Anda di halaman 1dari 2

Metode fase-kontras

Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan ammonium oksalat 1%
sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar
dan mikroskop fase kontras. Sel-sel lekosit dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap.
Trombosit tampat bulat atau bulat telur dan berwarna biru muda/lila terang. Bila fokus dinaik-turunkan
tampak perubahan yang bagus/kontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena sifat refraktilnya.
Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 – 10%.

Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. Penyebab kesalahan yang
utama pada cara ini, selain faktor teknis atau pengenceran yang tidak akurat, adalah pencampuran yang
belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau agregasi.

Metode tidak langsung

Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Wright, Giemsa atau May
Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak
saling tumpang tindih.

Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah trombosit dibandingkan
dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang
tidak digunakan lagi karena tidak praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus
dilakukan hitung eritrosit.

Penghitungan trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus dilakukan dalam 10
lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang baik untuk populasi trombosit
normal dan tinggi (trombositosis). Korelasinya dengan metode otomatis dan bilik hitung cukup erat.
Sedangkan untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia) di bawah 100.000 per mmk,
penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10 lpmi x 2000 karena memiliki sensitifitas dan spesifisitas
yang baik. Korelasi dengan metode lain cukup erat.

Masalah Klinis

 PENURUNAN JUMLAH : ITP, myeloma multiple, kanker (tulang, saluran gastrointestinal,


otak), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), anemia aplastik, penyakit hati (sirosis,
hepatitis aktif kronis), SLE, DIC, eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut.
Pengaruh obat : antibiotik (kloromisetin, streptomisin), sulfonamide, aspirin (salisilat),
quinidin, quinine, asetazolamid (Diamox), amidopirin, diuretik tiazid, meprobamat
(Equanil), fenilbutazon (Butazolidin), tolbutamid (Orinase), injeksi vaksin, agen
kemoterapeutik.
 PENINGKATAN JUMLAH : Polisitemia vera, trauma (fraktur, pembedahan),
paskasplenektomi, karsinoma metastatic, embolisme pulmonary, dataran tinggi,
tuberculosis, retikulositosis, latihan fisik berat. Pengaruh obat : epinefrin (adrenalin)
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

 Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit,


 Pengaruh obat (lihat pengaruh obat),
 Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih rendah,
 Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat
(agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu,
 Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang kurang
adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat terjadi bekuan,
 Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat menyebabkan
kesalahan pada hasil :
o Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit
mengalami krenasi, sedangkan trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.
o Jika volume terlalu banyak (=EDTA terlalu sedikit) dapat menyebabkan
terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya jumlah trombosit.
 Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah trombosit

Anda mungkin juga menyukai