Anda di halaman 1dari 7

A.

TENTANG PERUSAHAAN

1. Sejarah Perusahaan

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) didirikan dengan nama PT Padang Karunia tanggal

28 Juli 2004 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juli 2005. Kantor

pusat ADRO berlokasi di Gedung Menara Karya, Lantai 23, Jl. H.R. Rasuna Said

Blok X-5, Kav. 1-2, Jakarta Selatan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan,

ruang lingkup kegiatan ADRO bergerak dalam bidang usaha perdagangan, jasa,

industri, pengangkutan batubara, perbengkelan, pertambangan, dan konstruksi.

Entitas anak bergerak dalam bidang usaha pertambangan batubara, perdagangan

batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik batubara, dan

pembangkitan listrik.

2. Visi misi perusahaan

Visi :

Menjadi kelompok perusahaan tambang dan energy Indonesia yang terkemuka.

Misi :

Kami bergerak dibidang pertambangan dan enegy untuk :

1. Memuaskan kebutuhan pelanggan.

2. Mengembangkan karyawan.

3. Menjalin kemitraan dengan pemasok.

4. Mendukung pembangunan masyarakat dan Negara.

5. Mengutamakan keselamatan dan kelestarian lingkungan.


6. Memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.

B. ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

Analisis Rasio Keuangan atau Financial Ratio merupakan suatu alat analisa

yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan

data perbandingan masing-masing pos yang terdapat di laporan keuangan

seperti Laporan Neraca, Rugi / Laba, dan Arus Kas dalam periode tertentu.

Analisis rasio yang di gunakan pada laporan ini adalah:

1. Rasio Likuiditas, Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kemampuan finansialnya dalam jangka pendek. Untuk

mengukur rasio likuiditas penulis menggunakan 2 metode

a. Current Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan

aktiva lancar.

Rumus menghitung Current Ratio:

Current Ratio = Aktiva Lancar / Hutang Lancar X 100%

b. Quick ratio

Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

menggunakan aktiva yang lebih likuid.


Rumus :

Quick Ratio = ((Aktiva Lancar – Persediaan) / Hutang lancar))

2. Rasio Solvabilitas atau Leverage Ratio

Rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi

semua kewajiban finansial jangka panjang.

Untuk mengukur solvabilitas penulis menggunakan 2 metode

a. Total Debt to Assets Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menjamin hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva

yang dimilikinya.

Rumus menghitung Total Debt to Assets Ratio:

Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / Total Aktiva X 100%

b. Total Debt to Equity Ratio, rasio untuk mengukur seberapa besar

perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur dibandingkan dengan equity.


Rumus menghitung Total Debt to Equity Ratio:

Total Debt to Assets Ratio = Total Hutang / ekuitas X 100%

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan

dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya.

Untuk mengukur rasio aktivitas di gunakan 2 cara

a. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)

Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan

total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan

kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.

Rumus:

b. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)


Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva

tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana

yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam

rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih

yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap

Rumus:
4. Rasio Profitabilitas

Rasio yang menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan

dalam periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien

pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap

penjualan yang dilakukan.

Untuk mengukurnya di gunakan 2 cara

a. Net Profit Marginal (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah

pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan.

Rumus:

NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%

b. Gross Provit Marginal (Margin Laba Kotor)

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga

Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan

laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.

Rumus :

GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%


C. ANALSISI SAHAM JANUARI-DESEMBER 2017

D. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai