Anda di halaman 1dari 12

REFERAT FEBRUARI 2018

STANDAR PROSEDUR KONSUL FORENSIK MEDIKOLEGAL

DISUSUN OLEH :
Devy Damayanti N 111 16 010
Herman Bintang P N 111 16 012
Nur Fatmah Said N 111 16 009

PEMBIMBING
Dr. dr. Annisa Anwar Muthaher, S.H, M.Kes, Sp.F

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT KABELOTA DONGGALA
PALU, 2018

i
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa yang


bersangkutan sebagai berikut:

Devy Damaynti N 111 16 010


Herman Bintang P N 111 16 012
Nur Fatmah Said N 111 16 009

Judul Referat: STANDAR PROSEDUR KONSUL FORENSIK


MEDIKOLEGAL

Telah menyelesaikan tugas referat ini sebagai tugas kepaniteraan klinik


pada Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal di Fakultas Kedokteran
Universitas Tadulako

Palu, Februari 2018


Mengetahui
Pembimbing

(Dr. dr. Annisa Anwar M., SH, M.Kes, Sp.F)


iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................6
A. Forensik Medikolegal...................................................................................6
1. Definisi ..................................................................................................7
2. Lingkup Pelayanan ................................................................................7
3. Prosedur Medikolegal ...........................................................................8
4. Area Komunikasi Efektif ......................................................................8
5. Hal yang diperhatikan sebelum konsul .................................................8
B. Prosedur pembuatan Konsul Forensik Medikolegal ....................................9
1. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RSGMP Universitas Jendral
Soedirman Purwokerto..........................................................................9
2. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabelota
Donggala.............................................................................................10

BAB III. PENUTUP ..............................................................................................11


Kesimpulan ...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12
4

BAB I
PENDAHULUAN

Peranan dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada


masyarakat sering dihadapkan pada kenyataan bahwa bantuan mereka juga
diperlukan oleh kalangan penegak hukum dalam memeriksa korban maupun
memberikan keterangan untuk kepentingan hukum dan peradilan. Diperlukan
bantuan dokter untuk memastikan sebab, cara, dan waktu kematian pada peristiwa
kematian tidak wajar karena pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau kematian
yang mencurigakan.1
Profesi dokter mempunyai tugas lain yang tidak kalah penting dari sekedar
memberikan pelayanan medis klinis kepada masyarakat, yaitu memberikan
bantuan terhadap penegakan hukum dan keadilan (medical for law). Seperti juga
hak kehidupan, kesehatan, kesembuhan maka keadilan dan perlindungan hukum
merupakan hak asasi manusia yang wajib dipenuhi dan dilindungi oleh negara.2
Di negara yang berlandaskan hukum, maka sudah selayaknya jika hukum
di jadikan supremasi, dimana setiap orang di harapkan tunduk dan patuh terhadap
hukum tersebut. Hal ini terjadi bila tersedia perangkat hukum yang mengatur
seluruh sektor kehidupan, diantaranya adalah sektor kesejahteraan rakyat. Salah
satu dari bagian sektor kesejahteraan yaitu kesehatan, maka di sini di perlukan
perangkat hukum kesehatan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Dalam
upaya mewujudkan masyarakat sejahtera khususnya melalui hukum kesehatan,
dokter merupakan salah satu faktor penting yang harus di soroti bersama. Karena
dalam praktik kedokteran kesalahan dokter dalam menjalankan tugas dapat
mengakibatkan sesuatu yang fatal.4

Peranan dari kedokteran forensik dalam penyelesaian perkara pidana di


Pengadilan adalah membantu hakim dalam menemukan dan membuktikan unsur-
unsur yang di dakwakan dalam pasal yang diajukan oleh penuntut. Serta
memberikan gambaran bagi hakim mengenai hubungan kausalitas antara korban
dan pelaku kejahatan dengan mengetahui laporan dalam visum et repertum.
Disamping itu, diperoleh hasil bahwa dalam setiap praktek persidangan yang
5

memerlukan keterangan dari kedokteran forensik, tidak pernah menghadirkan ahli


dalam bidang ini untuk diajukan di sidang pengadilan sebagai alat bukti saksi.
Implikasi teoritis persoalan ini adalah bahwa hakim dalam menjatuhkan putusan
suatu perkara yang memerlukan keterangan dokter forensik, hanya memerlukan
keterangan yang berupa visum et repertum tanpa perlu menghadirkan dokter yang
bersangkutan di sidang pengadilan. Sedangkan implikasi praktisnya bahwa hal ini
dapat dijadikan pertimbangan bagi hakim dalam menangani perkara yang
memerlukan peran dari kedokteran forensik.5

Untuk itu perlu dibuat suatu Standar Prosedur Operasional (SPO) disuatu
Rumah Sakit tentang Konsul forensik Medikolegal4.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Forensik Medikolegal
1. Definisi

Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh ahli kedokteran


forensik, diantaranya Sidney Smith mendefinisikan ”Forensic medicine
may be defined as the body of medical and paramedical scientific
knowledge which may services in the adminitration of the law”, yang
maksudnya ilmu kedokteran forensik merupakan kumpulan ilmu
pengetahuan medis yang menunjang pelaksanaan penegakan hukum.
Prof.Dr.Amri Amir,Sp.F (2007) mendefinisikan Ilmu Kedokteran Forensik
sebagai penggunaan pengetahuan dan keterampilan di bidang kedokteran
untuk kepentingan hukum dan peradilan.1
Prof.Dr.Budi Sampurna,Sp.F (2009) mendefinisikan Ilmu
Kedokteran Forensik adalah salah satu cabang spesialistik ilmu
kedokteran yang memanfaatkan ilmu kedokteran untuk membantu
penegakan hukum, keadilan dan memecahkan masalah-masalah di bidang
hukum.1

Forensik Medikolegal adalah salah satu cabang spesialistik ilmu


kedokteran yang membantu ilmu kedokteran untuk membantu penegak
hukum, keadilan dan memecahkan masalah-masalah dibidang hukum.3
Pelayanan dibidang forensik mencakup kriminalistik yaitu pusat
laboratorium polri dan laboratorium lain, kedokteran forensik yaitu
termasuk pelayanan dirumah sakit, fakultas kedokteran negeri, polri,
patologi forensik, forensik klinik yang mencakup penganiyayan fisik,
kekerasan seksual, keracunan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
kecelakaan lalu lintas (KLL), pencabulan, pengeroyokan dan lain-lain.3
7

Berdasarkan pengertian diatas standar prosedur konsul dokter di


bidang kedokteran forensik dapat kita definisikan sebagai standar
keilmuan dan keterampilan minimal yang harus dikuasai seorang dokter
dalam mengunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran untuk
membantu penegakan hukum, keadilan, dan memecahkan masalah-
masalah hukum.3,5,6

2. Lingkup Pelayanan

Pelayanan di bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal


dalam beberapa kasus masih diperlukan disiplin ilmu lain. Di bidang
kesehatan bantuan tersebut dapat mencakup Patologi Forensik, Psikiatri
Forensik, Toksikologi Forensik, Antopologi Forensik, Odontologi
Forensik dan Radiologi Forensik yaitu. Jurusan Biologi yang dekat dengan
ilmu kedokteran yaiu Entomologi Forensik yang dalam dua decade ini
menunjukkan peranan yang meningkat. Patologi forensik adalah
pengetahuan tentang pemeriksaan kelainan pada jaringan tubuh oleh
karena kekerasan atau mati tiba-tiba untuk kepentingan pengadilan.
Psikiatri Forensik tentang pembuktian adanya kelainan jiwa pada
tersangka. Toksikologi Forensik adalah peristiwa keracunan yang
berhubungan dengan peristiwa pidana. Radiologi Forensik yang sudah
lama berperan adalah cabang ilmu kedokteran yang sudah banyak
membantu dalam pemeriksaan korban dan jaringan tubuh menggunakan
pengetahuan dan teknologi radiologi. Odontologi forensik penggunaan
pengetahuan ilmu kedokteran gigi untuk kepentingan hukum dan peradilan
terutama dalam identifikasi. Entomologi Forensik adalah pengetahuan
tentang serangga yang berguna untuk masalah forensik.1,2,3
Kedokteran forensik sebenarnya suatu ilmu yang dimiliki oleh
setiap dokter karena tanpa terkecuali semua dokter pernah mendapatkan
pengetahuan ilmu kedokteran forensik diwaktu perkuliahan. Jadi
sebenarnya tidak ada alasan bagi dokter untuk tidak memberikan bantuan
8

dalam penegakan hukum dan keadilan. Satu lagi yang harus diingat bahwa
dokter juga dapat menerima sanksi bila tidak memberikan bantuan tersebut
seperti tercantum dalam pasal 224 Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHP): Barang siapa yang dipanggil menurut undang-undang menjadi
saksi ahli atau juru bahasa dengan sengaja atau tidak menjalankan suatu
kewajiban menurut undangundang yang harus dijalankannya dalam
kedudukan tersebut di atas, dalam perkara pidana dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya 9 bulan dan untuk perkara lain
dihukum dengan hukuman selama-lamanya 6 bulan. Tugas pokok seorang
dokter dalam bidang forensik adalah membantu pembuktian melalui
pembuktian ilmiah termasuk dokumentasi informasi/prosedur,
dokumentasi fakta, dokumentasi temuan, analisis dan kesimpulan,
presentasi (sertifikasi).4

3. Prosedur medikolegal
Prosedur medikolegal adalah tata cara atau prosedur
penatalaksanaan dan berbagai aspek yang berkaitan pelayanan kedokteran
untuk kepentingan hukum. Secara garis besar prosedur medikolegal
mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu kepada sumpah dokter
dan etika kedokteran.5
Ruang lingkup prosedur medikolegal adalah pengadaan visum et
repertum, pemberian keterangan ahli pada masa sebelum persidangan dan
pemberian keterangan ahli di dalam persidangan, kaitan visum et repertum
dengan rahasia kedokteran, penerbitan surat kematian dan surat keterangan
medik, pemeriksaan kedokteran terhadap tersangka (psikiatri forensik),
dan kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik.6
4. Area Komunikasi efektif
a. Berkomunikasi dengan sejawat

Memberi informasi yang tepat kepada sejawat tentang kondisi


pasien baik secara lisan, tertulis, atau elektronik pada saat yang
9

diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran.Menulis


surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar, demi
kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Seorang dokter umum
harus merujuk korban apabila apa yang dimintakan penyidik bukan
kompetensi dokter umum. Misalnya, identifikasi tulang, identifikasi
gigi (odontologi), pemeriksaan DNA, dan lain-lain.7

5. Hal yang diperhatikan saat melakukan konsul


KETENTUAN PENGISIAN REKAM MEDIS
a. Setiap tindakan konsultasi paling lambat dalamwaktu 1 X 24 jam
harus sudah ditulis dalam lembaran rekam medis.
b. Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter atau tenaga
kesehatan lainnya sesuai kewenangannya dan ditulis nama terangnya,
diberi tanggal dan jam.
c. Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa
lainnya ditandatangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang
merawat atau dokter pembimbing.
d. Catatan yang dibuat residen harus diketahui oleh
dokter pembimbingnya.
e. Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan
melakukan pada saatitu, serta dibubuhi paraf.
f. Penhapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan,
seyogyanya dicoret dan diparaf.

B. Prosedur Konsul Forensik Medikolegal


1. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RSGMP Universitas Jendral
Soedirman Purwokerto.
a. Setiap pasien yang datang ke IGD kemudian langsung ditangani oleh
dokter jaga
b. kasus umum yang dapat diatasi oleh dokter jaga IGD maka pasien
diberikan terapi dan diobservasi oleh dokter jaga IGD dan untuk
pasien kondisi pasien yang membaik maka pasien dapat dirawat jalan.
10

c. untuk kasus yang memiliki masalah spesifik dan memerlukan


konsultasi kepada Dokter Spesialis maka dokter jaga menghubungi
dokter konsulen dengan menelepon ke nomor telelepon rumah atau
nomor telepon lain yang dapat dihubungi.
d. Jika Dokter Spesialis tidak dapat dihubungi sebanyak 3 kali maka
dokter jaga berhak untuk menghubungi kepala SMF Forensik yang
untuk melakukan konsultasi.
e. Sertakan Foto pasien.
f. Dokter jaga IGD meneruskan advis dari dokter spesialis dalam status
rekam medis pasien.8,9

3. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabelota Donggala.


a. Dokter umum/dokter UGD mengkonfirmasi pasien yang akan
dikonsul kemidikolegal kedokter spesialis forensik.
b. Dokter umum/dokter UGD membuat dan mengisi lembaran konsul
kemedikolegal berupa :
 Nama, umur, diagnosa pasien dan anjuran.
c. Melampirkan dokumentasi foto pasien.

Unit Terkait : UGD, PERAWATAN, ICU, Instalasi Forensik,


Dokumentasi.
11

BAB III
KESIMPULAN

Konsul forensik medikolegal merupakan prosedur memberi informasi


yang tepat kepada sejawat tentang kondisi pasien baik secara lisan, tertulis, atau
elektronik pada saat yang diperlukan demi kepentingan pasien maupun ilmu
kedokteran.Menulis surat rujukan dan laporan penanganan pasien dengan benar,
demi kepentingan pasien maupun ilmu kedokteran. Seorang dokter umum harus
merujuk korban apabila apa yang dimintakan penyidik bukan kompetensi dokter
umum. Misalnya, identifikasi tulang, identifikasi gigi (odontologi), pemeriksaan
DNA, dan lain-lain.7

Hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan konsul ketentuan


pengisian rekam medisa yaitu: Setiap tindakan konsultasi paling lambat
dalamwaktu 1 X 24 jam harus sudah ditulis dalam lembaran rekam medis, Semua
pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya sesuai
kewenangannya dan ditulis nama terangnya, diberi tanggal dan jam, Pencatatan
yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditandatangani
dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atau dokter pembimbing,
Catatan yang dibuat residen harus diketahui oleh dokter pembimbingnya, Dokter
yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukan pada
saatitu, serta dibubuhi paraf , dan Penhapusan tulisan dengan cara apapun tidak
diperbolehkan, seyogyanya dicoret dan diparaf.
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Amir,Amri.2007.Ilmu Kedokteran Forensik.Medan:Bagian Ilmu


Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU.
2. Sampurna,Budi.2009.Malpraktek Kedokteran Pemahaman Dari Segi
Kedokteran dan Hukum.www.freewebs.com
3. Suryadi,Taufik.2009.Pengantar Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Buku Penuntun Kepaniteraan Klinik Kedokteran Forensik
dan Medikolegal.Banda Aceh: FK Unsyiah/RSUDZA.
4. Mulyo,R Cahyono Adi.2006.Perananan Dokter dalam Proses Penegakan
Hukum Kesehatan.Universitas Negeri Semarang.
5. Aji,Jati Pulung.2008.Peranan Dokter Forensik dalam Praktek Peradilan
Perkara Pidana.Purworejo.
6. Sampurna,Budi.2009.Kedokteran Forensik Ilmu dan Profesi.Universitas
Indonesia.
7. Konsil Kedokteran Indonesia.2006.Standar Pendidikan Profesi
Dokter.Jakarta.
8. Konsil Kedokteran Indonesia.2006.Standar Kompetensi Dokter.Jakarta.
9. Perhimpunan Dokter Spesialis Forensik Indonesia.2008.Buku Panduan
Pelaksanaan Program P2KB untuk Dokter Spesialis Forensik.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai