakan dalam pemompaan
air limbah terutama jika karakteristik limbahnya tidak terlalu korosif (biasanya untuk air limbah
domestik). Rentang pH yang sesuai untuk material grey iron adalah pada kisaran 5.5 hingga 14
dengan catatan kandungan klorida tidak melebihi 200 mg/L. Apabila konsentrasi klorida
melebihi nilai tersebut maka diperlukan lapisan pelindung berupa zinc anoda dan pelapis epoksi
khusus.

Stainless Steel
Stainless steel (tipe 316/329) memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi namun tidak
pada pengikisan. Air limbah kerap kali mengandung partikel yang abrasif sehingga aplikasi
pompa berbahan stainless steel sangat terbatas di instalasi pengolahan air limbah bahkan tidak
terlalu direkomendasikan.

Hard-IronTM
Hard-IronTM memiliki ketahanan terhadap korosi dan juga tahan terhadap pengikisan.
Hard-IronTM memiliki kandungan kromium (25%) dan karbon (3%). Sebuah pengujian yang
dilakukan di laboratorium milik Xylem,Inc. menunjukkan bahwa impeller berbahan Hard-
IronTM memiliki ketahanan terhadap pengikisan hingga tiga kali lebih lama dibanding impeller
berbahan grey iron dan stainless steel.

2.) Pompa pada pengeboran minyak bumi


Electric Submersible Pump (ESP) adalah sejenis pompa sentrifugal berpenggerak motor
listrik yang didesain untuk mampu ditenggelamkan di dalam sumber fluida kerja. Tujuannya
adalah untuk dapat menghindari terjadinya kavitasi pada pompa. Pompa dengan desain khusus
ini digunakan pada kondisi-kondisi yang khusus pula. Seperti untuk mengangkat air dari sumber
/ mata air yang berada di dalam tanah, mengangkat fluida berwujud sludge (lumpur), dan juga
mengangkat minyak mentah pada proses pengeboran minyak bumi.
ESP yang digunakan pada proses pengangkatan minyak bumi dari perut bumi termasuk
teknologi yang paling canggih dan efisien hingga saat ini. Namun disisi lain teknologi ini juga
tidak murah. Karena selain desain konstruksi pompa dan motor listrik yang khusus, diperlukan
juga teknologi kabel listrik yang harus tahan korosi, serta tahan terhadap tekanan dan temperatur
tinggi.

Ilustrasi Electric Submersible Pump Pada Proses Pengeboran Minyak Bumi


(Sumber: Wikipedia.org)

Pompa ini berjenis sentrifugal multistage dengan jumlah stage yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Setiap stage terdiri atas impeller dan difuser yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan fluida serta mengalirkannya langsung ke stageselanjutnya. Diameter
pompa umumnya berukuran 90-254mm, dengan ukuran panjangnya yang bervariasi di 1m
hingga 8,7m. Motor listrik yang digunakan adalah berfasa tiga dengan kebutuhan daya antara
7,5kW hingga 560kW pada frekuensi 60Hz.
Bentuk Electric Submersible Pump

Electric Submersible Pump ini membutuhkan daya sebesar 3-5kV dari listrik AC untuk
dapat mengoperasikan motor listrik yang khusus. Motor tersebut harus bertahan pada tekanan
lingkungan kerja 34MPa serta suhu 149oC. Pompa ini memompa minyak bumi dari kedalaman
3,7km dengan kemampuan produksi hingga 2500m3 per hari. Energi yang dibutuhkan pompa ini
adalah sebesar 1000 tenaga kuda atau sekitar 750kW. Efisiensi pompa ini akan turun drastis
apabila fluida kerja yang dipompa (minyak bumi) bercampur dengan gas alam, karena akan
menimbulkan kavitasi. Untuk mengatasi hal ini diperlukan instalasi separator gas pada sistem
pompa.
3.) Pompa Dosing

