POMPA AIR
Ditujukan untuk memenuhi Praktikum mata kuliah Proses Energi Semester Ganjil
Oleh:
Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu
tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan
cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau
hambatan gesek.
Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran
fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk menaikkan tekanan dan
mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada saluran yang dilalui. Pompa memiliki dua
kegunaan utama:
1. Memindahkan cairan dari satu tempat ke tempat lainnya (misalnya air dari aquifer bawah
tanah ke tangki penyimpan air)
2. Mensirkulasikan cairan sekitar sistim (misalnya air pendingin atau pelumas yangmelewati
mesin-mesin dan peralatan)
Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan tekanan hidraulik
yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan - peralatan berat. Dalam operasi,
mesin - mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap
yang rendah. Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari
kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa
fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang diinginkan.
Pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa kerja positif
(positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement pump)
6.)Pompa (TORAK)
Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama pergerakan
piston sepanjang langkahnya. Volume cairan yang dipindahkan selama 1 langkah piston akan
sama dengan perkalian luas piston dengan panjang langkah.
Menurut cara kerjanya pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja
ganda. Sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan, dapat dikelompokkan dalam
pompa torak sinder tunggal dan pompa torak silinder banyak.
Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal, aliran cairan terjadi sebagai
berikut. Bila batang torak dan torak bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap di
sebelah bawah dan pada saat yang sama cairan yang ada disebelah atas torak akan
terkempakan ke luar. Jika torak bergerak ke bawah katup isap akan tertutup dan katup kempa
terbuka sehingga cairan tertekan ke atas torak melalui katup kempa. Dengan gerakan ini maka
akan terjadi kerja isap dan kerja kempa secara bergantian. Aliran cairan yang dihasilkan
terputus-putus. Cara kerja pompa torak kerja ganda pada prinsipnya sama dengan cara kerja
pompa torak kerja tunggal, tetapi pada pompa torak kerja ganda terdapat dua katup isap dan
dua katup kempa yang masing-masing bekerja secara bergantian. Sehingga pada saat yang
sama terjadi kerja isap dan kerja kempa. Karena itu aliran zat cair menjadi relatif lebih teratur.
Untuk memperoleh kecepatan aliran zat cair yang lebih konstan dapat digunakan pompa
torak kerja ganda dengan silinder banyak. Pompa torak cocok digunakan untuk pekerjaan
pemompaan dengan daya isap (suction head) yang tinggi disamping itu pompa torak dapat
digunakan untuk memompa udara dalam kapasitas yang besar.
Pompa torak terdiri dari komponen-komponen berikut: 1. torak, 2. silinder, 3. katup, 4.
mekanik engkol dan mekanik batang penggerak, 5. lemari roda gigi, dan 6. satu sungkup udara
atau lebih. Bagian ini masing-masing akan dibahas dengan lebih rinci.
1) TORAK
Torak mengatur perpindahan tempat zat cair. Torak terdiri dari sejumlah cakra yang
biasanya terbuat dari besi tuang dan diantaranya dipasang sebuah atau lebih gelang perapat,
yang bertugas merapatkan ruang antara antara torak dan silinder. Gelang perapat dapat berupa
manset atau gelang torak.
Kadang-kadang torak pada penggunaannya tidak diperlengkapi dengan gelang perapat
khusus. Untuk mengurangi rugi bocor biasanya totak dibuat lebih panjang dan disekelilingnya
diberi alur labirin. Oleh karena torak tidak atau hampir tidak menyinggung silinder maka rugi
gesekan tidak besar, sehingga dapat diperoleh penghematan kerja.
2) SILINDER
Silinder biasanya dilapisi dengan perunggu atau lapisan lain yang dapat diganti. Bagian
sebelah dalam harus dibuat sebulat dan selicin mungkin. Sehingga bila aus pelapis silinder
dapat diganti dengan mudah.
3) KATUP
Katup gunanya untuk membuka dan menutup lubang pemasukkan dan lubang
pengeluaran ke dan dari silinder pada saat yang tepat dan bekerja secara otomatis karena
adanya perbedaan tekanan di atas dan di bawah katup. Sering kali katup diperlengkapi dengan
pegas katup guna menutup katup menurut cara dan pada saat yang tepat.
