Only Group Design yang bertujuan untukl membuktikan pengaruk ekstrak bunga
kamboja ( Plumeria alba sp.) sebagai anti hiperglikemi pada tikus putih jantan yang
Tabel 5.1 Hasil pengukuran kadar glukosa darah tikus putih jantan pada berbagai
kelompok dalam mg/dl
Kelompok Kadar Glukosa Darah Tikus (mg/dL) Mean
1 2 3 4 5 6 ±SD
K+ 451,93 446,22 433,06 424,51 431,48 456,45 440,61
±12,73
P1 342,58 352,90 361,93 320,32 357,09 334,51 344,89
±15,62
P2 278,70 287,74 294,51 289,67 269,70 292,25 285,43
±9,44
P3 204,80 228,38 234,74 241,96 228,38 210,00 224,45
±14,41
(Data Primer yang diolah, 2017)
Perbandingan rata-rata kadar glukosa darah tikus antara setiap perlakuan
dapat dilihat pada diagram berikut.
Gambar 5.1
Grafik Rata-Rata Pengukuran Kadar Glukosa Darah tikus putih jantan
pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) terhadap penurunan kadar
pada kelompok kontrol positif yang hanya diberi aloksan (K+) rata-rata glukosa
rata-rata glukosa darah sebesar 285,43mg/dL dan pada perlakuan pemberian dosis
disimpulkan pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan dosis
282mg/KgBB dapat menurunkan glukosa darah tikus lebih besar dari pada dosis
lainya. Untuk membuktikan apakah hasil tersebut signifikan secara statistik, maka
selanjutnya akan dilakukan analisis data yang meliputi uji normalitas, uji
homogenitas, uji One Way ANOVA/ Saphiro-Wilk, uji analisis Post Hoc, dan uji
kenormalan data. Jika sebaran (distribusi) data normal, rumus uji yang digunakan
adalah jenis uji yang termasuk dalam stastitik parametrik sedangkan jika data tidak
normal mengunakan uji non parametrik. Data yang sebaranya normal (terdistribusi
normal) berarti data tersebut mewakili populasi, data yang terdistribusi normal juga
normalitas dari data yang diperoleh menunjukan bahwa data glukosa darah tikus
nilai signifikan 0,76 (Normal p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data gula
populasi adalah sama atau tidak. Dilakukan dengan uji kesamaan ragam atau bisa
Syarat uji One Way ANOVA telah terpenuhi yaitu Normalitas dan
Homogenitas (p>0,05) maka dapat dilakukan uji One Way ANOVA. Uji ini
pada kelompok (kelompok kontrol dan kelompok perlakuan) pada pemberian dosis
ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan induksi aloksan terhadap kadar
Pada uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa nilai Sig = 0,00 lebih kecil
dari p (0.05). Hal tersebut berarti bahwa terdapat pengaruh yang bermakna
pemberian ekstrak bunga kamboja pada tiap kelompok perlakuan terhadap kadar
Uji Post Hoc Bonferroni adalah kelanjutan dari One Way ANOVA jika
varian data homogen. Uji post hoc bonfferoni digunakan untuk membuktikan
bahwa masing-masing data tersebut signifikan. Berikut ini adalah hasil dari uji Post
Hoc Bonferroni.
Tabel 5.5 Hasil Uji Uji Post Hoc Bonferroni
Perbedaan IK 95% Nilai p
rerata Minimum Maksimum
K+ vs P1 95,72 73,32 118,12 <0,001
K+ vs P2 155,18 132,78 177,58 <0,001
K+ vs P3 215,89 193,50 238,30 <0,001
P1 vs P2 59,46 37,06 81,86 <0,001
P1 vs P3 120,18 97,78 142,58 <0,001
P2 vs P3 60,72 38,32 83,11 <0,001
(Data Primer yang diolah, 2017)
Berdasarkan tabel analisis uji Post hoc diatas dapat menjelaskan bahwa
terdapat perbedaan kadar glukosa darah yang bermakna antara setiap kelompok .
Namun dosis yang diberikan pada P1, P2 dan P3 belum bisa memberikan efek
hingga mencapai rentang normal gula darah puasa 16 jam pada tikus putih (rattus
novergicus strain wistar) adalah (133.69 +/- 16.75) mg/dL (Kale V.P, Joshi G.S
dosis ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus putih jantan (Rattus norvegicus) strain wistar yang diinduksi
penurunan kadar glukosa darah tikus jantan putih (Rattus norvegicus) strain wistar
yang dipengaruhi oleh dosis pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.)
adalah 90% dan sisanya 20% dapat dipengaruhi oleh faktor diluar penelitian.
menghubungkan antara dosis ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan
Y = 414,46 + (-0,734 X)
Keterangan:
Y= Jumlah kadar glukosa tikus (mg/dl)
X= Dosis ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) (mg/KgBB/hari).
pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.), maka rata-rata jumlah kadar
glukosa darah tikus akan cenderung tetap tinggi secara konstant 414,46 mg/dl
(Plumeria alba sp.) akan menyebabkan perubahan kadar glukosa darah tikus,
pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan kadar glukosa darah
tikus putih mengarah ke kanan bawah. Hal ini membuktikan adanya linieritas dari
pemberian ekstrak bunga kamboja (Plumeria alba sp.) dengan kadar glukosa darah
tikus putih. Artinya peningkatan perlakuan berupa pemberian dosis bunga kamboja
(Plumeria alba sp.) cenderung akan menurunkan kadar glukosa darah tikus putih,
dibandingkan dengan kadar glukosa darah tikus putih pada kelompok kontrol
positif.