Anda di halaman 1dari 16

1.

AYU HANIFATUL MUSLIMAH


2. ERNA MEGAWATI
3. IQLIMA SHINTA RAHAYUNINGSIH
4. RIKA AYU FITRIYANI
5. SITI MARIAM
Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan rahmat, karunia,
dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga tugas makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Maha suci Allah swt. yang telah mempermudah segala urusan kami dalam
mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini, tanpa Ia tidak ada apa-
apanya kami ini.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas sekolah mata


pelajaran kimia. Dalam pembuatan makalah kami juga menghadapi
kesulitan. Kami berusaha sebaik mungkin agar makalah yang kami buat
tidak hanya bermanfaat bagi kami semata mata karena tugas tetapi juga
bermanfaat bagi siapa saja.

Dan kami mengucapkan terima kasih kepada Desi Rachawati selaku


guru pembimbing mata pelajaran, tak lupa kami berterima kasih pula
kepada orang tua dan teman-teman yang selalu memotivasi dan
mendoakan kami.

Walaupun makalah ini belum sempurna dan terdapat berbagai


kekurangan dan kelebihan, tetapi kami bangga atas hasil yang kami capai.
Dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah swt.
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Kami berharap dengan
dibuatnya makalah ini, kita semua dapat memahami materi tentang
“KOLOID” dengan mudah. Semoga makalah ini juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembacanya. Kritik dan saran yang
membangun saat kami harapkan untuk memperbaiki makalah ini.
BAB I

A. LATAR BELAKANG
Begitu banyak jenis koloid yang ada di lingkungan sekitar kita, bahkan

sebagian besar ada yang dapat kita manfaatkan kegunaannya. Fenomena

koloid memainkan peranan penting dalam sejumlah proses dibidang

industri. Misalnya, industri plastik, industri sabun dan detergen, industri

cat, serta masih banyak industri lainnya. Industri-industri tersubut

memanfaatkan koloid dalam proses produksinya.

Dalam industri cat ini, salah satu cabang ilmu pengetahuan yang

digunakan adalah ilmu kimia. Cabang ilmu kimia yang diaplikasikan dalam

industri cat adalah penerapan konsep sistem koloid. Dimana, dalam cat ini

ada 2 (dua) fase zat yang bercampur menjadi satu. Partikel-partikel yang

bercampur tidak dapat diamati dengan mata telanjang, melainkan harus

menggunakan suatu alat bantu yang berupa mikroskop ultra[1]. Dalam hal

ini, fase zat yang terdispersi adalah zat padat dan zat cair sebagai

medium pendispersinya. Pada pencampuran dua zat yang berbeda fase ini

tidak terjadi pengendapan. Sehingga konsep sistem koloid ini sangat

tepat digunakan dalam industri cat.

Lebih jauh, konsep sistem koloid yang diterapkan dalam dunia industri
tidak hanya sebatas zat padat yang terdispersi dalam medium
pendispersi yang berupa zat cair. Berbagai jenis sistem koloid telah
diterapkan di dunia industri dan hasilnya terciptalah berbagai produk
industri yang sangat bermanfaat dan sering di konsumsi dalam kehidupan
sehari-hari, seperti susu, kerupuk, mentega, agar-agar (jelly), dan lain
sebagainya. Busa, minyak rambut dalam bentuk gel, dan parfum semprot
juga merupakan beberapa contoh dari jenis koloid. Jadi sistem koloid
sangat berguna bagi kehidupan manusia.
B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang menjadi acuan pada makalah kami kali ini yaitu:

a. Apa yang dimaksud dengan koloid pelindung, koloid liofil, dan koloid
liofob?
b. Apa saja contoh-contoh penggunaan koloid pelindung dalan
kehidupan sehari-hari?
c.
BAB II
KOLOID PELINDUNG, KOLOID LIOFIL,
DAN KOLOID LIOFOB

KOLOID PELINDUNG

Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain agar
tidak terjadi koagulasi. Koloid pelindung bekerja dengan cara membentuk
lapisan di sekeliling partikel koloid lain.

Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung muatan koloid tersebut


sehingga partikel koloid tidak menggumpal atau terpisah dari mediumnya.
Koloid pelindung ini sering digunakan pada sistem koloid tinta, cat, es
krim, obat-obatan, dll. Koloid pelindung dalam menstabilkan emulsi
disebut emulgator.

Beberapa contoh penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari


sebagai berikut:

Lesitin : koloid pelindung yang menstabilkan butiran-butiran halus air


di dalam margarin.

Gelatin : koloid pelindung untuk mencegah terbentuknya kristal es


dalam es krim.

Minyak silikon : untuk melindungi campuran zat warna dan oksida


logam dalam cat dan tinta agar dapat bertahan lama.
Susu yang merupakan emulsi lemak dalam air, emuglatornya adalah
kasein ( suatu protein yang dikandung air susu).

Sabun dan detergen juga termasuk koloid pelindung dari emulsi antara
minyak dengan air.

Manfaat koloid pelindung untuk menjaga stabilitas koloid


lain,sehingga diperoleh system koloid yang stabil & ajeg. Contohnya pada
pemanfaatan pembuatan es krim yang menggunakan gelatin untuk
mencegah pembekuan Kristal es yang sangat keras.

Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial


kolagen. Gelatin merupakan protien yang larut yang bisa bersifat sebagai
gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent. Sumber
bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi
(hanya (kulit) dan ikan (kulit). Karena gelatin merupakan produk alami,
maka diklasifikasikan sebagai bahan bangan bukan bahan tambahan
pangan.

Sedangkan gelatin dari babi jauh lebih murah dibanding bahan


tambahan makanan lainnya. Itu karena babi mudah diternak. Babi dapat
makan apa saja termasuk anaknya sendiri. Babi juga bisa hidup dalam
kondisi apa saja sekalipun sangat kotor. Dari segi pertumbuhan, babi
cukup menjanjikan. Seekor babi bisa melahirkan dua puluh anak sekaligus.
Karena sangat mudah dikembangkan, produk turunan dari babi sangat
banyak.

Gelatin juga banyak digunakan oleh Industri farmasi, kosmetik,


fotografi, jelly, soft candy, cake, pudding, susu yoghurt, film fotografi,
pelapis kertas, tinta inkjet, korek api, gabus, pelapis kayu untuk interior,
karet plastik, semen, kosmetika adalah contoh-contoh produk industri
yang menggunakan gelatin.

Penghias kue pada umumnya terbuat dari gum paste juga plastic
icing yang mengandung gelatin. Gelatin juga tak hanya terdapat dalam
gum paste sebagai penghias kue. Namun juga terdapat dalam kue puding,
sirup, maupun permen kenyal. Kebanyakan merupakan produk impor.
Bahkan untuk menawarkan kekentalan yang lebih tinggi produsen kecap
menggunakan gelatin.

Sedangkan di bidang farmasi, gelatin digunakan sebagai cangkang


kapsul. Di Indonesia, kapsul yang beredar adalah kapsul jenis hard.
Kapsul ini terbuat dari gelatin, pewarna, pengawet serta pelentur.
Menurut informasi yang berasal dari Badan POM gelatin yang masuk ke
Indonesia bahannya berasal dari organ sapi.
Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid Liofil

Koloid Liofil adalah sistem koloid di mana partikel terdispersi


mempunyai daya tarik-menarik (adsorpsi) cairan yang relatif besar,
sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid. Koloid Liofil lebih kental
dari pada mediumnya dan tidak terkoagulasi jika ditambah sedikit
elektrolit. Karena itu untuk menggumpalkan koloid liofil diperlukan
elektrolit dalam jumlah yang banyak sebab selubung molekul-molekul
cairan yang berfungsi sebagai pelindung harus dipecahkan terlebih
dahulu. Untuk memisahkan koloid liofil dari mediumnya dapat dilakukan
dengan cara pengendapan dan penguapan. Namun jika endapan tersebut
ditambahkan zat medium lagi, maka koloid liofil akan terbentuk kembali.
Dengan kata lain, koloid Liofil mempunyai sifat reversible. Misalnya pada
agar-agar, kanji, lem, cat, sabun, deterjen, dan protein dalam air.

Medium pendispersi dalam liofil sering disebutjuga dengan hidrofil.


Partikel koloid juga dapat mengadsorbsi molekul cairan sehingga
terbentuk selubung disekeliling partikel koloid. Keberaadan selubung
inilah yang menyebabkan koloid liofil lebih stabil.

Koloid Liofob

Koloid Liofob merupakan koloid yang tidak mengadsorpsi cairan, atau


koloid yang di mana terdapat gaya tarik-menarik yang lemah atau bahkan
tidak ada gaya tarik-menarik antara fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Koloid liofob bersifat kurang stabil, cairan pendispersi
harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium
pendispersi dari elektrolit. Contohnya: sol belerang, sol emas atau
dengan kata lain dispersi emas, Fe (OH)3, dan belerang dalam air. Koloid
liofob mempunyai sifat yang berlawanan dengan koloid liofil.

Jika medium pendispersi koloid ini adalah air, maka istilah yang
digunakan adalah koloid hidrofob. Pertikel-partikel koloid tidak dapat
mengadsorbsi pelarutnya sehingga koloid ini kurang stabil dan dapat
dengan mudah terkoagulasikan dengan penambahan elektrolit.

Gaya tarik menarik koloid hidrofil yang lebih kuat dibandingkan koloid
hidrofob disebabkan oleh keberadaan ikan hidrogen yang terbentuk
antara fase terdispersi dan air (medium pendispersi). Sebagai contoh
ikatan hidrogen antara gugus amino (-NH2 atau - NH-) molekul protein
dan molekul air, ikatan hidrogen antara gugus -OH molekul kanji dan
molekul air. Ikatan hidrogen ini tidak ditemukan dalam koloid liofob
seperti dispersi emas atau belerang dalam air.
Koloid liofil dan koloid liofob digolongkan ke dalam koloid tipe sol.
Berdasarkan perbedaan daya absorpsi dari fase terdispersi terhadap
medium pendispersinya yang berupa zat cair, sol dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu sol liofil dan sol liofob.

Sol liofil

Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas


besar dalam menarik medium pendispersinya. Sol liofil lebih kental
dari medium pendispersinya, dan tidak akan mengalami
penggumpalan bila ditambahkan sedikit elektrolit. Koloid dari sol
liofil lebih stabil jika dibandingkan dengan koloid liofob. Zat
terdispersi dari suatu sol liofil dapat dipisahkan dari medium
pendispersi dengan cara penguapan atau pengendapan.

Koloid yang sudah dipisahkan dapat kembali menjadi sol liofil


dengan menambahkan air lagi sebagai medium pendispersi. Jadi
pembentukan sol liofil bersifat reversibel. Contohnya susu,agar-
agar.

Ciri-cirinya Sol Liofil yaitu :

a. Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi


dengan medium terdispersinya
b. Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan
c. Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya.
Terdapat proses solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan
medium pendispersi yang teradsorpsi di sekeliling partikel sehingga
menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung
d. Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi
e. Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit
f. Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan
dengan koagulasi, kemudian dapat diubah kembali menjadi sol
dengan penambahan medium pendispersinya.
g. Memberikan efek Tyndall yang lemah
h. Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama
sekali.

Sol loifob

Sol liofob adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas


kecil terhadap mediu pendispersinya. Sol liofob bersifat sebaliknya
dengan sol liofil. Jika medium pendispersi dari sol liofob diuapkan atau
digumpalkan dengan larutan elektrolit sehingga zat terdispersi terpisah
dari medium pendispersi, tidak akan membentuk sol liofob lagi walaupun
ditambah air sebagai medium pendispersi. Sol liofob bersifat
irreversibel. Contoh: sol belerang dan sol emas.

Ciri-ciri Sol Liofob yaitu :

a) Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan


medium pendisperinya
b) Memiliki muatan positif atau negative
c) Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium
pendispersinya. Muatan partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-
partikel ion yang bermuatan listrik.
d) Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium
pendispersi
e) Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena
mempunyai muatan
f) Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat
diubah menjadi sol
g) Memberikan efek Tyndall yang jelas
h) Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan
partikel.

Perbedaaan sol liofil dan sol liofob


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini yaitu


bahwa koloid pelindung banyak digunakan untuk memenuhi
kegiatan sehari-hari. Koloid pelindung ini sering digunakan pada sistem
koloid tinta, cat, es krim, obat-obatan, dll.

Berdasarkan sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium


pendispersinya, dikenal dua macam koloid yaitu: koloid liofil dan koloid
liofob. Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo
= cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul
cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu.
Contoh koloid liofil adalah kanji, protein, dan agar-agar. Sedangkan
koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel
koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Contoh koloid liofob adalah sol
sulfida dan sol logam.
B. SARAN

Koloid merupakan hal yang penting dalam bidang industri,


karena sangat banyak digunakan dalam bidang industri ini.
Sebagai contoh yakni untuk pembuatan kosmetik, pambuatan
makanan, pembuatan pupuk dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan agar kita semua dapt mempelajari tentang
koloid ini untuk menambah wawasan kita dan mempermudah kita
dalam berkehidupan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Dewi%Khari

sma%20Windani%200606627

http://id.wikipedia.org/wiki/Emulsihttp://tugasgw.wordpress.com/20

09/07/24/pembuatan-sistem-koloid/

http://filsafat-ilmupengetahuan.blogspot.com

https://sites.google.com

https://site/wwwnursyamanda.com

http://fery-kurniawan.blogspot.com/2012/05/makalah-kimia-koloid-
manfaat-koloid

Anda mungkin juga menyukai