Anda di halaman 1dari 35

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kehamilan


2.1.1 Definisi
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan akan
berlangusng dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana
trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung
dalam 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga
berlangsung dalam 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Saifuddin,
2009).
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum
dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus
yang aterm dan berakhir sampai dengan permulaan persalinan. Masa
kehamilan dimulai dan konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terahir (Guyton, 2007; Manuaba, 2007).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi
sampai kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu
40 minggu. Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-
masing berlangsung dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama 12 minggu,
trimester 2 selama 15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-27), dan
trimester 3 selama 13 minggu (minggu ke-28 sampai minggu ke-40)
(Prawirohardjo, 2008).
Kehamilan terjadi bila ovum yang difertilisasi sperma berkembang
menjadi fetus yang aterm. Masa kehamilan dimulai dan konsepsi sampai la-

5
hirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (Guyton, 2007). Ada pu-
la yang mendefinisikan kehamilan sebagai pertumbuhan dan perkembangan
janin intrauterine mulai konsepsi dan berakhir sampai dengan permulaan per-
salinan (Manuaba, 2007).
2.2.2 Patofisiologi
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, ferti-
lisasi/konsepsi, dan implantasi hasil konsepsi (Prawirohardjo, 2008). Ferti-
lisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan
ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik yaitu kedua pronuklein dekat men-
dekati dan bersatu membentuk zygot yang terdiri atas bahan genetik dari
wanita dan pria.
Beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot.
Dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya, atau morula.
Hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba
hingga ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-
sel tuba dan kontraksi tuba.dalam cavum uteri hasil konsepsi mancapai stadi-
um blastula.
Pada stadium blastula ini sel-sel yang lebih kecil membentuk dinding
blastula akan menjadi trofoblas. Dengan demikian, blastula diselubungi oleh
suatu simpai yang disebut trofoblas.
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula yang
disebut blastokista. Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner
cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua dan mebuat luka kemudian
menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke
dalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman).
Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan
berkembang di dalam endometrium.
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manu-
sia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi
(Prawirohardjo, 2008).

6
2.2.3 Tanda dan Gejala Kehamilan
Untuk dapat menegakkan kehamilan, dilakukan penilaian terhadap be-
berapa tanda dan gejala kehamilan (Marjati, 2011). Tanda dan gejala kehamilan
adalah sebagai berikut :
a. Tanda Dugaan Hamil
1. Amenorea (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de
graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorhea
dapat diinformasikan dengan memastikan hari pertama haid terakhir
(HPHT). Tetapi, amenorhea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik ter-
tentu, tumor pituitari, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan bi-
asanya gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.
2. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan terjadinya pengeluaran
asam lambung yang berlebih sehingga menyebabkan mual muntah, yang
terjadi terutama pada pagi hari. Hal ini biasa disebut dengan morning sick-
ness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis. Tetapi apabila terlampau
sering terjadi dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan
hiperemesis gravidarum.
3. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)
Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan dan akan
menghilang dengan semakin tuanya kehamilan.
4. Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan.. Hal ini sering
terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai dan biasanya akan
menghilang setelah 16 minggu.
5. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama kehamilan, sebagai akibat dari
penurunan kecepatan basal metabolisme yang akan meningkat seiring per-
tambahan usia kehamilan.

7
6. Payudara tegang
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada payudara, se-
dangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran
payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan per-
tama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
7. Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa oenuh
dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering terjadi pada trimester pertama
kehamilan akibat desakan uterus ke kandung kemih. Pada trimester kedua
umumnya keluhan ini berkurang karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir trimester, gejala bisa timbul karena janin mulai
masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
8. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus) otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
9. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini : sekitar pipi
(cloasma gravidarum), sekitar leher tampak lebih hitam, dinding perut (stri-
ae lividae/gravidarum, striae nigra, linea alba menjadi lebih hitam), sekitar
payudara (hiperpigmentasi pada areola mammae sehingga terbentuk areola
sekunder), sekitar pantat dan paha atas.
10. Epulis
Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada trimester pertama.
11. Varises
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh
darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi
disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan
pembuluh darah ini dapat hilang setelah persalinan.

8
b. Tanda Kemungkinan Hamil
1. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat ke-
hamilan.
2. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri.
3. Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti
ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
4. Tanda chadwick
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina terma-
suk juga portio dan serviks.
5. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
6. Kontraksi braxton hicks
Adalah peregangan sel-sel otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di
dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, bi-
asanya timbul pada kehamilan delapan minggu. Kontraksinya akan terus
meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatannya sampai mendekati per-
salinan.
7. Teraba ballotement
8. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (plano test) positif
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi adanya hormon hCG yang diproduksi
oleh sinsiotropoblastik selama kehamilan. Hormon ini dapat mulai dideteksi
pada 26 hari setelah konsepsi.
c. Tanda Pasti Hamil
1. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan 20 minggu.
2. Denyut jantung janin

9
3. Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta ba-
gian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia ke-
hamilan lebih tua. Bagian janin dapat dilihat lebih sempurna dengan
menggunakan USG.
4. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto USG.
2.2.4 Perubahan Fisiologi dan Psikologi
1. Sistem Reproduksi
a. Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada
vulva, vagina dan serviks menjadi lebih merah agak
kebiruan/keunguan. pH vulva dan vagina mengalami peningkatan
dari 4 menjadi 6,5 yang membuat wanita hamil lebih rentan
terhadap infeksi vagina. Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi
serviks menjadi lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia
& hipertropi otot, dan perkembangan desidua. Dinding - dinding
otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada serviks mudah fleksi
disebut tanda Mc Donald. Pada kehamilan 8 minggu uterus
membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-
kira sebesar telur angsa. Pada minggu - minggu pertama, terjadi
hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan
lebih lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu
kehamilan, uterus juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan
umumnya tidak nyeri.
Proses ovulasi pada ovarium akan terhenti selama
kehamilan. Pematangan folikel baru juga ditunda. Tetapi pada awal
kehamilan, masih terdapat satu corpus luteum gravidarum yang
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Folikel ini akan

10
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu, kemudian mengecil setelah
plasenta terbentuk.
b. Trimester 2
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan
terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh - pembuluh
darah alat genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini dapat
meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual, khususnya selama
trimester dua kehamilan. Peningkatan kongesti yang berat ditambah
relaksasi dinding pembuluh darah dan uterus dapat menyebabkan
timbulnya edema dan varises vulva. Edema dan varises ini biasanya
membaik selama periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami
pembesaran tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis
sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada trimester kedua
ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan bimanual.
Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak nyeri ini dikenal
sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-tiba secara sporadik
dengan intensitas antara 5-25 mmHg.1 Pada usia kehamilan 16
minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan fungsi corpus
luteum gravidarum.
c. Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai
persiapan untuk persalinan yang seringnya melibatkan peregangan
vagina. Ketebalan mukosa bertambah, jaringan ikat mengendor,dan
sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga terjadi peningkatan
volume sekresi vagina yang berwarna keputihan dan lebih kental.
Pada minggu - minggu akhir kehamilan, prostaglandin
mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks.
Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu
persalinan.

11
Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah
uterus pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan ber-
kontraksi sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis,
hal itu terjadi pada masa-masa akhir kehamilan menjelang persali-
nan. Batas antara segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang
tipis disebut lingkaran retraksi fisiologis.
2. Sistem Respirasi
a. Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat pada
awal kehamilan yang mungkin diinterpretasikan sebagai dispneu.
Hal itu sering mengesankan adanya kelainan paru atau jantung pa-
dahal sebenarnya tidak ada apa-apa. Peningkatan usaha nafas sela-
ma kehamilan kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron
dan sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat tersebut
mengakibatkan PCO2 atau tekanan karbokdioksida berkurang.
b. Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurang lebih 4 cm kare-
na penekanan uterus pada rongga abdomen. Pada kehamilan lanjut,
volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen
per menit akan bertambah secara signifikan.
c. Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan
ukuran uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, pen-
ingkatan volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan
oksigen per menit akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37.
Wanita hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%.
Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi pro-
gesteron.

12
3. Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi pada 8
minggu pertama kehamilan. Pada awal minggu kelima curah jan-
tung mengalami peningkatan yang merupakan fungsi dari
penurunan resistensi vaskuler sistemik serta peningkatan frekuensi
denyut jantung. Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya
volume plasma yang terjadi pada minggu ke 10 - 20.
b. Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan
menekan vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada
posisi terlentang. Hal itu akan berdampak pada pengurangan darah
balik vena ke jantung hingga terjadi penurunan preload dan cardiac
output yang kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.
c. Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan aorta pada
pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran darah uteroplasenta
ke ginjal. Pada posisi terlentang ini akan membuat fungsi ginjal
menurun jika dibandingkan dengan posisi miring.
4. Sistem Urinaria
a. Trimester 1
Pada bulan - bulan awal kehamilan, vesika urinaria tertekan
oleh uterus sehingga sering timbul keinginan berkemih. Hal itu
menghilang seiring usia kehamilan karena uterus yang telah mem-
besar keluar dari rongga pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal
sedikit bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi glomerulus
(GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF) meningkat pada awal ke-
hamilan.
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis se-
hingga penekanan pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu,

13
adanya peningkatan vaskularisasi dari vesica urinaria menyebabkan
mukosanya hiperemia dan menjadi mudah berdarah bila terluka.
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria.
Keluhan sering berkemih pun dapat muncul kembali. Selain itu, ter-
jadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal yang kemudian ber-
pengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plas-
ma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan
dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.
5. Sistem Digestif
a. Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan karena pe-
rubahan posisi lambung dan aliran asam lambung ke esophagus ba-
gian bawah. Produksi asam lambung menurun. Sering terjadi nausea
dan muntah karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin
(HCG), tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang. Saliva
atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada beberapa
wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan
dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual.
b. Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan
tergeser. Demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang
akan bergeser ke arah atas dan lateral. Perubahan lainnya akan lebih
bermakna pada kehamilan trimester 3.
c. Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya penurunan mo-
tilitas otot polos pada organ digestif dan penurunan sekresi asam
lambung. Akibatnya, tonus sphincter esofagus bagian bawah
menurun dan dapat menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus

14
sehingga menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan motil-
itas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi lebih banyak, teta-
pi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan mual
dapat terjadi akibat penurunan asam lambung.
6. Sistem Endokrin
a. Ovarium dan plasenta. Ovarium sumber estrogen dan progesteron
pada wanita tidak hamil. Saat konsepsi korpus luteum tempat ovum
berasal mulai menghasilkan estrogen dan progesteron. Setelah
plasenta terbentuk, fungsi tersebut diambil alih oleh plasenta.
Selain penghasil estrogen dan progesteron juga membentuk steroid
dan 3 hormon lain, yaitu:
 HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
 HPL (Human Plasenta Lactogen)
 HCT (Human Chorionic Tyrotropin)
b. Kelenjar Tyroid. BMR (Basal Metabolisme Rate) meningkat 20%
dan kelenjar tyroid membesar tetapi jumlah hormon tiroksin tetap.
c. Kelenjar Paratiroid. Ukurannya meningkat selama hamil pada
minggu 15-30. Ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hor-
mon ini penting untuk kalsium dalam darah. Bila tidak ada akan
mengganggu metabolisme tulang dan otot.
d. Pankreas. Meningkatnya hormon insulin yang dihasilkan sel β
pankreas.
e. Kelenjar Pituitari. Lobus anterior kelenjar pituitari mengalami
sedikit pembesaran dan terus menghasilkan hormon tropik FSH.
Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik
meningkat yang berakibat meningkatnya pigmentasi puting susu,
wajah, abdomen. Prolaktin hormon meningkat dan berlanjut
setelah persalinan dan menyusui.
f. Kelenjar Adrenal. Ukurannya meningkat selam kehamilan, teruta-
ma bagian kortiso yang menghasilkan kostin yang mengatur
jumlah ion natrium dan kalium dalam darah.

15
7. Sistem Metabolik
a. Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan yang
sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya payudara, dan
peningkatan volume darah serta cairan ekstraseluler. Sebagian kecil
pertambahan berat badan terebut diakibatkan oleh perubahan
metabolik yang menyebabkan pertambahan air selular dan
penumpukan lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu.
Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu kurang
lebih 1 kg.
b. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama oleh ka-
rena perkembangan janin dalam uterus.
c. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat mencapai
2 kali lipat bahkan lebih dari berat badan pada awal kehamilan. Pit-
ting edema dapat timbul pada pergelangan kaki dan tungkai bawah
akibat akumulasi cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga
disebabkan oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih
rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava. Penurunan
tekanan osmotik koloid interstisial juga cenderung menimbulkan
edema pada akhir kehamilan.
8. Sistem Integumen
a. Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon perang-
sang melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan sampai aterm
yang menyebabkan timbulnya pigmentasi pada kulit. Linea nigra
adalah pigmentasi berwarna hitam kecoklatan yang muncul pada
garis tengah kulit abdomen. Bercak kecoklatan kadang muncul di
daerah wajah dan leher membentuk kloasma atau melasma gravi-
darum (topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada

16
areola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan menghilang
atau berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik penonjolan
kecil dan merah pada kulit wajah, leher, dada atas, dan lengan.
Kondisi ini sering disebut sebagai nevus angioma atau telean-
giektasis. Eritema palmaris terkadang juga dapat ditemukan. Kedua
kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh hiperestrogenemia ke-
hamilan.
b. Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone (MSH) pada
masa ini menyebabkan perubahan cadangan melanin pada daerah
epidermal dan dermal.
c. Trimester 3
Pada bulan - bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul
garis-garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan ka-
dang kadang juga muncul pada daerah payudara dan paha. Peru-
bahan warna tersebut sering disebut sebagai striae gavidarum. Pada
wanita multipara, selain striae kemerahan itu seringkali ditemukan
garis garis mengkilat keperakan yang merupakan sikatrik dari striae
kehamilan sebelumnya
9. Sistem Muskuloskeletal
a. Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan pada musu-
loskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone estrogen dan proges-
terone, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament
juga meningkatkan jumlah cairan synovial. Bersamaan dua keadaan
tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian. Kese-
imbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya normal apabila
asupan nutrisinya khususnya produk terpenuhi.

17
b. Trimester 2
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2 ini mobili-
tas persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu oleh peningkatan re-
tensi cairan pada connective tissue, terutama di daerah siku dan
pergelangan tangan.
c. Trimester 3
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya
wanita hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Sendi
sacroiliaca, sacrococcigis, dan pubis akan meningkat mobilitasnya
diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan men-
imbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung.
10. Perubahan Psikologi
a. Trimester 1
Biasa disebut Periode Adaptasi, perubahan psikologi seperti:
1. Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya
2. Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya
3. Mencari tanda - tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya
sedang hamil
4. Kehamilan masih dirahasiakan
5. Mengalami gairah seks tinggi, tapi libido menurun
6. Sebagian besar perempuan bersikap ambivalen tentang kehami-
lannya
7. Khawatir kehilangan bentuk tubuh
8. Membutuhkan penerimaan kehamilan oleh keluarga
9. Ketidakstabilan emosi dan suasana hati
10. Perasaan was - was, takut, cemas, gembira, dll.
b. Trimester 2
Biasa disebut Periode Kesehatan, perubahan psikologi seperti :
1. Ibu merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya

18
2. Ibu mulai merasakan gerakan bayinya dan merasakan kehadiran
bayinya sebagai seseorang diluar dirinya
3. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa bebannya
c. Trimester 3
Biasa disebut Periode Menunggu, perubahan psikologi seperti:
1. Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya
2. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam
keadaan tidak normal
3. Rasa tidak nyaman kembali terjadi, merasa dirinya aneh dan
jelek
4. Semakin ingin menyudahi kehamilannya
5. Tidak sabaran dan resah
6. Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya
7. Mulai menebak-nebak jenis kelamin bayinya dan mempersiap-
kan nama
8. Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.
2.2.5 Ketidaknyamanan
1. Sakit punggung
Hal ini dikarenakan meningkatnya beban berat yang dibawa ibu
yaitu bayi dalam kandungan. Secara bertahap, ibu hamil mulai
menyesuaikan postur dengan cara berjalan tegak. Untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh, perut yang membuncit otomatis
akan menarik otot punggung lebih kencang. Tarikan inilah yang
membuat ibu hamil besar sering mengeluh pegal dan nyeri di tubuh
bagian belakang, termasuk sekitar pinggang.
Penanganan: memakai sepatu tumit rendah, menghindari
mengangkat benda yang berat, berdiri dan berjalan dengan punggung
dan bahu yang tegak, menganjurkan ibu untuk meminta pertolongan
melakukan pekerjaan rumah sehingga ibu tidak perlu membungkuk
terlalu sering, memakai kasur yang nyaman, istirahat setiap 30 menit
beraktivitas.

19
2. Konstipasi
Hormon progesteron saat hamil menyebabkan relaksasi usus
atau gerakan peristaltik usus menurun. Akibatnya daya dorong usus ter-
hadap sisa makanan berkurang. Sisa makanan yang menumpuk
mengakibatkan sembelit. Sebab lainnya bisa juga dikarenakan kan-
dungan zat besi (Fe) pada tablet ibu hamil karena konstipasi merupakan
salah satu efek samping dari tablet Fe. Selain itu, kebiasaan menahan
buang air besar juga dapat mempengaruhi.
Penanganan: minum banyak cairan dan makan makanan yang
tinggi serat, seperti buah – buahan (pepaya, pisang, jeruk) dan sayuran
karena dapat merangsang sisa makanan, berolahraga secara teratur,
misalnya berjalan – jalan waktu pagi hari + setengah jam, jangan mena-
han keinginan untuk buang air besar, bila perlu dapat diberikan pen-
cahar ringan, umpama paraffin cair 1- 2 sendok makan.
3. Sesak (Sulit bernapas)
Pada kehamilan 33-36 minggu ibu hamil akan merasa susah
bernafas karena rahim yang membesar mendesak ke arah diafragma da-
da, hal ini dapat mendesak paru-paru dan membuatnya sulit untuk
mengembang dengan penuh. Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke
rongga panggul biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada ke-
hamilan primigravida maka akan merasa lega dan bernafas lebih mu-
dah. Selain itu juga rasa terbakar di dada (heart burn) juga ikut hilang
karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi di bawah tulang iga
ibu.
Penanganan: klien tidur dalam posisi semi fowler, agar ibu bisa
bernafas lebih lega.

4. Sering kencing
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga
panggul akan makin menekan kandung kemih ibu. Akibatnya, kapasitas
kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering merasa ingin BAK.

20
Penanganan: jangan menunda keinginan buang air kecil, jika
keluarnya air seni diiringi oleh rasa nyeri dan warnanya merah atau
keruh mungkin itu pertanda infeksi.
5. Sulit tidur
Kesulitan untuk dapat tidur nyenyak.
Penanganan: mencoba untuk menyesuaikan posisi tidur. Posisi
tidur tebaik: sangat dianjurkan setelah kehamilan 16 minggu, sebaiknya
ibu hamil tidur dengan posisi miring ke sisi kiri dengan satu tungkai
berada di atas tungkai lainnya dengan sebuah bantal di antaranya karena
posisi ini memberi keuntungan bagi bayi untuk mendapatkan aliran
darah dan nutrisi yang maksimal ke plasenta karena adanya vena besar
(vena cava inferior) di bagian belakang sebelah kanan spina yang
mengembalikan darah dari tubuh bagian bawah ke jantung. Juga dapat
membantu ginjal untuk membuang sisa produk dan cairan dari tubuh
ibu sehingga mengurangi pembengkakan pada kaki, pegelangan kaki
dan tangan.
6. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan
menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena
menonjol. Dan pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan
vena daerah panggul. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
Penanganan: angkatlah kaki ke atas ketika istirahat atau tiduran,
pakailah celana atau kaos kaki yang dapat mensupport, pakai di pagi
hari dan lepaskan ketika anda pergi tidur. Jangan menggunakan pakaian
yang terlalu ketat, jangan berdiri atau duduk terlalu lama, cobalah untuk
berjalan-jalan, hindari mengangkat beban yang berat, hindari mengejan
saat BAB, berolah raga misalnya, jalan cepat selama 20-30 menit
sehari, pastikan mendapat cukup vitamin C dari (makanan, bukan dari
tambahan vitamin), yang membantu menyehatkan dan melunturkan ve-
na.

21
7. Kontraksi perut
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa
rasa sakit yang ringan, tidak teratur, dan hilang bila duduk atau istirahat.
8. Oedema
Disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan reten-
si cairan. Penyebabnya bisa karena ibu terlalu banyak diam. Secara fisi-
ologis, ibu hamil memang menanggung beban tambahan yang akan se-
makin memperlambat aliran darah pada pembuluh darah vena. Kaki
bengkak selanjutnya bisa memicu tekanan darah tinggi atau malah
preeklamsi.
Penanganan: cukup berolahraga, sering meluruskan kaki, sem-
patkan istirahat di sela-sela kesibukan, dan mulai mewaspadai pem-
bengkakan pada kaki bila diikuti juga dengan berat badan yang
meningkat drastis, naiknya tekanan darah serta kadar protein dalam urin
yang merupakan gejala pre-eklampsi.
9. Kram pada kaki
Kram pada betis atau kaki umum terjadi pada kehamilan lanjut
sewaktu beristirahat atau tidur. Kram disebabkan oleh kelelahan otot be-
tis, tekanan pada saraf kaki, kurang bergerak sehingga sirkulasi darah
terganggu, ketidakseimbangan mineral pada darah. Ketidakseimbangan
ini dapat disebabkan karena terlalu sedikit kalsium atau magnesium
atau karena terlalu banyak fosfor yang terdapat dalam makanan, seperti
daging yang sudah diproses, makanan ringan, dan minuman ringan.
Penanganan: Saat kram terjadi, yang harus dilakukan adalah
melemaskan seluruh tubuh terutama bagian tubuh yang kram. Dengan
menggerak-gerakkan pergelangan kaki dan mengurut bagian kaki yang
terasa kaku bisa membantu menghilangkan kekakuan. Selain itu, pada
saat bangun tidur jari kaki ditegakkan sejajar dengan tumit untuk
mencegah kram mendadak. Agar kram tidak sampai mengganggu, atasi
dengan mengkonsumsi banyak kalsium, minum air putih yang banyak,
melakukan senam ringan, dan cukup istirahat.

22
10. Keputihan
Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.
Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan
mendekati persalinan lebih cair.
Penanganan: tetap menjaga kebersihan. Segera periksakan
apabila cairan berbau, terasa gatal, sakit.
11. Dihantui kecemasan
Menjelang persalinan, ibu hamil umumnya dihantui berbagai
kecemasan, semisal takut persalinannya bermasalah, khawatir bayinya
lahir cacat maupun cemas membayangkan rasa sakit saat bersalin. Ane-
ka kecemasan inilah yang akhirnya membuat si ibu jadi sulit tidur.
Penanganan: dukungan dari keluarga dan bidan sangat baik
diberikan kepada ibu hamil menjelang proses persalinan.
12. Gangguan psikis
Kondisi psikis yang labil pada trimester III biasanya disebabkan
oleh aneka ketidaknyamanan, antara lain karena tubuh yang dulu lang-
sing kini terus membesar. Diakui atau tidak, ketidaknyamanan ini jelas
dapat menurunkan rasa percaya diri ibu. Apalagi di trimester akhir, ibu
hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis yang labil ini jika
tidak segera dibenahi besar kemungkinan akan berpengaruh pada
kenyenyakan tidur ibu hamil.
Penanganan: memberikan konseling kepada ibu hamil bahwa
ketidaknyamanan itu akan hilang setelah proses persalinan
13. Anemia
Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin ini
memiliki kemampuan untuk mengikat oksigen di dalam darah. Apabila
kadar hemoglobin berkurang, maka bisa menyebabkan ibu sering
pusing dan lemas. Pada umumnya dalam kehamilan terjadi anemia
fisiologis (normal) akibat terjadinya pengenceran darah yang terjadi
selama kehamilan.

