Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES ENERGI

SISTEM POMPA AIR

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Proses

Energi I

Tanggal Praktikum : 06-14 September 2017


Tanggal Laporan : 20 September 2017
Dosen Pembimbing : Tina Mulya Gantina, MT.

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Kelas:
3=D
Nama Praktikan :
Afif Fadhillah (151734002)
Farrel Halasan (151734011)
Rahmat Hidayat Alamin (151734022)
Sentauri (151734030)
PROGRAM STUDI DIV TEKNIK KONSERVASI ENERGI
JURUSAN TEKNIK KONSERVASI ENEGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jln. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga, Bandung 40012
Telp: (022)2013789, Fax: (022)2013889
Homepage: www.polban.ic.id; Email: polban@polban.ac.id
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan

BAB II
DASAR TEORI
II.1 Pengertian Pompa dan Proses Energi
II.2 Head
II.2.1 Head static
II.2.2 Head gesekan atau friksi (Hf)
II.2.3 Kurva kinerja pompa
II.2.4 Titik operasi pompa
II.3 Klasifikasi Pompa
II.3.1 Pompa perpindahan positif (positive displacement pump)
II.3.2 Pompa dinamik (non positive displacement pump).
II.4 Spesifikasi pompa yang digunakan pada praktikum
II.5 Kualitas Daya
II.6 Perhitungan Pada Pompa Air

BAB III
METODE PENGUJIAN
III.1 Alat dan Bahan
III.2 Gambar Rangkaian
III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Tanpa Kapasitor
III.3.2 Menggunakan Kapasitor
III.4 Pertanyaan

BAB IV
IV.1 Data Pengamatan
IV.2 Perhitungan
IV.3 Analisis Data

BAB V
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pompa merupakan salah satu jenis mesin fluida yang dapat memindahan fluida
melalui pipa dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya pompa
mengubah energi gerak poros untuk mengerakan sudu-sudu menjadi gerak kemudian
menghasilkan fluida bertekanan. Pompa bekerja sesuai dengan kebutuhan, sehingga
perlakuan pada pompa akan mempengaruhi kinerjanya.
Selain itu pompa juga sering mengalami beberapa masalah saat beroprasi seperti
mesin pompa yang mengeluarkan suara bising, konsumsi energy yang besar, overheat pada
pompa, sampai motor listrik yang meledak. Oleh karena itu saat pengoprasian pompa perlu
dilakukan pengamatan dan pemeriksaan untuk mencegah masalah – masalah tersebut.
Langkah yang bisa dilakukan untuk pemeriksaan adalah dengan pengujian proses pompa..
Pada praktukum ini akan dilakukan simulasi untuk menentukan parameter yang terlibat
dalam penggunaan energi pada pompa dengan 2 cara, yang pertama dengan mengatur
bukaan katup pada pompa saat beroprasi, dan kedua dengan melakukan pemasangan
capacitor bank pada bagian motor listrik pompa.
Bukaan katup menjadi parameter pemenuhan kebutuhan air dan proses
penghematan energi pada sistem pompa. Karena perubahan debit dengan pengaturan
bukaan katup air akan mempengaruhi putaran impeller yang mengakibatkan perubahan
tekanan pada impeller yang dipengaruhi oleh perubahan debit air. Perubahan tekanan
tersebut akan mempengaruhi efisiensi pompa tersebut. Berdasarkan hukum afinitas
perubahan putaran impeller berprngaruh terhadap Debit air, Daya Listrik dan Head pada
sistem pompa. Sehingga pada praktikum pada sistem pompa ini kita akan mengetahui
apa saja parameter pengaruh yang terlibat dalam penggunaan energi pompa.

I.2 Tujuan
Setelah melakukan praktikum diharapkan mahasisiwa dapat :

a. Mengetahui sistem pompa.


b. Melakukan pengujian proses operasi pada pompa dengan cara melakukan variasi bukaan
katup dengan dan tanpa kapasitor.
c. Mahasiswa dapat memahami karateristik/parameter operasi pompa.
BAB II
DASAR TEORI

II.1 Pengertian Pompa dan Proses Energi


Proses energi adalah parameter pengaruhnya yang terlibat dalam penggunaan energi
pada objek yang diamati. Contohnya seperti parameter temperatur, kecepatan, tekanan, dan
lainnya.
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk
(suction) dengan bagian keluar (discharge). Oleh karena itu, pompa berfungsi mengubah
tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan),
dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada
sepanjang pengaliran. Berikut ini sistem pompa secara umum :

Gambar 2.1 Sistem Pompa Air

Perputaran impeler pompa sentrifugal menghasilkan head. Kecepatan keliling


impeler berhubungan langsung dengan kecepatan perputaran batang torak. Oleh karena itu
variasi kecepatan putaran berpengaruh langsung pada kinerja pompa. Parameter kinerja
pompa (debit alir, head, daya) akan berubah dengan bervariasinya kecepatan putaran. Oleh
karena itu, untuk mengendalikan kecepatan yang aman pada kecepatan yang berbeda- beda
maka penting untuk mengerti hubungan antara keduanya. Persamaan yang menjelaskan
hubungan tersebut dikenal dengan “ Hukum Afinitas” :

• Debit aliran (Q) berbanding lurus dengan kecepatan putaran (n)

• Head (H) berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan putarar (n)

• Daya (P) berbanding lurus dengan kubik kecepatan putaran (n)


Sebagaimana dapat dilihat dari hukum diatas, penggandaan kecepatan putaran
pompa sentrifugal akan meningkatkan pemakaian daya 8 kalinya. Sebaliknya penurunan
kecepatan yang kecil akan berakibat penurunan pemakaian daya yang sangat besar. Hal ini
menjadikan dasar bagi penghematan energi pada pompa sentrifugal dengan kebutuhan
aliran yang bervariasi. Hal yang relevan untuk dicatat bahwa pengendalian aliran oleh
pengaturan kecepatan selalu lebih efisien daripada oleh kran pengendali. Hal ini disebabkan
kran menurunkan aliran namun tidak menurunkan pemakaian energi pompa. Sebagai
tambahan terhadap penghematan energi, terdapat manfaat lainnya dari kecepatan yang lebih
rendah tersebut.
• Umur bantalan meningkat. Hal ini disebabkan bantalan membawa gaya hidrolik pada
impeler (dihasilkan oleh profil tekanan dibagian dalam wadah pompa), yang berkurang
kira - kira sebesar kuadrat kecepatan. Untuk sebuah pompa, umur bantalan sebanding
dengan kecepatan pangkat tujuh ( n7 ).
• Getaran dan kebisingan berkurang dan umur seal meningkat selama titik tugas tetap
berada didalam kisaran operasi yang diperbolehkan.

II.2 Head
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan melewati sistem pada laju tertentu. Tekanan
ini harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistem, yang juga disebut “head”. Head total
merupakan jumlah dari head statik dan head gesekan (friksi).
II.2.1 Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari cairan yang
dipompakan. Head statik merupakan aliran yang independen dan dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
Head Static = Head Discharge (Hd) – Head Suction (Hs)
Head statik terdiri dari:
1. Head hisapan statis (Hsuction) : dihasilkan dari pengangkatan cairan relatif terhadap
garis pusat pompa. Hs nilainya positif jika ketinggian cairan diatas garis pusat pompa, dan
negatif jika ketinggian cairan berada dibawah garis pusat pompa (juga disebut “pengangkat
hisapan”)
2. Head pembuangan statis (Hdischarge) : jarak vertikal antara garis pusat pompa dan
permukaan cairan dalam tangki tujuan.
Gambar 2.2 Head statik

II.2.2 Head gesekan atau friksi (Hf)


Head gesekan merupakan kehilangan yang diperlukan untuk mengatasi tahanan untuk
mengalir dalam pipa dan sambungan – sambungan. Head ini tergantung pada ukuran,
kondisi dan jenis pipa, jumlah dan jenis sambungan, debit aliran, dan sifat dari cairan. Head
gesekan (friksi) ini sebanding dengan kuadrat debit aliran seperti diperlihatkan dalam
gambar 2.8. Loop tertutup sistem sirkulasi hanya menampilkan head gesekan atau friksi
(bukan head statik)

Gambar 2.3 Head gesekan (friksi) versus aliran


Dalam hampir kebanyakan kasus, head total sistem merupakan gabungan antara head
statik dan head gesekan seperti diperlihatkan dalam gambar berikut.
Gambar 2.4 Sistem dengan head statik rendah
II.2.3 Kurva kinerja pompa
Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa sebagai kurva kinerja atau
kurva karakteristik pompa. Pada pompa sentrifugal, head secara perlahan turun dengan
meningkatnya aliran. Dengan meningkatnya tahanan sistem, head juga akan naik. Hal ini
pada gilirannya akan menyebabkan debit aliran berkurang dan akhirnya mencapai nol. Debit
aliran nol hanya dapat diterima untuk jangka pendek tanpa menyebabkan pompa terbakar.

Gambar 2.5 Kurva kinerja pompa


II.2.4 Titik operasi pompa
Debit aliran pada head tertentu disebut titik tugas. Kurva kinerja pompa terbuat dari
banyak titik-titik tugas. Titik operasi pompa ditentukan oleh perpotongan kurva sistem dengan
kurva pompa sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut.

Gambar 2.6 Titik operasi pompa (US DOE, 2001)

II.3 Klasifikasi Pompa


Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu pompa
kerja positif (positive displacement pump) dan pompa kerja dinamis (non positive displacement
pump).
II.3.1 Pompa perpindahan positif (positive displacement pump)
Pada pompa perpindahan positif energi ditambahkan ke fluida kerja secara periodik
oleh suatu gaya yang dikenakan pada satu atau lebih batas (boundary) sistem yang dapat
bergerak. Pompa perpindahan positif terbagi menjadi :
a) Pompa torak ( Reciprocating pump )
Pompa torak adalah sebuah pompa dimana energi mekanis penggerak pompa dirubah
menjadi energi aliran fluida yang dipindahkan dengan menggunakan elemen yang bergerak
bolak balik di dalam sebuah silinder. Fluida masuk melalui katup isap dan keluar melalui katup
buang dengan tekanan yang tinggi. Pompa ini mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas
dengan debit yang dihasilkan tergantung pada putaran dan panjang langkah torak. Volume
cairan yang dipindahkan selama satu langkah piston atau plunyer akan sama dengan perkalian
luas piston dengan panjang langkah.
b) Pompa putar ( Rotary pump )
Pompa putar adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke cairan
menggunakan elemen yang bergerak berputar didalam rumah (casing). Fluida ditarik dari
reservoir melalui sisi isap dan didorong melalui rumah pompa yang tertutup menuju sisi buang
pada tekanan yang tinggi. Berapa tekanan fluida yang akan keluar pompa tergantung pada
tekanan atau tahanan aliran sistem. Sedangkan debit yang dihasilkan tergantung pada
kecepatan putar dari elemen yang berputar. Elemen yang berputar ini biasanya disebut sebagai
rotor.
c) Pompa diafragma (Diaphragm pump )
Pompa diafragma adalah pompa yang mentransfer energi dari penggerak ke cairan
melalui batang penggerak yang bergerak bolak-balik untuk menggerakan diafragma sehingga
timbul isapan dan penekanan secara bergantian antara katup isap dan katup tekan. Keuntungan
pompa diafragma ini adalah hanya pada diafragma saja yang bersentuhan dengan fluida yang
ditransfer sehingga mengurangi kontaminasi dengan bagian lain terutama bagian penggerak.
II.3.2 Pompa dinamik (non positive displacement pump).
Pompa dinamik terdiri dari satu impeler atau lebih yang dilengkapi dengan sudu-sudu,
yang dipasangkan pada poros-poros yang berputar dan menerima energi dari motor penggerak
pompa serta diselubungi dengan sebuah rumah (casing). Fluida berenergi memasuki impeler
secara aksial, kemudian fluida meninggalkan impeler pada kecepatan yang relatif tinggi dan
dikumpulkan didalam volute atau suatu seri laluan diffuser, setelah fluida dikumpulkan di
dalam volute atau diffuser terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan, yang
diikuti dengan penurunan kecepatan. Sesudah proses konversi ini selesai kemudian fluida
keluar dari pompa melalui katup discharge. Pompa dinamik dapat dibagi dalam beberapa jenis
a) Pompa Sentrifugal (Centrifugal Pump)
Pompa ini digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros pompa untuk
memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Akibat dari putaran impeler
yang menimbulkan gaya sentrifugal, maka zat cair akan mengalir dari tengah impeler
keluar lewat saluran di antara sudu-sudu dan meninggalkan impeler dengan
kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi
kemudian melalui saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute,
sehingga akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Jadi zat
cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Sedangkan
proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller, ruang
diantara sudu-sudu menjadi vakum, sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih
energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar dan flens masuk
disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat dikatakan bahwa pompa sentrifugal
berfungsi mengubah energi mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi inilah
yang mengakibatkan pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head potensial
secara kontinu. Sekarang ini pemakaian pompa sentrifugal sangat banyak digunakan
dan telah berkembang sedemikian maju sehingga banyak menggantikan pemakaian
pompa- pompa lain.
Keuntungan pompa sentrifugal dibandingkan jenis pompa lain:
IV.1. Pada head dan kapasitas yang sama, dengan pemakaian pompa sentrifugal
umumnya paling murah.
IV.2. Operasional paling mudah
IV.3. Aliran seragam dan halus.
IV.4. Kehandalan dalam operasi.
IV.5. Biaya pemeliharaan yang rendah.
Berdasarkan arah aliran di dalam impeler pompa sentrifugal dibagi menjadi

a. Aliran radial (Radial flow)


b. Aliran aksial (Axial flow)
c. Aliran campur (Mixed flow)

b. Pompa Efek Khusus (Special Effect Pump)


1. Pompa Jet (Jet Pump)
Pompa jet merupakan suatu kombinasi pompa sentrifugal volut dan susunan venturi –
nosel. Pompa jet biasanya digunakan untuk mengangkat atau menarik air dari sumur yang
dalam ke suatu tempat yang lebih tinggi. Pada pompa jet, air pada tekanan tinggi
dipompakan melewati sebuah nosel dimana air akan dipercepat di dalam nosel, sehingga
energi tekanan akan diubah menjadi energi kinetik. Dan setelah melewati nosel air akan
masuk ke dalam venturi, dimana air yang telah dipercepat akan menyebabkan tekanan
menjadi turun, sehingga pompa jet dapat menghisap air.
2. Pompa Gas lift (Gas Lift Pump)
Prinsip dari pompa gas lift adalah memanfaatkan udara atau gas yang tertekan untuk
mengangkat air. Campuran udara dan air akan naik didalam pipa yang dikelilingi oleh
air. Pada dasarnya pompa gas lift terdiri dari pipa vertikal yang sebagian terendam
dalam air dan tabung supply udara yang menyediakan udara yang tertekan diberikan ke
pipa vertikal. Campuran udara dan air bisa naik sampai ke atas permukaan air karena
massa jenis dari campuran udara dan air tersebut lebih rendah dari massa jenis air itu
sendiri.
3. Pompa hidrolik ram
Pompa hidrolik ram merupakan suatu alat untuk menaikkan sebagian dari sejumlah
besar air yang ada pada suatu tempat dengan ketinggian tertentu sampai ke tempat yang
lebih tinggi. Pompa hidrolik ram terpakai ketika beberapa sumber air alami seperti mata
air atau sungai berada pada ketinggian tertentu, misal pada daerah berbukit.

II.4 Spesifikasi pompa yang digunakan pada praktikum


Gambar 2.7. Pompa air
(Sumber:
www.panasonic.com )

Gambar 2.8 Diagram kelistrikan pompa


(Sumber: www.panasonic.com )

Tabel 2.9 Spesifikasi pompa


(Sumber: www.panasonic.com )
Gambar 2.10. Bagian pompa
(Sumber:
www.panasonic.com )

1. Tutup air pemancing


2. Tutup terminal
3. Senur (kabel listrik)
4. Motor
5. Tutup kipas motor
6. Lubang keluaran air
7. Penghubung pipa-hisap
8. Lubang hisap
9. Rumah pompa
10. Tutup impeller

** Pemasang grounding

II.5 Kualitas Daya


Kualitas daya yang dipasok ke sistem penggerak motor berkaitan dengan knerja
peralatan energi yang akan dioperasikan. Kualitas daya perlu dianalisa khususnya ketidak
seimbangan tegangan. Motor tiga fasa tidak toleran terhadap tegangan tidak seimbang.
Ketidakseimbangan tegangan akan mengakibatkan aliran arus yang tidak merata antara
fasa belitanya. Pengaruh tegangan tak seimbang ini adalah pemanasan terhadap motor
listrik dan rugi energi meningkat. Dapat dilihata ada Gambar 3.2. Pengaruh tegangan tak
seimbang.
Gambar 2.11 Tegangan Tak Seimbang

II.6 Perhitungan Pada Pompa Air


ηpompa = ( Daya hidrolis / Daya Listrik ) x 100%

Keterangan : ηp = Efisiensi Pompa


Daya Hidrolis = (ρgQhp) ..... (kW)
𝑉 2 𝑓𝐿
ℎ𝑝 = 𝑧2 − 𝑧1 + ℎ𝑓 + ∑ ℎ𝑚 = 120𝑓𝑡 − 20𝑓𝑡 + ( + ∑ 𝐾)
2𝑔 𝑑
Ρ = Massa Jenis (kg/m3) ; untuk air 1 kg/m3 Q = Debit air (m3/s) H = head (m)
Daya Listrik = x I x V x cos θ
I = Arus (A) V = Tegangan (V) Cos θ = faktor daya
BAB III
METODE PENGUJIAN

III.1 Alat dan Bahan


a.Voltmeter b. Amperemeter c. Clap On d. Stopwatch

e.Gelas Ukur f.Meteran

III.2 Gambar Rangkaian

Gambar 3.1 Rangkaian Input Pompa Tanpa kapasitor


Gambar 3.2 Rangkaian Input Pompa Dengan kapasitor

Gambar 3.3. Sistem Pompa Air

III.3 Prosedur Kerja


III.3.1 Tanpa Kapasitor
1) Pastikan tangki terisi air
2) Periksa semua kedudukan alat ukur pada posisi yang benar
3) Pastikan Katup terbuka 100 %
4) Ukur tinggi head dan volume dalam bak penampung yang akan digunakan
5) Sambungkan sumber listrik tanpa menggunakan kapasitor seperti gambar 3.1
a) Lakukan variasi bukaan katup hingga 0 %
b) Data diambil setiap 30 detik, data yang harus diambil adalah sebagai berikut:
• Tegangan Input (V)
• Arus Input (A)
• Daya Pompa (W)
• Faktor Daya
• Bukaan Katup (%)
• Debit air (m3/s)
c) Untuk mengakhiri pengujian matikan mesin dengan mematikan sumber listrik.
III.3.2 Menggunakan Kapasitor
1) Pastikan Katup terbuka 100 %
2) Ukur tinggi head dan Besar Volume tabung yang akan digunakan
3) Sambungkan sumber listrik tanpa menggunakan kapasitor seperti gambar 3.2.
4) Ukur tinggi head dan volume dalam bak penampung yang akan digunakan
a) Lakukan variasi bukaan katup hingga 0 %
b) Data diambil setiap 30 detik, data yang harus diambil adalah sebagai berikut:
• Tegangan Input (V)
• Arus Input (A)
• Daya Pompa (W)
• Faktor Daya
• Bukaan Katup (%)
• Debit air (m3/s)
c) Untuk mengakhiri pengujian matikan mesin dengan mematikan sumber listrik.

III.4 Pertanyaan
a. Buatlah tabel data yang akan digunakan!
b. Buat karakteristik pompa dengan
• Kurva Bukaan katup terhadap debit aliran (Q)
• Kurva Daya listrik terhadap debit aliran (Q)
▪ Kurva ηpompa terhadap debit aliran (Q)
c. Analisis data hasil bercobaan berdasarkan grafik yang didapat!
d. Bandingkan peluang penghematan yang yang terjadi pada percobaan pompa tanpa
kapasitor dengan percobaan pompa yang menggunakan kapasitor!
e. Berikan kesimpulan saudara!
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Data Pengamatan


Tanpa Kapasitor
t bukaan katup
Z (m) (s) V (V) I (A) P (Kw) cosθ
1.41 19.11 224.3 1.31 0.186 0.628
1.41 20.22 224.43 1.31 0.188 0.638
1.41 21.35 223.8 1.32 0.193 0.658
1.41 24.5 223.8 1.33 0.221 0.711
1.41 29.1 222.7 1.36 0.229 0.760
Dengan Kapasitor
t bukaan katup
Z(m) (s) V (V) I (A) P (Kw) cosθ
1.41 19.96 220.3 0.83 0.177 0.963
1.41 20.68 219.6 0.87 0.183 0.967
1.41 24.03 222.6 0.96 0.208 0.973
1.41 33.80 222.5 1.14 0.25 0.979
1.41 39.69 222.5 1.21 0.264 0.978
1.41 100.29 222.4 1.44 0.316 0.983
Tanpa Kapasitor

I (A) V (V) P (W) cosθ


No T D T D T D T D Q
1 1.09 1.04 224 224 0.205 0.0207 0.835 0.814 lag 18
2 1.11 1.05 224.7 224.79 0.213 0.0215 0.853 0.90 lag 17
3 1.20 1.13 225.3 225.17 0.244 0.0242 0.904 0.94 lag 11.5
4 1.10 1.04 222.5 223 0.210 0.0212 0.818 0.9 16
5 1.11 1.05 222.2 222.6 0.217 0.0216 0.873 0.91 15
6 1.14 1.08 222.1 222.5 0.226 0.0227 0.896 0.93 13
Dengan Kapasitor

I (A) V (V) P (W) cosθ


No T D T D T D T D Q
1 1.00 0.94 224.4 224.32 0.200 0.0184 0.892 0.84 18.5
2 1.23 1.17 224.1 223.9 0.24 0.0221 0.888 0.83 10.5
3 1.18 1.12 223.7 224.11 0.236 0.0212 0.87 0.83 12
4 1.14 1.08 224.1 224.22 0.225 0.0203 0.886 0.83 13.5
5 1.11 1.059 223.8 224.16 0.221 0.0199 0.887 0.83 14.5
6 1.03 1.02 223.8 224.4 0.213 0.0192 0.889 0.83 16
IV.2 Perhitungan
IV.3 Analisis Data
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai