Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi pada sektor
industri pelapisan logam telah mengalami kemajuan yang sangat pesat mulai dari
jenis pelapisan, bahan pelapis, hingga hasil lapisan. Semua ini bisa terjadi karena
tersedianya material logam yang mempunyai kualitas yang baik untuk menjadi
bahan dasar dari komponen pelapisan logam. Karena kebutuhan sektor industri
pelapisan logam yang semakin bervariasi dan berkembang, ketahanan terhadap
korosi sudah bukan hal yang paling diutamakan dalam industri pelapisan logam
namun juga kekuatan dari material dan memiliki penampilan yang indah, serta
memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Kebutuhan akan komponen berbahan dasar logam ini banyak sekali dalam
bidang industri, bidang otomotif, konstruksi bangunan serta bidang-bidang lain.
Seperti halnya pada Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak pada bidang
otomotif yang memproduksi logam dan spare part sepeda motor, Misalnya peninggi
shock belakang pada sepeda motor. Peninggi shock belakang ini berfungsi sebagai
tumpuan antara shock dan kerangka sepeda motor, maka kekuatan dan ketahanan
peninggi shock belakang haruslah kuat juga. Selain itu pelapisan yang sempurna
tanpa adanya cacat adalah yang juga paling dibutuhkan dalam UKM.
Salah satu Teknik pelapisan logam yaitu Elektroplating. Elektropating
adalah proses pengendapan ion – ion logam pelindung (anoda) yang dikehendaki di
atas logam lain (katoda) secara elektrolisa. Selama proses pengendapan
berlangsung terjadi reaksi kimia pada elektroda (anoda-katoda) dan elektrolit
menuju arah tertentu secara tetap. Kelebihan menggunakan cara ini, yaitu mudah
dilakukan, hasil yang baik, serta murah dalam ongkos produksinya. Elektroplating
merupakan salah satu teknik pelapisan yang digunakan dalam proses produksi di
UKM ABP Mandiri. Pada kenyataanya Proses pelapisan sering dilakukan
pengulangan akibat adanya cacat setelah pelapisan. Hal ini diindikasi karena tidak
adanya SOP (standart operasional) tentang suhu elektrolit dan waktu pencelupan
dalam proses produksinya.
Keunggulan dari penggunaan baja ST 37 yaitu karena baja tersebut
mempunyai sifat keuletan yang tinggi serta mudah diproses mesin, tetapi
kekerasannya rendah serta tidak tahan aus. Baja ST37 yang digunakan adalah dalam
golongan low carbon steel dengan komposisi kimia C = 0,12 %, Si = 0,10 %, Mn
= 0,50 %, S = 0,05 %, P = 0,04 %, Al = 0,02 %, Cu = 0,10, dan yang sisanya Fe.
Beberapa penelitian mengenai pengaruh waktu pencelupan dan temperatur
pada proses electroplating diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Sudarmono
Rizki Yulianto, et al., (2013:145) Kekerasan optimum didapatkan pada temperatur
percobaan sebesar 55ºC dengan nilai sebesar 354 HB 30 dan mulai terjadi
penurunan nilai kekerasan ketika temperaturnya dinaikkan. Hal ini menunjukkan
semakin tebal lapisan, maka akan semakin memperkeras logam tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bahwa semakin bertambahnya temperatur cairan,
maka ketebalan dan kekerasan akan semakin meningkat.
Andhi Setyo Pamungkas, et al., (2018) dengan waktu pelapisan nikel 20
menit dengan suhu 80℃ dan rata – rata massa awal 21,37 gram diperoleh ketebalan
dengan rata – rata massa 0,04 gram dan memiliki rata – rata massa akhir 21,41
gram. semakin tinggi suhu pencelupan maka semakin tebal lapisan
Hasil penelitian I Ketut Suarsana, (2008: 59) dengan waktu pelapisan nikel
5 menit hingga 25 menit diperoleh ketebalan lapisan yang meningkat yaitu pada
waktu pelapisan nikel 5 menit (14,1 µm) hingga pada waktu pelapisan nikel 25
menit (55,77 µm). Sehingga ketebalan lapisan merupakan fungsi dari waktu
pelapisan.
Basmal, et al., (2012:28) yang mendapatkan hasil ketebalan pelapisan
menggunakan nikel mendekati secara teori dan actual terjadi pada suhu 65°C
dengan waktu 20 menit, serta jika suhu operasional semakin tinggi maka nilai
kekerasan meningkat. Nilai kekasaran permukaan dan ketebalan lapisan tembaga-
nikel dalam proses elektroplating, suhu pelapisan memberikan pengaruh yang lebih
besar dibandingkan dengan waktu pelapisan.
Ratih Deviana
Berdasarkan hasil beberapa penelitian diatas, maka penelitian ini,
melakukan penelitian lanjutan mengenai waktu pencelupan dan temperatur proses
pelapisan terhadap sifat mekanis baja ST 42 agar sifat mekanis/kekerasan pada baja
ST 42 bisa lebih baik dari sebelumnya.
Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
waktu pencelupan dan temperatur proses pelapisan elektroplating terhadap nilai
ketebalan permukaan pada baja ST 42 dan mengetahui pengaruh waktu pencelupan
dan temperatur proses pelapisan elektroplating terhadap nilai kekerasan permukaan
pada baja ST 42.
Manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah memberikan kesempatan
bagi dunia pendidikan untuk dapat mengaplikasikan ilmu teori yang didapat dari
perkuliahan dan mengetahui pengaruh variasi waktu pencelupan dan temperatur
proses pelapisan electroplating agar didapatkan hasil atau nilai ketebalan dan
kekerasan permukaan lapisan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai