Anda di halaman 1dari 14

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

NAMA PRAKTIKAN : (Maria hardian wea) (1606950560)


(Audi Chrsitian Rayvano Kalalo) (1606822251)
(Immanuel E. Lumban Batu) (1606838930)
KELOMPOK :R1
TANGGAL PRAKTIKUM : 25 Februari 2018
JUDUL PRAKTIKUM : Specific Gravity
ASISTEN : Hasna Aulia
PARAF DAN NILAI :

1.1 Standar Acuan

ASTM D 854 “ Standard Test Methods for Specific Gravity of Soil Solids by
Water Picnometer” AASHTO T 100 “ Specific Gravity of Soils” SNI 1964:2008
”Cara Uji Berat Jenis Tanah”

1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


Mendapatkan nilai specific gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat isi
tanah dan berat isi air suling pada suhu 20oc. Specific gravity pada tanah dapat
diguakan untuk menghitung hubungan pada fase tanah seperti pada angka pori (
void ratio ), derajat kejenuhan (degree of saturation), serta densitas dari tanah.

1.3 Alat-alat dan Bahan


a. Alat
 Pycnometer dengan volume 500 ml
 Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
 Oven
 Kompor listrik
 Termometer
 Can
 Alat Penyemprot

b. Bahan
 Sampel tanah lolos saringan No. 4 sebanyak 500 gram, kering oven
 Air suling

Spesific Gravity 1
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

1.4. Teori dan Rumus yang Digunakan

Spesicif Gravity pada tanah didefinisikan sebagai berat jenis tanah dibandingkan
dengan berat jenis air suling pada suhu 40c dengan persamaan sebagai berikut :

𝛾𝑠
Gs =
𝛾𝑤

Dimana :

Gs = specific gravity

𝛾𝑠 = berat jenis tanah

𝛾𝑤 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑎𝑖𝑟

Untuk tanah, berat jenisnya merupakan perbandingan antara berat tanah dengan
𝑊𝑠
volume tanah 𝛾𝑠 =
𝑉𝑠

Dimana:

Ws = berat tanah

Vs = volume tanah

Untuk air, berat jenisnya didefinisikan sebagai berikut :

𝑊𝑤
𝛾𝑤 =
𝑉𝑤

Dimana:

Ww = berat air

Vw = volume air

Dalam percobaan, volume tanah (Vs), selalu harus diusahakan sama dengan
volume air (Vw), sehingga Vw = Vs dan persamaan 2.1 menjadi sebagai berikut:

𝑊𝑠
Gs =
𝑊𝑤

Spesific Gravity 2
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Percobaan specific gravity ini dilakukan pada suhu ToC, sehingga nilai tersebut
harus dikoreksikan dengan faktor koreksi 𝛼, sehingga rumus 2.4 tersebut menjadi
:

𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤

Dimana:

Ww = berat air

Vw = volume air

𝛼 = faktor koreksi suhu ToC yang berhubungan dengan temperatur ruangan pada
saat percobaan.

Tabel 2.1 berikut merupakan faktor koreksi suhu (𝛼) yang digunakan berdasarkan
acuan standar SNI 1964:2008

Tabel 2.1 Hubungan kerapatan relatif air dan faktor koreksi suhu

o
No Temperatur hubungan Kerapatan relatif faktor koreksi suhu, α
C air

1 18 0.9986244 1.0004
2 19 0.9984347 1.0002
3 20 0.9982343 1
4 21 0.9980233 0.9998
5 22 0.9978019 0.9996
6 23 0.9975702 0.9993
7 24 0.9973286 0.9991
8 25 0.997077 0.9989
9 26 0.9968156 0.9986
10 27 0.9965461 0.9983
11 28 0.9962652 0.998
12 29 0.9959761 0.9977
13 30 0.995678 0.9974
sumber : SNI 1964:2008

Spesific Gravity 3
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Nilai Gs pada umunya yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah hasil
percobaan benar atau tidak adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2 Nilai Gs beberapa jenis tanah

TIPE TANAH Gs

Pasir 2.65 - 2.67


Pasir kelanauan 2.67 – 2.70
Lempung Anorganik 2.70 – 2.80
Tanah dengan mika dan besi 2.80 – 3.00
Tanah Organik 1.00+ - 2.60
sumber : Bowles (2001)

1.5. Teori Tambahan

Berat jenis didefinisikan sebagai rasio berat satuan bahan yang diberikan terhadap
berat satuan air. Berat jenis padatan tanah sering dibutuhkan untuk berbagai
perhitungan di dalam tanah mekanika. Hal itu bisa ditentukan secara akurat di
laboratorium.( M Das, Braja)

Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu. berat jenis tanah diperlukan untuk
merencanakan konstruksi bangunan yang kekuatannya dipengaruhi oleh berat
jenis tanah (Sarnono, 1992). Praktikum BJ ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui metode pengukuran dan perhitungan BJ tanah.

Berat jenis tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kandungan bahan
organik dan komposisi bahan mineral tanah. Bahan organik tanah mempengaruhi
berat isi dan berat jenis tanah. Bahan organik berperan dalam merekatkan tanah,

Spesific Gravity 4
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

bila semakin banyak kandungan bahan organiknya maka berat isi dan berat jenis
semakin rendah. (Hardjowigeno, 1989).

Kandungan Mineral berdasarkan Specifik Gravity :

Tabel 2.3 Mineral berdasarakan GS

1.6 Prosedur Praktikum

1.6.1 Persiapan

1. Menyiapkan pycnometer yang telah dibersihkan dan


dikeringkan.
2. untuk bahan uji digunakan sampel tanah sebanyak 500 gram
lolos saringan No. 4 ASTM dan sudah dikeringkan dalam oven
selama ± 24 jam dengan temperatur 110o ± 5oC (230 ± 9oF).

1.6.2 Jalannya Praktikum


1. Mengisi Pycnometer dengan air suling sebanyak 500 ml dan
menimbang beratnya sehingga didapatkan berat air dan berat
Pycnometer (Wbw).
2. Mencatat suhu air dalam Pycnometer dengan menggunakan
termometer.

Spesific Gravity 5
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

3. mengembalikan air dalam pycnometer ke dalam wadah


awalnya, kemudian bersihkan dan keringkan kembali
pycnometer.
4. Memasukan sampel tanah sebanyak 100 gram ke dalam
pycometer secara hati – hati (mengusahakan tidak ada butiran
tanah yang menempel pada dinding leher pycnoeter karena
akan mengurangi volume tanah).
5. mengisi kembali pycnometer dengan air suling hingga ±2/3
bagian volumenya.
6. mendiamkan pycnometer berisi tanha yang sudah terendam
dengan air suling selama 24 jam atau lebih
7. memanaskan pycnometer untuk menghilangkan udara yang
terperangkap dalam tanah pada pyvnometer dengan cara
mendidihkan ± 10 menit (menggunakan kompor listrik)
8. mendiamkan pycnometer ±15 jam agar suhu air akhir
diharapkan sama dengan suhu air awal. setelah mendiamkan,
menambahkan air hingga mencapai batas pada pycnometer
9. mencatat kembali suhu yang terjadi setelah mendiamkan
selama ±15 jam dengan menggunakan termometer. Apabila
suhu akhir sudah sama dengan suhu awal air, menimbang
kembali pycnometer berisi air dan tanah tersebut hingga
didapatkan berat pycnometer + berat tanah (Wbws).

1.6.3 Perbandingan dengan ASTM

Alat dan bahan yang digunakan pada prosedur ASTM D 854-58:


 pycnometer yang digunakan dapat berupa botol labu
dengan volume 100 ml atau stop erred bottle dengan
volume 50 ml.

Spesific Gravity 6
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

 Sampel tanah yang digunakan adalah seberat 25 gram untuk


botol labu dan 10 gram untuk stoperred bottle.

Jalannya percobaan menurut prosedur ASTM :

1. Pycnometer dibersihkan dan dikeringkan, kemudian dicatat


beratnya
2. Pycnometer diisi dengan air suling (dianjurkan memakai
kerosin), dan ditimbang beratnya(Wbw).
3. Dibuat tabel untuk Wbw pada beberapa suhu air yang
diinginkan.
4. Sampel tanah dimasukan ke dalam botol labu/stoppered bottle
yang berisi air suling/ kerosin.
5. Udara yang terperangkap di dalamnya dapat dihilangkan
dengan cara :
-dididihkan
-diberi tekanan udara
6. Pycnometer diisi dengan air suling kembali sampai penuh.

Berat botol labu/stoperred bottle yang telah berisi tanah dihitung dan dicatat
suhunya.

Perbedaan antara prosedur praktikum dengan prosedur ASTM :

 volume pycnometer yang digunakan adalah 500 ml.


 Banyaknya percobaan yang dilakukan bukan berdasarkan suhu air yang
diinginkan tetapi berdasarkan jumlah sampel yang diinginkan.

1.7 Pengolahan Data


1.7.1 Data Hasil Praktikum
a. Data hasil praktikum

Spesific Gravity 7
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Nomor Ws (gr) Wbw (gr) Wbws Suhu oC 𝜶


Sampel (gr)
1 100 669.1 732.2 30 0.9974

2 100 664.8 727.5 30 0.9974


3 100 658.2 721.1 30 0.9974

1.7.2 Perhitungan
Ww = Ws + Wbw – Wbws
Dimana :
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah 100 gram
Wbw = Berat pycnometer + Air 500 ml
Wbws = berat pycnometer + air + tanah setelah didinginkan.

𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤

Sampel 1

Ww = Ws + Wbw – Wbs

= 100 gr + 669,1 gr – 732,2 gr

= 36,9 gr

𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤

100 𝑔𝑟
= 0,9973
36,9 𝑔𝑟

= 2,7027

Sampel 2

Ww = Ws + Wbw – Wbs

= 100 gr + 664,8 gr –727,5gr

Spesific Gravity 8
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

= 37, 3 gr

𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤

100 𝑔𝑟
= 0,9973 37,3 𝑔𝑟

= 2,673

Sampel 3

Ww = Ws + Wbw – Wbs

= 100 gr + 658,2 gr – 721, 1 gr

= 37,1 gr

𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤

100 𝑔𝑟
= 0,9973 37,1 𝑔𝑟

= 2,688

Nilai Specific Gravity rata – rata =

∑ 𝐺𝑠
𝐺𝑆𝐴𝑣𝑔 = 𝑛

2,7027+2,673+2,688
= 3

= 2,6879

Kesalahan Relarif

Sampel 1

│𝐺𝑠1−𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔│
X1 = 𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔

2,7027−2,6879
X1 = 2,6879

= 0,5506 %

Sampel 2

Spesific Gravity 9
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

│𝐺𝑠1−𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔│
X1 = 𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔

│2,673−2,6879│
X1 = 2,6879

= 0,5543%

Sampel 3

│𝐺𝑠1−𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔│
X1 = 𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔

│2,688−2,6879│
X1 = 2,6879

= 0,01%

Kesalahan Relatif Rata- rata

𝑋1+𝑋2+𝑋3
Xavg = 3

1,1036%
= 3

=0,36%

1.8 Analisis

1.8.1 Analisis Percobaan


Dalam percobaan yang berjudul specific gravity mempunya tujuan untuk
mendapakan nilai specific gravity dari butiran tanah, yaitu perbandingan berat isi
tanah dengan berat isi air suling pada suhu 20oC. Adapun kegunaan dari specific
gravity ini adalah untuk menghitung hubungan pada fase tanah, seperti angka pori
(void ratio), derajat kejenuhan (degree of saturation), serta densitas dari tanah.
Pada percobaan ini menggunakan alat berupa : pycnometer dengan volume 500
ml yang berfungsi sebagai wadah untuk menaruh air dan tanah selama percobaan,
timbangan dengan ketelitian 0,01 gram yang berfungsi untuk menimbang berat

Spesific Gravity 10
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

tanah, air dan berat tanah + air sebelum dan sesudah dipanaskan, Oven berfungsi
untuk memanaskan tanah yang akan digunakan dalam percobaan specific gravity,
Kompor listrik berfungsi untuk memanaskan pycnometer + air + tanah yang
bermaksud untuk menghilangkan udara yang terperangkap dalam tanah pada
pycnometer, Termometer berfungsi untuk mengukur suhu air sebelum dan
sesudah dipanaskan yang bermaksud untuk mencari faktor koreksi suhu yang
berhubungan dengan temperatur ruangan pada saat percobaan, Can berfungsi
sebagai wadah untuk menaruh tanah sebelum dimasukan ke dalam pycnometer,
alat penyemprot berfungsi untuk menyemprotkan air suling ke dalam pycnometer.
Langkah percobaan, pertama praktikan mengisi air suling sebanyak 500 ml ke
dalam pycnometer, hal ini dilakukan karena air suling sudah teruji bebas mineral,
sehingga tidak terdapat mineral tambahan dalam tanah yang akan dicari specific
gravitynya. Langkah berikutnya, praktikan mencatat suhu air dalam picnometer,
hal ini dilakukan agar praktikan dapat memperoleh perbandingan berati isi tanah
o
dan berat isi air suling pada suhu 20 C, oleh karena itu praktikan akan
memperoleh faktor koreksi suhu dari pengukuran suhu ini. Selanjutnya praktikan
mengembalikan air suling ke dalam wadahnya, dan mengeringkan pycnometer
karena pycnometernya akan digunakan untuk mengisi tanah sebanyak 100 gram,
sehingga berat yang terhitung adalah berat tanah murni tanpa ada campuran dari
berat air, ketika memasukan tanah, praktikan harus hati – hati agar tidak ada tanah
yang menempel pada pada dinding leher pycnometer karena akan mengurangi
volume tanah. Setelah itu, praktikan mengisi kembali pycnometer dengan air
suling hingga ± 2/3 bagian volumenya, lalu mendiamkan pycnometer berisi tanah
yang sudah terendam air suling selama 24 jam atau lebih. Setelah 24 jam,
praktikan memanaskan pycnometer selama ± 10 menit agar mengeluarkan udara
yang terperangkap dalam tanah, sehingga yang akan dihitung adalah murni berat
jenis air dan tanah tanpa ada tambahan dari berat jenis udara. Langkah selanjutnya
praktikan mendiamkan pycnometer selama ± 15 jam agar suhu air akhir
diharapkan sama dengan suhu air awal. setelah itu ditambahkan air hingga
mencapai batas pada pycnometer. Praktikan juga mengkur suhu akhir, setelah
suhunya sama seperti suhu awal, praktikan menimbang kembali pycnometer berisi

