7. Teaching Self-Compassion
Paul Gilbert telah mengembangkan intervensi terapi berbasis kelompok untuk
populasi klinis yang disebut Compassionate Mind Training (CMT). CMT
dirancang untuk membantu orang mengembangkan ketrampilan diri, terutama bila
bentuk self-to-self mereka yang lebih kebiasaan melibatkan serangan diri. Dalam
sebuah studi percontohan tentang CMT yang melibatkan pasien hari-hari sakit
dengan rasa malu dan kritik diri yang kuat, penurunan depresi, serangan diri, rasa
malu, dan perasaan inferioritas dilaporkan terjadi setelah berpartisipasi dalam
program CMT (Gilbert & Procter, 2006). Chris Germer dan Kristin Neff telah
mengembangkan sebuah program pelatihan yang dirancang untuk mengajarkan
keterampilan welas asih kepada masyarakat umum yang disebut Mindful Self-
Compassion (MSC; Neff & Germer, 2012). Struktur MSC dimodelkan pada
Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR; Kabat-Zinn, 1982), dengan peserta
bertemu selama dua setengah jam sekali seminggu selama delapan minggu, dan
juga bertemu untuk setengah hari "Retret mini." Praktik meditasi formal diajarkan
seperti meditasi cinta kasih (LKM), sebuah praktik Buddhis kuno yang dirancang
untuk meningkatkan kemauan baik untuk diri sendiri dan orang lain secara umum
dengan mengulangi serangkaian ungkapan seperti "bolehkah saya aman , bolehkah
saya bersikap damai, bolehkah saya sehat, dan semoga hidup saya mudah?
"(Grossman, Niemann, Schmidt, & Walach, 2004). Varian dari praktik ini juga
diajarkan yang berfokus pada membangkitkan wacana diri mengingatkan kita pada
situasi yang sulit secara emosional dalam kehidupan seseorang dan mengulang
ungkapan-ungkapan seperti "Semoga saya merasa aman, semoga saya merasa
damai, bolehkah saya bersikap baik terhadap diri sendiri, mungkin Saya menerima
diri saya sama seperti saya. "Praktik informal diajarkan seperti meletakkan tangan
seseorang di hati seseorang pada saat stres, atau mengulangi serangkaian ungkapan
kasihan diri untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sepanjang program,
latihan interpersonal digunakan untuk membantu membangkitkan perasaan
kemanusiaan bersama. Praktek di rumah diberikan pada akhir setiap sesi seperti
menulis surat welas asih kepada diri sendiri. Peserta diminta melakukan 40 menit
latihan welas asih setiap hari, yang bisa menjadi kombinasi antara praktik formal
dan informal.