Anda di halaman 1dari 6

Kesehatan Keselamatan Kerja

Pencegahan Penularan Bronkitis pada Laboratorium Biologi

Kelompok 10

Indah P17334117410

Farhan Firdaus P17334117423

Asri Faisal Ramadhan P17334117436

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

2017
1. Deksripsi

Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, Respiratory

Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus par influenza, dan Coxsackie virus.

Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai

macam mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit.Bronkitis akut merupakan

proses radang akut pada mukosa bronkus berserta cabang–cabangnya yang disertai

dengan gejala batuk dengan atau tanpasputum yang dapat berlangsung sampai 3

minggu. Tidak dijumpai kelainanradiologi pada bronkitis akut. Gejala batuk pada

bronkitis akut harus dipastikantidak berasal dari penyakit saluran pernapasan lainnya.

Bronkitis akut dapat disebabkan oleh:

a. Infeksi virus: influenza virus, parainfluenza virus, respiratory syncytialvirus

(RSV), adenovirus, coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.

b. Infeksi bakteri: Bordatella pertussis, Bordatella parapertussis,Haemophilus

influenzae, Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik (Mycoplasma

pneumoniae, Chlamydia pneumonia, Legionella).

c. Jamur

d. Noninfeksi: polusi udara, rokok, dan lain-lain.Penyebab bronkitis akut yang paling

sering adalah infeksi virus yakni sebanyak 90% sedangkan infeksi bakteri hanya

sekitar < 10% (Jonssonet al, 2008).

Sebagai seorang analis, hal yang selalu di lakukan di laboratorium terutama di

laboratorium biologi adalah pemeriksaan obyek berupa makhluk hidup seperti hewan,

tumbuhan, dan mikroba dalam keadaan hidup. Dalam pengamatan penyakit

bronchitis, tentulah diteliti penyebab-penyebab bronkitis yang sudah disebutkan di

atas, dan hampir semuanya terdiri dari mahkluk hidup.


Berbagai kecelakaan kerja dapat terjadi di daam laboratorium biologi, salah satunya

adalah kecelakaan kerja yaitu petugas laboratorium tersebut. Kecelakaan yang

mungkin saja timbul sangatlah merugikan petugas laboratorium itu sendiri karena hal

yang mereka teliti adalah makhluk hidup yang merugikan.

2. Identifikasi

Bronchitis terbagi menjadi 2 jenis sebagai berikut :

a. Bronchitis akut. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang dan sembuh hanya dalam

waktu 2 hingga 3 minggu saja. Kebanyakan penderita bronchitis akut akan

sembuh total tanpa masalah yang lain. Bronkitis akut adalah serangan bronkitis

dengan perjalanan penyakit yang singkat(beberapa hari hingga beberapa minggu),

rata-rata 10-14 hari.Bronkitis akut pada umumnya ringan. Meski ringan, namun

adakalanya sangat mengganggu, terutama jika disertai sesak, dada terasa berat,

dan batuk berkepanjangan. Disebabkan oleh karena terkena dingin (musim

dingin), hujan, kehadiran polutan yang mengiritasi seperti rhinovirus, influenza A

dan B, coronavirus, parainfluenza dan respiratory synctial virus, infeksi akut, dan

ditandai dengan demam, nyeri dada (terutama disaat batuk), dyspnea, dan batuk

b. Bronchitis kronis. Yaitu, bronchitis yang biasanya datang secara berulang-ulang

dalam jangka waktu yang lama. Terutama, pada perokok. Bronchitis kronis ini

juga berarti menderita batuk yang dengan disertai dahak dan diderita selama

berbulan-bulan hingga tahunan. Bronkitis kronik merupakan kelainan saluran

napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun,

sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut, tidak disebabkan penyakit lainnya

(PDPI, 2003). Sekresi yang menumpuk dalam bronchioles mengganggu

pernapasanyang efektif. Merokok atau pemejanan terhadap terhadap polusi adalah


penyebab utama bronkitis kronik. Pasien dengan bronkitis kronik lebih rentan

terhadap kekambuhan infeksi saluran pernapasan bawah. Kisaran infeksi virus,

bakteri, dan mikroplasma dapat menyebabkan episode bronkitis akut. Eksaserbasi

bronkitis kronik hampir pasti terjadi selama musim dingin. Menghirup udara yang

dingin dapat menyebabkan bronchospasme bagi mereka yang rentan.

Secara umum penyebab bronkitis dibagi berdasarkan faktor lingkungan dan faktor

host/penderita. Penyebab bronkitis berdasarkan faktor lingkungan meliputi polusi

udara, merokok dan infeksi. Infeksi sendiri terbagi menjadi infeksi bakteri

(Staphylococcus, Pertusis, Tuberculosis, mikroplasma), infeksi virus (RSV,

Parainfluenza, Influenza, Adeno) dan infeksi fungi (monilia).

3. Analisis

Penyebab bronkitis melalui lingkungan dapat menyerang pekerja laboratorium apabila

ia tidak memahami hal-hal berikut :

1. Kurang tahunya tentang penyebab-penyebab bronkitis dan bagaimana

penularannya.

2. Kurangnya petunjuk pengerjaan dalam pengamatan dan penelitian penyakit

bronkitis yang sedang dijalankan.

3. Tidak menggunakan perlengkapan dan keselamatan saat bekerja di

laboratorium. Seluruh perlengkapan keselamatan harus digunakan saat

penelitian termasuk salah satunya adalah masker, karena penularan penyakit

bronkitis yang melalui virus dapat saja terjadi.

4. Tidak bersikap hati-hati dalam pemeriksaan sampel.


Solusi penanganan bronkitis di laboratorium

a. Upaya pencegahan penularan bronkitis pada petugas laboratorium:

1. Ketika melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pemeriksaan sampel dan

berhubungan dengan penderita bronkitis, hendaknya memperhatikan kondisi

lingkungan atau tempat pemeriksaan agar selalu bersih dan bebas dari mikroba

lain.

2. Setelah selesai melakukan pemeriksaan hendaknya membersihkan kembali

alat-alat yang digunakan dengan benar.

3. Sebelum meninggalkan laboratorium, mencuci tangan dengan antiseptik untuk

mecegah tertinggalnya mikroba yang tidak diinginkan.

4. Pastikan membuang semua sampah yang tidak digunakan di tempat

pembuangan.

5. Semua meja yang digunakan harus dibersihkan dengan antiseptik mencegah

menularnya penyakit.

b. Upaya penanganan pada pekerja laboratorium yang terkena bronkitis :

1. Diagnosis

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan laboratorium

4. Pengobatan

4. Simpulan

Penularan penyakit bronkitis pada pekerja laboratorium sangat rentan dikarenakan

kontak langsung pekerja laboratorium dengan sampel ataupun dengan pasien itu

sendiri. Penggunaan SOP yang salah akan berdampak buruk pada pekerja

laboratorium itu sendiri dikarenakan penyakit bronkitis yang menular. Penggunaan

SOP yang tepat dapat menyelamatkan pekerja laboratorium dari tertularnya atau
terkena dari penyakit bronkitis. Penggunaan alat-alat yang tepat dan pengutamaan

keselamatan kerja merupakan kunci utama dari keberhasilan seorang laboran dalam

pemeriksaan sampel dan pengujian hal yang ditelitinya.

Anda mungkin juga menyukai