TUGAS
DESAIN LERENG BATUAN
HUTAMI MAHARDIMA
1606831760
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN TEKNIK SIPIL
DEPOK
DESEMBER 2019
TUGAS MK TOPIK KHUSUS GEOTEKNIK
HUTAMI MAHARDIMA – 1606831760 – S1 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS INDONESIA
2. Alasan adanya upper bound dan lower bound pada FS lereng batuan
Pada studi terkait pembuatan desain lereng, terdapat hal-hal yang dapat
berpengaruh sehingga menimbulkan ketidakpastian, misalnya:
- Kedalaman bidang keruntuhan
- Muka air tanah dan pergerakannya
- Kekuatan batuan dan joint batuan setelah keruntuhan
- Waktu fracture dari batuan
- Proses pelapukan batuan
- Rentang waktu untuk keruntuhan massal
- Kekuatan residual dari batuan
- Pengujian laboratorium yang belum tentu dapat mewakilkan keadaan di
lapangan secara utuh
- Getaran akibat proses blasting
Karena hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka perhitungan atas faktor
keamanan juga ikut mengalami ketidakpastian. Oleh karena itu, faktor keamanan
lereng pada setiap potongan melintang sebaiknya dibuat dalam bentuk rentang.
Rentang ini dapat dibuat dengan menentukan nilai minimum (lower bound) dan nilai
maksimum (upper bound). Idealnya, suatu lereng dikatakan stabil bila memenuhi
TUGAS MK TOPIK KHUSUS GEOTEKNIK
HUTAMI MAHARDIMA – 1606831760 – S1 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS INDONESIA
batas tersebut. Berikut adalah ketentuan mengenai faktor keamanan menurut Bowles
(2000):
parameter ini dapat dikorelasikan dengan grafik slope angle vs. slope height sebagai
berikut:
Gambar 4. Hubungan antara Sudut Rerata Lereng dengan Kedalaman Tambang untuk
Kelas Batuan R3 dan R4
Sumber: Sjoberg, 2010
TUGAS MK TOPIK KHUSUS GEOTEKNIK
HUTAMI MAHARDIMA – 1606831760 – S1 TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS INDONESIA