Spesific Gravity 11
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

air da tanah sehingga didapatkan berat pycnometer + berat air + berat tanah
(Wbws).

1.8.2 Analisis Hasil


Berdasarkan percobaan dan pengolahan data yang dilakukan oleh praktikan,
maka praktikan memperoleh hasil dari percobaan ini, yaitu :
No. Ww (gr) Gs GsAvg Kesalahan Kesalahan
Sampel relatif (%) relatif
rata –
rata (%)
1 36, 9 2,7027 0,5506
2 37, 3 2,673 0,5543
3 37,1 2,688 0,01
2,6879 0,36

Tabel Nilai Gs beberapa jenis tanah


TIPE TANAH Gs

Pasir 2.65 - 2.67


Pasir kelanauan 2.67 – 2.70
Lempung Anorganik 2.70 – 2.80
Tanah dengan mika dan besi 2.80 – 3.00
Tanah Organik 1.00+ - 2.60

Gs yang diperoleh dari percobaan untuk sampel 1 = 2,7027 dan jika dirata – takan
dari ketiga sampel, maka diperoleh Gs = 2,6879. Dan jika dicocokan dengan
Tabel nilai Gs yang bersumber dari : Bowles (2001), maka tanah jenis tersebut
masuk dalam jenis tanah Pasir Kelanauan, dengan mineral yang terkandung
dalamnya adalah Montmorillonite (BRAJ M. DAS)

Spesific Gravity 12
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

1.8.3 Analisis Kesalahan


Dalam melakukan setiap percobaan, tidak akan terlepas dari sebuah kesalahan..
Jika dilihat dari hasil kesalahan relatif yang diperoleh untuk sampel pertama =
0,5506% dan untuk kesalahan relatif rata – ratanya = 0,36%. Kesalahan –
kesalahan yang mungkin terjadi adalah ketidak telitian saat memasukan air suling
ke dalam pycnometer, ketidak telitian saat memasukan tanah ke dalam
pycnometer sehingga tanah yang dimasukan tidak tepat 100 gram. Udara yang
keluar dari pycnometer saat dididihkan belum semuanya keluar, karena jika
udaranya belum keluar semua maka Gsnya tidak murni air suling dan tanah tetapi
tercmpur dengan Gs dari udara. Kesalahan – kesalahan itu sangat mempengaruhi
hasil yang diperoleh.

1.9 Aplikasi
Untuk mengetahui kondisi geologi dan geoteknik tanah untuk berbagai keperluan
seperti desain pondasi, pertambangan, kestabilan lereng, pembuatan jalan, serta
perhitungan ruang pori dalam tanah bila berat jenis tanah sudah diketahui.

1.10 Kesimpulan
Berdasarkan percoban dan pengolahan data serta hasil yang diperoleh, maka
praktikan dapat menarik kesimpulan :
 Berat jenis tanah yang dijadikan sampel, yaitu tanah yang berada di
wiliyah PUSGIWA UI sebesar 2,6879
 Kesalahan relatif dalam melakukan percobaan ini sebesar 0,36%.
 Jenis sampel tanah yang digunakan dalam percobaan masuk dalam
golongan tanah Pasir kelanauan.

1.11 Referensi
Das Braja.1988.Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip rekayasa geoteknis )jilid
1.Erlangga
Hardiyatmo, Hary Cristady.2002.Mekanika Tanah I.Gajah Mada University
Press:Yogyakarta

Spesific Gravity 13
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

F. CRAIG;Budi Susilos;Department of Civil Engineering University of Dunde


edisi ke4
Modul Praktikum Mekanika Tanah Dasar;Laboratorium Mekanika Tanah;
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik;niversitas Indonesia

1.12 Dokumentasi

Gbr. 1 Praktikan memasukan Tanah ke dalam Pycnometer

Gbr 2. Praktikan memanaskan Pycnometer + air + tanah

Spesific Gravity 14

Anda mungkin juga menyukai