Oleh:
Nama : Rizqi Nahriyati
NIM : B1A015088
Rombongan : II
Kelompok :7
Asisten : Arie Tri Pangestu Judanto
A. Latar Belakang
Alat-alat yang digunakan yaitu cawan petri, tabung reaksi, rak tabung, cotton
bud steril, pipet, pinset, penggaris, kertas label, spidol, inkubator, kamera, dan alat
tulis.
Bahan-bahan yang digunakan, yaitu isolat cair Escherichia coli,
Staphylococcus aureus, akuades, medium Natrium Agar (NA) dan Natrium Broth
(NB), kertas cakram, Amoksisilin, Tetrasiklin, Eritromisin, Klindamisin.
A. Cara Kerja
Gambar 3.2. Hasil Uji Metode MIC Gambar 3.3. Hasil Uji Metode MIC
(S.aures + Eritromisin) (S.aures + Amoksisilin)
Gambar 3.4. Hasil Uji Metode Gambar 3.4. Hasil Uji Metode
MIC (E. coli + Amoksisilin) MIC (E. coli + Eritromisin)
Berdasarkan hasil uji sensitivitas bakteri terhadap antibitotik dengan
menggunakan metode MIC memperoleh hasil yang negatif, dimana pertumbuhan
bakteri tidak terhambat. Antibiotik yang digunakan adalah Eritromisin dan
Amoksisilin dengan isolat bakterinya adalah E. coli. Menurut Noviana (2004),
amoksilin asam klavulanat, pefloksasin dan ofloksasin ternyata resisten untuk
mengobati infeksi akibat E. coli. Antibiotika golongan β-laktam harus digunakan
secara hati-hati karena saat ini telah banyak ditemukan E. coli yang memiliki
mekanisme resistensi pada gen extended-spectrum betalactamase (ESBL). Menurut
Hafizah (2013), perkembangan resistensi bakteri terhadap antibiotika sangat
dipengaruhi oleh intensitas pemaparan antibiotika di suatu wilayah. Tidak
terkendalinya factor-faktor pada penggunaan antibiotika, cenderung akan
meningkatkan resistensi kuman yang semula sensitif (4). Dikatakan pula, setelah
disebarkan secara meluas, antibiotik akan mengalami resistensi terhadap obat-obatan
sekitar 8-12 tahun kemudian.
MIC merupakan konsentrasi terendah bakteri yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dengan hasil yang dilihat dari pertumbuhan koloni pada agar
atau kekeruhan pada suatu media cair. MIC dapat membantu dalam penentuan
tingkat resitensi dan dapat menjadi petunjuk penggunaan antibiotik. Kerugian
metode MIC tidak efisien karena pekerjaanya yang rumit, memerlukan banyak alat
dan bahan serta memerlukan ketelitian dalam proses pekerjaannya termasuk
persiapan konsentrasi antibiotik yang bervariasi (Soleha. 2015).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikan lebih menjaga
keaseptisan pada saat melakukan praktikum agar meminimalisir terjadinya
kontaminasi.
DAFTAR REFERENSI
Amin, L. Z. 2014. Pemilihan Antibiotik yang Rasional. Medicinus, 27(3), pp. 40-45.
Bbosa, G.D., Norah M., John O., David D.K., & Muhammad N. 2014.
Antibiotics/Antibakterial Druge Use, Their Marketing and Promotion During
the Post-Antbiotic Golden Age and Their Role in Emergence of Bacterial
Resistance. Journal Healty, 6(5), pp. 410-425.
Hafizah, Qamariah, N., & Budiarti, L. Y. 2013. Perbandingan Sensitivitas Bakteri
Aerob Penyebab Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Benigna Aktif Tahun
2008 dan 2012. Berkala Kedokteran, 9(1), pp. 75-83.
Soleha, T.U. 2015. Uji kepekaan Terhadap Antibiotik. Jurnal Unila, 5(9), pp. 120-
123.