Anda di halaman 1dari 15

MATERIAL ASPAL

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Properti Material-01

DISUSUN OLEH :
MALIK PAHAD

NPM : 1606836963

PROGRAM SARJANA TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2017
1

KATA PENGANTAR

Pertama–tama Penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat
dan karunia-Nya, demikian pula Penulis ucapkan shalawat dan salam selalu
tercurah kepada Nabi akhir zaman Muhammad SAW.
Kedua Penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orangtua saya
2. Keluarga saya
3. Dosen Pengajar saya
Mereka yang telah memberikan ilmu, bimbingan dan arahan kepada Penulis,
sehingga Penulis dapat menyelesaikan karya yang berjudul “Material Aspal”.

Dengan selesainya karya ini semoga dapat memberikan ilmu yang bermanfaat
serta dapat mengambil nilai-nilai positif di dalamnya bagi yang membaca pada
umumnya dan bagi Penulis khususnya. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh
dari sempurna karena Penulis masih dalam tahap pembelajaran, oleh karena itu
Penulis membutuhkan kritik dan saran dari rekan pembaca maupun dari Dosen
Pengajar agar dapat menjadi pembelajaran Penulis di lain hari.

Depok, 12 November 2017

Penulis

Universitas Indonesia
2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..... …………………………………………………… 1


1.1 Latar
Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1
1.3 Tujuan Makalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1 Defenisi
Aspa......................................................................................... 3
2.2 Fungsi Aspal.......................................................................................... 3
2.3 Jenis-Jenis
Aspal.................................................................................... 4
2.4 Sifat Fisik Aspal.................................................................................... 7
2.5 Sifat Kimia Aspal…………………………………………………….. 9
BAB III PENUTUP..............................................................................................
10
3.1 Kesimpulan......................................................................................... 1
0
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 11

Universitas Indonesia
3

Universitas Indonesia
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspal adalah material yang pada temperatur ruang berbentuk padat sampai
agak padat, dan bersifat termoplastis. Jadi, aspal akan mencair jika dipanaskan
sampai temperatur tertentu, dan kembali membeku jika temperatur turun. Bersama
dengan agregat,aspal merupakan material pembentuk campuran perkerasan jalan.
(Sukirman,S., 2003). Karena dicampur dalam keadaan panas, maka sering disebut
sebagai hot mix. Semua pekerjaan pencampuran hot mix dilakukan di pabrik
pencampur yang disebut sebagai Asphalt Mixing Plant (AMP).
Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui proses penyulingan atau dapat
ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari komponen alam yang
ditemukan bersama sama material lain. Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan
pengikat pada campuran beraspal yang terbentuk dari senyawa-senyawa komplek
seperti Asphaltenese, Resins dan Oils. Aspal mempunyai sifat visco-elastis dan
tergantung dari waktu pembebanan. ( The Blue Book–Building & Construction,
2009)
Aspal merupakan distilat paling bawah dari minyak bumi, yang memiliki
banyak sekali manfaat dan kegunaan. Aspal dapat digunakan di dalam bermacam
produk – produk, seperti : jalan aspal, dasar pondasi dan subdasar, dinding untuk
lubang di jalanan, dll. Untuk lebih jelas dari pembahasan tetnag keluarga ini akan
lebih dijelaskan di bab pembahasan pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi aspal ?
2. Apa fungsi aspal ?
3. Apa saja jenis - jenis aspal ?
4. Sepertia apa sifat – sifat fisik dan kimia aspal ?

Universitas Indonesia
2

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi aspal
2. Untuk mengetahui apa fungsi aspal ?
3. Untuk mengetahui apa saja jenis - jenis aspal ?
4. Untuk mengetahui sepertia apa sifat – sifat fisik aspal ?

Universitas Indonesia
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Aspal


Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna
hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut
bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan
sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari aspal alam
(aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi).
Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan
aspal cair.
Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai
bahan pengikat dalam perkerasan lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan
bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan. Aspal merupakan
bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi dengan baik.
Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan
aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul.
Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah
nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya
80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya
oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-
senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan
malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai
25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

2.2 Fungsi Aspal


Fungsi aspal antara lain adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan
akibat lalu lintas (water proofing, protect terhadap erosi).
b. Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.

Universitas Indonesia
4

c. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair
yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
d. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di
atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar,
berfungsi pengikat di antara keduanya.
e. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat
halus, dan filler.

2.3 Jenis Aspal


Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua
jenis yaitu:
1. Aspal Alam
a. Menurut sifat kekerasannya dapat berupa :
 Batuan = asbuton
 Plastis = trinidad
 Cair = Bermuda
b. Menurut kemurniannya terdiri dari :
 Murni = Bermuda
 Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad

2. Aspal buatan
Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku
yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak
mengandung aspal. Jenis dari aspal buatan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Aspal Keras
Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan
dapat berupa aspal keras penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi
persyaratan aspal keras. Jenis-jenisnya :
i. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan
volume lalu lintas tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.

Universitas Indonesia
5

ii. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas sedang atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim
panas.
iii. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas sedang / rendah, dan daerah dengan cuaca iklim
dingin.
iv. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan
volume lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.

b. Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat)
digunakan aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi
jenis CMS, MS. Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal
cair jenis RC – 70, RC – 250 atau aspal emulsi jenis CRS, RS.

c. Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke
dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga
diperoleh partikel aspal yang bermuatan listrik positif (kationik), negatif
(anionik) atau tidak bermuatan listrik (nonionik). Jenis-jenisnya adalah:
i. Aspal emulsi anionic
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke
dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik
sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion-negatif.

ii. Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)


Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat
secara cepat setelah kontak dengan agregat.

iii. Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)

Universitas Indonesia
6

Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat


secara lebih cepat setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick
setting-1) : Mengikat lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).

iv. Aspal emulsi jenis mantap sedang


Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positif.

v. Aspal emulsi kationik


Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke
dalam air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis
kationik sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion positif.

vi. Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)


Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara
cepat setelah kontak dengan agregat.

vii. Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)


Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara
lambat setelah kontak dengan agregat.

viii. Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)


Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara
lebih cepat setelah kontak dengan agregat.

ix. Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)


Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara
sedang setelah kontak dengan agregat.

x. Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS)


Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air
setelah kontak dengan aggregat.

Universitas Indonesia
7

xi. Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)


Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air
setelah kontak dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel
aspalnya memisah dengan cepat dari air setelah kontak dengan udara.

2.4 Sifat – Sifat Fisik Aspal


Sifat-sifat aspal yang sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan kinerja
campuran beraspal antara lain adalah:
1. Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah diguakan
sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal dan dihampar dilapangan.
Hal ini di sebabakan karena sifat-saifat aspat akan berubah secara signifikan
akibat oksidasi dan pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran,
pengankutan dan penghamparan campuran beraspal di lapangan. Perubahan
sifat ini akan menyebabkan aspal menjadi berdakhtilitas rendah atau dengna
kata lain aspal telah mngalami penuan. Kemampuan aspal untuk menghambat
laju penuaan ini disebut durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk
mengetahui seberapa baik aspal untuk mempertahankan sifat –sifat awalnya
akibat proses penuaan.
Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas
yang baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian
kuantitatif yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah
pengujian penetrasi, titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian
ini dlakukan pada benda uji yang telah mengalami Presure Aging Vassel
( PAV), Thin Film Oven Test ( TFOT) dan Rolling Thin Film Oven Test
( RTFOT). Dua proses penuaan terakhir merupakan proses penuaan yang
paling banyak di gunakan untuk mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal
terutama Viskositas dan penetrasi akan berubah bila aspal tesebut mengalami
pemanasan atau penuaan. Aspal dengan durabilitas yang baik hanya
mengalami perubahan.

2. Adesi dan Kohesi

Universitas Indonesia
8

Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya,
dan kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat.
Sifat adesi dan kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan
campuran beraspal Karena sifat ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas
campuran. Uji daktilitas aspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara tidak
langsung dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas
aspal keras. Aspal keras dengna nilai daktilitas yang rendah adalah aspal yang
memiliki daya adesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal yang
memiliki nilai daktalitas yang tinggi.
Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya
yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam
dalam air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat
air atau kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang
menyilimuti pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya
kohesi yang kuat akan melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu
pengelupasan yang tejadi sebagai akibat dari pengaruh air atau kombinasi air
dengan gaya mekanik sangat kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

3. Kepekaan aspal terhadap temperatur


Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila
temperature menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan
aspal untuk berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai
kepekaan aspal terhadap temperatur.

4. Pengerasan dan penuaan aspal


Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui
durabilitas campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama,
yaitu: penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi
penuaan jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau penuaan jangka
panjang. Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang menentukan
kecepatan penuaan.

Universitas Indonesia
9

2.5 Sifat – Sifat Kimia Aspal


Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum
dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon
jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatic yang mempunyai atom karbon sampai
150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun
aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain. Secara
kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6%
belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan
vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan atas aspalten (yang massa
molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya besar). Biasanya aspal
mengandung 5 sampai 25% aspalten.
Metode Rostler menentukan komponen fraksional aspal melalui daya larut
aspal di dalam asam belerang (sulfuric acid). Terdapat 5 komponen fraksional
aspal berdasarkan daya reaksi kimiawinya di dalam asam belerang, yaitu :
1. Asphaltenes (A)
2. Nitrogen bases (N)
3. Acidaffin I (A1)
4. Acidaffin II (A2)
5. Parafins (P)
Secara garis besar komposisi kimiawi aspal terdiri dari asphaltenes,
resin dan oils. Asphaltenes terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon, merupakan
material berwarna hitam atau coklat tua yang tidak larut dalam n-
heptane. Asphaltenes menyebar di dalam larutan yang disebut maltenes.
Maltenes larut dalam n-heptane, merupakan cairan kental yang terdiri
dari resins dan oils. Resins adalah cairan berwarna kuning atau coklat tua yang
memberikan sifat adhesi dari aspal, merupakan bagian yang mudah hilang atau
berkurang selama masa pelayanan jalan, sedangkan oils berwarna lebih muda
merupakan media dari asphaltenes dan resins.

Universitas Indonesia
10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian – uraian yang telah penulis jabarkan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan antara lain adalah :
1. Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna
hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga
disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang
dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur.
2. Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang
berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat
diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
3. Aspal memiliki banyak jenis seperti aspal alam,aspal buatan yang diuraikan
dan terbagi menjadi aspal keras, aspal cairm dan emulsi

Universitas Indonesia
11

DAFTAR PUSTAKA

http://training.ce.washington.edu/wsdot/modules/03_materials/033_body.htm#duc
tility_test, 10 Januari 2009, pukul 15.30.
Witeng. Kennedy, Neville, 1976, Basic Statistical Methods For Engineers and
Scientists, 2nd Edition, Harper & Row, Publishers, New York.
Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Supranto, M.A.J, 1987, Statistik, Teori dan Aplikasi Edisi Kelima, Jilid 1, Penerbit
Erlangga. Surabaya.

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai