Anda di halaman 1dari 33

6

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Konsep Keperawatan Komunitas

2.1.1 Pengertian

Konsep komunitas mempunyai arti yang sangat luas. Komunitas

menurut WHO tahun 2001 adalah suatu kelompok sosial yang

ditemukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat

yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi, antara anggota

masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Spradley (2009)

menyatakan bahwa komunitas merupakan sekumpulan orang yang saling

bertukar pengalaman penting dalam hidupnya. Konsep komunitas yang

mencakup 3 dimensi yaitu orang, tempat, dan fungsi. Orang adalah

masyarakat, tempat adalah daerah dan fungsinya yang mencakup tujuan

aktivitas dari komunitas tersebut (Stanhope M dan Lancaster J, 2012).

Keperawatan kesehatan merupakan pelayanan keperawatan

profesonal yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat dengan

mempunyai konsep-konsep, teori-teori, legalitas dan etika yang

ditunjukan kepada masyarakat yaitu terutama Balita, Ibu Hamil, Ibu

Menyusui dan Lansia untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal

melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan

menjamin ketergantungan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan sesuai

dengan ekonomi masyarakat tersebut dengan melibatkan klien sebagai

mitra dalam perencanan, pelaksanaan dan evaluasi. Keperawatan

Komunitas adalah salah satu pelayanan keperawatan profesional yang

berfokus kepada kelompok risiko tinggi dari semua tingkat


7

perkembangan dalam upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal

melalui usaha preventif, promotif, rehabilitatif dan kuratif (Spradley

dan logan dan Dawkindan Sahar, 2011).

Keperawatan kesehatan masyarakat (komunitas) merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta aktif masyarakat serta menggunakan pelayanan

promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan kuratif

dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu. Ditujukan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang

utuh melalui proses keperawatan untuk meninggkat fungsi kehidupan

manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya,

(Hasil rapat kerja keperawatan masyarakat).

2.1.2 Tujuan

Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara

kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dan

mewujudkan masyarakat yang sehat. Dimana ciri-ciri masyarakat yang

sehat antara lain :

 Meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat

 Dapat mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya

meningkatkan pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan

terutama untuk ibu dan anak.

 Meningkatkan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan

sanitasi dasar dan di manfaatkan untuk menaikkan mutu lingkungan.


8

 Meningkatkan status gizi masyarakat berkaitan dengan

meningkatkanya status ekonomi masyarakat.

 Menurunnya angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan

penyakit.

2.1.3 Sasaran

Sasaran keperawatan komunitas adalah individu, keluarga,

masyarakat dan kelompok khusus dalam keadaan sehat maupun sakit.

a. Individu

Individu yang di rawat inap di puskesmas / klinik maupun individu

yang di rumah.

b. Keluarga

 Keluarga yang teridentifikasi mempunyai potensial untuk

terjadinya masalah, mampu mengenal masalah atau belum

memanfaatkan pelayanan kesehatan.

 Keluarga yang sudah kontak dengan tenaga kesehatan tapi belum

mampu mengambil keputusan untuk mengatasi masalah

kesehatan.

 Keluarga yang sudah mampu mengambil keputusan untuk

memecahkan masalah tetapi belum mampu merawat anggota

keluarga yang sakit.

c. Kelompok Khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai

kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang


9

terorganisir yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan dan

termasuk di antaranya :

 Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhan seperti :

 Ibu hamil

 Bayi baru lahir

 Anak balita

 Anak usia sekolah

 Usia lanjut

 Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan

dan bimbingan serta asuhan keperawatan di antaranya:

 Penderita penyakit tidak menular seperti DM, Jantung Koroner,

cacat fisik dan gangguan mental.

 Penderita penyakit menular seperti: TBC, HIV, AIDS, Penyakit

kelamin dan lain-lain.

 Kelompok yang berisiko terserang penyakit, di antaranya:

 Wanita tuna susila

 Kelompok dengan penyalahgunaan obat dan narkotika

 Kelompok pekerja khusus

 Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi di antaranya:

- Panti werdha, panti asuhan

- Pusat rehabilitasi mental dan fisik

- Penitipan anak dan balita


10

 Masyarakat

 Kelompok masyarakat yang terkait dalam institusi, misalnya

rumah tahanan, panti dan lokalisasi WTS.

 Kelompok masyarakat yang tidak terkait dalam institusi,

misalnya panti werdha, kelompok remaja, karang taruna dan

lain-lain.

2.2 Model Keperawatan Komunitas

Komunitas sebagai model klien telah di kembangkan untuk

menggambarkan defenisi keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis

keperawatan dan kesehatan masyarakat. Model ini dinamakan sebagai model

partner (Anderson, E.T Mc. Farlane, 2011).

Penelitian yang telah dilakukan terhadap antara partisipasi masyarakat

dan perubahan. Bavelas menemukan bahwa kelompok berkembang lebih

cepat dalam keterampilan pemecahan masalah dari pada komunikasi

langsung.

Ada lima tingkatan dalam proses keperawatan yaitu :

1. Tingkat pertama pengaturan orang-orang dalam kelompok

 komitmen untuk bekerja sama

 melibatkan orang yang cocok atau

 memutuskan untuk bertindak

2. Tingkat yang kedua yaitu membangun kepercayaan dan komitmen untuk

pemecahan masalah:

 Mengembangkan dasar pengetahuan umum

 Melakukan pengkajian komunitas


11

 Menjelaskan tujuan

 Mengembangkan misi dan kehadiran

3. Mengembangkan rencana strategi untuk manajemen masalah

 Mengembangkan alat- alat dan teknik

 Merancang bentuk-bentuk pelayanan

 Menjelaskan hasil dan target

 Melakukan analisis

 Berfokus pada masyarakat target

4. Tindakan

 Kemajuan evaluasi

 Merumuskan strategi standar

 Melaksanakan strategi pencapaian

5. Adaptasi atau penyesuaian model pada situasi dan mensolidasi program

dalam struktur organisasi:

 Adaptasi dan pengembangan

 Mengembangkan pelatihan antar profesi

 Memperdalam budaya kolaborasi

 Merangsang strategi fiskal

 Membangun konstituensi komunitas

 Membangun struktur organisasi


12

2.3 Prinsip Keperawatan Komunitas

1. Azaz Manfaat

Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang sebesar-

besarnya bagi komunitas, artinya ada kesinambungan antara manfaat dan

kerugian.

2. Azaz Autonom

Komunitas di berikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif

yang terbaik yang sesuai untuk komunitas.

3. Azaz Keadilan

Melakukan upaya atau kegiatan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas

komunitas.

2.4 Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah keperawatan komunitas adalah :

1) Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah tersedia dapat diterima

dan dijangkau masyarakat.

2) Melibatkan penerimaan pelayanan,dalam melakukan tindakan

penyelesaian masalah.

3) Kerja sama antara perawat dan masyarakat.

4) Lingkungan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat.

5) Meningkatkan dan pencegahan lebih efektif jika dilakukan secara dini

6) Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap individu


13

2.5 Peran Perawat Komunitas

1. Pemberi Pelayanan

Perawat merupakan orang yang memberi pelayanan perawatan secara

langsung kepada masyarakat.

2. Pendidik

Perawat komunitas berperan juga dalam memberikan informasi kesehatan

kepada masyarakat melalui promosi kesehatan.

3. Konselor

Perawat komunitas juga berperan memberikan bimbingan,arahan kepada

masyarakat sehingga upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat

dapat di wujudkan.

4. Pembela Klien/Advokat

Perawat komunitas dapat berperan dalam membela masyarakat dalam

kegiatan pelayanan kesehatan yang menyimpang dari norma maupun dari

kaidah kesehatan yang berlaku.

5. Peneliti

Perawat juga berperan dalam penelitian kesehatan khususnya penelitian

kesehatan masyarakat, sehingga di dapatkan suatu penemuan maupun ilmu

yang baru yang dapat menunjang terhadap status kesehatan masyarakat.

6. Pengelola

Perawat juga merupakan sebagai pengelola masyarakat dalam usaha

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diupayakan melalui


14

pemberdayaan masyarakat itu sendiri melalui wadah kelompok kerja

kesehatan (POJAKES) atau wadah kesehatan lainnya.

2.6 Perbedaan Kesehatan Klien Di RS Dan Komunitas

RUMAH SAKIT KOMUNITAS


 Fokus pada pasien di RS  Fokuskan pada individu keluarga

 Memberikan pelayanan kesehatan dan komunitas (termasuk

yang bersifat kejadian kasus kelompok resiko tinggi)

(episodic)  Memberikan pelayanan kesehatan

 Bekerja pada unit tertentu yang berindikasi

 Bekerja pada suatu RS atau instansi  Bekerja pada semua kondisi sehat

 Koordinasi keperawatan dengan dan sakit di berbagai tatanan

isntusi lain  Bekerja dengan instansi terkait

 Merencanakan dan memberikan  Berkoordinasi pelayanan dengan

pelayanan yang bersifat individu berbagai tenaga di komunitas

 Mengatasi autonomi klien dengan  Merencanakan dan melakukan

lingkungan RS pelayanan melalui tenaga

 Observasi yang terbatas pada  Mendorong autonomi dan kontrol

interaksi keluarga dan indikator keluarga kecuali kasus menular

kesehatan lain  Mengobservasi berbagai faktor

 Hubungan terbatas hanya dengan kesehatan

profesi di rumah sakit  Memfasilitasi dengan hubungan

profesi lain.
15

2.7 Asuhan Keperawatan Komunitas

1. Pengkajian

Pengkajian atau tahap pengonsepan adalah mengidentifikasi masalah

yang terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa wawancara, observasi dan

penyebaran kuesioner (Stanhope M dan Jeanette, 2012).

Pengkajian merupakan tahap pertama dalam melakukan keperawatan

komunitas yang akan membantu mengumpulkan data untuk menunjang

tegaknya masalah. Pengumpulan data secara akurat dan komprehensif

yang bertujuan : memperoleh informasi kesehatan yang akurat,

pengumpulan data sistematis, kompilasi data, memunculkan data yang

hilang, terindentifikasinya masalah kesehatan.

Pengkajian komunitas merupakan suatu proses dalam upaya mengenal

masyarakat, dimana tujuan dari pengkajian komunitas adalah

mengidentifikasi faktor baik faktor positif maupun faktor negatif yang

mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan

strategi promosi kesehatan (Anderson &Farlane 2011).

Pengkajian tersebut mencakup :

a. Individu

Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai hubungan satu sama

lainnya dan mempunyai peran masing-masing. Individu mempunyai

pola pertahanan dan koping dalam menghadapi suatu masalah.


16

b. Keluarga

Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik

keluarga, sosial budaya, lingkungan, riwayat kesehatan, dan

pemeriksaan fisik.

c. Komunitas

Core = inti + komunitas

Komponen Sumber informasi


 Riwayat/sejahtera terjadi a. Sejarah, perpustakaan

perkembang b. Sensus penduduk/rumah

 Demografi dan penduduk. tangga

 Karakteristik

 Umur dan Jenis kelamin

 Distribusi suku

 Tipe keluarga

 Status perkawinan

 Vital statistik: angka

kelahiran, angka kematian,

dan penyebabnya.

 Nilai dan kepercayaan


17

d. Lingkungan Fisik

Perbedaan pengkajian individu dan komunitas

Komponen Sumber Data

Individu Komunitas

Inpeksi Semua indra Semua indra “ winshield

survey” berjalan melalui

komunitas
Auskultasi, Stetoskop Mendengarkan

tanda vital Termometer komunitas.

Tensi meter Observasi iklim, batas,

sumber tanda kehidupan

dan kepadatan penduduk.


Review sistem Dari kepala sampai Observasi sistem sosial,

ke kaki perumahan dan bisnis.


Laboratorium Darah, rontgent, tes Pusat penelitian

urin, dll

a. Pelayanan Kesehatan dan Sosial/Fasilitas Pelayanan Kesehatan

a. fasilitas di dalam komunitas

b. fasilitas diluar komunitas

b. Pelayanan Kesehatan

c. Pelayanan, bayaran, jam pelayanan

d. Sumber Daya

e. Karakteristik pemakai

f. Statistik (jumlah kunjungan, hari, bulan dan tahun)

c. Pelayanan Sosial
18

g. Sama dengan pelayanan kesehatan misalnya konseling, pusat

belanja dan lain-lain.

Elemen–Elemen Winshield Survey

No Elemen Diskripsi
1. Perubahan dan lingkungan Bangunan : tua, bahan, arsitek,

daerah bersatu/berpisah.
2. Lingkungan terbuka Halaman depan, samping dan

belakang, luas atau sempit.


3. Batas Ada batas daerah/jalan, sungai

/got, kondisinya: bersih/kotor


4. Kebiasaan Tempat berkumpul, dengan

siapa, jam berapa.


5. Transportasi Cara datang dan pergi, situasi

jalan, jenis dan alat transportasi


6. Pusat pelayanan Klinik, praktek pelayanan

kesehatan: dikunjungi/tidak,

jaraknya: jauh/dekat
7. Toko, warung, pusat Siapa pemiliknya, jenis apa,

perbelanjaan bagaimana mencapainya


8. Orang di jalan Siapa yang dijumpai dijalan, ibu

atau bayi, orang pengangguran,

anak sekolah, binatang liar, Dll.


9. Tempat ibadah Mesjid, gereja, wihara, kuil.
10. Kesehatan Ada yang sakit : akut/kronik,

dekat dengan pelayanan

kesehatan/tidak
11. Politik Kampanye, poster dan

dampaknya terhadap kesehatan

ada/tidak
12. Media Tv, Majalah, koran, bagaimana
19

mencapainya, mudah atau tidak.

d. Ekonomi

Indikator ekonomi dan sumber informasi (Anderson. E. T.

Mc.Farley J: 2011)

No Indikator Sumber
1. a. Karakteristik Finansial

Rumah tangga Sensus

Rata-rata pendapatan Camat

 Persentase RT di bawah miskin Lurah

Persentase RT yang menerima

pelayanan

 Persentase RT yang menerima

pelayanan

Persentase RT di kepalai wanita

Biaya per bulan masing-masing

 Individu: pendapatan per orang SDA

persentase yang miskin


2. b. Karakteristik Pekerjaan Sensus

Kelompok umum DEPNAKER

 Presentase kerja Camat/ lurah

 Presentase pengangguran

 Presentase pensiun

Kelompok khusus

 Presentase wanita dengan anak


20

bekerja

 Presentase pimpinan

 Presentase teknik

 Presentase petani

 Presentase pekerja lain

e. Komponen Keamanan dan Transfortasi

1. Kualitas : pelayanan perlindungan

a. Kebakaran

b. Polusi

c. Sanitasi limbah

d. Sumber:

e. Tata kota

f. Dinas kebakaran

g. Kantor polisi

h. Dinas PU

2. Kualitas air, sumber : PDAM

3. Transportasi, sumber departemen perhubungan

4. Swasta /pemerintah

a. Bus

b. Jalan tol

c. Udara

d. Laut/Kereta Api

f. Politik dan Pemerintah

a. Pemerintah : RT, RT,Lurah dan camat


21

b. Kelompok pelayanan masyarakat, PKK, LPMK,dan lain-lain

c. Politik : peran serta PARPOL dalam pelayanan kesehatan

d. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan.

g. Komunikasi

a. Komunikasi formal:koran, Tv dan radio

b. Komunikasi informal :papan pengumuman di Mesjid.

h. Pendidikan

Komponen

1. Status pendidikan

a. Tingkat pendidikan

b. Tipe sekolah

c. Bahasa

Sumber

1. Sensus

2. Lurah/ camat

2. Pendidikan yang tersedia dalam dan diluar komunitas

a. Pelayanan

b. Sumber

c. Karakteristik pemakai

d. Ke adakuatan dapat dicapai

Sumber

a. Dikbud

b. Kanwil

c. Kakadep
22

d. Ka. Sekolah

i. Karakteristik

1. Macam

2. Tempat

3. Bayaran

4. Yang menggunakan

2. Diagnosa Keperawatan

Data dari hasil pengkajian dikumpulkan untuk dianalisa, dimana

nantinya akan ditemukan masalah keperawatan serta etiologi dari masalah

tersebut.

Menurut Mucke (2007), diagnosa keperawatan dibagi atas:

a. Masalah sehat-sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan (nyata, resiko, dan potensial)

d. Rumusan :

Resiko......(masalah)....diantara (populasi / komunitas) berhubungan

dengan (karakteristik komunitas dan lingkungan) yang di

manifestasikan dengan......(indikator kesehatan /analisa data).

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah

kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah

masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah

potensial adalah masalah yang mungkin timbul.

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat

dan pasti tentang status atau masalah kesehatan pasien yang


23

ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa

keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan status

kesehatan masyarakat. Jenis diagnosa dalam keperawatan komunitas

terdiri dari sehat/wallness/potensial dimana komunitas mempunyai

potensi untuk ditingkatkan belum ada data maladaptif atau paparan

masalah kesehatan. Ancaman/risiko yaitu belum terdapat pemaparan

masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa data maladaptif

yang memungkinkan timbulnya gangguan atau masalah. Nyata/aktual

masalah yang sudah timbul didukung dengan bebebarapa data

maladaptif.

Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu:


a) Problem (masalah)
Merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal

yang seharusnya terjadi.

b) Etiologi
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang

dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang

meliputi :
(1) Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial
(3) Interaksi perilaku dan lingkungan
c) Sign atau symptom (tanda dan gejala)
Merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan

diagnosa dan petunjuk timbulnya masalah.

3. Prioritas Masalah

No Masalah a b C d e f g h i j k l Jumlah

Keterangan :
24

a. Resiko terjadi

b. Resiko parah

c. Potensial untuk pendidikan kesehatan

d. Minat masyarakat

e. Mungkin diatasi

f. Sesuai program

g. Tempat

h. Waktu

i. Dana

j. Fasilitas kesehatan

k. Sumber dana

l. Sesuai dengan peran perawat.

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan

keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria,

diantaranya adalah :
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah untuk diatasi
4) Tersedianya sumber daya masyarakat
5) Aspek politis.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan

menurut Abraham H. Maslow yaitu :


1) Keadaan yang mengancam kehidupan
2) Keadaan yang mengancam kesehatan
3) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
Menurut Stanhope & Lancaster 2009 terdapat 6 kriteria dalam

menentukan prioritas masalah yaitu:


1) Kesadaran komunitas terhadap masalah
2) Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah
3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi dan memberikan solusi
4) Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan
25

5) Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak

diselesaikan.
6) Kecepatan masalah dapat diselesaikan.

4. Intervensi

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan

keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai

dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan

terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan asuhan keperawatan

komunitas disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah

ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup

perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Anderson & Farlane,

2011).
Terdapat 3 tahapan kegiatan perencanaan:
a) Memprioritaskan masalah keperawatan komunitas
b) Merumuskan tujuan umum, tujuan khusus dan kriteria evaluasi
c) Menyusun rencana atau intervensi keperawatan komunitas

Ada 4 strategi intervensi :

a. KIM (Komunikasi Intervensi Motivasi) keluarga binaan.

b. Penyebaran informasi

 Penyuluhan

 Penyebaran leaflet

c. Pendidikan dan pelatihan

 Pelatihan/penyegaran Kader

 Supervisi Kader
26

d. Pergerakan massa

 Kesling : kerja bakti

 Kunjungan BALITA ke posyandu

 Kampanye kesehatan

5. Evaluasi

a. Tujuan jangka panjang

Perubahan kesehatan meningkat

1) Status kesehatan meningkat

2) Masalah kesehatan teratasi

b. Tujuan jangka pendek

Setelah 1 minggu tindakan

1) 60 % masyarakat mendapat informasi tentang ...

2) 60 % Kader mampu memberikan penyuluhan ...

3) Jumlah Kader terlatih bertambah ... orang.

Konsep Peran Serta masyarakat

A. Pokjakes

1. Pengertian pokjakes
27

Kelompok kerja kesehatan adalah suatu wadah yang dibentuk oleh

masyarakat secara bergotong royong dengan kekuatan sendiri, untuk:

a. Menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan

masalah/kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan

b. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara

kehidupan yang sehat dan sejahtera.

c. Mengajak masyarakat berperan serta dalam pembangunan

kesehatan

2. Tujuan pokjakes

1. Untuk mencapai, memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal secara mandiri.

2. Mengenal atau memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan

dan kesejahteraan

3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara

kehidupan yang sehat dan sejahtera

4. Mengajak masyarakat berperan serta dalam pembagunan

kesehatan di wilayah RT/RW nya

Pojakes sangat diperlukan sebab:

i. Dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam setiap

pembangunan kesehatan di wilayah kerja.

ii. Dapat menoingkatkan upaya pelayanan kesehatan pada masyrakat

didasarkan atas prinsip dari oleh dan untuk masyarakat


28

iii. Dapat memanfaatkan sumber daya (dana, wktu, tenaga dan

Kemampuan) yang dimiliki masyarakat untuk meningkatkan

kesehatan dan kesejahteraanya.

3. Ciri-ciri pojakes

1. Dilakukan atas dasar

kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri sesuai

dengan masalah dan kebutuhan setempat.

2. Berprinsip dari oleh dan

untuk masyarakat

3. Kalau ada bantuan dari luar

hanya bersifar melengkapi, memacu, mendorong, dan bukannya

menggantungkan kepada orang lain.

4. Rencana kegiatan POJAKES

disusun secara musyawarah oleh masyarakat bersama perugas

kesehatan.

4. Tugas pojakes

1. Mengidentifikasi dan memfasilitasi Kia diwilayah kerjanya

a. Ibu hamil dan menyusui

b. Imunisasi belita dan ibu hamil

c. Gizi balita

d. Memotifasi se posyandu

2. Menyukseskan

a. Pelayanan KB

b. Penyuluhan pasangan usia subur


29

c. Memotifasi se posyandu

3. Mengidentifikasi dan memfasilitasi kesehatan usia lanjut

a. Kesehatan usila

b. aktifitas dan olahraga usila

4. Mengidentifikasi dan memfasilitasai kesehatan remajadan pemuda

a. Penyuluhan NAPZA

b. Pergaulan remaja

c. Reproduksi remaja

5. Bergerak/ promotor kesehatan lingkungan

a. Sanitasi perumahan

b. Penggunaan air bersih dan pebuangan sampah

c. Penanganan sampah-sampah dan desain tempat sampah

d. Pemanfaatan pekarangan

e. Saluran air limbah/hujan warga

B. Posyandu

1. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang

diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh

petugas kesehatan disuatu wilayah kerja puskesnas,dimana program

ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan, maupun

tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.

Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka

pengembangan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia agar

dapat membangun dan menolong dirinya sendiri, sehingga perlu


30

ditinggkatkan pembinaannya. Untuk meningkatkan pembinaan

posyandu sebagai pelayanan KB dan kesehatan yang dikelola untuk

dan oleh masyarakat dengan dukungan pelayanan teknis dari petugas

perlu tumbuh kembangkan perlu serta aktif (Sulistyorini, 2010).

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam

pelayanan kesehatan masyarakat dari masyarakat dan untuk

masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari

petugas kesehatan,yang mempunyai nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini dalam rangka

pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan

untuk menjga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam

kandungan ibu sampai usia balita, dan pembinaan perkembangan

anak (Child Development) yang ditunjukan untuk membina tumbuh

kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun mental sehingga

siap menjadi tenaga kerja tangguh. Sebagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat hidup sehat

(Ekasari,2008:74)

2. Tujuan Posuyandu

Menurut Mubarak (2012) tujuan pokok dari pelayananterpadu adalah

untuk hal-hal berikut:

a. Mempercepat

penurunan angka kematian ibu (ibu hamil, melahirkan,dan ibu

nifas) dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk

menurunkan IMR
31

b. Mempercepat

penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera)

atau membudayakan NKKBS

c. Meningkatkan peran

serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan-kegiatan lain yang

menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat sejahtera.

d. Pendekatan dan

pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam

usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

penduduk berdasarkan letak geografis.

e. Berfungsi sebagai

wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan

ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera

3. Manfaat Posyandu

1. Bagi Masyarakat

Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah memperoleh

kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan

bagi anak balita dan ibu,pertumbuhan anak balita terpantau sehingga

tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan ank balita

mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh imunisasi lengkap,

ibu hamil juga akan terpantau berat badanya dan memperoleh tablet

tambah darah serta imunisasi TT, ibu nifas memperoleh kapsul vitamin
32

A dan tablet tambah darah serta memperoleh penyuluhan kesehatan

yang berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak.

2. Bagi Kader

Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih

lengkap. Ikut berperan secara nyata dalam tubuh kembang anak balita

dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai

orang yang terpercaya dalam bidang kesehatan menjadi panutan karena

telah mejadi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu

(Sulistyorini,2010). 11

4. Sasaran Posyandu

Sasaran dalam pelayanan posyandu antara lain: (Menurut Ambarwati,

2009).

1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun

2. Anak balita usia 1-5 tahun

3. Ibu hamil

4. Ibu menyusui.

5. Ibu nifas

6. Wanita subur

7. Ibu menyusui.

8. Ibu nifas

9. Wanita subur

5. Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan atau pilihan, yaitu :


33

a. Kegiatan Utama

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a) Ibu hamil

Pelayanan meliputi :

i. Penimbangan

berat badan dan pemberian tablet besi yang

dilakukan oleh kader kesehatan.

ii. Bila ada

petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran

tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat

atau ruang periksa dan pemberian imunisasi Tetanus

Toxoid. Bila ditemukan kelainan maka segera

dirujuk ke Puskesmas.

iii. Bila

dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil

pada hari buka Posyandu yang kegiatannya antara

lain : penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan,

persalinan, persiapan menyusui, KB dan gizi ibu

hamil, perawatan payudara dan pemberian ASI,

peragaan perawatan bayi baru lahir dan senam ibu

hamil.

b) Ibu nifas dan menyusui

Pelayanannya meliputi :
34

i. Penyuluhan

kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan

lahir.

ii. Pemberian

vitamin A dan tablet besi

iii. Perawatan

payudara

iv. Senam ibu

nifas

v. Bila ada

petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka

dapat dilakukan pemeriksaan payudara, tinggi

fundus uteri, dan pmeriksaan lochea.

c) Bayi dan anak balita

Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :

i. Penimbangan

ii. Penentuan status gizi

iii. Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita .

Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan

pemeriksaan kesehatan, imunisasi, dan deteksi

dini tumbuh kembang. Bila ditemukan adanya

kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.

2) Keluarga Berencana
35

Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh

kader adalah pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas

keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan konseling

KB.

3) Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila

ada petugas kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan

imunisasi yang diberikan yang sesuai program, baik

untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG,

DPT, hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.

4) Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk

pelayanannya meliputi penimbangan berat badan, deteksi

dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian

PMT, pemberian vitamin A dan pemberian sirup besi

(Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi

dan yodium untuk daerah endemis gondok.

5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare.

Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain

dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS). Penanggulangan diare antara lain dengan cara

penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit atau

larutan gula garam.


36

a. Kegiatan Pengembangan

Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah

kegiatan baru, misalnya: perbaikan kesehatan

lingkungan, pemberantasan penyakit menular dan

berbagai program pembangunan masyarakat desa

lainnya. Posyandu demikian disebut dengan

Posyandu Plus. Penambahan kegiatan baru tersebut

dapat dilakukan bila cakupan kegiatan utamanya di

atas 50%, serta tersedianya sumberdaya yang

mendukung. Kegiatan bulanan di Posyandu

mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan dengan

sistem lima meja :

Meja I : Pendaftaran.

Meja II : Penimbangan bayi dan anak balita.

Meja III : Pengisian KMS.

Meja IV : Penyuluhan perorangan

Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional

meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan

pengobatan, serta pelayanan lain sesuai dengan

kebutuhan.

6. Sistem Lima Meja

Adapun rincian kegiatan masing-masing meja sebagai berikut:

(Sulistyorini,2010)

A. Meja I
37

1. Pendaftaran balita

a. Balita didaftar dalam formulir pencacatan balita

b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu anak

sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik

kertas. Kertas diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta

membawa anaknya menuju tempat penimbangan.

c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut

penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru,

kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik

kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita

diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan

2. Pendaftaran ibu hamil

a. Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil

b. Ibu hamik yang tidak membawa balita diminta langsung

menuju ke meja 4 untuk mendapatkan pelayanan gizi oleh kader

serta pelayanan oleh petugas di meja lima.

c. Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada

secarik kertas,dan ibu menyerahkan kertas itu kepada petugas di

meja lima.
38

Anda mungkin juga menyukai

  • Nametag
    Nametag
    Dokumen2 halaman
    Nametag
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Bidang Perkembangan
    Bidang Perkembangan
    Dokumen4 halaman
    Bidang Perkembangan
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen15 halaman
    Bab Iv
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Sap Hernia Kel 5
    Sap Hernia Kel 5
    Dokumen11 halaman
    Sap Hernia Kel 5
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Formulir Data Film
    Formulir Data Film
    Dokumen1 halaman
    Formulir Data Film
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Poa Lansia
    Poa Lansia
    Dokumen1 halaman
    Poa Lansia
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Sap Fam Fix
    Sap Fam Fix
    Dokumen11 halaman
    Sap Fam Fix
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Poa Lansia
    Poa Lansia
    Dokumen1 halaman
    Poa Lansia
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Bab III Baru
    Bab III Baru
    Dokumen70 halaman
    Bab III Baru
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • MMK II Hasil
    MMK II Hasil
    Dokumen6 halaman
    MMK II Hasil
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Askep Bronkopneumonia PDF
    Askep Bronkopneumonia PDF
    Dokumen15 halaman
    Askep Bronkopneumonia PDF
    Dwi Ari Shandy
    100% (2)
  • Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lomba
    Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lomba
    Dokumen3 halaman
    Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lomba
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Acuan Kegitan FFDK 2013
    Kerangka Acuan Kegitan FFDK 2013
    Dokumen2 halaman
    Kerangka Acuan Kegitan FFDK 2013
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Poa Kesling Klp4
    Poa Kesling Klp4
    Dokumen2 halaman
    Poa Kesling Klp4
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Sap Hernia Kel 5
    Sap Hernia Kel 5
    Dokumen11 halaman
    Sap Hernia Kel 5
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Oke
    Daftar Isi Oke
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Oke
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas Keluarga Mutiakasus
    Cover Tugas Keluarga Mutiakasus
    Dokumen1 halaman
    Cover Tugas Keluarga Mutiakasus
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Oke
    Daftar Isi Oke
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Oke
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen10 halaman
    Bab V
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Sap Hernia Kel 5
    Sap Hernia Kel 5
    Dokumen11 halaman
    Sap Hernia Kel 5
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen10 halaman
    Bab V
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen4 halaman
    Lembar Pengesahan
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Tugas Excel
    Tugas Excel
    Dokumen2 halaman
    Tugas Excel
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen4 halaman
    Lembar Pengesahan
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Sop Kumbah Lambung PDF
    Sop Kumbah Lambung PDF
    Dokumen2 halaman
    Sop Kumbah Lambung PDF
    Nurfadhilah
    Belum ada peringkat
  • SISTEM SARAF MANUSIA
    SISTEM SARAF MANUSIA
    Dokumen11 halaman
    SISTEM SARAF MANUSIA
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen48 halaman
    Bab Ii
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat
  • Po Point Tyaaa
    Po Point Tyaaa
    Dokumen17 halaman
    Po Point Tyaaa
    Vijer Centruroides Sculptaurus
    Belum ada peringkat