23
Penanganan: makan-makanan yang bergizi (banyak
mengandung zat besi) dan secara rutin memeriksakan kehamilan.
14. Nyeri ulu hati
Kombinasi meningkatnya tekanan dari rahim yang membesar
dengan efek hormonal yang merelekskan otot-otot pembuka pada bagi-
an atas lambung sehingga menyebabkan pengosongan lambung berjalan
lebih lambat. Makanan berlemak, makanan yang menimbulkan gas, dan
makan dengan porsi besar dapat memperburuk nyeri ulu hati.
Penanganan: hindari makanan yang berlemak dan makanan
yang menimbulkan gas, makan sedikit demi sedikit, beberapa wanita
menemukan bahwa makan dengan perlahan dan tidak makan sebelum
tidur juga membantu mengurangi nyeri ulu hati, posisi berbaring
setengah duduk bukan berbaring telentang di tempat tidur juga dapat
menurunkan rasa tidak nyaman.
2.2.6 Kebutuhan
1. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah kebutuhan yang utama pada manu-
sia termasuk ibu hamil. Berbagai gangguan pernapasan bisa terjadi
saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksi-
gen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung.
Untuk mencegah hal tersebut sekaligus untuk memenuhi kebutuhan
kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu melakukan :
 Latihan nafas melalui senam hamil
 Tidur dengan bantal yang lebih tinggi
 Makan tidak terlalu banyak
 Konsul ke dokter apabila ada kelainan atau gangguan
pernafasan seperti asma dan lain-lain
2. Nutrisi
Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan yang dibutuhkan
oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang dengan
jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu
24
sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil.
Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu
konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus
mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral (Kusmiyati,
2009).
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah
maupun susunan menu serta mendapat akses pendidikan kesehatan
tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan menyebabkan volume darah
menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang
dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang sehingga janin per-
tumbuhan janin menjadi terganggu.
Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan
hasil akhir kehamilan. Menurut Kusmiyati (2009), proporsi kenaikan
berat badan selama hamil adalah sebagai berikut :
a. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang
hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat badan ibu.
b. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60%
dari kenaikan berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan
ibu.
c. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar
60% dari kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan
janin.
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi
yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin,
pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru
(Almatsier, 2009). Kebutuhan energi yang tinggi paling banyak di-
peroleh dari bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan min-
yak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Setelah Universitas Sumatera
Utara itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian,
umbi-umbian, dan gula murni (Almatsier, 2009).

25
Selain energi, ibu hamil juga membutuhkan protein (sumber :
telur, susu, daging, unggas, tempe, tahu, serta kacang-kacangan), vit-
amin dan mineral, zat besi, asam folat (sumber : hati, brokoli, sayur-
an hijau, kacangkacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur), dan
kalsium (sumber : ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai
produk olahan susu seperti keju, yoghurt) (Almatsier, 2009).
3. Personal Hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang dil-
akukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi, ka-
rena badan yang banyak mengandung kuman-kuman. Kebersihan ha-
rus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak
keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak,
bawah buah dada, daerah genitalia) dengan cara dibersihkkan dengan
air dan dikeringkan.
Kebersihan gigi dan mulut pun perlu mendapatkan perhatian
karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu
yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat
mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan
karies gigi (Kusmiyati dkk, 2008).
Rambut dan kulit kepala juga patut diperhatikan. Rambut
berminyak cenderung menjadi lebih sering selama kehamilan karena
over activity kelenjar minyak kulit kepala dan mungkin memerlukan
keramas lebih sering. Rambut bisa tumbuh lebih cepat selama ke-
hamilan dan mungkin memerlukan pemotongan lebih sering. Ibu
hamil disarankan untuk mencuci rambut secara teratur guna
menghilangkan segala kotoran, debu, dan endapan minyak yang
menumpuk pada rambut.
Kebersihan gigi juga harus dijaga, yaitu dapat dilakukan
dengan oral hygiene dengan menggunakan sikat dan pasta gigi, se-

26
dangkan untuk kebersihan area mulut dan lidah bisa dilakukan
dengan kasa yang dicampur antiseptik.
4. Pakaian
Pakaian apa saja dapat dipakai oleh ibu hamil, namun, hen-
daknya pakaian tersebut longgar, mudah dipaka, serta menggunakan
bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang perlu di-
perhatikan dan dihindari, yaitu : 1) sabuk dan stoking yang terlalu
ketat karena akan mengganggu aliran balik, 2) sepatu dengan hak
tinggi akan menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan ber-
tambah.
Payudara juga perlu ditopang dengan BH yang memadai untuk
mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran. Desain bahan harus
disesuaikan agar dapat menyangga payudara yang membesar serta
memudahkan ibu ketika akan menyusui. BH harus bertali besar se-
hingga tidak terasa sakit di bahu. Pemakaian BH dianjurkan terutama
pada kehamilan di bulan ke empat sampai ke lima. Sesudah terbiasa,
boleh menggunakan BH tipis/tidak memakai BH sama sekali jika
tanpa BH terasa lebih nyaman. Ada dua pilihan BH yang biasa terse-
dia, yaitu BH katun biasa dan BH nilon yang halus (Rukiyah dkk,
2009).
5. Eliminasi
Pada trimester 1, frekuensi BAK meningkat karena kandung
kemih tertekan oleh pembesaran uterus dan BAB normal konsistensi
lunak. Pada trimester 2, frekuensi BAK normal kembalii karena
uterus telah keluar dari rongga panggul. Pada trimester 3, frekuensi
BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP (Pintu Atas
Panggul) serta BAB sering obstipasi (sembelit) karena hormon pro-
gesterone meningkat.
Konstipasi dapat terjadi karena pengaruh hormon progesterone
yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot
usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga me-

27
nyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan tinggi serat dan
banyak minum air putih. Jika ibu sudah mengalami dorongan BAB,
dianjurkan untuk segera buang air besar agar tidak terjadi konstipasi.
Selain konstipasi, ibu hamil juga akan sering buang air kecil.
Ibu hamil perlu mempelajari cara membersihkan alat kelamin yaitu
dengan gerakan dari depan ke belakang setiap kali selesai berkemih
atau buang air besar. Selain itu, dianjurkan minum 8-12 gelas cairan
setiap hari. Ibu hamil harus minum dengan cukup agar produksi air
kemihnya cukup dan tidak boleh dengan sengaja mejarangkan
berkemih. Apabila perasaan berkemih muncul, hal tersebut tidak
boleh diabaikan. Menahan berkemih dapat membuat bakteri di dalam
kandung kemih berlipat ganda.
6. Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tid-
ak ada riwayat sering abortus dan kelahiran prematur, perdarahan
pervaginam. Apabila terdapat riwayat abortus, sebaiknya coitus di-
tunda sampai kehamilan 16 minggu.
Coitus pun perlu dilakukan dengan hati-hati, terutama di
minggu-minggu terakhir kehamilan. Di akhir kehamilan, apabila
kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, coitus sebaiknya di-
hentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

2.2 Pelayanan ANC


2.2.1 Definisi
Ante Natal Care adalah sebagai salah satu upaya pencegahan awal dari
faktor resiko kehamilan. Menurut WHO, Ante Natal Care untuk mendeteksi dini
terjadinya resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan
angka kematian ibu dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil
mau memeriksakan kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan-kelainan
yang mungkin ada atau akan timbul pada kehamilan tersebut lekas diketahui, dan

28
segera dapat diatasi sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan
(Prawirohardjo, 2006).
Menurut Depkes RI (2004), pelayanan antenatal merupakan pelayanan
kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam
standar pelayanan kebidanan. Pe-ngertian antenatal care adalah perawatan ke-
hamilan, yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa ke-
hamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan.
Menurut Prawiroharjo (2009), pemeriksaan kehamilan merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post par-
tum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Ante Natal Care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang diberikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan. Untuk itu selama masa
kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter
sedini mungkin semenjak ibu merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan
asuhan antenatal. Bidan melakukan pemeriksaan klinis terhadap kondisi
kehamilannya. Bidan memberi KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada ibu
hamil, suami dan keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya (Depkes
RI, 2007).
Ketidakpatuhan dalam melakukan Ante Natal Care selama kehamilan
dapat menyebabkan tidak diketahuinya berbagai komplikasi pada ibu dan janin.
Apalagi ibu hamil tidak melakukan Ante Natal Care, maka tidak akan diketahui
apakah kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami resiko tinggi dan
komplikasi yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan dapat
menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Indiarti, 2009).

29
2.2.2 Tujuan
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pem-
bedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal (Marjati, 2001)
Sedangkan Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care
(ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehami-
lannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan
bayi yang sehat.
2.2.3 Standar ANC
Pelayanan ANC minimal 5T, meningkat menjadi 7T, dan sekarang
menjadi 12T, sedangkan untuk daerah gondok dan endemik malaria men-
jadi 14T, yakni:
Standar asuhan minimal kehamilan termasuk dalam "14T".
1) Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 ).
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihi-
tung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat
badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai
TM II. Berat badan ideal untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks
Masa Tubuh) ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan an-
tara tinggi badan dan berat badan. Ada rumus tersendiri untuk menghitung IMT
anda yakni :

30
IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (cm))2
Tabel 2.4 Klasifikasi Nilai IMT
Kategori IMT Rekomendasi (kg)
Rendah < 19,8 12,5 – 18
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16
Tinggi 26 – 29 7 – 11,5
Obesitas > 29 ≥7
Gemeli - 16 – 20,5
Sumber : (Prawirohadjo, 2013)
Prinsip dasar yang perlu diingat: berat badan naik perlahan dan bertahap,
bukan mendadak dan drastis. Pada trimester II dan III perempuan dengan gizi baik
dianjurkan menambha berat badan 0,4 kg. Perempuan dengan gizi kurang 0,5 kg
gizi baik 0,3 kg. Indeks masa tubuh adalah suatu metode untuk mengetahui
penambahan optimal, yaitu:
a. 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
b. 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
c. Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg. (Sari, Ulfa, &
Daulay, 2015)
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul.
2) Ukur Tekanan Darah (T2)
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang dan berkunjung. Pemeriksaan
tekanan darah sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau rendah.
Tekanan darah yang normal 110/80 - 120/80 mmHg.
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menen-
tukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan
dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan
janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu
yang dicantumkan dalam HPHT.
31
4) Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet ini mengandung 200mg sulfat Ferosus 0,25 mg asam folat yang
diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebu-
tuhan Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada masa kehamilan kebutuhannya
meningkat seiring pertumbuhan janin. Zat besi ini penting untuk mengkompensasi
penigkatan volume darah yang terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
5) Pemberian Imunisasi TT (T5)
Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun kekebalan se-
bagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin tetanus yaitu toksin ku-
man tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan. Pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT) artinya pemberian kekebalan terhadap penyakit tet-
anus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Umur kehamilan mendapat imunisasi TT :
a) Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk
mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005).
b) TT1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan
pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).
Jadwal Imunisasi TT :
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan
imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua kali (suntikan)
selama kehamilan (pertama pada saat kunjungan antenatal dan kedua pada empat
minggu kemudian)Jarak pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 mini-
mal 4 minggu (Saifuddin dkk, 2001 ; Depkes RI, 2000) . (Sari, Ulfa, & Daulay,
2015.
Tabel 2.5 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid
Lama perlin- % Perlin-
Antigen Interval
dungan dungan

