PENDAHULUAN
kesehatan masyarakat secara global yang disebut juga sebagai The Silent Killer.
merujuk pada kriteria diagnosis JNC VIII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan
darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Riskesdas
2013). Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut, lebih dari 50% penderita
karena penyakit jantung koroner dan 51% kematian karena penyakit stroke
(WHO 2013).
atau penyakit tidak menular. Penyebab terbesar dari kematian akibat penyakit
sebesar 19% menjadi 23% pada tahun 2030 (Kemenkes 2016). Di Indonesia
penyakit rawat jalan di Rumah Sakit pada kelompok usia 45-64 tahun dan lebih
usia 65-74 tahun 57,6% dan usia lebih dari 75 tahun 63,8%.
Surabaya pada tahun 2011 sebanyak 36.906 dan mengalami peningkatan pada
tahun 2012 sebanyak 41.240 penderita baru (Profil Kesehatan Kota Surabaya
2011). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan juni 2017 di
Terdapat 6 lansia dengan hipertensi derajat satu dan 8 lansia dengan hipertensi
lansia di Panti Werdha Hargodedali suka di pijat jika merasa badannya kurang
sehat. Namun pengaruh kombinasi terapi pijat kaki dan musik kecapi suling
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi penurunan otot polos
lansia dengan kurun waktu yang lama dapat menimbulkan berbagai efek
mental dan tingkah laku (Hikayati 2012). Melihat berbagai efek samping yang
terapi musik klasik selama 30 menit/hari dapat menurunkan tekanan darah 80%,
Budi Luhur pada 9 responden yang diberikan intervensi pijat refleksi kaki,
0.001 (sig <0,05) dan tekanan darah diastolik pre-post test diperoleh nilai
pemberian terapi musik dengan frekuensi sedang antara (750-3000 herzt) dapat
pada frekuensi sedang membuat sistem limbik teraktivasi, menerima sinyal dari
Impuls saraf di nukleus batang otak merangsang peningkatan kerja sistem saraf
sebelum dan setelah diberikan intervensi yaitu p value 0,0001 menjadi p value
0,001.
musik kecapi suling terhadap penurunan tekanan darah pada lansia dengan
Apakah ada pengaruh kombinasi terapi pijat kaki dan musik kecapi suling
Hargodedali?
Werdha Hargodedali.
1.3.2 Tujuan khusus
sebelum dan sesudah pemberian intervensi kombinasi terapi pijat kaki dan
2. Menganalisis pengaruh kombinasi terapi pijat kaki dan musik kecapi suling
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
1. Peneliti
2. Responden/lansia
TINJAUAN PUSTAKA
manusia mulai dari bayi, anak-anak, remaja, tua dan usia lanjut dan bukan
yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan yaitu anak,
dewasa, dan tua. Tiga tahap tersebut berbeda, baik secara biologis, maupun
1. Teori auto-immune
Teori auto-immune terdiri dari beberapa teori diantaranya adalah
memiliki jam biologis yang mengatur gen dan proses penuaan. Setiap
spesies dalam inti selnya memiliki jam biologis sendiri yang telah
berputar maka makhluk hidup itu akan mati. Teori kedua adalah mutasi
buruk. Sehingga pada proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam
menua.
4. Teori metabolisme
Teori ini telah dibuktikan pada hewan coba, bahwa pengurangan
lemak, protein, karbohidrat dan asam nukleat yang bereaksi dengan zat
kimia dan radiasi, sehingga mengubah fungsi jaringan dan organ yang
situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai oleh masyarakat.
kemampuannya bersosioalisasi.
8. Teori aktivitas atau kegiatan
Lanjut usia memiliki ciri khas dalam teori ini yaitu 1) ketentuan
Pada teori ini seorang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe
apabila dapat menarik diri dari kegiatan yang terdahulu dan dapat
yang dialami bukanlah suatu penyakit namun proses penuaan (Effendi &
oleh dewasa muda. Faktor –faktor yang berperan dalam hipertensi pada
natrium.
2. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses penuaan yang
arteri. Mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas.
ginjal dengan penurunan perfusi ginjal dan laju filtrasi glomerulus (Kaplan
2007).
komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak, dan jantung. Gejala
klinis dapat berupa rasa lelah, sukar tidur, pusing, sakit kepala, gangguan
pada penderita hipertensi yang tidak diobati ditemukan gejala sakit kepala
40,5%, palpitasi 28,5%, nokturia 20,4%, migren 20,8%, dan tinnitus 13,8%
(Kaplan 2007).
