Pada dasarnya baja terbuat dari logam paduan antara logam besi dengan beberapa
elemen lainnya seperti : karbon, mangan, fosfor, sulfur, silicon, oksigen, nitrogen, dan
alumunium. Baja dibuat dari besi kasar (padat maupun cair), besi bekas (skrap), dan
beberapa paduan logam. Berikut ini adalah proses pembuatan baja :
A.ProsesKonvertor
Kovertor merupakan suatu bejana yang terbuat dari pelat baja yang berbentuk bulat
lonjong yang berfungsi mengolah besi menjadi baja.
Sistem Kerja
a. Memanaskan bahan baku sampai ±1500 derajat Celcius
b. Setelah bahan baku dipanaskan, lalu masukkan bahan baku ke dalam konvertor
dengan ukuran 1/8 dari volume konvertor
c. Setelah dituangkan, lalu menghembuskan oksigen ke dalam konvertor dengan
tekanan udara berkisar 1,5 – 2 atm
d. Setelah 20-25 menit, konvertor diputar balik untuk dikeluarkan hasilnya.
Sistem Kerja
a. Masukkan bahan baku ke dalam konvertor
b. Menghembuskan udara selama 24 menit
c. Saat suhu di atas 1300 derajat Celcius, zat arang akan hilang, fosfor terbakar, dan
menimbulkan panas yang sangat tinggi.
d. Hasil akhir dari konvertor asam ini beruba baja yang berkadar 0,05%-0,6%
Proses Bassemer (asam) menggunakan bahan dasar besi cair (pig iron) hasil dari
pengolahan besi pada proses tanur tinggi.
Sistem Kerja
a. Masukkan bahan baku ke dalam konvertor
b. Menyemburkan udara panas yang disemburkan dari lubang pipa untuk
mengoksidasi karbon dan zat kotor yang tersisa
Pada proses ini, besi cair hasil dari tanur sembur dimasukkan ke dalam reaktor
silinder. Udara panas disemburkan dari lubang-lubang pipa untuk mengoksidasi
karbon dan zat pengotor yang masih tersisa.
Persamaannya :
∆
C(s) + O2(g) → CO2(
g)
∆
Si(l) + O2(g) → SiO2
(l)
∆
2Fe(l) + → 2Fe
O2(g) O(l)
∆
Mn(l) + FeO(l) → (Fe–MnO)(l)
feromangan
A. Wide Flange ( WF )
Baja Wide Flang atau kebanyakan orang baja WF atau baja H-beam ini biasa
digunakan untuk membuat sebuah kolom , balok , tiang pancang , top & bottom
chord member pada truss , composite beam atau coloum , kanti liverkanopi , dan
masih banyak lagi kegunaan nya. Ada pun istilah lain dalam menyebutkan baja Wide
Flange (WF): IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.
Baja Channel atau UNP ini punya kegunaan yang hampir sama dengan baja
WF , kecuali untuk kolom jarang baja UNP ini jarang digunakan karena struktur nya
yang mudah mengalami tekukan disetiap sisi nya. Bukan hanya baja WF yang
mempunya istilah lain baja UNP jug punya istilah lain ini lah istilah lain baja UNP:
Kanal U, U-channel, Profil U
Baja channel C (CNP) Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup
atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll),
member pada truss, rangka komponen arsitektural. Istilah lain : balok purlin, kanal C,
C-channel, profil C
Baja jenis ini biasa digunakan untuk komponen rangka arsitektural (ceiling,
partisi gipsum, dll), rangka dan support ornamen-ornamen non struktural. Ada pun
istilah lain : besi hollow (istilah pasar), profil persegi, profil
E. Steel Pipe ( Pipa Baja, Pipa Hitam, Pipa Galvanis, Pipa Seamless, Pipa Welded )
Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
Tahan temperature rendah maupun tinggi
Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
Tahan terhadap oksidasi
Kuat dan dapat ditempa
Mudah dibersihkan
Mengkilat dan tampak menarik
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap
abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin yang baik dan sifat
mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-sifat di atas maka baja ini
diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni),
Chromium (Cr), Molybdenum (Mo), Vanadium (Va) dan Columbium.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang
diberikan antara lain:
1. Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock
resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan
repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
2. Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan yang
berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak sedangkan tipe
A dan D didinginkan di udara.
3. Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan
molybdenum sehingga sifatnya keras.
4. High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten dan
molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan
panas tetapi tidak tahan kejut.
5. Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan
tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.
Sumber :
http://www.nafiun.com/2013/08/proses-pembuatan-baja-melalui-proses-bessemer-
dan-perapian-terbuka.html
http://www.gudangmateri.com/2011/01/pengolahan-baja-dengan-konverter.html