Sesuai namanya pompa jenis ini berfungsi untuk memberikan dosis chemical kepada
tangki reaksi, atau tempat dimana reaksi akan terjadi. Dibalik bentuknya yang lebih kecil
dibanding jenis pompa lainnya, pompa ini memiliki peranan penting dalam . Hal ini dikarenakan
terbentuk atau tidaknya reaksi dalam pengolahan air, ditentukan oleh keakurasian serta ketepatan
dosing dari pompa jenis ini.
Ukuran flow dari dosing pump juga bermacam-macam, dari 10mL/min hingga 20L/min
(mungkin lebih).

a. Fungsi Pompa Dosing Untuk Industri Kimia


Proses pembuatan makanan atau minuman pada skala industri biasanya memanfaatkan
reaksi-reaksi kimia antara satu bahan dengan bahan lainnya. Agar hasil produksinya sesuai
dengan target, maka pencampuran bahan kimia yang digunakan harus akurat dan presisi. Karena
itu untuk skala industri pabrik makanan dan minuman, pencampuran bahan menggunakan alat
yang dinamakan dengan pompa dosing.
Pompa dosing yang punya nama lain pompa injeksi kimia dan metering pump adalah
pompa yang bisa menginjeksikan cairan tertentu (bahan kimia dan bahan lainnya) ke dalam
cairan pelarut lainnya yang umumnya adalah air. Pompa dosing ini dilengkapi dengan pengatur
debit cairan yang dikeluarkan sehingga pencampuran bahan materi dengan bahan pelarut bisa
akurat takarannya. Biasanya, penggunaan pompa yang bisa ditemukan di toko jual pompa dosing
ini adalah untuk industri kimia, industri makanan, proses semikonduktor, produksi film dan
fotografi, fasilitas pengolahan air, dan boiler bahan kimia.
b. Cara kerja pompa dosing
Ada banyak merk pompa dosing yang bisa Anda pilih sesuai dengan kebutuhan spesifikasi
yang mumpuni. Salah satunya bisa Anda dapatkan di distributor pompa Grundfos yang
menyediakan tipe-tipe pompa dosing dengan berbagai spesifikasi khusus. Merk menentukan
bagaimana cara kerja sebuah pompa dosing tetapi secara umum cara kerja pompa ini adalah
menarik cairan kimia dengan jumlah tertentu kemudian menginjeksikannya ke pelarut dengan
takaran tertentu. Pelarut yang digunakan bisa berupa air, gas, atau uap panas. Untuk lebih
jelasnya, Anda bisa mencoba memahami penjelasan sederhana mengenai cara kerja pompa
dosing berikut ini:
1. Komponen pompa dosing yang paling dasar adalah katup yang menyedot cairan kimia
dari tangki bahan kimia yang akan disedot, pemompa, dan injector.
2. Katup yang digunakan adalah katup satu arah yang diberi pemberat agar tetap berada di
bagian dasar tangki cairan kimia yang akan dipompa. Beberapa merk menambahkan float
switch yang fungsinya sebagai alarm apabila cairan kimianya sudah habis.
3. Terhubung dengan katup adalah pompanya yang menggunakan bahan material plastik
tahan bahan kimia seperti PVC, PE, atau stainless steel.
4. Kemudian cairan yang sudah dipompa dari tangki akan disemprotkan ke cairan pelarut
yang mengalir dengan takaran tertentu. Setelah katup injeksi menyemprotkan bahan
kimia dalam jumlah tertentu secara otomatis pompa akan berhenti memompa.
Teknologi yang digunakan saat ini adalah katup yang bisa menyemprotkan cairan di
tengah-tengah arus pelarut agar tidak menyebabkan korosi pada dinding-dinding
saluran, sehingga cairan akan langsung terlarut.

c. Penggunaan pompa dosing yang luas


Sebelumnya telah disebutkan penggunaan pompa dosing untuk industri pengolahan
makanan, tapi sebenarnya aplikasi dari pompa dosing ini tidak terbatas hanya itu saja. Toko yang
jual pompa dosing juga menjadi supplier untuk usaha atau pengembangan dunia agrikultur,
misalnya untuk pemberian pupuk pada tanaman atau pestisida dengan takaran yang tepat dan
efisien. Digunakan juga pada pengolahan air untuk memisahkan air dari bahan-bahan yang
berbahaya dengan cara memanfaatkan reaksi bahan-bahan kimia tertentu agar jadi limbah yang
ramah lingkungan atau untuk kebutuhan konsumsi. Kegunaan lain dari pompa dosing adalah
untuk industri penambangan, manufaktur, pengobatan, dan lainnya.
Tidak hanya eksklusif digunakan untuk keperluan industri, Anda pun bisa memanfaatkan
cara kerja pompa dosing untuk skala yang lebih kecil misalnya sekedar mengatur kadar pH pada
air dengan menyuntikkan zat kimia tertentu, atau untuk menyuntikkan klorin untuk membunuh
bakteri agar air steril. Selain di toko pompa dosing, Anda juga bisa membelinya di toko yang
jual pompa submersible

III. ALAT UKUR DAN PENGUKURAN


1. Akuarium
2. Stopwatch
3. Meteran
4. Kabel
5. Kapasitor
6. Pompa

IV. PROSEDUR PEKERJAAN


4.1. Tanpa Kapasitor
1. Pastikan tangki terisi air
2. Periksa semua kedudukan alat ukur pada posisi yang benar
3. Pastikan Katup terbuka 100 %
4. Sambungkan sumber listrik tanpa menggunakan kapasitor seperti gambar 1.
5. Lakukan variasi bukaan katup sesuai kebutuhan
6. Data diambil sebanyak minimal 5 kali
7, Untuk mengakhiri pengujian matikan mesin dengan mematikan sumber listrik.

4.2. Menggunakan Kapasitor


1. Pastikan Katup terbuka 100 %
2. Sambungkan sumber listrik menggunakan kapasitor
3. Lakukan variasi bukaan katup sesuai kebutuhan
4. Data diambil minimal 5 kali
5. Untuk mengakhiri pengujian matikan mesin dengan mematikan sumber listrik
V. GAMBAR RANGKAIAN
VI. DATA PENGAMATAN
A. Data Pompa Lab Surya

SPESIFIKASI POMPA
Tegangan (V) 220
Frekuensi (Hz) 50
Output (W) 125
Arus (Ampere) 1.4
Pipa Hisap (inch) 1
Pipa Dorong (inch) 1

DIMENSI AQUARIUM
Panjang (m) 0,294
Lebar (m) 0,294
Tinggi (m) 0,075
Tebal (m) 0,004
Head (m) 1,41
Panjang pipa (m) 2.87
Volume (m3) 0,006483

1.) Data Pompa tanpa Kapasitor

Bukaan
Waktu Debit
No. Katup Head V(Volt) I(Ampere) P(Kw) cos ø
(s) (m/s)
(%)
1 10,48 100 5 0,0004265 224,7 1,32 0,185 0,625
2 11,01 85 10 0,000406 224,3 1,32 0,19 0,645
3 13,65 70 15 0,0003275 224,2 1,33 0,2 0,67
4 18,19 55 20 0,0002457 224,1 1,38 0,23 0,751
5 26,45 40 25 0,000169 223,6 1,5 0,279 0,83
Rata-rata 224,18 1,37 0,2168 0,7042

2.) Data Pompa dengan C=14 mF

Bukaan
Waktu
No. Katup Head Debit (m/s) V(Volt) I(Ampere) P(Kw) cos ø
(s)
(%)
1 11,65 100 5 0,000384 224,9 0,85 0,185 0,962
2 12,38 85 10 0,000361 224,7 0,86 0,187 0,964
3 13,08 70 15 0,000342 224,6 0,93 0,204 0,972
4 14,03 55 20 0,000319 224,5 1,12 0,246 0,979
5 18,26 40 25 0,000245 224,3 1,33 0,322 0,983
6 75 25 30 0,0000596 224,2 1,46 0,338 0,985
Rata-rata 0,000285 1,091 0,247 0,974

B. Data Pompa Lab U

SPESIFIKASI POMPA
Tegangan (V) 220
Frekuensi (Hz) 50
Output (W)
Arus (Ampere) 1.55
Pipa Hisap (inch) 1
Pipa Dorong (inch) 1

DIMENSI AQUARIUM
Head (m) 4.87
Panjang
9.15
pipa(m)
1.) Data Pompa tanpa C
Buka
No Debit an V(Volt) I(A) P(Kw) cos ø (lag)
. (lpm) Katup
(%) T D T D T D T D
1 20 100 222,5 222,7 1,08 0,937 0,196 0,196 0,8 0,93
2 19,5 60 222,8 222,8 1,08 0,936 0,196 0,196 0,819 0,937
3 19 40 223,1 223,29 1,08 0,9425 0,198 0,197 0,821 0,939
4 18 20 223,1 223,29 1,1 0,96219 0,203 0,202 0,832 0,9407
5 17 10 223,2 223,35 1,1 0,9587 0,209 0,205 0,852 0,9554
6 16 5 223,4 223,53 1,1 0,9807 0,213 0,209 0,865 0,953
Rata-rata 223,01 1,099 1,09 0,952 0,2025 0,2008 0,8315 0,9425

2.) Data Pompa dengan C=14 mF

Buka
Debit an V(Volt) I(A) P(Kw) cos ø (lead)
No.
(lpm) Katup
(%) T D T D T D T D
1 19 100 223,8 224,18 0,99 0,86419 0,199 0,1484 0,8956 0,766
2 18 40 224,1 224,06 1,03 0,89781 0,206 0,153488 0,894 0,763
3 17 38 224,4 224,47 1,04 0,9165 0,21 0,158204 0,892 0,769
4 16 30 224,8 224,96 1,09 0,9495 0,217 0,162763 0,892 0,762
5 15 25 225 225,44 1,1 0,9654 0,221 0,165189 0,892 0,759
6 14 20 226,1 226,34 1,14 0,9964 0,228 0,170046 0,889 0,754
Rata-rata 224,7 224,90 1,065 0,9316 0,2135 0,,1596 0,8924 0,7621

VII. PEMBAHASAN

Pada Praktikum kali ini kami melakukan pengujian pada pompa. Kami melakukan
pengujian pompa di Lab Surya dan Lab U. Pompa yang kami gunakan adalah pompa air. Untuk
pengujian di Lab Surya maupun di Lab U kami menggunakan dua cara yaitu pompa tanpa
kapasitor dan pompa dengan penggunaan kapasitor. Kapasitor yang kami gunakan adalah
sebesar C=14 mf.Pada praktikum kali ini kami akan membahas mengenai proses energi melalui
parameter-parameter yang sudah kami tentukan. Parameter yang kami lihat adalah debit, daya,
tegangan, arus, dan cos ø dengan cara mengatur bukaan katupnya.
Kami akan membahas satu persatu dari parameter yang kita amati. Pertama-tama kami
akan membahas pengujian pompa yang ada di Lab Surya yaitu pompa tanpa kapasitor.
Parameter-parameter yang kami amati dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik Bukaan Katup terhadap Debit
0.00045
0.0004
0.00035
0.0003
Debit (m3/s)

0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)

Grafik Debit terhadap cos ø


0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
cos ø

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)

Grafik Debit terhadap Daya


0.3

0.25

0.2
Daya (kW)

0.15

0.1

0.05

0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)
Jika dilihat dari grafik-grafik diatas yang dilakukan pada pompa, yaitu grafik bukaan
katup terhadap cos ø,bukaan katup terhadap daya, dan bukaan katup terhadap debit. Semuanya
saling berkaitan jadi, pertama-tama hubungan katup dengan cos ø berbanding terbalik terlihat
bila bukaan katup semakin kecil cos ø nya pun akan semakin besar. Ini disebabkan oleh pompa
yang akan semakin merasakan beban resistive.
Saat bukaan katup pompa semakin kecil, daya pompa pun akan semakin besar karena jika
katup semakin kecil load pun bertambah besar. Sehingga debit yang mengalir juga akan semakin
kecil terlihat dari grafik hubungan bukaan katup terhadap debit yang berbanding lurus, hal ini
disebabkan oleh luas pipa yang dilewati air akan semakin kecil. Kecepatan alirnya juga akan
semakin kecil. Karena,berdasarkan rumus : Q = A V , didapat bahwa debit akan sebanding
(berbanding lurus). Maka semakin besar debit akan semakin besar pula kecepatannya karena A
dianggap konstan.
Bila dalam kondisi sebaliknya, bukaan katup pada pompa diperbesar maka debit yang
mengalir pun akan semakin besar. Untuk daya juga sama semakin besar bukaan katup maka daya
akan semakin kecil ini disebabkan oleh pompa merasakan adanya pengurangan load yang
menyebabkan nilai daya akan semakin kecil. Karena load berhubungan lurus dengan daya.
Sehingga semakin besar debit yang dialirkan oleh pompa, maka nilai daya output juga akan
besar. Sedangkan untuk menghasilkan debit tersebut dibutuhkan nilai tegangan dan arus yang
cukup besar sehingga menyebabkan daya untuk mensuplai gerak pompa besar. Hal ini dapat
menyebabkan efisiensi dari pompa bernilai kecil. Tetapi dari hasil praktikum yang kami
dapatkan besarnya nilai cos ø akan semakin besar jika bukaan katup diperkecil, berarti semakin
kecil bukaan katup beban yang dirasakan oleh pompa semakin resistif.
Selanjutnya yaitu pengujian pompa dengan kapasitor C=14mF. Parameter-parameter yang
kami amati dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Grafik Bukaan Katup terhadap Debit


0.0005

0.0004
Debit (m3/s)

0.0003

0.0002

0.0001

0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)
Grafik Debit terhadap cos ø
0.99
0.985
0.98
cos ø
0.975
0.97
0.965
0.96
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)

Grafik Debit terhadap Daya


0.4
0.35
0.3
Daya (kW)

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)

Sama seperti pompa yang tidak menggunakan kapasitor,jika melihat dari grafik-grafik
diatas yang dilakukan pada pompa, yaitu grafik bukaan katup terhadap cos ø,bukaan katup
terhadap daya, dan bukaan katup terhadap debit. Semuanya saling berkaitan jadi, pertama-tama
hubungan katup dengan cos ø berbanding terbalik terlihat bila bukaan katup semakin kecil cos ø
nya pun akan semakin besar. Ini disebabkan oleh pompa yang akan semakin merasakan beban
resistive. Perbedaannya hanya pada nilai cos ø, jika menggunakan tambahan kapasitor akan
mengakibatkan cos ø semakin mendekati 1 bila bukaan katup semakin kecil.
Saat bukaan katup pompa semakin kecil, daya pompa pun akan semakin besar karena jika
katup semakin kecil load pun bertambah besar. Sehingga debit yang mengalir juga akan semakin
kecil terlihat dari grafik hubungan bukaan katup terhadap debit yang berbanding lurus, hal ini
disebabkan oleh luas pipa yang dilewati air akan semakin kecil. Kecepatan alirnya juga akan
semakin kecil. Karena,berdasarkan rumus : Q = A V , didapat bahwa debit akan sebanding
(berbanding lurus). Maka semakin besar debit akan semakin besar pula kecepatannya. karena A
dianggap konstan.
Bila dalam kondisi sebaliknya, bukaan katup pada pompa diperbesar maka debit yang
mengalir pun akan semakin besar. Untuk daya juga sama semakin besar bukaan katup maka daya
akan semakin kecil ini disebabkan oleh pompa merasakan adanya pengurangan load yang
menyebabkan nilai daya akan semakin kecil. Karena load berhubungan lurus dengan daya.
Sehingga semakin besar debit yang dialirkan oleh pompa, maka nilai daya output juga akan
besar. Sedangkan untuk menghasilkan debit tersebut dibutuhkan nilai tegangan dan arus yang
cukup besar sehingga menyebabkan daya untuk mensuplai gerak pompa besar. Hal ini dapat
menyebabkan efisiensi dari pompa bernilai kecil. Tetapi dari hasil praktikum yang kami
dapatkan besarnya nilai cos ø akan semakin besar jika bukaan katup diperkecil, berarti semakin
kecil bukaan katup beban yang dirasakan oleh pompa semakin resistif.
Untuk pengujian kedua kami melakukan pengujian pompa di Lab U, pertama tama kami
akan membahas pompa tanpa kapasitor. Pembacaan alat ukur terbagi 2 yaitu menggunakan
Tangampere dan Display. Disini kami akan membahas yang menggunakan Tangampere karena
lebih akurat walaupun hasil keduanya mendekati. Parameter-parameter yang kami amati dapat
dilihat pada grafik berikut ini

Grafik Debit terhadap Cos ø


25

20
Debit (m3/s)

15

10

Grafik Debit terhadap Tegangan


5
25
0
0.79 0.8 0.81 0.82 0.83 0.84 0.85 0.86 0.87
20
Cos ø
Debit (m/s)

15

10

0
222.4 222.6 222.8 223 223.2 223.4 223.6
Tegangan (Volt)
Grafik Debit terhadap Arus
25

20
Debit (m/s)
15

10

0
1.075 1.08 1.085 1.09 1.095 1.1 1.105
Arus (Ampere)

Grafik Debit terhadap Daya


25

20
Debit (m/s)

15

10

0
0.195 0.2 0.205 0.21 0.215
Daya (kW)

Jika dilihat dari tangampere yang terhubung dengan pompa, kami dapat mengetahui bahwa
hubungan debit dengan tegangan dan arus berbanding terbalik. Bila kondisi debit pompa mengalir
kencang maka nilai tegangan dan arus akan kecil, sedangkan bila debit pompa kecil maka nilai
tegangan dan arus akan semakin besar. Besar kecilnya debit yang mengalir disebabkan oleh
bukaan katup pada pompa. Bila bukaan katup pada pompa besar maka debit air yang mengalir pun
akan besar juga, sehingga pada kondisi ini load pada pompa bernilai kecil yang menyebabkan
tegangan dan arus yang harus disuplai yaitu cukup 220 V saja atau setara dengan tegangan sumber
standar dengan arusnya kecil.
Bila dalam kondisi sebaliknya, bukaan katup pada pompa diperkecil maka debit yang
mengalir pun akan semakin kecil. Dalam kondisi kapasitas yang harus dialirkan sama dengan
bukaan katup yang besar, maka pompa merasakan adanya penambahan load yang menyebabkan
nilai tegangan dan arus akan semakin besar, karena load berhubungan lurus dengan tegangan.
Sehingga semakin kecil debit yang dialirkan oleh pompa, maka nilai daya output juga akan kecil.
Sedangkan untuk menghasilkan debit tersebut dibutuhkan nilai tegangan dan arus yang cukup
besar sehingga menyebabkan daya untuk mensuplai gerak pompa besar. Hal ini dapat
menyebabkan efisiensi dari pompa bernilai kecil. Tetapi dari hasil praktikum yang kami dapatkan
besarnya nilai cos ø akan semakin besar jika bukaan katup diperkecil, berarti semakin kecil bukaan
katup beban yang dirasakan oleh pompa semakin resistif.
Selanjutnya, kami melakukan pengujian pompa dengan kapasitor 14 mF yang kami
lakukan di lab.U, maka didapatkan grafik seperti berikut:

Grafik Debit Terhadap Tegangan


20
18
16
14
12
Q (lpm)

10
8
6
4
2
0
223.5 224 224.5 225 225.5 226 226.5
V (V)
Grafik Debit Terhadap Arus
20
18
16
14
Q (lpm) 12
10
8
6
4
2
0
0.98 1 1.02 1.04 1.06 1.08 1.1 1.12 1.14 1.16
I (A)

Grafik Debit Terhadap Daya


20
18
16
14
12
Q (lpm)

10
8
6
4
2
0
0.195 0.2 0.205 0.21 0.215 0.22 0.225 0.23
P (kW)

Grafik Debit Terhadap Cos ø


20

15
Q (lpm)

10

0
0.888 0.889 0.89 0.891 0.892 0.893 0.894 0.895 0.896
Cos ø
Jika dilihat dari tangampere yang terhubung dengan pompa dapat kami lihat parameter-
parameternya. Sebelum kita membahas parameternya, kami memilih data dari tangampere karena
datanya lebih akurat daripada yang terdapat pada display. Hubungan tegangan dan arus sama
seperti kondisi sebelumnya yaitu berbanding terbalik. Jika debit pada pompa besar maka tegangan
dan arusnya kecil. Sedangkan jika debit pompa kecil maka tegangan dan arusnya besar.
Besar kecilnya debit yang mengalir disebabkan oleh bukaan katup pada pompa. Bila
bukaan katup pada pompa besar maka debit air yang mengalir pun akan besar juga, sehingga pada
kondisi ini load pada pompa bernilai kecil yang menyebabkan tegangan dan arus yang harus
disuplai yaitu cukup 220 V saja atau setara dengan tegangan sumber standar dengan arusnya kecil.
Bila dalam kondisi sebaliknya, bukaan katup pada pompa diperkecil maka debit yang
mengalir pun akan semakin kecil. Dalam kondisi kapasitas yang harus dialirkan sama dengan
bukaan katup yang besar, maka pompa merasakan adanya penambahan load yang menyebabkan
nilai tegangan dan arus akan semakin besar, karena load berhubungan lurus dengan tegangan.
Sehingga semakin kecil debit yang dialirkan oleh pompa, maka nilai daya output juga akan kecil.
Sedangkan untuk menghasilkan debit tersebut dibutuhkan nilai tegangan dan arus yang cukup
besar sehingga menyebabkan daya untuk mensuplai gerak pompa besar.
Tetapi karena pompa dihubungkan dengan kapasitor maka besarnya cos ø bisa kami buat
konstan yaitu 0,8 lead. Namun, besarnya cos ø sebelum dan sesudah penambahan kapasitor lebih
baik saat tidak ditambahkan kapasitor. Secara teori, seharusnya kapasitor berfungsi sebagai
penyuplai daya reaktif (VAR) untuk beban-beban induktif seperti motor listrik (pompa air, mesin
cuci, AC), ballast lampu dan trafo, yaitu peralatan listrik yang memiliki kumparan. Daya reaktif
ini diperlukan untuk pemagnetan di dalam kumparan/lilitan. Dimana peralatan listrik yang sering
digunakan dan dijumpai memiliki karakteristik induktif, sehingga untuk menyeimbangkan
karakteristik beban tersebut perlu digunakan kapasitor yang berperan sebagai beban kapasitif. Hal
ini disebabkan oleh penambahan nilai kapasitor yang terlalu besar, sehingga yang seharusnya
merasakan beban semakin resistif justru malah semakin lagging.
VIII. KESIMPULAN

1. Pompa adalah alat untuk memindahkan suatu fluida dasri satu tempat ketempat lain,
berdasarkan perbedaan level, dimana pompa membutuhkan suatu penggerak untuk merubah
energi mekanik kedalam bentuk energi kinetic
2. Bukaan katup berhubungan terbalik dengan daya,tegangan,dan arus
3. Bukaan katup berbanding lurus dengan debit serta kecepatan alirnya sebagaimana dengan
persamaan Q=A.V
4. Jika debit kecil cos ø nya akan semakin besar
5. Perbedaan pompa yang menggunakan kapasitor C=14mF dan yang tidak menggunakan
kapasitor ialah hanya pada besar cos ø nya. Jadi, yang menggunakan kapasitor cos ø nya
semakin mendekati satu tetapi jika penambahan kapasitor terlalu besar akan menyebabkan
leading sehingga cos ø akan semakin kecil
6. Secara umum data yang kami dapatkan dari dua tempat yang berbeda yaitu Lab Surya dan
Lab U menunjukkan nilai yang hampir sama baik dari nilai debit,daya,waktu,tegangan,arus
maupun cos ø. Untuk penggunaan kapasitor maupun tidak pun nilai nya hampir sama.
7. Perbandingan Lab Surya dan Lab U dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Lab Surya Lab U

NO. Parameter Tanpa Menggunakan Tanpa Menggunakan


Kapasitor Kapasitor Kapasitor Kapasitor

Semakin kecil
bukaan katup Semakin kecil
waktu untuk bukaan katup
mengalirkan air waktu untuk -
1. Waktu -
semakin lama mengalirkan
dari yang air semakin
menggunakan lama
kapasitor

Semakin kecil Semakin kecil Semakin kecil


Semakin kecil bukaan katup
bukaan katup bukaan katup
bukaan katup debit untuk
2. Debit debit untuk debit untuk
debit untuk mengalirkan air
mengalirkan air mengalirkan air
mengalirkan semakin kecil
semakin kecil semakin kecil
air semakin
kecil

Semakin kecil Semakin kecil Semakin kecil Semakin kecil

bukaan katup bukaan katup bukaan katup bukaan katup


3. Arus arus akan
arus akan arus akan arus akan
semakin besar semakin besar semakin besar semakin besar

Semakin kecil Semakin kecil Semakin kecil Semakin kecil

bukaan katup bukaan katup bukaan katup bukaan katup


4. Tegangan tegangan akan
tegangan akan tegangan akan tegangan akan
semakin turun semakin turun semakin naik semakin naik

Semakin kecil Semakin kecil Semakin kecil Semakin kecil

bukaan katup bukaan katup bukaan katup bukaan katup


5. Daya daya akan
daya akan daya akan daya akan
semakin besar semakin besar semakin besar semakin besar

Nilai cos ø Nilai cos ø Nilai cos ø tanpa


Nilai cos ø tanpa
tanpa C lebih tanpa C lebih C lebih besar
C lebih kecil
kecil daripada besar daripada daripada yang
6. cos ø daripada yang
yang yang menggunakan
menggunakan
menggunakan menggunakan kapasitor
kapasitor
kapasitor kapasitor
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. TT. “Laporan Pompa”
https://www.scribd.com/document/266389802/Laporan-Pompa [12 Oktober 2017]
Fritz Dietzel, Dakso Sriyono.2006. Turbin Pompa dan Kompresor.Jakarta:Erlangga
Maleev, V. L.. 1973. Internal Combustion Engines. Singapore: McGraw-Hill Book Company,
Inc
Muthoharoh,Insan. 2010. “Pompa Sentrifugal”
http://insanmuthoharoh.blogspot.co.id/2010/06/pompa-sentrifugal.html [12 Oktober 2017]
White, M. Frank. 2008. Fluid Mechanics Seventh Edition. New York: MC Graw Hill
LAMPIRAN

1.) Lab Surya


2.) Lab U

Anda mungkin juga menyukai