Anda di halaman 1dari 7

BAB 5

HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan Post Test

Only Group Design yang bertujuan untukl membuktikan pengaruk ekstrak bunga

kamboja ( Plumeria alba sp.) sebagai anti hiperglikemi pada tikus putih jantan yang

diinduksi aloksan dengan mengunakan varian dosis 70,5mg/KgBB, 141mg/KgBB,

282mg/KgBB, serta kelompok positif. Hasil pemeriksaan sebagai berikut:

Tabel 5.1 Hasil pengukuran kadar glukosa darah tikus putih jantan pada berbagai
kelompok dalam mg/dl
Kelompok Kadar Glukosa Darah Tikus (mg/dL) Mean
1 2 3 4 5 6 ±SD
K+ 451,93 446,22 433,06 424,51 431,48 456,45 440,61
±12,73
P1 342,58 352,90 361,93 320,32 357,09 334,51 344,89
±15,62
P2 278,70 287,74 294,51 289,67 269,70 292,25 285,43
±9,44
P3 204,80 228,38 234,74 241,96 228,38 210,00 224,45
±14,41
(Data Primer yang diolah, 2017)
Perbandingan rata-rata kadar glukosa darah tikus antara setiap perlakuan
dapat dilihat pada diagram berikut.

Rata-Rata Gula Darah (mg/dl)


500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
K+ P1 P2 P3
Perlakuan
(Data Primer yang diolah, 2017)
Keterangan : Tampak kelompok positif memiliki kadar glukosa darah yang paling tinggi daripada
kelompok yang lain, sedangkan kelompok negatif memiliki kadar glukosa darah yang paling
rendah.

Gambar 5.1
Grafik Rata-Rata Pengukuran Kadar Glukosa Darah tikus putih jantan

Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukan bahwa terdapat pengaruh

pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) terhadap penurunan kadar

glukosa darah. Masing-masing kelompok memiliki enam sampel pengulangan,

pada kelompok kontrol positif yang hanya diberi aloksan (K+) rata-rata glukosa

darah sebesar 440,61mg/dL, sedangkan pada kelompok perlakuan dengan

pemberian dosis ekstrak bunga kamboja 70,5mg/kgBB/hari (P1) rata-rata glukosa

darah sebesar 344,89 mg/dL, perlakuan dengan pemberian dosis 141mg/kgBB/hari

rata-rata glukosa darah sebesar 285,43mg/dL dan pada perlakuan pemberian dosis

282mg/kgBB/hari (P3) rata-rata glukosa darahnya sebesar 224,45mg/dL. Dapat

disimpulkan pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan dosis
282mg/KgBB dapat menurunkan glukosa darah tikus lebih besar dari pada dosis

lainya. Untuk membuktikan apakah hasil tersebut signifikan secara statistik, maka

selanjutnya akan dilakukan analisis data yang meliputi uji normalitas, uji

homogenitas, uji One Way ANOVA/ Saphiro-Wilk, uji analisis Post Hoc, dan uji

regresi linier dengan menggunakan SPSS 21.

5.2 Analisa Data

5.2.1 Uji Normalitas Data

Menurut Sopiyudin (2014), sebelum melakukan pengujian dengan

menggunakan statistika inferensial, maka diperlukan pemenuhan terhadap asumsi

kenormalan data. Jika sebaran (distribusi) data normal, rumus uji yang digunakan

adalah jenis uji yang termasuk dalam stastitik parametrik sedangkan jika data tidak

normal mengunakan uji non parametrik. Data yang sebaranya normal (terdistribusi

normal) berarti data tersebut mewakili populasi, data yang terdistribusi normal juga

merupakan syarat dalam melakukan analisis statistik parametrik. Berdasarkan uji

normalitas dari data yang diperoleh menunjukan bahwa data glukosa darah tikus

nilai signifikan 0,76 (Normal p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data gula

darah tikus tersebut menyebar mengikuti sebaran normal.

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas


Shapiro-wilk
Statistik df Signifikansi
0,925 24 0,76
(Data Primer yang diolah, 2017)

5.2.2 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian

populasi adalah sama atau tidak. Dilakukan dengan uji kesamaan ragam atau bisa

disebut test Homogenity of Variances menggunakan Levene Statistic. Uji


Homogenitas ragam dilakukan hanya pada data penurunan gluosa darah. Hasil

pengujian didapatkan nilai signifikan 0,53 sedangkan normal (p>0,05), dapat

disimpulkan bahwa ragam glukosa darah tikus masih relative homogen.

Tabel 5.3 Hasil Uji Homogenitas


Levene Statistic df1 df2 Signifikansi
0,760 3 20 0,530
(Data Primer yang diolah, 2017)

5.2.3 Uji One Way ANOVA

Syarat uji One Way ANOVA telah terpenuhi yaitu Normalitas dan

Homogenitas (p>0,05) maka dapat dilakukan uji One Way ANOVA. Uji ini

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bermakna hasil penelitian

pada kelompok (kelompok kontrol dan kelompok perlakuan) pada pemberian dosis

ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan induksi aloksan terhadap kadar

glukosa darah hewan coba.

Tabel 5.4 Hasil Uji One Way ANOVA


Sum of Square df Mean Square F Signifikansi
Between Groups 152281,45 3 50760,48 288,95 0,000
Within Groups 3513,43 20 175,67
Total 155794,88 23
(Data Primer yang diolah, 2017)

Pada uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai Sig = 0,00 lebih kecil

dari p (0.05). Hal tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh yang bermakna

pemberian ekstrak bunga kamboja pada tiap kelompok perlakuan terhadap kadar

glukosa darah tikus putih jantan yang di induksi aloksan.

5.2.4 Uji Post Hoc

Uji Post Hoc Bonferroni adalah kelanjutan dari One Way ANOVA jika

varian data homogen. Uji post hoc bonfferoni digunakan untuk membuktikan

bahwa masing-masing data tersebut signifikan. Berikut ini adalah hasil dari uji Post

Hoc Bonferroni.
Tabel 5.5 Hasil Uji Uji Post Hoc Bonferroni
Perbedaan IK 95% Nilai p
rerata Minimum Maksimum
K+ vs P1 95,72 73,32 118,12 <0,001
K+ vs P2 155,18 132,78 177,58 <0,001
K+ vs P3 215,89 193,50 238,30 <0,001
P1 vs P2 59,46 37,06 81,86 <0,001
P1 vs P3 120,18 97,78 142,58 <0,001
P2 vs P3 60,72 38,32 83,11 <0,001
(Data Primer yang diolah, 2017)

Berdasarkan tabel analisis uji Post hoc diatas dapat menjelaskan bahwa

terdapat perbedaan kadar glukosa darah yang bermakna antara setiap kelompok .

Namun dosis yang diberikan pada P1, P2 dan P3 belum bisa memberikan efek

hingga mencapai rentang normal gula darah puasa 16 jam pada tikus putih (rattus

novergicus strain wistar) adalah (133.69 +/- 16.75) mg/dL (Kale V.P, Joshi G.S 

Gohil P.B, 2009).

5.2.5 Uji Regresi

Hasil uji regresi linier menunjukkan seberapa besar pengaruh pemberian

dosis ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) terhadap penurunan kadar

glukosa darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain wistar yang diinduksi

aloksan adalah sebesar R2=0,902. Koefisien determinasi R² = 0,902 yang berarti

penurunan kadar glukosa darah tikus jantan putih (Rattus norvegicus) strain wistar

yang dipengaruhi oleh dosis pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.)

adalah 90% dan sisanya 20% dapat dipengaruhi oleh faktor diluar penelitian.

Tabel 5.5 Hasil Uji Regresi Linier


Model R R Square Adjust R Square
1 0,950a 0,902 0,898
(Data Primer yang diolah, 2017)
Tabel 5.6 Koefisien Variabel Terikat
Model Unstandardized Coefficients
B Std. Errror
1 (Constant) 414,466 8,317
dosis -0,734 0,051
(Data primer yang diolah, 2017)

Berdasarkan Koefisien Variabel Terikat tabel 5.6, bentuk persamaan yang

menghubungkan antara dosis ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan

kadar glukosa darah tikus putih jantan adalah sebagai berikut :

Y = 414,46 + (-0,734 X)

Keterangan:
Y= Jumlah kadar glukosa tikus (mg/dl)
X= Dosis ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) (mg/KgBB/hari).

Hal ini dapat diartikan bahwa tanpa mempertimbangkan pengaruh dari

pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.), maka rata-rata jumlah kadar

glukosa darah tikus akan cenderung tetap tinggi secara konstant 414,46 mg/dl

satuan. Apabila mempertimbangkan pengaruh dari perlakuan dosis bunga kamboja

(Plumeria alba sp.) akan menyebabkan perubahan kadar glukosa darah tikus,

dimana untuk setiap pemberian dosis 1 mg/KgBB/hari akan menurunkan kadar

glukosa darah tikus sebesar 0,734 mg/dl.


(Data Primer yang diolah, 2017)
Gambar 5.2
Grafik linieritas antara Dosis Ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan
Kadar Glukosa darah tikus putih

Berdasarkan grafik linieritas diatas terlihat bahwa garis regresi antara

pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan kadar glukosa darah

tikus putih mengarah ke kanan bawah. Hal ini membuktikan adanya linieritas dari

pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan kadar glukosa darah

tikus putih. Artinya peningkatan perlakuan berupa pemberian dosis bunga kamboja

(Plumeria alba sp.) cenderung akan menurunkan kadar glukosa darah tikus putih,

dibandingkan dengan kadar glukosa darah tikus putih pada kelompok kontrol

positif.

Anda mungkin juga menyukai