Oleh:
Andriawan (15050754086)
TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
BAHAN KOMPOSIT
A. Pengertian Komposit
Komposit berasal dari kata “to compose” yang berarti menyusun atau menggabung.
Bahan komposit adalah suatu jenis bahan baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua atau lebih
bahan dimana sifat masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya baik itu
sifat kimia maupun fisikanya dan tetap terpisah dalam hasil akhirnya.
Bahan komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari
campuran/kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utamanya yang secara makro berbeda di
dalam bentuk dan atau komposisi material pada dasarnya tidak dapat dipisahkan. (Schwartz,
1984). Contohnya beton cor yang tersusun atas campuran dari pasir, batu koral, semen, besi,
serta air. Nampak bahwa material-material penyusun tersebut memiliki sifat-sifat yang
berbeda-beda, namun ketika dicampurkan dengan perbandingan serta teknik tertentu akan
menghasilkan beton yang sangat kuat, keras, dan tahan terhadap berbagai cuaca.
Blok rem umumnya dibuat menggunakan material besi cor kelabu yang memiliki
grafit berupa serpihan tajam dan runcing sehingga dapat menimbulkan konsentrasi tegangan
dan tidak tahan terhadap beban tarik. Beberapa sifat penting besi cor kelabu dikaitkan
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keausan seperti : jenis material yang mengalami
kontak langsung, paremeter geometri (bentuk, ukuran, kekasaran permukaan), pembebanan,
dan kondisi lingkungan.
Bahan yang digunakan untuk membuat rompi anti peluru selalu mengalami perkembangan
seiring hasil penemuan-penemuan baru. Secara umum bahan Penyusun Body Armor :
1. Aramid (Kevlar)
Aramid memiliki struktur yang kuat, alot (tough), memiliki sifat peredam yang bagus
(vibration damping), tahan terhadap asam (acid) dan basa (leach), selain itu dapat menahan
panas hingga 370°C, sehingga tidak mudah terbakar. Produk yang dipasarkan dikenal dengan
nama Kevlar. Kevlar memiliki berat yang ringan, tapi 5 kali lebih kuat dibandingkan besi.
2. Vestran
Vestran adalah polymer kristal cair (liquid crystal polymer). Seratnya memiliki kekuatan
hingga dua kali lipat dibandingkan dengan kevlar.
3. Jaring Benang Laba-laba (Spider Silk)
Jaring benang laba-laba terdiri dari ikatan molekul protein yang panjang. Benang ini tidak
hanya memiliki kemampuan dapat menahan beban yang ekstrem, tapi juga sekaligus
memiliki sifat elastisitas yang sangat tinggi, hingga kalau ditarik dapat memanjang sebanyak
40%. Sifat elastis ini berasal dari butiran-butiran cairan kecil yang terdapat pada benang,
yang kalau dilihat bentuknya seperti kalung mutiara atau tasbih.
Tekanan peluru pada rompi anti peluru. Serapan laju energi peluru yang menyebabkan lapisan
rompi mengalami deformasi
Sedangkan gambar di bawah ini menunjukan bahwa anggapan pemakai baju anti peluru dapat
terhindar sepenuhnya dari cidera yang dihasilkan oleh tembakan adalah salah!
Fungsi utama rompi anti peluru hanyalah untuk menahan peluru, sehingga peluru tidak
sampai masuk ke dalam tubuh pemakai baju, yang dapat menyebabkan kematian.
3) Bahan Komposit untuk Temperatur Tinggi
Material tahan panas adalah material yang mampu mempertahankan sifat-sifatnya
atau tidak mengalami penurunan kualitas pada suhu yang tinggi. Material tahan panas adalah
material paduan yang dikembangkan untuk aplikasi pada suhu yang sangat tinggi dengan
penekanan yang tinggi terhadap sifat-sifat seperti tensile, thermal, vibratory atau shock dan
ketahanan terhadap oksidasi. Dari beberapa definisi mengenai material tahan panas, dapat
disimpulkan bahwa material tahan panas yang dimaksud adalah material yang berbasis pada
logam, dimana logam tersebut merupakan material paduan yang dipadukan dengan unsur-
unsur paduan tertentu untuk mendapatkan sifat-sifat sesuai dengan kebutuhan pada suhu
operasi yang tinggi.
Material logam tahan panas dapat berupa produk wrought atau casting bergantung
kepada aplikasi / komposisi yang terkandung di dalamnya. Produk wrought adalah produk
yang melewati proses pembentukan lebih lanjut terlebih dahulu sebelum digunakan. Proses
pembentukan tersebut antara lain yaitu forging, rolling, ekstrusi dan lain sebagainya.
Sedangkan, produk casting adalah produk hasil pengecoran. Berdasarkan komposisi unsur
paduannya, produk wrought biasanya merupakan paduan dengan komposisi paduan yang
relatif rendah sehingga lebih mudah untuk dikenai pengerjaan lanjutan untuk merubah
bentuknya. Sedangkan, produk casting merupakan paduan dengan kadar unsur paduan yang
tinggi, dimana unsur-unsur tersebut mempersulit suatu logam paduan untuk dikenai proses
perubahan bentuk, sehingga proses pembuatan yang dipilih adalah dengan metode
pengecoran.
a. Jenis-Jenis Material
Paduan logam tahan panas dapat digunakan pada aplikasi yang luas, baik yang
melibatkan pembebanan tinggi, pembebanan kejut, suhu tinggi, gesekan dan lain sebagainya.
Hal ini adalah karena sifat logam dapat direkayasa sesuai kebutuhan dengan menambahkan
unsur paduan yang tepat. Salah satu klasifikasi material logam yang telah banyak digunakan
sebagai material tahan panas adalah superalloy. Superalloy adalah material yang memang
dikembangkan dengan tujuan untuk mempertahankan kekuatannya pada temperatur tinggi (>
650 OC) untuk waktu yang lama, memiliki kombinasi yang baik antara kekuatan tinggi dan
keuletan yang baik pada temperatur rendah, serta stabilitas permukaan yang baik. Sedangkan,
kelompok lainnya adalah material logam baja tahan panas yang dibagi menjadi empat
klasifikasi, yaitu:
Iron-chromium
Kelompok baja ini memiliki komposisi sebesar 26-30% Cr dan <7% Ni. Kelompok ini biasa
digunakan pada aplikasi dimana kekuatan pada suhu tinggi tidak diperlukan, seperti bearing,
roll, fitting, dan lain-lain.
Iron-chromium-nickel
Kelompok baja ini memiliki komposisi sebesar 18-32% Cr dan 8-22% Ni. Kebanyakan
struktur mikronya fully γ. Pada suhu >800 oC α membentuk σ phase yang brittle, namun kuat
pada suhu tinggi. Ketahanan creep dan rupture strength yang tinggi dan dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan kadar Ni. Biasa digunakan pada furnace.
Iron-nickel-chromium
Komposisinya 15-28% Cr dan 23-41% Ni (Cr < Ni). Kelompok ini memiliki fasa γ yang
stabil, memiliki kekuatann yang baik pada temperatur tinggi, tahan thermal stress dan
oksidasi. Pada aplikasinya biasa digunakan sebagai chain, komponen furnace, steam
reformer dan load bearing.
Nickel-iron-chromium
Komposisi baja ini adalah 58-68% Ni dan 10-19% Cr. Kelompok ini memiliki sifat tahan
terhadap karburisasi dan nitridasi. Karena sifatnya tersebut, maka biasanya kelompok baja ini
digunakan untuk peralatan karburisasi dan nitridasi, komponen pembakar, dan lain
sebagainya.
B. Kekurangan MMC :
Biayanya mahal
Standarisasi material dan proses yang sedikit