Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MAPLE PADA

PENYELESAIAN MATEMATIKA
DECEMBER 25, 2012 BY SRIENDANG90

Pembuatan Animasi
Contohnya
1. Buatlah grafik animasi yang menggambarkan fungsi f(x) = sin(ax)
untuk a yang berubah-ubah mulai dari a = 1 s/d 2. Sedangkan domain
fungsinya sama dengan [-10,10].
Script penyelesaian:
 With(plots):
 Animate(sin(a*x), x = -10..10, a =1..2, (frame=50);à ENTER

Running program
2. Aplikasi Maple pada persamaan Linier
Sistem Persamaan Linier dalam Maple
Bentuk umum penulisan matriks :
Matrix(r, c, init, ro)
Keterangan parameter :
r = (pilihan) interval bilangan bulat atau bilangan bulat non-negatif
dengan batas kiri 1; jumlah baris dalam matriks.
c = (pilihan) interval bilangan bulat atau bilangan bulat non-negatif
dengan batas kiri 1; jumlah kolom dalam matriks.
Init : (pilihan) procedure, table, array, list, array, matrix, himpunan
persamaan, ekspresi aljabar, nilai awal matriks
ro = (pilihan) BooleanOpt (readonli), menentukan apakah nilai matriks
tersebut dapat diubah.
Penjelasan :
– bentuk fungsi matrix(..) adalah pembentuk struktur data matriks,
seperti matriks, vector dan scalar. Semua parameter sifatnya
optional(pilhan), boleh digunakan ataupun tidak. Apabila tidak ada
parameter, maka dianggap matriks 0 x 0.
– Bentuk fungsi matriks (r) untuk membentuk r x r, dimana nilai-nilainya
ditentukan oleh nilai fill dalam parameter f (standarnya adalah 0).
– Bentuk fungsi matrik (r,c) untuk membentuk matrik r x c, dimana nilai-
nilainya ditentukan oleh nilai fill dalam parameter f (standarnya adalah
0). Jika jumlah kolom (c) tidak ditentukan, maka ordo matriks mengikuti
jumlah baris. Jumlah kolom tidak dapat ditentukan jika tidak menentukan
dulu jumlah barisnya.
– Bentuk fungsi matrix (init) membentuk sebuah matriks yang bentuk
dan nilai-nilainya ditentukan oleh parameter init.
– Bentuk fungsi matrix (r,c,init) membentuk sebuah matrik r x c yang
nilai-nilai awalnya ditentukan oleh parameter init (dan parameter f jika
semua nilai dalam matriks tidak ditentukan oleh init. Jika nilai-nilai awal
matriks tidak ditentukan, maka semua nilai elemen matriks dianggap 0
(nol).
Contoh penulisan matriks dalam Maple
– Matriks 2 x 2 dengan elemen 0
Matrix(2);

– Matriks 2 x 3 dengan elemen 0


Matrix(2,3);

– Matriks 2 x 3 dengan elemen 5


Matrix(2,3,5);

– Matriks 2 x 3 dengan elemen-elemen yang berbeda


Matrix(2,3,[[1,2,3], [4,5,6]])
– Array
Bentuk fungsi : array (batas);
Contoh :
a:=array(1..2);
a[1]:=x;
a[2]:=y;
print(a)
hasil :
a : =array(1..2,[ ])
a1:= x
a2:= y
[x,y]
– Determinan matriks
Bentuk fungsi : det(matriks)
Dalam menentukan determinan suatu matriks, matriks tersebut haruslah
berbentuk matriks bujur sangkar. Perintah yang perlu ditambahkan disini
adalah with (linalg).
Contoh :
With(linalg);
b:=Matrix(2,2,[[14,10],[3,5]]);

det(b):
40
Running Program
– Invers matriks
Bentuk fungsi : inverse(matriks)
Matriks yang akan dicari inversnya harus berbentuk matriks bujur
sangkar. Disini juga perlu ditambahkan perintah with(linalg).
Contoh :
With(linalg);
c:=Matrix(2,2,[[2,4],[6,5]]);

inverse(c);

Running program
Penerapan Maple dalam Sistem Persamaan Linier
Misalkan diberikan suatu system persamaan linier sebagai berikut :
2x + y + z = 4
x – y – z = -1
x + y + 2z = 4
Akan dicari nilai-nilai variabel x, y, z.
System persamaan linier diatas dapat ditulis dalam bentuk perkaliaan
matriks AX = B. kita tentukan matriks-matriksnya sebagai berikut :

Untuk mendapatkan nilai x, y dan z dapat kita cari dengan menentukan


invers matriks A, sehingga menjadi
Dengan menggunakan Maple, lakukan langkah-langkah berikut :
With(linalg);
A:=Matrix(3,3,[[2,1,1],[1,-1,-1],[1,1,2]]);
B:=Matrix(3,1,[[4],[-1],[4]]);

C:=inverse(A);

multiply(C,B);

Jadi, hasil dari x, y, z masing-masing adalah 1,1,1.


Running Program
3. Aplikasi Maple pada Persamaan Diferensial Eksak
Suatu persamaan diferensial orde pertama
M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0
dikatakan eksak jika ruas kiri persamaan ini merupakan diferensial total
dari suatu fungsi u(x,y). Maka persamaan diferensial itu dapat dituliskan
dengan
du = 0
Dengan pengintegralan, langsung kita peroleh solusi umum yang
berbentuk
u(x,y) = c
syarat perlu dan cukup agar persamaan diferensial
M(x,y) dx + N(x,y) dy = 0
merupakan persamaan diferensial eksak adalah
> diff(M(x,y),y)=diff(N(x,y),x);

Fungsi u(x,y) dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut:


Dari :

>diff(u(x,y),x)=M(x,y); diff(u(x,y),y)=N(x,y);
dengan mengintegralkan M(x,y) terhadap x dan y diperlukan sebagai
konstan diperoleh
> u≔Int(M(x,y),x)+k(y);

di mana k(y) merupakan fungsi dari y saja dan berperan sebagai suatu
konstanta integrasi.
Untuk menentukan k(y), kita menggunakan hubungan
> diff(u,y)=N(x,y);

di mana k(y) merupakan fungsi dari y saja dan berperan sebagai suatu
konstanta integrasi.
Untuk menentukan k(y), kita menggunakan hubungan
> diff(u,y)=N(x,y);

>restart;
>M:=^2;
M:=y2
>N:=2*x*y;
N:=xy
>M[y:=diff(M,y); N[x]:=diff(N,x);
My:=2y
>M[y] – N[x];
0
Dari sini persamaan diferensial itu adalah eksak. Sekarang kita
mendapatkan dua ekspresi u1 dan u2untuk u(x,y), yang satu melalui
pengintegrasian M terhadap x, dan yang lainnya melalui
pengintegrasian Nterhadap y.
> u1:=int(y^2,x);
u1:=y2 x
>u2:=int(2*x*y,y);
u2:=y2 x
Jadi solusi umum persamaan ini adalah
>u(x,y):=x*y^2=c;
u(x,y) := x y2 = c
>up:=subs(c=2,u(x,y));
up:=x y2 = 2
>up1:=x*y^2 – 2;
up1:= x y2 – 2
Apabila menjumpai persamaan diferensial tidak eksak, dimungkinkan
untuk mereduksi persamaan diferensial tidak eksak menjadi persamaan
diferensial eksak dengan mengalikan persamaan itu dengan sebuah
fungsi F(x,y), yang kemudian dinamakan sebuah faktor integrasi. Jika
sebuah persamaan mempunyai sebuah faktor integrasi yang hanya
bergantung pada salah satu dari dua variabel (suatu sifat yang harus
didapatkan melalui percobaan), faktor ini dan solusi dari persamaan
diferensial eksak yang dihasilkan dapat diperoleh secara sistematik.
Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan contoh berikut ini untuk
menemukan solusi persamaan diferensial dengan faktor integrasi.

Anda mungkin juga menyukai