Anda di halaman 1dari 24

GUBERNUR BALI

PERATURAN GUBERNUR BALI

NOMOR 21 TAHUN 2018

TENTANG

PEDOMAN PERHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN


ANGKUTAN UMUM TRANS SARBAGITA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI,

Menimbang: a. bahwa Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai


peranan strategis dalam mendukung pembangunan
sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan
umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. bahwa dengan adanya perbedaan merk dan spesifikasi


kendaraan, perubahan besaran upah tenaga kerja, harga
bahan bakar minyak dan suku cadang serta perbedaan
jarak tempuh masing-masing koridor maka perlu
ditetapkan Besaran Biaya Operasi Kendaraan Angkutan
Umum Trans Sarbagita;

c. bahwa untuk dapat memperoleh besaran biaya yang


wajar dan mencakup seluruh komponen maka perlu
adanya pengaturan tentang Pedoman Perhitungan Biaya
Operasional Kendaraan Bus Trans Sarbagita;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pedoman
Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan Angkutan
Umum Trans Sarbagita;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1649);
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang


Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 260);

6. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2014


tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Provinsi Bali Tahun 2014 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Bali Nomor 7);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN


PERHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN
ANGKUTAN UMUM TRANS SARBAGITA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan :

1. Gubernur adalah Gubernur Bali.

2. Kepala Dinas Perhubungan adalah Kepala Dinas Perhubungan


Provinsi Bali.

3. Angkutan Umum Trans Sarbagita adalah penyelenggaraan jasa


angkutan penumpang umum yang melayani trayek-trayek yang telah
ditetapkan sebagai Jaringan Trayek Angkutan Umum Trans Sarbagita.
4. Standar Pelayanan Minimal adalah ukuran minimal pelayanan yang
wajib dipenuhi oleh Perusahaan Angkutan Umum dalam memberikan
pelayanan kepada pengguna jasa yang aman, selamat, nyaman,
terjangkau, setara dan teratur.

5. Mobil bus adalah Kendaraan Bermotor Angkutan Orang yang memiliki


tempat duduk lebih dari 8(delapan) orang, termasuk untuk pengemudi
atau yang beratnya lebih dari 3.500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.

6. Perjalanan satu arah yang selanjutnya disingkat TRIP adalah satu kali
perjalanan pada suatu koridor dari awal hingga akhir rute/lintasan
yang telah ditetapkan.

7. Perjalanan dua arah yang selanjutnya disingkat RIT adalah satu kali
perjalanan bolak balik dalam satu koridor dari awal hingga akhir dan
kembali ke awal rute/lintasan yang telah ditetapkan.

8. Frekwensi adalah jumlah RIT dalam kurun waktu tertentu (per hari).

9. Siap Guna yang selanjutnya disingkat SG adalah sejumlah kendaraan


yang disiapkan untuk pelayanan angkutan penumpang umum,
termasuk kendaraan yang sedang dalam perawatan di bengkel.

10. Siap Guna Operasi yang selanjutnya disingkat SGO adalah sejumlah
kendaraan yang secara teknis telah diperiksa dan dinyatakan laik
jalan oleh petugas teknis tetapi kelengkapan administratif belum
sempurna.

11. Siap Operasi yang selanjutnya disingkat SO adalah sejumlah


kendaraan yang beroperasi langsung untuk memproduksi jasa
angkutan.

12. Biaya Operasi Kendaraan yang selanjutnya disingkat BOK adalah


besaran biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan per-kilometer
layanan angkutan, terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak
langsung.

13. Biaya Langsung yaitu biaya yang berkaitan langsung dengan produk
jasa yang dihasilkan.

14. Biaya Tidak Langsung adalah biaya yang secara tidak langsung
berhubungan dengan produk jasa yang dihasilkan.

15. Kilometer Tempuh adalah penjumlahan dari Kilometer Operasi dan


Kilometer Kosong untuk seluruh kendaraan yang beroperasi sesuai
ketentuan yang telah ditetapkan.

16. Kilometer Operasi adalah jarak tempuh produksi kendaraan dalam


melayani angkutan penumpang sesuai trayek yang telah ditetapkan
dan dihitung berdasarkan perkalian antara panjang trayek dan
frekwensi selama periode operasi (per hari, per bulan, atau per tahun).

17. Kilometer Kosong adalah jarak tempuh non produksi yang muncul
sebelum kendaraan beroperasi (jarak tempuh dari pool kendaraan ke
halte awal keberangkatan) dan setelah kendaraan beroperasi (jarak
tempuh dari halte akhir ke pool kendaraan).
18. Biaya Pembelian Layanan adalah biaya angkutan yang dihitung
berdasarkan hasil perkalian antara Kilometer Tempuh dikurangi
dengan pemotongan kilometer tempuh akibat sanksi SPM (jika ada),
dikali dengan BOK.

19. Koridor adalah trayek-trayek angkutan umum yang telah ditetapkan


sebagai Trayek Angkutan Umum Trans Sarbagita berdasarkan
Keputusan Gubernur.

20. Hari operasi kendaraan per tahun adalah jumlah hari operasi
kendaraan selama satu tahun rata-rata selama 300 hari atau
sebesar 82,2% dari total hari kalender dalam satu tahun.

Pasal 2
(1) Penyelenggaraan Angkutan Penumpang Umum Trans Sarbagita
merupakan angkutan penumpang umum di wilayah perkotaan
Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) dalam trayek
tetap dan teratur dengan menggunakan mobil bus.

(2) Metode atau cara penyelenggaraan angkutan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan pedoman teknis sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2011 tentang
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Umum Trans Sarbagita.

(3) Seluruh biaya yang berkaitan dengan penyelenggaraan angkutan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) baik secara langsung maupun
tidak langsung, dihitung sebagai BOK yang selanjutnya ditetapkan
oleh Kepala Dinas Perhubungan.

(4) Standar operasional dan biaya yang digunakan dalam perhitungan


biaya operasi kendaraan harus memperhatikan tingkat akurasi,
kewajaran dan efisiensi biaya serta dapat dipertanggungjawabkan.

(5) Untuk menjamin kelangsungan layanan angkutan umum Trans


Sarbagita maka besaran biaya operasional kendaraan ditetapkan oleh
Gubernur berdasarkan usulan dari Kepala Dinas Perhubungan dengan
mempertimbangkan kondisi teknis kendaraan dan perubahan harga
yang berlaku.

(6) Jika terjadi perubahan terhadap komponen biaya operasi kendaraan


yang mengakibatkan perubahan biaya pokok lebih dari 20% dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut, maka evaluasi dapat
dilakukan sebelum periode 6 (enam) bulan.
BAB II

PEDOMAN PERHITUNGAN
BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

Pasal 3

(1) Perhitungan BOK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3)


meliputi seluruh komponen biaya operasional kendaraan baik
langsung maupun tidak langsung dikalikan dengan kilometer tempuh
dan dapat ditambah maksimum 10% untuk jasa pengelolaan, dengan
rumus “BOK x Kilometer Tempuh x 1,10”.

(2) Produksi RIT dihitung dengan rumus : SO x frekwensi x hari operasi


(per-hari, per-bulan atau per-tahun).

(3) Kilometer Tempuh Per tahun dihitung dengan rumus RIT/hari x 300
hari operasi/tahun x km/RIT) + (hari operasi/tahun x kilometer
kosong).

Pasal 4

(1) Struktur perhitungan BOK bus Trans Sarbagita meliputi :


a. Biaya Langsung
1. penyusutan kendaraan,
2. bunga modal kendaraan,
3. gaji/upah Awak bus (sopir dan kondektur);
4. tunjungan Sosial berupa BPJS Ketenagakerjaan dan
Kesehatan, pakaian dinas dan tunjangan kerja operasi (TKO)
5. bahan bakar minyak (BBM);
6. ban,
7. service kecil,
8. service besar,
9. overhaul,
10. penambahan oli,
11. suku cadang dan bodi,
12. cuci bus,
13. retribusi terminal;
14. STNK/pajak kendaraan,
15. KIR,; dan
16. asuransi kendaraan.
b. Biaya tidak langsung
Meliputi biaya pegawai selain awak kendaraan yang terdiri dari :
1. gaji/upah; dan
2. tunjangan sosial berupa BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan
dan pakaian dinas.
c. Biaya pengelolaan
1. penyusutan bangunan kantor, pool dan bengkel;
2. penyusutan inventaris/alat kantor dan sarana bengkel;
3. biaya administrasi kantor;
4. biaya pemeliharaan kantor, pool dan bengkel;
5. biaya listrik, air, telepon dan telegram;
6. pajak perusahaan;
7. izin trayek, izin usaha;
8. biaya pemasaran; dan
9. lain-lain;

(2) Struktur Perhitungan BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

(3) Contoh perhitungan BOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB III

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 5

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Provinsi Bali.

Ditetapkan di Denpasar
pada tanggal 5 April 2018

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA

Diundangkan di Denpasar
pada tanggal 5 April 2018

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI,

DEWA MADE INDRA

BERITA DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2018 NOMOR 21


LAMPIRAN I
PERATURAN GUBERNUR BALI
NOMOR 21 TAHUN 2018
PEDOMAN PERHITUNGAN BIAYA
OPERASIONAL KENDARAAN
ANGKUTAN UMUM TRANS SARBAGITA

STRUKTUR PERHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

1. Pada umumnya untuk menghitung biaya pokok, dasar struktur biaya


pada BAB II Pasal 4 ayat (3) dapat digunakan untuk setiap jenis
kendaraan dan setiap jenis pelayanan angkutan. Perbedaannya adalah
bahwa penambahan tingkat pelayanan, dapat dihitung secara
tersendiri.
Cara perhitungan biaya pokok dapat dilakukan dalam tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Pada kelompok biaya langsung, sebagian biaya dapat secara
langsung dihitung per km - kendaraan, tetapi sebagian biaya lagi
dapat dihitung per km kendaraan setelah dihitung biaya per tahun.
b. Biaya tak langsung tidak dapat dihitung secara langsung per km-
kendaraan karena komponen-komponen :
1) Biaya total per tahun pegawai selain awak kendaraan dan biaya
pengelolaan dihitung.
2) Biaya perusahaan angkutan yang mempunyai lebih dari satu
segmen usaha, biaya langsung dapat dialokasikan pada tiap-tiap
segmen usaha. Alokasi biaya tidak langsung setiap segmen
usaha didasarkan pada proporsi produksi setiap segmen usaha.
Sebaliknya bagi perusahaan angkutan yang hanya
menyelenggarakan satu segmen usaha, tidak diperlukan
pengalokasian biaya tidak langsung.
3) Setelah dilakukan perhitungan biaya setiap segmen usaha,
dilakukan perhitungan menurut jenis kendaraan.
c. BOK per km dihitung dengan menjumlahkan biaya langsung dan
biaya tidak langsung.

2. Pedoman Perhitungan Komponen-Komponen Biaya


a. Komponen Biaya Langsung
1) Penyusutan Kendaraan
Penyusutan kendaraan angkutan umum dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus. Untuk kendaraan baru,
harga kendaraan dinilai berdasarkan harga kendaraan baru,
termasuk BBN dan ongkos angkut, sedangkan untuk
kendaraan lama, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga
perolehan.
Penyusutan per tahun = Harga Kendaraan - nilai residu
Masa penyusutan

Keterangan : Nilai residu bus adalah 20% dari harga kendaraan

2) Bunga Modal Bunga modal dihitung dengan rumus


(n + 1 x modal x tingkat bunga/tahun) / masa penyusutan
2
Keterangan n = masa pengembalian pinjaman

3) Gaji dan tunjangan awak kendaraan


Awak kendaraan terdiri dari sopir dan kondektur. Penghasilan
kotor awak kendaraan berupa gaji tetap, tunjangan sosial dan
uang dinas jalan / tunjangan kerja operasi.

4) Bahan Bakar Minyak (BBM)


Konsumsi BBM per kilometer tempuh tergantung dari jenis
kendaraan dan usia kendaraan serta kondisi geografik trayek
yang dilayani.

5) Ban
Ban yang digunakan sesuai kebutuhan bus yang terpasang,
meliputi biaya pergantian ban dengan daya tempuh 40.000 km
ditambah biaya perawatannya.

6) Servis kecil
Service kecil dilakukan dengan patokan km tempuh antar-
servis, yang disertai penggantian oli mesin dan penambahan
gemuk serta minyak rem

7) Servis besar
Servis besar dilakukan setelah beberapa kali servis kecil atau
dengan patokan km tempuh, yaitu penggantian oli mesin, oli
gardan, oli tranmisi, platina, busi, filter oli, kondensor.

8) Penambahan oli mesin


Penambahan oli dilakukan tiap hari sebanyak 0,25 liter per
bus;

9) Suku cadang dan bodi


Biaya suku cadang mesin, bagian rangka bawah (chassis) dan
bodi diperhitungkan per tahun sebesar 5% dari harga bus.

10) Cuci bus


Bus sebaiknya dicuci setiap hari setelah operasi.

11) Retribusi terminal


Biaya retribusi terminal per bus diperhitungkan per hari atau
per bulan termasuk retribusi masuk bandara atau pelabuhan
sesuai dengan trayek yang dilayani.
12) STNK/Pajak kendaraan
Perpanjangan STNK dilakukan setiap lima tahun sekali, tetapi
pembayaran pajak kendaraan dilakukan setiap tahun dan
biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

13) KIR
Kir kendaraan dilakukan setiap enam bulan sekali dan
biayanya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

14) Asuransi
(a) Asuransi kendaraan, pada umumnya hanya dilakukan oleh
perusahaan yang membeli kendaraan secara kredit bank.
Namun, asuransi kendaraan perlu diperhitungkan sebagai
pengamanan dalam menghadapi resiko dan dihitung sesuai
besaran biaya premi per bus per tahun.
(b) Untuk kendaraan baru, asuransi kendaraan dihitung
berdasarkan harga pembelian sedang untuk kendaraan
lama dihitung berdasarkan harga perolehan (sesuai umur
kendaraan).

b. Komponen Biaya Tidak Langsung


1) Biaya pegawai selain awak kendaraan
Pegawai selain awak kendaraan terdiri atas pimpinan, staf
administrasi, tenaga teknis dan tenaga operasi. Jumlah
pegawai ini tergantung dari jumlah armada yang dikelola. Biaya
pegawai ini terdiri atas gaji/upah, uang lembur (jika ada) dan
jaminan sosial berupa :
(a) Tunjangan perawatan kesehatan;
(b) Pakaian dinas
(c) Asuransi kecelakaan (jika diperlukan)
(d) Tunjangan lain-lain
2) Biaya Pengelolaan :
(a) Penyusutan bangunan kantor
(b) Penyusutan bangunan dan peralatan bengkel, masa
penyusutan butir (1) & (2) diperhitungkan selama 5 s/d 20
tahun tergantung fisik bangunan tanpa harga tanah.
(c) Masa penyusutan inventaris/alat kantor (diperhitungkan 5
tahun)
(d) Masa penyusutan sarana bengkel (diperhitungkan selama 3
s/d 5 tahun)
(e) Administrasi kantor (biaya surat menyurat, biaya alat tulis
menulis)
(f) Pemeliharaan kantor (misalnya, pengecatan kantor)
(g) Pemeliharaan pool dan bengkel
(h) Listrik dan air
(i) Telepon dan telegram serta porto
(j) Biaya perjalanan dinas Biaya perjalanan dinas meliputi
perjalanan dinas pimpinan, staf administrasi, teknisi dan
tenaga operasi (noncrew).
(k) Pajak Perusahaan
(l) Izin trayek Izin trayek ditentukan berdasarkan peraturan
daerah yang bersangkutan dan rute
(m) Izin usaha
(n) Biaya pemasaran (biaya promosi)
(o) Biaya lain-lain Contoh adalah biaya pengelolaan yang tidak
termasuk dalam unsur biaya pada butir (a) s.d. (n).

3. Ketentuan Teknis Perhitungan BOK sesuai jenis kendaraan.

JENIS KENDARAAN
NO. URAIAN SATUAN
Bus Besar Bus Sedang Bus Kecil
1 Masa penyusutan kendaraan Tahun 5 5 5
2 Hari Operasi SO Hari 364 364 364
3 Hari Operasi SGO Hari 300 300 300
4 Nilai residu % 20 20 20
5 Bahan Bakar Minyak Km/lt 3,5 - 3 3,5 - 4 7,5 - 9
6 Jarak tempuh ban Km 40.000 40.000 40.000
7 Ratio pengemudi/bus Org/kend 1 : (1-2) 1 : (1-2) 1 : (1-2)
8 Ratio kondektur/bus Org/kend 1 : (1-2) 1 : (1-2) 1 : (1-2)
9 Jarak Tempuh antar service kecil Km 5.000 5.000 5.000
10 Suku cadang/service besar Km 10.000 10.000 10.000
11 Penggantian oli mesin Km 5.000 5.000 5.000
12 Penggantian minyak rem Km 10.000 10.000 10.000
13 Penggantian Gemuk Km/kg 3.000 3.000 3.000
14 Penggantian oli gardan Km 12.000 12.000 12.000
15 Penggantian oli persneling Km 12.000 12.000 12.000

Keterangan :
Rasio pengemudi dan kondektur tergantung dengan periode operasi per-
hari

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


LAMPIRAN II
PERATURAN GUBERNUR BALI
NOMOR 21 TAHUN 2018
PEDOMAN PERHITUNGAN BIAYA
OPERASIONAL KENDARAAN
ANGKUTAN UMUM TRANS SARBAGITA

CONTOH PERHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

a. Karakteristik Kendaraan
1. Tipe = Bus Besar/Bus Sedang/Mikrobus *)
2. Jenis Pelayanan = Bus Ekonomi AC
3. Kapasitas / daya angkut = 35 - 50 orang

b. Produksi per bus


1. Km-tempuh/rit = ….………15,00 km
2. Frekwensi/hari = …….……..15,00 rit
3. Km-tempuh/hari (1 x 2) + 3% = ………....231,75 km/hari
4. Hari Operasi/bulan = …….……..25,00 hari/bulan
5. Km- tempuh/bulan (3 x 4) = ….……5.793,75 km/bulan
6. Km-tempuh/tahun (5 x 12 bl) = ……..69.525,00 km/tahun

c. Biaya per bus-km


1. Biaya langsung
a) Biaya penyusutan
1) Harga kendaraan = Rp. 155.000.000
2) Masa Penyusutan = 5 th
3) Nilai Residu = 20% dari harga kendaraan
4) Penyusutan per bus-km

Harga kendaraan - nilai residu =


Km-tempuh/bus/tahun

155.000.000 - (20% x 155.000.000) = Rp. 356,70/km


69.525,00 x 5

b) Bunga Modal **)


1) Bunga modal/th :
[ (n + 1) x harga kendaraan x tingkat bunga/th ]
2 , = Rp.…/th
Masa penyusutan

Keterangan :
n = masa pengembalian peminjaman
2) Bunga modal / bus-km
Bunga modal/tahun = Rp. …...... /bus-km
Km-tempuh/bus/tahun **)

Keterangan :
Apabila kendaraan diperoleh secara kredit, komponen bunga
modal tidak dihitung lagi.

c) Biaya awak bus


1) Susunan awak bus
- Sopir = 1,2 orang
- Kondektur = 1,2 orang
Jumlah = 2,4 orang

2) Biaya awak bus per bulan


- Gaji / upah = Rp. 3.760.000,00
- Uang dinas/Tunjangan Kerja Operasi = Rp. 1.800.000,00
- Tunjangan Sosial = Rp. 1.800.000,00
Jumlah = Rp. 8.640.000,00

3) Biaya awak bus / bus-km


Biaya awak bus/th = Rp. …...... / bus-km
Prod. Bus-km/th
= Rp. 8.600.000 / 69.525 bus-km
= Rp. 123,70/bus-km

d) Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)


1) Pemakaian BBM/bus/hr (liter) = 89,13
2) Km-tempuh/hari (km) = 231,75
3) Konsumsi BBM (km/ltr) = 2,60
4) Harga BBM / liter (Rp.) = 380,00
5) Biaya BBM/bus/hari (Rp.) = 33.869,40
6) Biaya BBM/bus-km (Rp.)

Biaya BBM/bus/hr = Rp. …....... /bus-km


Km-tempuh/hari

Rp. 33.869,40 / bus = Rp. 146,1 /bus-km


231,75 km

e) Ban
1) Pemakaian ban/bus (buah) = 6,00 buah
2) Daya tahan ban (km) = 24.000,00 km
3) Harga ban/buah (Rp.) = Rp. 250.000,00
4) Biaya ban/bus-km

Pemakian ban x harga ban = Rp. …..... / bus-km


Km daya tahan ban

Rp. 1.300.000 = Rp. 54,16 / bus-km


24.000 km

f) Service Kecil
Servis kecil dilakukan setiap 5.000 km,
1) Biaya bahan :
 Olie mesin = 6 ltr x Rp. 5.500,00/ltr = Rp. 33.000,00
 Gemuk = 1,75 kg x Rp.8.000,00/kg = Rp. 14.000,00
 Minyak rem = 1 ltr x Rp. 15.000,00/ltr = Rp. 15.000,00
 Solar = l x Rp. ........./ltr = Rp. ...............
2) Upah/servis (jika dilakukan di luar) = Rp. ...............
Jumlah = Rp. 62.000,00
3) Biaya servis kecil/bus-km

Biaya servis kecil = Rp. ....... /bus-km


5.000 km

Rp. 62.000 = Rp. 12,4 /bus-km


5.000 km

g) Service Besar
Servis besar dilakukan setiap 10.000 km
1) Biaya bahan :
 Oli mesin = 6 l x Rp. 5500,00/ltr = Rp. 33.000,00
 Oli gardan = 3 l x Rp. 9000,00/ltr = Rp. 27.000,00
 Oli transmisi = 3 l x Rp. 9000,00/ltr = Rp. 27.000,00
 Gemuk = 2 kg x Rp. 8000,00/kg = Rp. 16.000,00
 Minyak rem = 1 l x Rp. 15.000,00/ltr = Rp. 15.000,00
 Platina = … bh x Rp. .../ bh = Rp. …...
 Busi = … bh x Rp. .../ bh = Rp. ……
 Kondensor = … bh x Rp. … /bh = Rp. ……
 Filter (oli+Udara) = 1bh x Rp.75.000,00 = Rp.75.000,00
 Solar / bensin = 4 l x Rp. 380,00 / l = Rp. 1.520,00
2) Upah servis = Rp. ….….…......
Jumlah = Rp.194.520,00

3) Biaya Service Besar/bus-km

Biaya servis besar = Rp. …....../bus-km


10.000 km

194.520,00 = Rp. 19,45/bus-km


10.000
h) Biaya pemeriksaan umum (general overhaul)
Dilakukan setiap 150.000 Km, meliputi :
1) Biaya pemeriksaan
 Upah = Rp. 250.000,00
 Bahan = Rp.1.500.000,00
Jumlah = Rp.1.750.000,00

2) Biaya pemeriksaan/bus/tahun
Km-tempuh/tahun x biaya pemeriksaan = Rp. ........ /km
Km Pemeriksaan

69.525 km x Rp.1.750.000/bus = Rp. 811,125/bus


150.000 km

3) Biaya pemeriksaan umum/bus-km


Biaya pemeriksaan/bus/tahun = Rp. ........ /bus-km
Km-tempuh/tahun

Rp. 811.125/bus = Rp. 11,33 / bus-km


69.525 km

i) Penambahan oli mesin


1) Penambahan oli mesin/hari = 0,25 liter
2) Km-tempuh/hari = 231,75 km
3) Harga oli/ltr = Rp. 5.500,00
4) Biaya penambahan oli/bus-km

Tambahan oli/hari x Harga oli/ltr = Rp. ....... /bus-km


km-tempuh/bus/hari

0,25 ltr x Rp. 5.500,00/ltr = Rp. 5,93 / bus-km


231, 75 km/bus

j) Cuci bus
1) Biaya cuci/bus/hari/bus = Rp. 1.500,00
2) Biaya cuci/bus/bulan = Rp. 37.500,00
3) Biaya cuci/bus/bus-km

Biaya cuci /bus/bulan = Rp. ........../bus-km


km-tempuh/hari x 25 hari

Rp. 37.500/bus = Rp. 6,472 / bus-km


231,75 km/hari x 25 hari

k) Retribusi terminal
1) Retribusi terminal/hr = Rp. 3.000,00
2) Biaya retribusi terminal/bus-km =

Retribusi terminal/bus/hari = Rp. .........../bus-km


km-tempuh/hari

Rp. 3.000/bus = Rp. 12,945/bus-km


231,75 km
l) STNK / Pajak kendaraan
1) Biaya STNK/bus = Rp. 700.000,00
2) Biaya STNK/bus-km

Biaya STNK = Rp. ........../bus-km


km-tempuh/bus/tahun

Rp. 700.000/bus = Rp. 10,07 /bus-km


69.525 km

m) KIR
1) Frekwensi kir/bus/tahun = 2 kali
2) Biaya setiap kali kir = Rp. 50.000,00
3) Biaya kir/bus/tahun = Rp. 100.000,00
4) Biaya kir/bus-km

Biaya kir/bus/tahun = Rp. ...... /bus-km


km-tempuh/bus/tahun

Rp. 100.000 = Rp. 1.44/bus-km


69.525 km/bus

n) Asuransi kendaraan
1) Asuransi/th (2,57% x harga kend) = Rp. 232.500,00
2) Asuransi per bus-km

Asuransi/tahun = Rp. …... /bus-km


km-tempuh/bus/tahun

Rp. 328.500 = Rp. 4,72/bus-km


69.525 km/bus

2. Rekapitulasi biaya langsung per bus-Km :


1. Penyusutan = Rp. 356,70
2. Bunga modal = Rp. –
3. Gaji dan tunjangan awak bus = Rp. 124,27
4. BBM = Rp. 146,10
5. Ban = Rp. 54,16
6. Servis kecil = Rp. 12,40
7. Servis besar = Rp. 19,45
8. Pemeriksaan umum = Rp. 11,33
9. Penambahan oli mesin = Rp. 5,93
10. Cuci bus = Rp. 6,47
11. Retribusi terminal = Rp. 12,94
12. STNK / pajak kendaraan = Rp. 10,07
13. KIR = Rp. 1,44
14. Asuransi kendaraan = Rp. 4,72
Jumlah = Rp. 765,98
3. Biaya Tidak langsung
a) Biaya tidak langsung per segmen usaha per tahun
1) Biaya pegawai selain awak bus
a) Gaji = Rp. 21.360.000,00
b) Lembur = Rp. 800.000,00
c) Tunjangan sosial = Rp. 7.980.000,00
Subtotal 1) = Rp. 30.140.000,00

Keterangan :
 Rasio pegawai selain awak bus/bus = 1,1
 Rasio teknisi/bus = 0,8
 Gaji Pegawai selain awak bus :
o Staf Administrasi = Rp.100.000,00/bln
o Staf Teknisi = Rp. 85.000,00/bln
 Tunjangan Sosial
o Administrasi = Rp. 35.000,00/bln
o Teknisi = Rp. 35.000,00/bln
o Lembur diperkirakan 1 tahun = Rp. 800.000,00

2) Biaya pengelolaan
a) Penyusutan bangunan kantor = Rp. 1.000.000,00
b) Penyusutan pool dan bengkel = Rp. 500.000,00
c) Penyusutan inventaris/alat kantor = Rp. 300.000,00
d) Penyusutan sarana bengkel = Rp. 200.000,00
e) Biaya administrasi kantor = Rp. 500.000,00
f) Biaya pemeliharaan kantor = Rp. 300.000,00
g) Biaya pemeliharaan pool dan bengkel = Rp. 300.000,00
h) Biaya listrik dan air = Rp. 4.800.000,00
i) Biaya telepon dan telegram = Rp. 4.800.000,00
j) Biaya perjalanan dinas = Rp. 1.920.000,00
k) Pajak perusahaan = Rp. 6.300.000,00
l) Izin trayek = Rp. 250.000,00
m) Izin usaha = Rp. 4.000.000,00
n) Biaya Pemasaran = Rp. 1.000.000,00
o) Lain-lain (diluar biaya
Pengelolaan di atas) = Rp. 2.000.000,00
Subtotal 2) = Rp.28.170.000,00

3) Total biaya tidak langsung per segmen usaha/tahun


Subtotal 1) + 2) = Rp.58.310.000,00

b) Biaya tidak langsung per bus per tahun


Adalah total biaya tidak langsung per segmen usaha / tahun
dibagi jumlah bus/segmen usaha.

= Rp. .............../th
= Rp. 5.831.000,00

Keterangan : Jumlah bus/segmen usaha adalah 10 unit


c) Biaya tidak langsung/bus-km

(Biaya tidak langsung/bus/th) : (produksi km/bus/th)

Rp. 5.831.000 = Rp. 83,87 / km


69.525 km

d. Biaya pokok per bus-km


1) Biaya langsung = Rp. 765,98/km
2) Biaya tidak langsung = Rp. 83,87/km
Jumlah = Rp. 849,85/km

e. Pedoman Perhitungan Biaya Fasilitas Tambahan/bus-km


1) Biaya Penyusutan Penyejuk udara (AC)
a. Harga AC baru = Rp. ...............
b. Masa penyusutan = ..................... thn
c. Biaya penyusutan/thn

Harga AC = Rp. ............... /thn


Masa penyusutan

2) Biaya pemeliharaan = … % x harga AC baru


= Rp. ...............

3) Biaya perbaikan/tahun = ........... % x harga AC baru


4) Biaya BBM/tahun
a. Pemakian BBM/tahun = ............... liter
b. Harga BBM = Rp. ...............
c. Biaya BBM/tahun = Rp. ............... (a) x b))
5) Biaya AC/th (1+2+3 +4) = Rp. ...............
6) Biaya AC / bus-km :

Biaya AC / tahun = Rp. .............../bus-km


Km tempuh/bus/tahun

7) Contoh Perhitungan Biaya Fasilitas Tambahan/bus-km

a. Karakteristik Kendaraan
1) Tipe = besar SD
2) Jenis pelayanan = AC
3) Kapasitas/daya angkut penumpang = 49,00 orang
4) Km-tempuh/rit = 15,00 km
5) Frekwensi/hari = 15,00 rit
6) Km-tempuh/hari [ 4) x 5) ] + 3% = 231,75 km/hari
7) Km-tempuh/bulan [ 6) x 25 hari ] = 5.793,75 km/hari
8) Km-tempuh/tahun [ 7) x 12 bulan ] = 69.525,00 km/thn
b. Penyejuk Udara (AC)
1) Harga AC baru = Rp. 8.000.000
2) Masa Penyusutan = 5 tahun
3) Biaya Penyusutan

Rp. 8.000.000,00 = Rp. 1.600.000/thn


5 thn

4) Biaya Pemeliharaan/tahun = 5% x Rp.8.000.000/thn


= Rp. 400.000,00/thn

5) Biaya perbaikan/tahun = 15% x Rp.8.000.000/thn


= Rp. 1.200.000/thn

6) Biaya BBM/tahun
a. Konsumsi BBM = 1 ltr : 5 km
b. Pemakian BBM/tahun = 69.525 km : 5 km/ltr
= 13.905 ltr
c. Harga BBM = Rp. 380/ltr
d. Biaya BBM/tahun (Rp.) = Rp. 380/ltr x 13.905 ltr
= Rp. 5.283.900

7) Biaya AC/tahun ( 3)+4)+5)+6) ) = Rp. 8.483.900

8) Biaya AC / bus-km

Biaya AC / tahun = Rp. ........../km


Km-tempuh/bus/tahun

= Rp. 8.483.900
69.525 km/bus

= Rp. 122,02/bus-km

GUBERNUR BALI,

MADE MANGKU PASTIKA


PEMERINTAH PROVINSI BALI
DINAS PERHUBUNGAN
Jl. Kapten Cok Agung Tresna I No.1
Telp. (0361) 224436, 227730 Fax. (0361) 222436
Denpasar (Bali), 80235

NOTA - DINAS
Kepada : Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali
Dari : Kepala UPT. Trans SARBAGITA
Tanggal : 4 Januari 2018
Nomor :
Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) gabung
Hal : Penyampaian Konsep Peraturan Gubernur
Tentang Pedoman Penyusunan BOK Angkutan Umum
Trans Sarbagita

Menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksan


Keuangan RI Perwakilan Provinsi Bali atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Bali Tahun 2016 Nomor 20.B/LHP/XIX.DPS/2017 Tanggal 30
Mei 2017, bahwa Pemerintah Provinsi Bali direkomendasikan untuk
membuat Pedoman dan/atau Petunjuk Teknis Pengelolaan Kegiatan
Pengoperasian Trans Sarbagita yang mengacu pada referensi peraturan
terkait pengadaan barang dan jasa, maupun peraturan lain, untuk
selanjutnya disahkan oleh Gubernur Bali.

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini kami disampaikan


Hal-hal sebagai berikut :

1. Pengoperasian layanan angkutan umum Trans Sarbagita telah


dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu :
a. UU 22 tahun 2002 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, tentang
kewajiban pemerintah untuk menfasilitasi tersedianya pelayanan
angkutan umum;
b. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, untuk proses pelelangan / penetapan
penyedia jasa sebagai operator angkutan pada masing-masing
koridor.
c. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 89 Tahun 2002 tentang
Mekanisme Penetapan Tarif Dan Formula Perhitungan Biaya Pokok
Angkutan Penumpang Dengan Mobil Bus Umum Antar Kota Kelas
Ekonom.
d. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor
SK.687/AJ.206/DRJD/2002 Tentang Pedoman Teknis
Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum Diwilayah Perkotaan
Dalam Trayek Tetap Dan Teratur.
e. Peraturan Gubernur Bali tentang Jaringan Trayek Angkutan Umum
Trans Sarbagita, Tarif Angkutan Umum Trans Sarbagita dan SPM
(Standar Pelayanan Minimum).
2. Khusus untuk penetapan besaran Biaya Pembelian Layanan dihitung
berdasarkan perhitungan BOK (Biaya Operasi Kendaraan) yang
merujuk kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 89 tahun
2002 diatas. Teknis pelaksanaannya dilakukan berdasarkan
Keputusan direktur Jenderal Perhubungan sebagaimana tersebut
diatas.
3. Hal-hal yang menjadi temuan dalam LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan)
oleh BPK RI Perwakilan Bali, bahwa penerapan Kepetusan Menteri
Perhubungan tersebut masih perlu dijabarkan lagi dalam peraturan
gubernur yang disesuaikan dengan kondisi wilayah yang ada dan
besaran BOK (Rp/km) setiap tahunnya harus ditetapkan oleh gubernur
berdasarkan usulan Kepala Dinas Perhubungan.
4. Untuk menindaklanjuti LHP BPK RI tersebut, dengan hormat terlampir
kami sampaikan konsep Peraturan Gubernur tentang Pedoman
Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Umum Trans
SARBAGITA, untuk dapat diproses lebih lanjut.

Demikian disampaikan, mohon arahan Bapak Gubernur. Terima


kasih.

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN


PROVINSI BALI

I GUSTI AGUNG NGURAH SUDARSANA, SH, MH


Pembina Utama Muda (IV/C)
NIP. 19610901 198910 1 002
PEMERINTAH PROVINSI BALI
DINAS PERHUBUNGAN
UNIT PPELAKSANA TEKNIS TRANS SARBAGITA
Jl. Kapten Cok Agung Tresna I No.1
Telp. (0361) 224436, 227730 Fax. (0361) 222436
Denpasar (Bali), 80235

NOTA - DINAS
Kepada : Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali
Dari : Kepala UPT. Trans SARBAGITA
Tanggal : 4 Januari 2018
Nomor :
Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) gabung
Hal : Penyampaian Konsep Peraturan Gubernur
Tentang Pedoman Penyusunan BOK Angkutan Umum
Trans Sarbagita

Menindaklanjuti Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksan


Keuangan RI Perwakilan Provinsi Bali atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi Bali Tahun 2016 Nomor 20.B/LHP/XIX.DPS/2017 Tanggal 30
Mei 2017 bersama ini kami disampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali
direkomendasikan untuk membuat Pedoman dan/atau Petunjuk Teknis
Pengelolaan Kegiatan Pengoperasian Trans Sarbagita yang mengacu pada
referensi peraturan terkait pengadaan barang dan jasa, maupun
peraturan lain, untuk selanjutnya disahkan olej Gubernur Bali.

Sehubungan dengan hal tersebut terlampir kami sampaikan konsep


Peraturan Gubernur tentang Pedoman Perhitungan Biaya Operasional
Kendaraan Angkutan Umum Trans SARBAGITA, untuk itu kami mohon
perkenan Bapak Kepala Dinas untuk periksa dan apabila berkenan kami
mohon tanda tangan.

Demikian disampaikan, atas perkenan Bapak Kepala Dinas kami


ucapkan terima kasih.

AN. KEPALA DINAS PERHUBUNGAN


PROVINSI BALI,
KEPALA UPT. TRANS
SARBAGITA

Drs. I NYOMAN SUNARYA, M.


Si
Pembina (IV/a)
NIP : 19700620 199009 1 001
RESUME

Pengoperasian layanan angkutan umum Trans Sarbagita telah


dimulai sejak tahun 2011 dengan menggunakan bus bantuan
Kementerian Perhubungan RI dan dilakukan oleh operator angkutan
umum yang dipilih melalui proses pelelangan terbuka. Kontrak kerja
pekerjaan pembelian layanan dilakukan dengan sistem pembelian layanan
yang mengatur volume pekerjaan berupa jumlah total kilometer tempuh
setahun dan harga satuan BOK (Biaya Operasi Kendaraan) per-kilometer.
Spesifikasi teknik pekerjaan ditetapkan sesuai dengan SPM (Standar
Pelayanan Minimum) Angkutan Umum Trans sarbagita dengan tarif dan
trayek pelayanan sesuai dengan peraturan gubernur.

Penetapan besaran Biaya Pembelian Layanan dihitung


berdasarkan perhitungan BOK (Biaya Operasi Kendaraan) yang merujuk
kepada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 89 tahun 2002 diatas.
Teknis pelaksanaannya dilakukan berdasarkan Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.687/AJ.206/DRJD/2002
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum
Diwilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur. Selanjutnya
dipergunakan sebagai nilai HPS yang ditetapkan oleh Kepala UPT Trans
Sarbagita selaku Kuasa Pengguna Anggaran.

Rekomendasi yang diberikan dalam LHP (Laporan Hasil


Pemeriksaan) oleh BPK RI Perwakilan Bali, bahwa penerapan Kepetusan
Menteri Perhubungan tersebut masih perlu dijabarkan lagi dalam
peraturan gubernur yang disesuaikan dengan kondisi wilayah yang ada
dan besaran BOK (Rp/km) setiap tahunnya harus ditetapkan oleh
gubernur berdasarkan usulan Kepala Dinas Perhubungan.

Untuk menindaklanjuti LHP BPK RI tersebut, kami telah susun konsep


Peraturan Gubernur tentang Pedoman Perhitungan Biaya Operasional
Kendaraan Angkutan Umum Trans SARBAGITA, untuk selanjutnya
dapat ditetapkan oleh Bapak Gubernur.

Anda mungkin juga menyukai