1. Terapi farmakologi
1) Diuretik
tiazid, antagonis aldosteron. Diuretik loop suatu diuretik yang sangat kuat
diberikan apabila ada gagal jantung dan Penyakit Ginjal Kronis (PGK).
satu dari obat ini sebagai terapi inisial pada hipertensi usia lanjut dengan
terjadi adalah batuk kering yang disebabkan oleh bradikinin, bila ini terjadi
Direct Renin Inhibitor (DRI) adalah golongan obat anti hipertensi yang
Reseptor Blocker (ARB). Aliskiren adalah salah satu obat dari golongan
DRI yang tersedia dapat dikombinasikan dengan obat lain seperti HCT,
5) Beta Blocker
hipertensi usia lanjut dikarenakan efek samping yang besar terutama pada
migrain dan tremor senilis. Pada hipertensi obat golongan ini biasanya
golongan alfa blocker ini adalah hipotensi orthostatik, refleks takikardi dan
7) Aldosterone Antagonist
bradikardi, dan mulut kering. Selain itu pengguna obat ini pada usia lanjut
meningkatkan asupan kalsium, dan pola diet yang sehat secara keseluruhan
diagnostik:
atau pijatan pada kaki. Pijat refleksi kaki bekerja dengan mengirim sinyal
Stimulasi yang dihasilkan dari pijat refleksi kaki akan merangsang tubuh
molekul nitric oxide (NO) yang bekerja pada tonus pembuluh darah. NO
Akupresur atau yang dikenal dengan terapi totok adalah salah satu
akupresur terletak pada kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki. Di
kedua telapak tangan dan kaki terdapat titik akupresur untuk jantung, paru-
paru, ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pankreas, sinus dan otak (Fengge
2012).
patokan dalam keadaan wajar dan dari sifat api dan air tersebut dapat
Seseorang dikatakan tidak sehat apabila antara Yin dan Yang di dalam
statis, sehingga hubungan antara Yin dan Yang selalu bersifat relatif dan
dinamis. Sifat hubungan dari Yin dan Yang adalah berlawanan, saling
(Fengge 2012).
Selain teori Yin dan Yang, terdapat teori falsafah alamiah yang
dilakukan terhadap orang yang sedang dalam keadaan terlalu lapar dan
terlalu kenyang, dan perempuan yang sedang dalam keadaan hamil muda.
Selain kondisi klien, ruangan untuk terapi akupresur pun harus
diperhatikan. Suhu ruangan yang digunakan untuk terapi tidak boleh terlalu
panas atau dingin, sirkulasi udara ruangan baik dan tidak diperbolehkan
bisa dilakukan dengan menggunakan jari tangan (jempol dan jari telunjuk).
(Fengge 2012).
1. SP 6 Sanyinjiao (sedase)
2. LR 3 Taichong (sedate)
3. Ki 3 Taixi (Tonic)
4. St 40 Fenglong (sedate)
Kecapi alat musik tradisional yang berasal dari daerah Sunda. Nada
dalam permainan musik biasanya diiringi oleh Suling Sunda yang terbuat
perahu. Pada zaman dahulu, Kecapi jenis ini dibuat langsung dari
Kecapi indung dan Kecapi rincik. Kecapi indung memimpin musik dengan
memperkaya iringan musik dengan cara mengisi ruang antara nada dengan
Suling Sunda merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu
Tamiang yang merupakan salah satu jenis bambu tipis dan memiliki diameter
yang kecil sehingga cocok untuk membuat Suling. Suling Sunda sering
untuk mencari literatur artikel jurnal. Database yang digunakan oleh peneliti
Tabel 2.3 Keaslian penelitian kombinasi terapi pijat kaki dan musik kecapi
suling terhadap penurunan tekanan darah.
No Judul Artikel; Metode (Desain; Hasil
Peneliti; Tahun Sampel; Variabel; Penelitian
instrumen; Analisis)
1. Pengaruh musik klasik Desain: eksperimental dengan p value =
teradap penurunan pre-post test control group 0,0001
tekanan darah (Saloma design
Klementina Saing Sampel: 42 responden
2007) Variabel dependen:
penurunan tekanan darah
Variabel independen: musik
klasik
Instrumen: tensimeter air
raksa, musik klasik
Uji: xilcoxon dan t
berpasangan
2. Perbedaan tekanan Desain: pra eksperimental p <0,05
darah pada lansia dengan one group pre-post
hipertensi sebelum dan test design
sesudah diberikan Sampel: 30 responden
terapi musik Variabel dependen:
instrumental di panti perbedaan tekanan darah pada
Werdha Pengayoman lansia
Pelkris Kota Semarang Variabel independen: terapi
(Nafilasari 2012) musik instrumental
Instrumen: tensimeter air
raksa, musik instrumental
Uji: Wilcoxon match pair test
3. Pengaruh pijat refleksi Desain: quasi eksperimental p<0,05
kaki terhadap tekanan dengan one group pre-post
darah pada lansia test
hipertensi di PSTW Sampel: 9 responden
Yogyakarta Unit Budi Variabel dependen: tekanan
Luhur (Aspiana 2014) darah pada lansia hipertensi
Variabel independen: pijat
refleksi kaki
Instrumen: tensimeter
dengan merk One Med yang
diuji kalibrasi
Uji: non parametrik Wilcoxon
test
4. Pengaruh pemijatan Desain: quasi eksperimental Tekanan darah
tungkai dan kaki dengan randomized control sistolik
dengan aromaterapi group pre-post test design kelompok
lavender terhadap Sampel: 9 responden perlakuan
penurunan tekanan Variabel dependen: p=0,046<0,05
darah penderita penurunan tekanan darah pada dan kelompok
hipertensi primer penderita hipertensi primer kontrol
(Tiara 2015) Variabel independen: p=0,0042<0,05
pemijatan tungkai dan kaki
dengan aroma terapi lavender Tekanan darah
Instrument: tensimeter dan diatolik
aroma terapi lavender kelompok
Uji: Wilcoxon signed ranks perlakuan
test dan Mann-whitney test p=0,046<0,05
dan kelompok
kontrol
p=0,083>0,05
5. Pengaruh terapi musik Desain: pre eksperimental Tekanan darah
tradisional kecapi dengan one group pre-post sistolik p value
suling sunda terhadap test design 0,0001
tekanan darah pada Sampel: 13 responden
lansia dengan Variabel dependen: tekanan Tekanan darah
hipertensi (Dedi, et al. darah pada lansia hipertensi diastolik p
2011) Variabel independen: terapi value 0,001
musik tradisional kecapi
suling
Instrumen: tensimeter dan
musik tradisional kecapi
sunda
Uji: wilcoxon
6. Perbedaan pengaruh Desain: quasi eksperimental Tidak ada
terapi masase dengan design dengan time series perbedaan
minyak aromaterapi design pengaruh p
dan minyak VCO Sampel: 42 responden value = 0,000
terhadap penurunan Variabel dependen: (p value ≤0,05)
tekanan darah pasien penurunan tekanan darah
hipertensi primer pasien hipertensi primer
(Wijayanto & Sari Variabel independen:terapi
2015) masase dengan minyak
aromaterapi dan minyak VCO
Instrumen: tensimeter,
aromaterapi
Uji: paired t test dan pooled t
test
7. Efektifitas kombinasi Desain: quasi eksperimental p value <0,05
terapi musik dan slow dengan pre-post control
deep breathing group design
terhadap penurunan Sampel: 56 responden
tekanan darah pada Variabel dependen:
pasien hipertensi penurunan tekanan darah pada
(Tahu 2015) pasien hipertensi
Variabel independen:
kombinasi terapi musik dan
slow deep breathing
Instrumen: tensimeter, music
Uji: Wilcoxon dan mann-
whitney
8. Terapi musik 5 oktav Desain: pre eksperimental p value <0,05
menurunkan tekanan dengan one group post test
darah pada penderita design
hipertensi (Astuti, et Sampel: 24 responden
al. 2016). Variabel dependen: terapi
musik 5 oktav
Variabel independen:
menurunkan tekanan
darahpada penderita
hipertensi
Instrument: tensimeter, musik
5 oktav
Uji: Wilcoxon
9. Pengaruh kombinasi Desain: quasi eksperimental Penurunan
pijat punggung dan dengan pre post test tekanan darah
dzikir terhadap stress intervention with control sistolik p =
dan tekanan darah group 0,004
penderita hipertensi Sampel: 60 responden
(Haryono 2016) Variabel dependen: Tekanan darah
kombinasi pijat punggung dan diastolik tidak
dzikir terjadi
Variabel independen: stess penurunan
dan tekanan darah penderita yang bermakna
hipertensi p = 0,987
Instrumen: tensimeter, the
perceived stress scale (PSS-
10)
Uji: Wilcoxon dan mann-
whitney
10. Pengaruh terapi musik Desain: pra eksperimental Tekanan darah
tradisional kecapi dengan one group pre-post sistolik p value
suling sunda terhadap test design 0,0001
tekanan darah pada Sampel: 13 responden
lansia dengan Variabel dependen: tekanan Tekanan darah
hipertensi (Supriadi, darah pada lansia denga diastolik p
Hutabarat & Monica hipertensi value 0,001
2015) Variabel independen: terapi
musik tradisional kecapi
suling sunda
Instrumen: tensimeter, musik
kecapi suling sunda
Uji: t-dependent
BAB 3
Disfungsi
Penurunan endotelnitric oxide (NO)
produksi Peningkatan
Sintesiskerja sistem
hormon sarafsimpatis
katekolamin
Vaskuler mengalami vasokontriksi Merangsang sistem renin angiotensin
Peningkatan tahanan vaskuler
= mempengaruhi
memiliki peran penting dalam proliferasi otot polos karena diketahui sebagai
sistem saraf pusat dengan perantara saraf perifer pada kaki. Sinyal tersebut
dari pijat refleksi kaki akan merangsang tubuh untuk melepaskan hormon
nuclei spesifik dari talamus melewati area korteks serebral ke sistem limbik
(Suselo 2010).
oleh otak, musik mengaktivasi pada sistem limbik yang berhubungan dengan
emosi, saat sistem limbik teraktivasi otak menjadi rileks sehingga dapat
dalam tonus otot pembuluh darah. Molekul NO bekerja pada tonus pembuluh
DAFTAR PUSTAKA
Arini, S.H.D. & Supriadi, D., 2011. Kacapi Suling Instrumentalia Sebagai Salah
Satu Kesenian Khas Sunda.,pp.10-16.
Aspiana, N., 2014. Pengaruh Pijat Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. Skripsi. Yogyakarta:
Stikes ‘Aisyiyah.
Astuti, Suwardianto & Yuliantin, 2016. 5Th Octave Music Therapy Is Decrease
Blood Pressure To Patients With Hypertention. Skripsi. Kediri: Stikes Rs.
Baptis Kediri.
Black, J.M & Hawks, J.H., 2009. Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Positive Outcomes, 8th Edition, Volume 2. Singapure :
Elsevier Saunders.
Brunner & Suddarth., 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Burke & Laramie, 2000. Primary Care of the Older Adult A Multidisiplinary
Approach. St. Louis: Mosby Company.
Maryanti, 2010. Pengaruh Terapi Musik Gamelan Jawa Nada Slendro Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Dengn Hipertensi Di Posyandu
Lansia Yuswo Adhi RW XVII Kelurahan Srondol Wetan Semarang. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Mawarmi, p. & Diyono, 2015. Efek Terapi Musik Menurunkan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Di Desa Taraman Sragen Jawa Tengah. Kosala, 3(2),
pp.1-10.
Potter & Perry, 2005. Buku Ajar Fundamental keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Jakarta: EGC.
Potter, A. P., & Perry, G. A., 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan
Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Prince, Sylvia A., & Wilson, Lorraine M., 2002. Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1. Jakarta: EGC.
Profil kesehatan kota Surabaya, 2015. Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_
2015/3578_JATIM_Surabaya_2015.pdf
Rakhmawati, S., 2013. Hubungan Antara Derajat Hipertensi pada Pasien Usia
Lanjut dengan Komplikasi Organ Target di RSUP Dokter Kariadi Semarang
Periode 2008-2012. Karya Tulis Ilmiah. Semarang : Universitas Diponegoro.
Sherwood, L., 2007. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.
Sherwood, L., 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C & Bare, B. G., 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah
Brunner & Suddath. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.
WHO, 2005. Updated Projects of Global Mortality and Burden of Disease 2002-
2030. www.who.int/healthinfo/statistics/bodprojections2030/en/index.html.
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan tugas penelitian di Program Studi Pendidikan Ners
Universitas Airlangga Surabaya, maka saya:
Nama : Dewi Anggraini Nurjanah
NIM : 131311133034
Dosen Pembimbing 1 : Harmayetty, S.Kp., M.Kes
Dosen Pembimbing 2 : Eka Misbahatul MMHas, S.Kep., Ns., M.Kep
Bermaksud melakukan penelitian mengenai: “Pengaruh kombinasi
terapi pijat kaki dan musik kecapi suling terhadap penurunan tekanan
darah pada lansia dengan hipertensi”. Dengan ini saya memohon dengan
hormat kepada bapak/ibu untuk bersedia menjadi responden dalam penelitian
ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi
terapi pijat kaki dan musik kecapi suling terhadap penurunan tekanan darah.
1. Kesediaan bapak/ibu untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden.
2. Kerahasian bapak/ibu dirahasiakan sepenuhnya oleh peneliti.
3. Kerahasiaan informasi yang diberikan bapak/ibu dijamin oleh peneliti.
Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
Surabaya, 2017
Hormat Saya
Lampiran 2
PENJELASAN PENELITIAN
Judul penelitian: Pengaruh Kombinasi Terapi Pijat Kaki dan Musik Kecapi
Suling Terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi
Di Panti Werdha Hargodedali.
Tujuan:
Tujuan umum
Tujuan khusus
Manfaat
dalam penelitian ini mendapatkan salah satu cara untuk menurunkan tekanan
memperoleh konsumsi.
dengan cara menjamin kerahasiaan identitas dan data yang diperoleh selama
Lampiran 3
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Surabaya, 2017
Peneliti, Responden,
Lampiran 4
2. Jenis Kelamin?
a. Laki-laki
b. Perempuan
a. Teratur
b. Tidak teratur
Lampiran 5
Waktu : Terapi pijat kaki dan musi kecapi suling dilakukan setiap hari
V. Kegiatan
No
Kegiatan Peneliti Waktu
.
1. Pembukaan: 5 menit
1. Memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan kepada responden tentang tujuan,
prosedur dan lamanya tindakan.
3. Menciptakan lingkungan yang tenang dan
nyaman.
4. Responden diminta untuk menempatkan diri pada
posisi senyaman mungkin, bisa dengan berbaring
atau duduk bersandar di tempat sesuai kehendak
responden.
2. Pelaksanaan: 10 menit
Mulai terapi pijat kaki dan musik kecapi suling:
1. Pasang earphone yang telah dihubungkan ke
handphone kepada klien.
2. Nyalakan musik dengan memastikan volume
suara musik sesuai.
3. Lakukan terapi pijat pada bagian kaki bersamaan
saat klien mendengarkan musik.
4. Hindari menghidupkan musik lain selama
kegiatan.
3. Penutup: 5 menit
1. Membereskan alat yang sudah digunakan untuk
intervensi.
2. Menanyakan respon klien tentang tindakan
yang telah dilakukan.
3. Memberikan umpan balik positif dari respon
yang telah diberikan klien.
Total waktu 20 menit
Lampiran 6
Prosedur :
NO PROSEDUR
Pre interaksi
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontraindikasi
4. Cuci tangan
Tahap orientasi
5. Beri salam dan panggil
6. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien
Tahap kerja
7. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilaksanakan
8. Jaga privasi klien
9. Bantu klien memilih posisi yang nyaman
10. Batasi stimulasi eksternal seperti suara, pengunjung, panggilan
telepon selama kegiatan
11. Pastikan alat-alat yang akan digunakan dalam keadaan yang baik
12. Nyalakan musik dan lakukan intervensi music
13. Pastikan volume musik sesuai
14. Evaluasi hasil kegiatan
Terminasi
15. Simpulkan hasil kegiatan
17. Berikan umpan balik yang positif
19. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
20. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
21. Cuci tangan
Dokumentasi
22. Catat hasil kegiatan di catatan keperawatan
Prosedur :
NO PROSEDUR
.
Pre interaksi
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2. Siapkan alat-alat
3. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontraindikasi
4. Cuci tangan
Tahap orientasi
5. Beri salam dan panggil sesuai dengan nama klien
6. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien
Tahap kerja
7. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilaksanakan
8. Jaga privasi klien
9. Bantu klien memilih posisi yang nyaman
10. Lakukan pemijatan pada bagian kaki durasi 5-10 menit
11. Gunakan minyak/lotion dalam melakukan pemijatan untuk
menghindari lecet pada kulit klien
12. Pijat bagian kaki dari arah bawah keatas, yang disesuaikan dengan
arah aliran darah mengalir
13. Gunakan tulang jari telunjuk yang dilipatkan saat melakukan
pemijatan pada titik-titik saraf tertentu
14. Evaluasi hasil kegiatan
Terminasi
15. Simpulkan hasil kegiatan
17. Berikan umpan balik yang positif
19. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
20. Cuci tangan
Dokumentasi
21. Catat hasil kegiatan di catatan keperawatan
Sumber:http://dokumen.tips/education/standar-operating-procedure-sop
prosedur-pijat-refleksibagi-mahasiswa-keperawatan.html
Lampiran 8
Pre/ post intervensi terapi pijat kaki dan musik kecapi suling selama 5 hari.
Tempat : Panti Werdha Hargodedali
Pre intervensi Post intervensi
Kode Tekanan darah Tekanan darah
No Responde sistolik/diastolik (mmHg) sistolik/diastolik (mmHg)
n Hari ke Hari ke
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13
14.