4) MEKANIK ENGKOL
Mekanik engkol dan mekanik batang penggerak mengatur supaya gerak putar motor
diubah menjadi gerak bolak-balik torak.
6) SUNGKUP UDARA
Sungkup udara digunakan agar aliran zat cair stabil (tetap). Tanpa sungkup udara aliran
zat cair sering berubah-ubah hal ini disebabkan karena kecepatan torak sulit dipertahankan
stabil. Ada dua sungkup udara yaitu sungkup udara isap dan sungkup udara kempa. Pada saat
langkah kempa bila ada kenaikkan kecepatan torak sebagian zat cair dikempakan kedalam
sungkup udara kempa. Dengan demikian udara yang ada didalam sungkup terdesak sehingga
tekanannya meningkat, bila kecepatan torak turun kembali maka air dapat mengalir keluar
dari sungkup udara dengan sendirinya. Jika pompa sudah beroperasi pada waktu yang cukup
lama ada kemungkinan pompa berbunyi gaduh, hal ini disebabkan karena udara sebagian
besar telah hilang dari sungkup udara. Pada saat seperti ini perlu dilakukan penambahan udara
ke dalam sungkup dengan cara membiarkan sebentar pompa menghisap udara atau
mengeluarkan air dari dalam sungkup.
Head
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada laju tertentu.
Tekanan ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistem, yang juga disebut “head”.
Head total merupakan jumlah dari head statik dan head gesekan (friksi)
a. Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan yang
dipompakan. Head statik merupakan aliran yang independen dan dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
Dalam hampir kebanyakan kasus, head total sistem merupakan gabungan antara head
statik dan head gesekan seperti diperlihatkan dalam gambar berikut.
Pompa merupakan salah satu kelengkapan yang sangat vital di dalam instalasi
pengolahan air limbah. Pemompaan di dalam instalasi pengolahan air limbah digunakan antara
lain untuk memindahkan air limbah dari dalam sumur pompa ke reaktor pengolahan, dosing
bahan kimia, mengeluarkan lumpur dari dalam clarifier. Ketiga proses pemompaan tersebut
dapat dilakukan menggunakan jenis pompa desak (positive displacement pumps). Pompa jenis
ini digunakan karena memiliki ketahanan tinggi dalam menangani beragam jenis fluida dan
partikel padatan. Pompa dosing, salah satu pompa desak terkecil di pasaran, berfungsi untuk
memompa bahan kimia ke dalam tangki dengan dosis yang tepat.
Material pompa harus sesuai dengan karakteristik fluida yang dialirkan untuk mencegah
terjadinya pengikisan atau karat. Karakteristik air limbah yang dapat mempengaruhi pemilihan
material pompa serta jenis lapisan/perlindungan yang diperlukan antara lain konsentrasi klorida,
pH, konsentrasi oksigen, dan temperatur. Material impeller pompa merupakan yang terpenting
untuk diperhatikan mengingat bagian ini sangat terpengaruh oleh kikisan dan korosi akibat
kecepatan relatifnya terhadap air limbah. Beberapa material impeller pompa yang biasa
digunakan antara lain grey iron, stainless steel, dan Hard-IronTM (xyleminc.com).
Grey Iron
Grey iron merupakan material impeller yang paling umum digunakan dalam pemompaan
air limbah terutama jika karakteristik limbahnya tidak terlalu korosif (biasanya untuk air limbah
domestik). Rentang pH yang sesuai untuk material grey iron adalah pada kisaran 5.5 hingga 14
dengan catatan kandungan klorida tidak melebihi 200 mg/L. Apabila konsentrasi klorida
melebihi nilai tersebut maka diperlukan lapisan pelindung berupa zinc anoda dan pelapis epoksi
khusus.
Stainless Steel
Stainless steel (tipe 316/329) memiliki ketahanan tinggi terhadap korosi namun tidak
pada pengikisan. Air limbah kerap kali mengandung partikel yang abrasif sehingga aplikasi
pompa berbahan stainless steel sangat terbatas di instalasi pengolahan air limbah bahkan tidak
terlalu direkomendasikan.
Hard-IronTM
Hard-IronTM memiliki ketahanan terhadap korosi dan juga tahan terhadap pengikisan.
Hard-IronTM memiliki kandungan kromium (25%) dan karbon (3%). Sebuah pengujian yang
dilakukan di laboratorium milik Xylem,Inc. menunjukkan bahwa impeller berbahan Hard-
IronTM memiliki ketahanan terhadap pengikisan hingga tiga kali lebih lama dibanding impeller
berbahan grey iron dan stainless steel.
Pompa ini berjenis sentrifugal multistage dengan jumlah stage yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Setiap stage terdiri atas impeller dan difuser yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan fluida serta mengalirkannya langsung ke stageselanjutnya. Diameter
pompa umumnya berukuran 90-254mm, dengan ukuran panjangnya yang bervariasi di 1m
hingga 8,7m. Motor listrik yang digunakan adalah berfasa tiga dengan kebutuhan daya antara
7,5kW hingga 560kW pada frekuensi 60Hz.
Bentuk Electric Submersible Pump
Electric Submersible Pump ini membutuhkan daya sebesar 3-5kV dari listrik AC untuk
dapat mengoperasikan motor listrik yang khusus. Motor tersebut harus bertahan pada tekanan
lingkungan kerja 34MPa serta suhu 149oC. Pompa ini memompa minyak bumi dari kedalaman
3,7km dengan kemampuan produksi hingga 2500m3 per hari. Energi yang dibutuhkan pompa ini
adalah sebesar 1000 tenaga kuda atau sekitar 750kW. Efisiensi pompa ini akan turun drastis
apabila fluida kerja yang dipompa (minyak bumi) bercampur dengan gas alam, karena akan
menimbulkan kavitasi. Untuk mengatasi hal ini diperlukan instalasi separator gas pada sistem
pompa.
3.) Pompa Dosing
Sesuai namanya pompa jenis ini berfungsi untuk memberikan dosis chemical kepada
tangki reaksi, atau tempat dimana reaksi akan terjadi. Dibalik bentuknya yang lebih kecil
dibanding jenis pompa lainnya, pompa ini memiliki peranan penting dalam . Hal ini dikarenakan
terbentuk atau tidaknya reaksi dalam pengolahan air, ditentukan oleh keakurasian serta ketepatan
dosing dari pompa jenis ini.
Ukuran flow dari dosing pump juga bermacam-macam, dari 10mL/min hingga 20L/min
(mungkin lebih).
SPESIFIKASI POMPA
Tegangan (V) 220
Frekuensi (Hz) 50
Output (W) 125
Arus (Ampere) 1.4
Pipa Hisap (inch) 1
Pipa Dorong (inch) 1
DIMENSI AQUARIUM
Panjang (m) 0,294
Lebar (m) 0,294
Tinggi (m) 0,075
Tebal (m) 0,004
Head (m) 1,41
Panjang pipa (m) 2.87
Volume (m3) 0,006483
Bukaan
Waktu Debit
No. Katup Head V(Volt) I(Ampere) P(Kw) cos ø
(s) (m/s)
(%)
1 10,48 100 5 0,0004265 224,7 1,32 0,185 0,625
2 11,01 85 10 0,000406 224,3 1,32 0,19 0,645
3 13,65 70 15 0,0003275 224,2 1,33 0,2 0,67
4 18,19 55 20 0,0002457 224,1 1,38 0,23 0,751
5 26,45 40 25 0,000169 223,6 1,5 0,279 0,83
Rata-rata 224,18 1,37 0,2168 0,7042
Bukaan
Waktu
No. Katup Head Debit (m/s) V(Volt) I(Ampere) P(Kw) cos ø
(s)
(%)
1 11,65 100 5 0,000384 224,9 0,85 0,185 0,962
2 12,38 85 10 0,000361 224,7 0,86 0,187 0,964
3 13,08 70 15 0,000342 224,6 0,93 0,204 0,972
4 14,03 55 20 0,000319 224,5 1,12 0,246 0,979
5 18,26 40 25 0,000245 224,3 1,33 0,322 0,983
6 75 25 30 0,0000596 224,2 1,46 0,338 0,985
Rata-rata 0,000285 1,091 0,247 0,974
SPESIFIKASI POMPA
Tegangan (V) 220
Frekuensi (Hz) 50
Output (W)
Arus (Ampere) 1.55
Pipa Hisap (inch) 1
Pipa Dorong (inch) 1
DIMENSI AQUARIUM
Head (m) 4.87
Panjang
9.15
pipa(m)
1.) Data Pompa tanpa C
Buka
No Debit an V(Volt) I(A) P(Kw) cos ø (lag)
. (lpm) Katup
(%) T D T D T D T D
1 20 100 222,5 222,7 1,08 0,937 0,196 0,196 0,8 0,93
2 19,5 60 222,8 222,8 1,08 0,936 0,196 0,196 0,819 0,937
3 19 40 223,1 223,29 1,08 0,9425 0,198 0,197 0,821 0,939
4 18 20 223,1 223,29 1,1 0,96219 0,203 0,202 0,832 0,9407
5 17 10 223,2 223,35 1,1 0,9587 0,209 0,205 0,852 0,9554
6 16 5 223,4 223,53 1,1 0,9807 0,213 0,209 0,865 0,953
Rata-rata 223,01 1,099 1,09 0,952 0,2025 0,2008 0,8315 0,9425
Buka
Debit an V(Volt) I(A) P(Kw) cos ø (lead)
No.
(lpm) Katup
(%) T D T D T D T D
1 19 100 223,8 224,18 0,99 0,86419 0,199 0,1484 0,8956 0,766
2 18 40 224,1 224,06 1,03 0,89781 0,206 0,153488 0,894 0,763
3 17 38 224,4 224,47 1,04 0,9165 0,21 0,158204 0,892 0,769
4 16 30 224,8 224,96 1,09 0,9495 0,217 0,162763 0,892 0,762
5 15 25 225 225,44 1,1 0,9654 0,221 0,165189 0,892 0,759
6 14 20 226,1 226,34 1,14 0,9964 0,228 0,170046 0,889 0,754
Rata-rata 224,7 224,90 1,065 0,9316 0,2135 0,,1596 0,8924 0,7621
VII. PEMBAHASAN
Pada Praktikum kali ini kami melakukan pengujian pada pompa. Kami melakukan
pengujian pompa di Lab Surya dan Lab U. Pompa yang kami gunakan adalah pompa air. Untuk
pengujian di Lab Surya maupun di Lab U kami menggunakan dua cara yaitu pompa tanpa
kapasitor dan pompa dengan penggunaan kapasitor. Kapasitor yang kami gunakan adalah
sebesar C=14 mf.Pada praktikum kali ini kami akan membahas mengenai proses energi melalui
parameter-parameter yang sudah kami tentukan. Parameter yang kami lihat adalah debit, daya,
tegangan, arus, dan cos ø dengan cara mengatur bukaan katupnya.
Kami akan membahas satu persatu dari parameter yang kita amati. Pertama-tama kami
akan membahas pengujian pompa yang ada di Lab Surya yaitu pompa tanpa kapasitor.
Parameter-parameter yang kami amati dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik Bukaan Katup terhadap Debit
0.00045
0.0004
0.00035
0.0003
Debit (m3/s)
0.00025
0.0002
0.00015
0.0001
0.00005
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)
0.25
0.2
Daya (kW)
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)
Jika dilihat dari grafik-grafik diatas yang dilakukan pada pompa, yaitu grafik bukaan
katup terhadap cos ø,bukaan katup terhadap daya, dan bukaan katup terhadap debit. Semuanya
saling berkaitan jadi, pertama-tama hubungan katup dengan cos ø berbanding terbalik terlihat
bila bukaan katup semakin kecil cos ø nya pun akan semakin besar. Ini disebabkan oleh pompa
yang akan semakin merasakan beban resistive.
Saat bukaan katup pompa semakin kecil, daya pompa pun akan semakin besar karena jika
katup semakin kecil load pun bertambah besar. Sehingga debit yang mengalir juga akan semakin
kecil terlihat dari grafik hubungan bukaan katup terhadap debit yang berbanding lurus, hal ini
disebabkan oleh luas pipa yang dilewati air akan semakin kecil. Kecepatan alirnya juga akan
semakin kecil. Karena,berdasarkan rumus : Q = A V , didapat bahwa debit akan sebanding
(berbanding lurus). Maka semakin besar debit akan semakin besar pula kecepatannya karena A
dianggap konstan.
Bila dalam kondisi sebaliknya, bukaan katup pada pompa diperbesar maka debit yang
mengalir pun akan semakin besar. Untuk daya juga sama semakin besar bukaan katup maka daya
akan semakin kecil ini disebabkan oleh pompa merasakan adanya pengurangan load yang
menyebabkan nilai daya akan semakin kecil. Karena load berhubungan lurus dengan daya.
Sehingga semakin besar debit yang dialirkan oleh pompa, maka nilai daya output juga akan
besar. Sedangkan untuk menghasilkan debit tersebut dibutuhkan nilai tegangan dan arus yang
cukup besar sehingga menyebabkan daya untuk mensuplai gerak pompa besar. Hal ini dapat
menyebabkan efisiensi dari pompa bernilai kecil. Tetapi dari hasil praktikum yang kami
dapatkan besarnya nilai cos ø akan semakin besar jika bukaan katup diperkecil, berarti semakin
kecil bukaan katup beban yang dirasakan oleh pompa semakin resistif.
Selanjutnya yaitu pengujian pompa dengan kapasitor C=14mF. Parameter-parameter yang
kami amati dapat dilihat pada grafik berikut ini:
0.0004
Debit (m3/s)
0.0003
0.0002
0.0001
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)
Grafik Debit terhadap cos ø
0.99
0.985
0.98
cos ø
0.975
0.97
0.965
0.96
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60 80 100 120
Bukaan Katup (%)
Sama seperti pompa yang tidak menggunakan kapasitor,jika melihat dari grafik-grafik
diatas yang dilakukan pada pompa, yaitu grafik bukaan katup terhadap cos ø,bukaan katup
terhadap daya, dan bukaan katup terhadap debit. Semuanya saling berkaitan jadi, pertama-tama
hubungan katup dengan cos ø berbanding terbalik terlihat bila bukaan katup semakin kecil cos ø
nya pun akan semakin besar. Ini disebabkan oleh pompa yang akan semakin merasakan beban
resistive. Perbedaannya hanya pada nilai cos ø, jika menggunakan tambahan kapasitor akan
mengakibatkan cos ø semakin mendekati 1 bila bukaan katup semakin kecil.
Saat bukaan katup pompa semakin kecil, daya pompa pun akan semakin besar karena jika
katup semakin kecil load pun bertambah besar. Sehingga debit yang mengalir juga akan semakin
kecil terlihat dari grafik hubungan bukaan katup terhadap debit yang berbanding lurus, hal ini
disebabkan oleh luas pipa yang dilewati air akan semakin kecil. Kecepatan alirnya juga akan
semakin kecil. Karena,berdasarkan rumus : Q = A V , didapat bahwa debit akan sebanding
(berbanding lurus). Maka semakin besar debit akan semakin besar pula kecepatannya. karena A
dianggap konstan.
Bila dalam kondisi sebaliknya, bukaan katup pada pompa diperbesar maka debit yang
mengalir pun akan semakin besar. Untuk daya juga sama semakin besar bukaan katup maka daya
akan semakin kecil ini disebabkan oleh pompa merasakan adanya pengurangan load yang
menyebabkan nilai daya akan semakin kecil. Karena load berhubungan lurus dengan daya.
Sehingga semakin besar debit yang dialirkan oleh pompa, maka nilai daya output juga akan
besar. Sedangkan untuk menghasilkan debit tersebut dibutuhkan nilai tegangan dan arus yang
cukup besar sehingga menyebabkan daya untuk mensuplai gerak pompa besar. Hal ini dapat
menyebabkan efisiensi dari pompa bernilai kecil. Tetapi dari hasil praktikum yang kami
dapatkan besarnya nilai cos ø akan semakin besar jika bukaan katup diperkecil, berarti semakin
kecil bukaan katup beban yang dirasakan oleh pompa semakin resistif.
Untuk pengujian kedua kami melakukan pengujian pompa di Lab U, pertama tama kami
akan membahas pompa tanpa kapasitor. Pembacaan alat ukur terbagi 2 yaitu menggunakan
Tangampere dan Display. Disini kami akan membahas yang menggunakan Tangampere karena
lebih akurat walaupun hasil keduanya mendekati. Parameter-parameter yang kami amati dapat
dilihat pada grafik berikut ini
20
Debit (m3/s)
15
10
15
10
0
222.4 222.6 222.8 223 223.2 223.4 223.6
Tegangan (Volt)
Grafik Debit terhadap Arus
25
20
Debit (m/s)
15
10
0
1.075 1.08 1.085 1.09 1.095 1.1 1.105
Arus (Ampere)
20
Debit (m/s)
15
10
0
0.195 0.2 0.205 0.21 0.215
Daya (kW)
Jika dilihat dari tangampere yang terhubung dengan pompa, kami dapat mengetahui bahwa
hubungan debit dengan tegangan dan arus berbanding terbalik. Bila kondisi debit pompa mengalir
kencang maka nilai tegangan dan arus akan kecil, sedangkan bila debit pompa kecil maka nilai
tegangan dan arus akan semakin besar. Besar kecilnya debit yang mengalir disebabkan oleh
bukaan katup pada pompa. Bila bukaan katup pada pompa besar maka debit air yang mengalir pun
akan besar juga, sehingga pada kondisi ini load pada pompa bernilai kecil yang menyebabkan
tegangan dan arus yang harus disuplai yaitu cukup 220 V saja atau setara dengan tegangan sumber
standar dengan arusnya kecil.
Bila dalam kondisi sebaliknya, bukaan katup pada pompa diperkecil maka debit yang
mengalir pun akan semakin kecil. Dalam kondisi kapasitas yang harus dialirkan sama dengan
bukaan katup yang besar, maka pompa merasakan adanya penambahan load yang menyebabkan
nilai tegangan dan arus akan semakin besar, karena load berhubungan lurus dengan tegangan.
Sehingga semakin kecil debit yang dialirkan oleh pompa, maka nilai daya output juga akan kecil.
Sedangkan untuk menghasilkan debit tersebut dibutuhkan nilai tegangan dan arus yang cukup
besar sehingga menyebabkan daya untuk mensuplai gerak pompa besar. Hal ini dapat
menyebabkan efisiensi dari pompa bernilai kecil. Tetapi dari hasil praktikum yang kami dapatkan
besarnya nilai cos ø akan semakin besar jika bukaan katup diperkecil, berarti semakin kecil bukaan
katup beban yang dirasakan oleh pompa semakin resistif.
Selanjutnya, kami melakukan pengujian pompa dengan kapasitor 14 mF yang kami
lakukan di lab.U, maka didapatkan grafik seperti berikut:
10
8
6
4
2
0
223.5 224 224.5 225 225.5 226 226.5
V (V)
Grafik Debit Terhadap Arus
20
18
16
14
Q (lpm) 12
10
8
6
4
2
0
0.98 1 1.02 1.04 1.06 1.08 1.1 1.12 1.14 1.16
I (A)
10
8
6
4
2
0
0.195 0.2 0.205 0.21 0.215 0.22 0.225 0.23
P (kW)
15
Q (lpm)
10
0
0.888 0.889 0.89 0.891 0.892 0.893 0.894 0.895 0.896
Cos ø
Jika dilihat dari tangampere yang terhubung dengan pompa dapat kami lihat parameter-
parameternya. Sebelum kita membahas parameternya, kami memilih data dari tangampere karena
datanya lebih akurat daripada yang terdapat pada display. Hubungan tegangan dan arus sama
seperti kondisi sebelumnya yaitu berbanding terbalik. Jika debit pada pompa besar maka tegangan
dan arusnya kecil. Sedangkan jika debit pompa kecil maka tegangan dan arusnya besar.
Besar kecilnya debit yang mengalir disebabkan oleh bukaan katup pada pompa. Bila
bukaan katup pada pompa besar maka debit air yang mengalir pun akan besar juga, sehingga pada
kondisi ini load pada pompa bernilai kecil yang menyebabkan tegangan dan arus yang harus
disuplai yaitu cukup 220 V saja atau setara dengan tegangan sumber standar dengan arusnya kecil.
Bila dalam kondisi sebaliknya, bukaan katup pada pompa diperkecil maka debit yang
mengalir pun akan semakin kecil. Dalam kondisi kapasitas yang harus dialirkan sama dengan
bukaan katup yang besar, maka pompa merasakan adanya penambahan load yang menyebabkan
nilai tegangan dan arus akan semakin besar, karena load berhubungan lurus dengan tegangan.
Sehingga semakin kecil debit yang dialirkan oleh pompa, maka nilai daya output juga akan kecil.
Sedangkan untuk menghasilkan debit tersebut dibutuhkan nilai tegangan dan arus yang cukup
besar sehingga menyebabkan daya untuk mensuplai gerak pompa besar.
Tetapi karena pompa dihubungkan dengan kapasitor maka besarnya cos ø bisa kami buat
konstan yaitu 0,8 lead. Namun, besarnya cos ø sebelum dan sesudah penambahan kapasitor lebih
baik saat tidak ditambahkan kapasitor. Secara teori, seharusnya kapasitor berfungsi sebagai
penyuplai daya reaktif (VAR) untuk beban-beban induktif seperti motor listrik (pompa air, mesin
cuci, AC), ballast lampu dan trafo, yaitu peralatan listrik yang memiliki kumparan. Daya reaktif
ini diperlukan untuk pemagnetan di dalam kumparan/lilitan. Dimana peralatan listrik yang sering
digunakan dan dijumpai memiliki karakteristik induktif, sehingga untuk menyeimbangkan
karakteristik beban tersebut perlu digunakan kapasitor yang berperan sebagai beban kapasitif. Hal
ini disebabkan oleh penambahan nilai kapasitor yang terlalu besar, sehingga yang seharusnya
merasakan beban semakin resistif justru malah semakin lagging.
VIII. KESIMPULAN
1. Pompa adalah alat untuk memindahkan suatu fluida dasri satu tempat ketempat lain,
berdasarkan perbedaan level, dimana pompa membutuhkan suatu penggerak untuk merubah
energi mekanik kedalam bentuk energi kinetic
2. Bukaan katup berhubungan terbalik dengan daya,tegangan,dan arus
3. Bukaan katup berbanding lurus dengan debit serta kecepatan alirnya sebagaimana dengan
persamaan Q=A.V
4. Jika debit kecil cos ø nya akan semakin besar
5. Perbedaan pompa yang menggunakan kapasitor C=14mF dan yang tidak menggunakan
kapasitor ialah hanya pada besar cos ø nya. Jadi, yang menggunakan kapasitor cos ø nya
semakin mendekati satu tetapi jika penambahan kapasitor terlalu besar akan menyebabkan
leading sehingga cos ø akan semakin kecil
6. Secara umum data yang kami dapatkan dari dua tempat yang berbeda yaitu Lab Surya dan
Lab U menunjukkan nilai yang hampir sama baik dari nilai debit,daya,waktu,tegangan,arus
maupun cos ø. Untuk penggunaan kapasitor maupun tidak pun nilai nya hampir sama.
7. Perbandingan Lab Surya dan Lab U dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Semakin kecil
bukaan katup Semakin kecil
waktu untuk bukaan katup
mengalirkan air waktu untuk -
1. Waktu -
semakin lama mengalirkan
dari yang air semakin
menggunakan lama
kapasitor