ASTM D 854 “ Standard Test Methods for Specific Gravity of Soil Solids by
Water Picnometer” AASHTO T 100 “ Specific Gravity of Soils” SNI 1964:2008
”Cara Uji Berat Jenis Tanah”
b. Bahan
Sampel tanah lolos saringan No. 4 sebanyak 500 gram, kering oven
Air suling
Spesific Gravity 1
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Spesicif Gravity pada tanah didefinisikan sebagai berat jenis tanah dibandingkan
dengan berat jenis air suling pada suhu 40c dengan persamaan sebagai berikut :
𝛾𝑠
Gs =
𝛾𝑤
Dimana :
Gs = specific gravity
Untuk tanah, berat jenisnya merupakan perbandingan antara berat tanah dengan
𝑊𝑠
volume tanah 𝛾𝑠 =
𝑉𝑠
Dimana:
Ws = berat tanah
Vs = volume tanah
𝑊𝑤
𝛾𝑤 =
𝑉𝑤
Dimana:
Ww = berat air
Vw = volume air
Dalam percobaan, volume tanah (Vs), selalu harus diusahakan sama dengan
volume air (Vw), sehingga Vw = Vs dan persamaan 2.1 menjadi sebagai berikut:
𝑊𝑠
Gs =
𝑊𝑤
Spesific Gravity 2
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Percobaan specific gravity ini dilakukan pada suhu ToC, sehingga nilai tersebut
harus dikoreksikan dengan faktor koreksi 𝛼, sehingga rumus 2.4 tersebut menjadi
:
𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤
Dimana:
Ww = berat air
Vw = volume air
𝛼 = faktor koreksi suhu ToC yang berhubungan dengan temperatur ruangan pada
saat percobaan.
Tabel 2.1 berikut merupakan faktor koreksi suhu (𝛼) yang digunakan berdasarkan
acuan standar SNI 1964:2008
Tabel 2.1 Hubungan kerapatan relatif air dan faktor koreksi suhu
o
No Temperatur hubungan Kerapatan relatif faktor koreksi suhu, α
C air
1 18 0.9986244 1.0004
2 19 0.9984347 1.0002
3 20 0.9982343 1
4 21 0.9980233 0.9998
5 22 0.9978019 0.9996
6 23 0.9975702 0.9993
7 24 0.9973286 0.9991
8 25 0.997077 0.9989
9 26 0.9968156 0.9986
10 27 0.9965461 0.9983
11 28 0.9962652 0.998
12 29 0.9959761 0.9977
13 30 0.995678 0.9974
sumber : SNI 1964:2008
Spesific Gravity 3
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Nilai Gs pada umunya yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah hasil
percobaan benar atau tidak adalah sebagai berikut :
TIPE TANAH Gs
Berat jenis didefinisikan sebagai rasio berat satuan bahan yang diberikan terhadap
berat satuan air. Berat jenis padatan tanah sering dibutuhkan untuk berbagai
perhitungan di dalam tanah mekanika. Hal itu bisa ditentukan secara akurat di
laboratorium.( M Das, Braja)
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu. berat jenis tanah diperlukan untuk
merencanakan konstruksi bangunan yang kekuatannya dipengaruhi oleh berat
jenis tanah (Sarnono, 1992). Praktikum BJ ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui metode pengukuran dan perhitungan BJ tanah.
Berat jenis tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kandungan bahan
organik dan komposisi bahan mineral tanah. Bahan organik tanah mempengaruhi
berat isi dan berat jenis tanah. Bahan organik berperan dalam merekatkan tanah,
Spesific Gravity 4
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
bila semakin banyak kandungan bahan organiknya maka berat isi dan berat jenis
semakin rendah. (Hardjowigeno, 1989).
1.6.1 Persiapan
Spesific Gravity 5
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Spesific Gravity 6
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Berat botol labu/stoperred bottle yang telah berisi tanah dihitung dan dicatat
suhunya.
Spesific Gravity 7
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1.7.2 Perhitungan
Ww = Ws + Wbw – Wbws
Dimana :
Ww = Berat air
Ws = Berat tanah 100 gram
Wbw = Berat pycnometer + Air 500 ml
Wbws = berat pycnometer + air + tanah setelah didinginkan.
𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤
Sampel 1
Ww = Ws + Wbw – Wbs
= 36,9 gr
𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤
100 𝑔𝑟
= 0,9973
36,9 𝑔𝑟
= 2,7027
Sampel 2
Ww = Ws + Wbw – Wbs
Spesific Gravity 8
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
= 37, 3 gr
𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤
100 𝑔𝑟
= 0,9973 37,3 𝑔𝑟
= 2,673
Sampel 3
Ww = Ws + Wbw – Wbs
= 37,1 gr
𝑊𝑠
Gs = 𝛼 𝑊𝑤
100 𝑔𝑟
= 0,9973 37,1 𝑔𝑟
= 2,688
∑ 𝐺𝑠
𝐺𝑆𝐴𝑣𝑔 = 𝑛
2,7027+2,673+2,688
= 3
= 2,6879
Kesalahan Relarif
Sampel 1
│𝐺𝑠1−𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔│
X1 = 𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔
2,7027−2,6879
X1 = 2,6879
= 0,5506 %
Sampel 2
Spesific Gravity 9
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
│𝐺𝑠1−𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔│
X1 = 𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔
│2,673−2,6879│
X1 = 2,6879
= 0,5543%
Sampel 3
│𝐺𝑠1−𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔│
X1 = 𝐺𝑠𝐴𝑣𝑔
│2,688−2,6879│
X1 = 2,6879
= 0,01%
𝑋1+𝑋2+𝑋3
Xavg = 3
1,1036%
= 3
=0,36%
1.8 Analisis
Spesific Gravity 10
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
tanah, air dan berat tanah + air sebelum dan sesudah dipanaskan, Oven berfungsi
untuk memanaskan tanah yang akan digunakan dalam percobaan specific gravity,
Kompor listrik berfungsi untuk memanaskan pycnometer + air + tanah yang
bermaksud untuk menghilangkan udara yang terperangkap dalam tanah pada
pycnometer, Termometer berfungsi untuk mengukur suhu air sebelum dan
sesudah dipanaskan yang bermaksud untuk mencari faktor koreksi suhu yang
berhubungan dengan temperatur ruangan pada saat percobaan, Can berfungsi
sebagai wadah untuk menaruh tanah sebelum dimasukan ke dalam pycnometer,
alat penyemprot berfungsi untuk menyemprotkan air suling ke dalam pycnometer.
Langkah percobaan, pertama praktikan mengisi air suling sebanyak 500 ml ke
dalam pycnometer, hal ini dilakukan karena air suling sudah teruji bebas mineral,
sehingga tidak terdapat mineral tambahan dalam tanah yang akan dicari specific
gravitynya. Langkah berikutnya, praktikan mencatat suhu air dalam picnometer,
hal ini dilakukan agar praktikan dapat memperoleh perbandingan berati isi tanah
o
dan berat isi air suling pada suhu 20 C, oleh karena itu praktikan akan
memperoleh faktor koreksi suhu dari pengukuran suhu ini. Selanjutnya praktikan
mengembalikan air suling ke dalam wadahnya, dan mengeringkan pycnometer
karena pycnometernya akan digunakan untuk mengisi tanah sebanyak 100 gram,
sehingga berat yang terhitung adalah berat tanah murni tanpa ada campuran dari
berat air, ketika memasukan tanah, praktikan harus hati – hati agar tidak ada tanah
yang menempel pada pada dinding leher pycnometer karena akan mengurangi
volume tanah. Setelah itu, praktikan mengisi kembali pycnometer dengan air
suling hingga ± 2/3 bagian volumenya, lalu mendiamkan pycnometer berisi tanah
yang sudah terendam air suling selama 24 jam atau lebih. Setelah 24 jam,
praktikan memanaskan pycnometer selama ± 10 menit agar mengeluarkan udara
yang terperangkap dalam tanah, sehingga yang akan dihitung adalah murni berat
jenis air dan tanah tanpa ada tambahan dari berat jenis udara. Langkah selanjutnya
praktikan mendiamkan pycnometer selama ± 15 jam agar suhu air akhir
diharapkan sama dengan suhu air awal. setelah itu ditambahkan air hingga
mencapai batas pada pycnometer. Praktikan juga mengkur suhu akhir, setelah
suhunya sama seperti suhu awal, praktikan menimbang kembali pycnometer berisi
Spesific Gravity 11
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
air da tanah sehingga didapatkan berat pycnometer + berat air + berat tanah
(Wbws).
Gs yang diperoleh dari percobaan untuk sampel 1 = 2,7027 dan jika dirata – takan
dari ketiga sampel, maka diperoleh Gs = 2,6879. Dan jika dicocokan dengan
Tabel nilai Gs yang bersumber dari : Bowles (2001), maka tanah jenis tersebut
masuk dalam jenis tanah Pasir Kelanauan, dengan mineral yang terkandung
dalamnya adalah Montmorillonite (BRAJ M. DAS)
Spesific Gravity 12
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1.9 Aplikasi
Untuk mengetahui kondisi geologi dan geoteknik tanah untuk berbagai keperluan
seperti desain pondasi, pertambangan, kestabilan lereng, pembuatan jalan, serta
perhitungan ruang pori dalam tanah bila berat jenis tanah sudah diketahui.
1.10 Kesimpulan
Berdasarkan percoban dan pengolahan data serta hasil yang diperoleh, maka
praktikan dapat menarik kesimpulan :
Berat jenis tanah yang dijadikan sampel, yaitu tanah yang berada di
wiliyah PUSGIWA UI sebesar 2,6879
Kesalahan relatif dalam melakukan percobaan ini sebesar 0,36%.
Jenis sampel tanah yang digunakan dalam percobaan masuk dalam
golongan tanah Pasir kelanauan.
1.11 Referensi
Das Braja.1988.Mekanika Tanah ( Prinsip-prinsip rekayasa geoteknis )jilid
1.Erlangga
Hardiyatmo, Hary Cristady.2002.Mekanika Tanah I.Gajah Mada University
Press:Yogyakarta
Spesific Gravity 13
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1.12 Dokumentasi
Spesific Gravity 14