32
-
TT 1 Pada kunjungan -
antenatal pertama
3 tahun
TT 2 4 minggu setelah 80
TT1
5 tahun
TT 3 6 bulan setelah 95
TT2
10 tahun
TT 4 1 tahun setelah 99
TT3
25 tahun/seumur
TT 5 1 taun setelah TT4 99
hidup
Sumber : (Saifuddin dalam Sari, Ulfa, & Daulay, 2015)
6) Pemeriksaan Hb (T6)
Pemeriksaan Hb yang sederhana yakni dengan cara Talquis dan dengan
cara Sahli. Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil pertama kali,
lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya
untuk mendeteksi Anemia pada ibu hamil.
7) Pemeriksaan Protein urine (T7)
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu
hamil. Adapun pemeriksaannya dengan asam asetat 2-3% ditujukan pada ibu ham-
il dengan riwayat tekanan darah tinggi, kaki oedema. Pemeriksaan protein urin ini
untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklampsia.
8) Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab) (T8)
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) adalah un-
tuk mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular seksual, antara lain
syphilis. Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil spesi-
men darah vena ± 2 cc. Apabila hasil tes dinyatakan postif, ibu hamil dilakukan
pengobatan/rujukan. Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehami-
lan < 16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan premature, cacat
bawaan.
9) Pemeriksaan urine reduksi (T9)
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti
33
pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya Diabetes Melitus Gestasioal.
Diabetes Melitus Gestasioal pada ibu dapat mengakibatkan adanya penyakit beru-
pa pre-eklampsia, polihidramnion, bayi besar.
10) Perawatan Payudara (T10)
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2
kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
11) Senam Hamil ( T11 )
Senam hamil bermanfaat untuk membantu ibu hamil dalam mempersiap-
kan persalinan. Adapun tujuan senam hamil adalah memperkuat dan memper-
tahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligamentum, otot dasar panggul,
memperoleh relaksasi tubuh dengan latihan-latihan kontraksi dan relaksasi.
12) Pemberian Obat Malaria (T12)
Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada ibu
hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan
darah yang positif. Dampak atau akibat penyakit tersebut kepada ibu hamil yakni
kehamilan muda dapt terjadi abortus, partus prematurus juga anemia.
13) Pemberian Kapsul Minyak Yodium (T13)
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah en-
demis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.
14) Temu wicara / Konseling ( T14 ).(Pantiawati & Suryono, 2010).
Pelayanan Standar Asuhan 17 T
Tabel 2.6 Jenis Pemeriksaan Pelayanan Antenatal Terpadu
Jenis Pemerik- Trimester Trimester Trimester
No Keterangan
saan I II III
1 Keadaan Umumü ü ü Rutin
2 Suhu Badan ü ü ü Rutin
3 Tekanan Darah ü ü ü Rutin
4 Berat Badan ü ü ü Rutin
5 LILA ü Rutin
6 TFU ü ü Rutin
7 Presentasi Janin ü ü Rutin
34
8 DJJ ü ü Rutin
9 Pemeriksaan HB
ü ü Rutin
10 Golongan Darahü Rutin
11 Protein Urin · · · Rutin
Gula
12 · · · Atas indikasi
Darah/reduksi
13 Darah Malaria · · · Atas indikasi
14 BTA · · · Atas indikasi
15 Darah Sifilis · · · Atas indukasi
16 Serologi HIV · · · Atas indikasi
17 USG · · · Atas indikasi
Sumber : (Kementrian Kesehatan RI, 2015)

2.5.6 Kebutuhan Gizi Selama Hamil


Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikon-
sumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahan-
kan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi. Sedangkan keadaan gizi merupakan keadaan akibat keseim-
bangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi serta penggunaan zat-zat gizi ter-
sebut, atau keadaan fisiologis akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh
(Supariasa dkk., 2012).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama kehamilan yaitu,
kebutuhan gizi selama hamil berbeda-beda untuk setiap individu yang juga di-
pengaruhi oleh riwayat kesehatan serta status gizi sebelumnya, kekurangan asupan
pada salah satu zat akan mengakibatkan kebutuhan terhadap suatu gizi terganggu,
serta kebutuhan gizi tidak konstan selama kehamilan yang sedikit berubah pada
trimester pertama dan paling banyak selama trimester akhir. Tidak semua kebu-
tuhan gizi selama hamil meningkat secara proporsional dan sebaik-nya
perencanaan tersebut mengacu pada Recommended Dietary Allowance (RDA).

35
Umumnya kebutuhan gizi ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam
folat 100%, kalsium 50%, dan zat besi 200–300% (Arisman, 2010).
a) Energi
Kebutuhan energi pada trimester I sedikit sekali meningkat. Setelah itu, se-
panjang trimester II dan III kebutuhan akan terus meningkat sampai pada akhir
kehamilan. Energi tambahan selama trimester II digunakan untuk pemekaran
jaringan ibu (penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta
penumpukan lemak). Sedangkan selama trimester III energi tambahan digunakan
untuk pertumbuhan janin dan plasenta. Banyaknya energi yang harus disiapkan
hingga kehamilan berakhir sekitar 80.000 kkal atau kira-kira 300 kkal tiap hari di
atas kebutuhan wanita tidak hamil. Nilai ini dihitung berdasarkan kesetaraan
dengan protein dan lemak yang tertimbun untuk pertumbuhan janin dan keperluan
ibu (Arisman, 2010).
Energi dalam protein diperkirakan sebanyak 5.180 kkal dan lemak 36.337
kkal. Agar dapat tersimpan menjadi cadangan, masih dibutuhkan tambahan energi
sebanyak 26.244 kkal untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan men-
jadi energi yang dapat dimetabolisir. Dengan demikian, jumlah total energi yang
harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 kkal. National Academy of Scienc-
es (NAS) menggenapkannya menjadi 80.000 kkal (Arisman, 2010). WHO
menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal/hari (trimester I) dan 350
kkal/hari (trimester II dan III) (Arisman, 2010). Sementara itu menurut Angka
Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2004, seorang ibu hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi tambahan energi sebesar 100 kkal/hari (trimester I), 300 kkal/hari
(trimester II), 300 kkal/hari (trimester III) dengan catatan tambahan ini bisa di-
penuhi dalam 3 trimester berturut-turut (Kemenkes RI, 2010a).
b) Protein
Kebutuhan protein ibu hamil meningkat hingga 68%. Peningkatan kebutuhan
protein untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, pembentukan
plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal dan penambahan vol-
ume darah. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan di-
perkirakan sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta ba-

36
yi. Jika Protein Efficiency Ratio (PER) dianggap 70%, rata-rata pertambahan pro-
tein ialah 8,5 gr/hari. Sedangkan jika koefisien variabilitas sebesar 15%, tambahan
ini meningkat menjadi 10 gr/hari (Arisman, 2010).
WHO menganjurkan tambahan protein ibu hamil adalah 0,75 gr/kgBB dan
sebaiknya pemberian tersebut sebesar 10–15% dari total kalori. Penambahan
asupan protein harus mencukupi tetapi tidak boleh berlebihan karena selain tidak
bermanfaat, kelebihan protein akan membahayakan. Pemberian suplementasi pro-
tein > 20% energi total dapat memundurkan pertumbuhan janin, kelahiran bayi
prematur, dan kematian neonatal (Arisman, 2010). Kelebihan protein dapat mem-
beratkan kerja ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan
kelebihan nitrogen. Sedangkan terjadinya kekurangan protein sering ditemukan
secara bersamaan dengan kekurangan energi dan hal ini merupakan salah satu ma-
salah gizi di Indonesia (Almatsier, 2009). Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) tahun 2004, ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tambahan protein
sebesar 17 gr/hari selama kehamilan dengan catatan tambahan ini bisa dipenuhi
dalam 3 trimester berturut-turut (Kemenkes RI, 2010a).
c) Zat Besi (Fe)
Kebutuhan Fe ibu hamil meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel
darah merah) sebesar 200–300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu disimpan
selama hamil ialah 1.040 mg (200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan
dan 840 mg sisanya hilang). Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya
melalui diet. Sehingga suplementasi zat besi perlu diberikan, bahkan pada wanita
yang berstatus gizi baik. Penambahan asupan besi baik lewat makanan dan/atau
pemberian suplemen, mampu mencegah penurunan kadar Hb akibat hemodulasi
(Arisman, 2010). Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2004, tambahan
kebutuhan zat besi pada ibu hamil bervariasi yaitu pada trimester I belum membu-
tuhkan tambahan, 9 mg/hari pada trimester II, dan 13 mg/hari pada trimester III
(Kemenkes RI, 2010).

d) Asam Folat

37
Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya me-
ningkat sebanyak dua kali lipat selama hamil. Sekitar 24–60% wanita di negara
berkembang maupun negara maju, mengalami kekurangan asam folat karena kan-
dungan asam folat dalam makanan sehari-hari tidak cukup memenuhi ke-butuhan
ibu hamil. Pada kehamilan, kadar folat darah turun karena tingginya laju sintesis
DNA dan pembelahan sel. Setiap faktor yang menurunkan sintesis DNA, RNA,
dan ptotein meningkatkan risiko malformasi kongenital. Kekurangan asam folat
berkaitan dengan BBLR, ablasio plasenta, dan neural tube defect (NTD) (Aris-
man, 2010). Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) tahun 2004, ibu hamil di-
anjurkan mengkonsumsi asam folat sebanyak 200 µg/hari (Kemenkes RI, 2010a).
Preparat suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pa-
da 28 hari pertama kehamilan karena otak dan sumsum tulang belakang dibentuk
pada minggu pertama kehamilan. Strategi pencegahan ke-kurangan asam folat
dengan konsumsi makanan yang mengandung asam folat atau suplementasi asam
folat 400 µg/hari, atau keduanya (Arisman, 2010).
e) Kobalamin (Vitamin B12)
Vitamin B12 sangat penting dalam pembentukan sel darah merah. Defisiensi
vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa disertai dengan rasa letih yang
parah. Diantara golongan vitamin B kompleks, vitamin B12 memang unik karena
sangat jarang didapat dari tanaman, tetapi banyak di dalam daging (produk olahan
dari binatang). Bersama asam folat, vitamin ini menyintesis DNA dan memu-
dahkan pertumbuhan sel. Vitamin B12 penting bagi pertumbuh-kembangan normal
sel darah merah, keberfungsian sel-sel sumsum tulang, sistem persarafan, dan
saluran cerna. Tubuh dapat menyimpan vitamin B12 di hati dalam jumlah adekuat
untuk persediaan selama 5 tahun. Defisiensi vitamin B12 yang berat jarang terjadi.
Asupan yang dianjurkan sekitar 3 µg/hari (Arisman, 2010).
f) Vitamin D
Kekurangan vitamin D selama hamil dapat menimbulkan gangguan metabo-
lisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani
pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu. In-
sidensi dapat ditekan dengan pemberian 10 µg (400 IU) perhari. Kekurang-an vit-

38
amin D umumnya kerap dialami ibu hamil yang bermukim di daerah yang hanya
sedikit bersentuhan dengan sinar matahari sehingga sintesis vitamin D di kulit tid-
ak terjadi (Arisman, 2010).
g) Kalsium
Kadar kalsium dalam darah ibu hamil berkurang hingga 5% daripada wanita
yang tidak hamil. Secara kumulatif, janin menimbun kalsium sebanyak 30 gr
dengan kecepatan 7 mg (trimester I), 110 mg (trimester II), dan 350 mg (trimester
III). Asupan anjuran ialah sekitar 1.200 mg/hari bagi ibu hamil berusia di atas 25
tahun, dan 800 mg/hari bagi ibu hamil berusia lebih muda. Sumber utama kalsium
adalah susu dan hasil olahannya, serta beberapa bahan makanan nabati (sayuran
warna hijau tua). Bayam dan kentang sebaiknya jangan dijadikan sumber kalsium
karena kandungan oksalat atau fitatnya dapat menghambat proses penyerapan
(Arisman, 2010).
h) Yodium
Kekurangan yodium selama hamil dapat mengakibatkan janin menderita
hipotiroidisme, yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Kerusakan
saraf akibat hipotiroidisme yang terjadi pada akhir kehamilan tidak separah jika
hal ini terjadi diawal kehamilan. Koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya
dilakukan sebelum atau selama 3 bulan pertama kehamilan. Anjuran asupan yodi-
um untuk ibu hamil dan menyusui adalah sebesar 200 µg/hari, dalam bentuk pem-
berian garam beryodium (Arisman, 2010). Fortifikasi garam dapur dengan yodium
pada bahan makanan merupakan salah satu cara penanggulangan kekurangan
yodium dan sudah diwajibkan di Indonesia (Almatsier, 2009).

39

Anda mungkin juga menyukai