Anda di halaman 1dari 14

1.

Mengatasi masalah dengan teknik rekayasa social

Rekayasa Sosial pengertiannya adalah campur tangan sebuah gerakan ilmiah dari visi ideal
tertentu yang ditujukan untuk mempengaruhi perubahan sosial.

tujuan dari Rekayasa Sosial adalah

a. Dapat merubah perilaku individual


b. Dapat merubah set social
c. Dapat mempertinggi martabat umat

sosial ini engineering bisa dimaknai sebagai sebuah proses perancangan kondisi social seperti
yang diinginkan. Misi dalam proses ini jelas yaitu wujudnya kondisi sosial yang diharapkan.
Keinginan untuk merancang kondisi sosial ini muncul ketika kondisi faktual (das sein) berjalan
tidak seperti apa yang diharapkan. Atau dalam kata lain terdapat gap antara kondisi yang
diinginkan (das sollen) dengan kondisi faktual (das sen).

Rekayasa sosial merupakan campur tangan atau seni memanipulasi sebuah gerakan ilmiah dari
visi ideal tertentu yang ditujukan untuk mempengaruhi perubahan social. Perubahan sosial
dapat dilakukan dengan

Strategi Normative-Reeducative (normatif-reedukatif);

Normative merupakan kata sifat dari norm yang berarti aturan yang berlaku di masyarakat
(norma sosial), sementara reeducation dimaknai sebagai pendidikan ulang untuk menanamkan
dan mengganti paradigma berpikir masyarakat yang lama dengan yang baru. Sifat strategi
perubahannya perlahan dan bertahap.

Cara atau taktik yang digunakan adalah mendidik, yakni bukan saja mengubah perilaku yang
tampak melainkan juga mengubah keyakinan dan nilai sasaran perubahan.

Strategi perubahan sosial yang lain Persuasive Strategy (strategi persuasif); Strategi ini
dijalankan melalui pembentukan opini dan pandangan masyarakat, biasanya menggunakan
media massa dan propaganda.

Cara atau taktik yang digunakan adalah membujuk, yakni berusaha menimbulkan perubahan
perilaku yang dikehendaki para sasaran perubahan dengan mengidentifikasikan objek sosial
pada kepercayaan atau nilai agen perubahan. Bahasa merupakan media utamanya.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kinerja angkutan umum
a. Faktor Muat (Load Factor)
Yaitu rasio perbandingan antara jumlah penumpang yang diangkut dalam kendaraan
terhadap jumlah kapasitas tempat duduk penumpang di dalam kendaraan pada periode
waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam persen. Semakin besar nilai load factor
melebihi angka 1 akan semakin buruk pula kinerjanya. Nilai load factor 1 adalah
merupakan nilai maksimum yang ideal. Rumus untuk menghitung faktor muat
adalah:
LF = Jumlah penumpang yang terangkut X 100%
Kapasitas tempat duduk penumpang
Keterangan :
LF = Load Factor Dalam indikator load factor dihitung pada saat jam sibuk dan
jam tidak sibuk
b. Kecepatan Perjalanan
Yaitu rata-rata kecepatan kendaraan dari titik awal keberangkatan hingga titik akhir
rute. Menurut Purniawan (2009: 26), kecepatan angkutan umum menggambarkan
waktu yang diperlukan oleh pemakai jasa untuk mencapai tujuan perjalanan. Termasuk
di dalamnya waktu menunggu penumpang untuk naik turun. Secara umum kinerjanya
akan lebih baik apabila kecepatan perjalanan tinggi. Rumus untuk menghitung
kecepatan adalah:
v=S/T
Keterangan:
V = Kecepatan (km/jam)
S = Jarak (km)
T = Waktu (jam)
c. Waktu Antara (Headway)
Headway merupakan waktu antara satu kendaraan dengan kendaraan yang lain yang
bermuatan di belakangnya pada satu rute, atau selisih waktu kedatangan antara satu
kendaraan dengan kendaraan berikutnya, biasanya pada bus stop (dalam menit).
d. Waktu Tempuh
Merupakan waktu perjalanan dari titik awal rute sampai ke titik akhir rute. Biasanya
waktu operasi diperoleh berdasarkan dari hasil survei di lapangan.
e. Waktu Pelayanan
Merupakan waktu selama kendaraan dalam suatu trayek masih beroperasi. Waktu
dihitung dari awal kendaraan beroperasi pada pagi hari hingga terakhir kendaraan
beroperasi pada sore atau malam harinya.
f. Frekuensi Kendaraan
Merupakan jumlah keberangkatan kendaraan bus kota yang melewati pada satu titik
tertentu (misal bus stop) dalam satuan kendaraan per jam atau per hari
g. Jumlah Kendaraan yang Beroperasi Persentase
jumlah kendaraan yang beroperasi dengan jumlah kendaraan yang diijinkan oleh
pemerintah untuk beroperasi.
h. Waktu Tunggu Penumpang
Merupakan waktu yang diperlukan oleh penumpang mulai dari tempat pemberhentian
sampai dengan memperoleh angkutan.
i. Awal dan Akhir Waktu Pelayanan
Merupakan waktu angkutan umum mulai beroperasi sampai dengan waktu untuk
mengakhiri operasinya.

3. Factor pertimbangan dalam penetapan jaringan trayek


Jaringan trayek adalah kumpulan taryek yang menjadi satu kesatuan pelayanan
angkutan orang. Faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
menetapkan jaringan trayek adalah sebagai berikut.
1. Pola tata guna tanah.
Pelayanan angkutan umum diusahakan mampu menyediakan aksesbilitas yabg baik.
Untuk memenuhi hal itu, lintasan trayek angkutan umum diusahakan melewati tata
guna tanah dengan potensi permintaan yang tinggi. Demikian juga lokasi-lokasi yang
potensial menjadi tujuan bepergian diusahakan menjadi prioritas pelayanan.
2. Pola penggerakan penumpang angkutan umum.
Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola pergerakan
penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih effesien. Trayek
angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola pergerakan penduduk yang
terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi pada saat penumpang mengadakan
perjalanan dengan angkutan umum dapat diminimumkan.
3. Kepadatan penduduk.
Salah satu factor menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah kepadatan
penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah yang mempunyai
potensi permintaan yang tinggi. Trayek angkutan umum yang ada diusahakan
sedekat mungkin menjangkau wilayah itu.
4. Daerah pelayanan.
Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah potensial
pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada. Hal ini sesuai
dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan fasilitas angkutan
umum.
5. Karakteristik jaringan.
Kondisi jaringan jalan akan menetukan pola pelayanan trayek angkutan umum,.
Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi, fungsi, lebar jalan, dan
tipe operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat dipengaruhi oleh karakteristik
jaringan jalan yang ada.
4. Apa yg salah dengan angkutan umum saat ini dan bagaimana melakukan promosinya

Masyarakat memilih memakai kendaraan pribadi karena berbagai alasan seperti, biaya karcis
bus atau angkutan kota lebih mahal,tidak nyaman dan mengeluarkan uang setiap hari lebih
tidak praktis daripada memberi bahan bakar kendaraan pribadi yang hanya sekali untuk
beberapa hari. Faktor geografis dari Indonesia juga menyebabkan kenapa masyarakat lebih
memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi umum, cuaca yang panas pada
musim panas, jika ramai-ramai berada di bis kota,maupun angkota, pasti akan gerah dan panas,
sangat tidak nyaman, juga saat musim hujan, jika menunggu kendaraan umum, hujan deras,
dingin dan jalanan licin, sangat tidak nyaman juga. Itulah kenapa masyarakat lebih memilih
kendaraan pribadi. Masyarakat Indonesia sangat ingin dilihat oleh orang lain akan apa yang
dikendarainya, bahwa apa yang dikendarai adalah identitas diri seseorang. Masalah lain adalah
kemacetan

5 FAKTOR MENGAPA WARGA IBUKOTA MEMILIH KENDARAAN PRIBADI DARIPADA KENDARAAN


UMUM.

1. Kenyamanan, transportasi umum belum bisa memberikan kenyamanan bagi para


penggunanya. masih banyaknya pengamen, terlalu banyaknya penumpang, sirkulasi
udara yang tidak enak, kebersihan kendaraan yang tidak dijaga merupakan salah satu
alasan mengapa transportasi umum belum bisa memberikan kenyamanan bagi
penggunanya.
2. Keamanan, masih banyak transportasi umum yang terdapat tangan tangan nakal,
misalnya copet dan pelecehan seksual dalam kendaraan.
3. Ketepatan waktu, tidak adanya jaminan ketepatan waktu untuk sampai tempat tujuan.
hal ini yang paling sering dikeluhkan oleh warga.
4. Kedisiplinan, transportasi umum banyak yang masih ugal ugalan, berhenti tidak pada
tempatnya, memasuakn penmpang melebihi ketentuan.
5. Biaya. menggunakan kendaraan umum terkadang harus mengeluarkan baiaya lebih
ketimbang mengguanakan kendaraan pribadi. misalnya tidak adanya kendaraan umum
yang langsung menuju ke temoat tujuan kita, kita harus mengeluarkan biaya tambahan
untuk mengunakan ojeg atau bajaj untuk mencapai tujuan tertentu.

5. Apakah angkot menjadi penyebab kemacetan di kota Jakarta

faktor terbesar pemicu kemacetan adalah perilaku pengemudi angkutan umum yang tidak
disiplin. sejumlah faktor penyebab kemacetan lalu lintas di ibukota Indonesia bahwa faktor
penyebabnya adalah angkutan umum yang ngetem sembarangan. Di Jakarta, jumlah taksi saja
sudah mencapai 24.324 unit. Bajaj dan bemo sekitar 15.000 unit. Lalu, ada mikrolet, APB, dan
KWK dengan jumlah 12.984 unit. Populasi angkot yang besar sudah menyimpang. moda
angkutan umum belum sesuai dengan kebutuhan di kota besar. Menurut Andrinof, angkutan
umum utama di Jakarta harusnya berupa bus dan kereta yang bisa mengangkut penumpang
dalam jumlah besar.

Penyebab kemacetan Jakarta yg dikarenakan oeh angkot adalah dikarenakan

1. Jumlah angkot tidak sesuai dengan permintaan


Jumlah angkot yg beroperasi saat ini lebih banyak dibandingkan permintaan
masyarakat. Sehingga harus ada keseimbangan antara permintaan dengan penyedian
angkot
2. Pengemudi yg tidak disiplin
Dapat dilihat bahwa banyak pengemudi angkot yg ugal ugalan, sperti menaik turunkan
penumpang disembarang tempat dan ngetem di sepanjang jalan.
3. Untuk kota Jakarta dengan tingkat kesibukan dan kepadatan yg ada saat ini dibutuhkan
system angkutan massal seperti BRT, KRL, trem, MRT dsb yg dapat mengangkut banyak
penumpang dalam sekali perjalanan.

OK O TRIP ( One Karcis One Trip)

OK Otrip adalah program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan yang diluncurkan
oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah pemerintahan Anies Baswedan dan Sandiaga
Uno. Program ini memungkinkan penumpang membayar hanya satu kali bayar sebesar Rp
5.000 (atau Rp 3.500 selama masa ujicoba) untuk kemudian menggunakan berbagai layanan
bus kecil hingga Transjakarta selama 3 jam. Program ini dianggap akan menurunkan biaya
transportasi warga sebanyak 30 persen.

Kartu yang digunakan dalam sistem pembayaran ini berbeda dengan uang elektronik yang
selama ini sudah berlaku. Kartu khusus OK Otrip tersedia dengan harga Rp 40.000

Dalam program OK Otrip, penumpang hanya akan dikenakan tarif sebesar Rp 5.000 untuk sekali
jalan ke tempat tujuan dengan menggunakan beberapa moda transportasi massal seperti
commuterline, bus transjakarta dan angkutan umum (angkot) dengan menggunakan kartu OK
Otrip.

Misalkan dari rumah naik angkot tap kartu kena potong Rp 4.000 sesuai tarif angkot itu. Saat
dia naik kendaraan berikutnya ke Kopaja, tap lagi, tetapi dia hanya kena Rp 1.000. Terus kalau
dia naik lagi transjakarta, dia tap kena Rp 0. Saat pulang, warga yang langsung naik bus
transjakarta akan langsung dipotong Rp 3.500 sekali tap. Jika dia lanjut naik angkot, kartu yang
dia tap akan terpotong saldo Rp 1.500 saja. Dengan demikian, warga hanya mengeluarkan Rp
5.000 setiap melakukan perjalanan. Tetapi kami hanya kasih kurun waktu 3 jam saja. Dari dia
berangkat sampai ke tempat tujuan itu 3 jam. Dengan demikian, penyesuaian tarif Rp 5.000 itu
hanya berlaku 3 jam sejak warga melakukan tap awal.

kartu OK Otrip bisa didapatkan di beberapa halte transjakarta seperti halte Grogol, Enggano,
Lebak Bulus, Penas Kalimalang, Harmoni, Kalideres, Kampung Melayu, Tanjung Priok,
Matraman, dan, Dukuh Atas 2.

Penumpang yang melakukan perjalanan dengan angkutan kecil (angkot) sebagai angkutan
umum pertama tak dikenakan pemotongan saldo pada kartu OK Otrip-nya. Jika pelanggan
keluar rumah menggunakan angkutan kecil atau angkot dikenakan biaya 0 rupiah. Setelah itu
apabila pelanggan menggunakan angkutan transjakarta baru terkena Rp 3.500. Jika penumpang
menggunakan moda transportasi itu antara pukul 05.00 hingga pukul 07.00, yang bersangkutan
hanya dikenakan tarif Rp 2.000.

Rutenya terbagi di beberapa wilayah, seperti Kampung Melayu-Duren Sawit untuk area Jakarta
Timur, Semper-Rorotan di Jakarta Utara, Kampung Rambutan-Lubang Buaya di Jakarta Timur,
dan Lebak Bulus-Ragunan untuk Jakarta Selatan.

sebagian warga mengaku senang akan program ini. Selain karena biaya yang murah, angkot OK
Otrip dinilai lebih cepat karena adanya aturan tidak boleh mangkal atau ngetem di pinggir jalan.

"Biasanya nunggu penumpang penuh baru jalan, kalau ini mau cuma dua atau satu sudah jalan.
Naik dan menurunkan penumpang juga tidak sembarangan, ada lokasinya sendiri

Di hari kedua uji coba, ternyata masih banyak warga Jakarta yang kebingungan. Utamanya soal
kartu OK Otrip yang harus dimiliki penumpang jika ingin menikmati angkot berstiker biru itu.
titik pemberhentian yang telah ditentukan dan tidak lagi bisa sembarangan.

PT TransJakarta menargetkan bisa menguji coba enam rute perjalanan program One Karcis One
Trip (OK Otrip) di seluruh DKI Jakarta selama sebulan. Keenam rute itu akan dilayani sekitar 100
angkutan kota yang terintegrasi dengan layanan OK Otrip.

"Enam rute itu targetnya ada 100 kendaraan," kata Direktur Pelayanan Pengembang Bisnis dan
SDM TransJakarta Wilfizon Yuza di sela uji coba OK Otrip rute Kampung Melayu-Duren Sawit
Jaktim, Senin (15/1/2018).
Yuza mengatakan keenam rute tersebut akan tersebar di lima kota di DKI Jakarta. Keenam rute
tersebut akan diuji secara bertahap dalam kurun waktu sebulan ke depan.

"Secara bertahap kita akan tambah kurang-lebih enam rute secara bertahap dalam satu bulan,"
tambah dia.

Yuza menambahkan, selama masa uji coba hingga April, tarif OK Otrip gratis. Menurut Yuza,
para penumpang yang belum punya kartu OK Otrip tak perlu khawatir. Pihak TransJakarta
menyiapkan kartu yang dipinjamkan kepada para penumpang.

"Jadi peminjaman kartu ini selama 15 hari ini. Selama uji coba ini, naik harus taping tapi tarif nol
sampai tanggal 31 Januari (2018) tanpa kartu. Habis itu, harus pakai kartu sendiri pada 1
Februari (2018)," terangnya.

Kepala Humas PT TransJakarta Wibowo mengatakan, dari keenam rute tersebut, dua rute siap
diuji coba. Kedua rute tersebut adalah rute Semper-Rorotan diuji coba hari Selasa (16/1) dan
rute Kampung Rambutan-Pondok Gede diuji coba Rabu (17/1).

"(Tiga rute) sedang didiskusikan dengan para operator angkutan," kata Wibowo.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta resmi uji coba program OK Otrip sejak Senin (16/1). Sebagai
rute pertama, melayani Kampung Melayu dan Duren Sawit.

Di hari kedua uji coba, ternyata masih banyak warga Jakarta yang kebingungan. Utamanya soal
kartu OK Otrip yang harus dimiliki penumpang jika ingin menikmati angkot berstiker biru itu.

Ipah (48), penumpang angkot OK Otrip bingung lantaran harus menggunakan kartu agar bisa
naik angkot tersebut. Ipah naik dari Jl Perumahan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) hendak
menuju Jl Otista II.

Ketika memberhentikan angkot, Ipah kaget ketika disodorkan kartu OK Otrip oleh Hamid, salah
satu sopir angkot OK Otrip. "Ini bu, harus nge-tap di sini," kata Hamid sambil memberi tahu
Ipah.
Kemudian, Ipah langsung duduk di bangku belakang. Dia masih terus bingung meski sudah
duduk di kursi belakang.

"Wah ini kayak naik Transjakarta harus pakai kartu," kata Ipah sambil memegang kartu
Transjakarta.

Ipah sempat bertanya pada Hamid soal biaya yang harus dibayar. Dia kaget ketika Hamid
menjelaskan, saat ini naik angkot OK Otrip tidak dipungut biaya. Sedangkan setelah 3 bulan
selanjutnya, penumpang hanya dipungut biaya maksimal Rp 3.500 per 3 jam.

"Jadi lebih murah dong bang. Kan biasanya saya naik angkot Rp 3.500 ke Otista ini bisa Rp 2000
aja?" tanya Ipah.

Hamid membenarkan. Dia menjelaskan pada Ipah, program ini mengintegrasikan dengan
angkutan lain. "Jadi makin lebih murah bu," kata Hamid meyakinkan.
Hamid juga menjelaskan soal titik pemberhentian yang telah ditentukan dan tidak lagi bisa
sembarangan.

"Jadi ini rutenya mana aja Pak? Jadi kita enggak bisa sembarangan turun dong ya pak?" tanya
Ipah.

Tidak cuma Ipah, Murni juga masih kebingungan rute OK Otrip. Apalagi sebelumnya rute kini
bertambah panjang. Namun yang bikin bahagia, penumpang tak harus berlama-lama ikut
ngetem.

"Tapi Alhamdulillah. Bisa ada angkot kayak gini. Ya mudah-mudahan bisa lanjut ke angkot yang
lain. Jadi lebih murah," kata Murni.

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu program kerja yang mulai dijalankan Gubernur DKI Jakata
Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dalam 100 hari kepemimpinan
mereka adalah One Karcis One Trip ( OK Otrip).

Program OK Otrip menawarkan transportasi umum yang terintegrasi dan dengan biaya yang
terjangkau bagi masyarakat melalui pembayaran uang elektronik.
Selama tiga jam, warga bisa menggunakan sejumlah moda transportasi yang tergabung dalam
OK Otrip dengan ongkos Rp 5.000.

Uji coba program ini pun sudah mulai berjalan pada 15 Januari 2018 dengan biaya Rp 0 alias
gratis saat masyarakat turun dari transjakarta lalu menggunakan angkutan kota (angkot) yang
terintegrasi program OK Otrip.

"Hingga akhir Januari masyarakat bisa menikmati OK Otrip dengan tarif Rp 0. Ini berlaku untuk
mereka yang sudah punya kartu dan belum. Selanjutnya, pada Februari diharapkan masyarakat
sudah memiliki kartu dan tetap Rp 0 selama tiga bulan," kata Direktur Pelayanan
Pengembangan & SDM PT Transjakarta Welfizon Yuza.

Baca juga: Kadishub DKI Rayu Sopir Angkot Tanah Abang Ikut OK Otrip

Rutenya terbagi di beberapa wilayah, seperti Kampung Melayu-Duren Sawit untuk area Jakarta
Timur, Semper-Rorotan di Jakarta Utara, Kampung Rambutan-Lubang Buaya di Jakarta Timur,
dan Lebak Bulus-Ragunan untuk Jakarta Selatan.

Dari hasil pantauan Kompas.com beberapa waktu lalu, sebagian besar warga merasa kaget ada
program tersebut di wilayahnya, bahkan ada yang tidak mengerti cara menggunakannya.

Saat uji coba di Kampung Melayu-Duren Sawit, misalnya, banyak warga yang merasa binggung
akan metode pembayaran menggunakan kartu elektronik. Selain itu, belum semua warga tahu
mengenai rute baru OK Otrip.

Kemudian, saat uji coba rute Kampung Rambutan-Lubang Buaya terjadi gesekan dengan angkot
yang tidak tergabung dalam OK Otrip.

Berdasarkan keterangan para sopir, bentrokan itu terjadi karena adanya rute yang
bersinggungan. Sementara itu, menurut keterangan pihak Transjakarta, ada aksi unjuk rasa dari
para sopir lain yang meminta gabung dalam OK Otrip.

Baca juga : Penjelasan Transjakarta soal Sopir T 05 yang Protes Pengoperasian OK Otrip

Terkait masalah ini, Ketua Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di


Jalan (Organda) Shafruhan Sinungan menilai bahwa sosialisasi OK Otrip belum maksimal,
terutama kepada sopir-sopir angkot yang sudah ada.

"Masalahnya hanya sosialisasi. Jadi, memang angkot OK Otrip banyak yang rerouting jalur
menggunakan rute baru," ucap Shafruhan beberapa waktu lalu.
Meski demikian, sebagian warga mengaku senang akan program ini. Selain karena biaya yang
murah, angkot OK Otrip dinilai lebih cepat karena adanya aturan tidak boleh mangkal
atau ngetem di pinggir jalan.

"Biasanya nunggu penumpang penuh baru jalan, kalau ini mau cuma dua atau satu sudah jalan.
Naik dan menurunkan penumpang juga tidak sembarangan, ada lokasinya sendiri," ucap salah
satu warga di Kampung Melayu.

JAKARTA, KOMPAS.com - One Karcis One Trip ( OK Otrip) merupakan salah satu program
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang
mulai direalisasikan sebelum 100 hari kerja pemerintahan mereka.

Anies dan Sandi menggelar soft launching program tersebut pada 14 Desember 2017.
Sementara itu, uji coba program dilakukan mulai 15 Januari 2018 dan berlangsung selama tiga
bulan.

Program ini menawarkan integrasi transportasi umum dengan pembayaran uang elektronik,
yakni kartu khusus OK Otrip.

Selama tiga jam, warga bisa menggunakan sejumlah moda transportasi yang tergabung dalam
OK Otrip dengan ongkos Rp 5.000. Namun, selama uji coba, tarif yang dikenakan hanya Rp
3.500.

Baca juga : 100 Hari Anies-Sandi dan Realisasi OK Otrip

Penumpang yang melakukan perjalanan dengan angkutan kecil (angkot) sebagai angkutan
umum pertama tak dikenakan pemotongan saldo pada kartu OK Otrip-nya.

"Jika pelanggan keluar rumah menggunakan angkutan kecil atau angkot dikenakan biaya 0
rupiah. Setelah itu apabila pelanggan menggunakan angkutan transjakarta baru terkena Rp
3.500," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah, 14 Desember 2017.

Jika penumpang menggunakan moda transportasi itu antara pukul 05.00 hingga pukul 07.00,
yang bersangkutan hanya dikenakan tarif Rp 2.000.

Tiga rute masih diproses

Hingga 100 hari kerja Anies-Sandi, Rabu (24/1/2018), OK Otrip diterapkan untuk tiga rute.
Ketiga rute itu yakni Kampung Melayu-Duren Sawit, Semper-Rorotan, dan Kampung Rambutan-
Pondok Gede.

Pada tahap awal, rencananya ada enam rute yang akan dilayani OK Otrip.
Tiga rute lainnya masih dalam proses untuk dioperasikan sambil menunggu penetapan harga
rupiah per kilometer yang akan dibayarkan untuk moda transportasi yang tergabung dalam OK
Otrip.

Penetapan harga itu sedang diproses Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Pemerintah (LKPP).

Berdasarkan data yang disampaikan Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit
Wijatmoko, baru 46 angkot yang bergabung dengan OK Otrip.

"46 angkot, 2 operator, KWK dan Budi Luhur," kata Sigit kepada Kompas.com, Rabu malam.

Baca juga : Kadishub DKI Rayu Sopir Angkot Tanah Abang Ikut OK Otrip

Hingga kemarin, Sigit menyebut, sudah lebih dari 3.000 kartu OK Otrip terjual. Kartu itu dijual
seharga Rp 40.000 dengan saldo Rp 20.000. Kartu OK Otrip dijual di beberapa halte
transjakarta.

"Lebih dari 3.000 kartu (terjual), info dari PT Transjakarta," kata Sigit.

Sementara itu, soal penumpang, Sigit menyebutkan bahwa pada Rabu (24/1/2018), pengguna
OK Otrip ada 2.445 penumpang.

Secara keseluruhan, lebih dari 15.000 penumpang menggunakan OK Otrip sejak diuji coba.
"Kalau sejak 15 Januari 2018 ada 15.506 penumpang," ucap Sigit.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebutuhan warga Jakarta akan transportasi umum yang murah dan
praktis mulai direalisasikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui program one karcis
one trip ( OK Otrip).

Dalam program OK Otrip, penumpang hanya akan dikenakan tarif sebesar Rp 5.000 untuk sekali
jalan ke tempat tujuan dengan menggunakan beberapa moda transportasi massal seperti
commuterline, bus transjakarta dan angkutan umum (angkot) dengan menggunakan kartu OK
Otrip.

"Misalkan dari rumah naik angkot tap kartu kena potong Rp 4.000 sesuai tarif angkot itu. Saat
dia naik kendaraan berikutnya ke Kopaja, tap lagi, tetapi dia hanya kena Rp 1.000. Terus kalau
dia naik lagi transjakarta, dia tap kena Rp 0," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri
Yansyah.
Saat pulang, warga yang langsung naik bus transjakarta akan langsung dipotong Rp 3.500 sekali
tap. Jika dia lanjut naik angkot, kartu yang dia tap akan terpotong saldo Rp 1.500 saja. Dengan
demikian, warga hanya mengeluarkan Rp 5.000 setiap melakukan perjalanan.

Baca juga : Ini Rute OK Otrip di Jakarta Utara

"Tetapi kami hanya kasih kurun waktu 3 jam saja. Dari dia berangkat sampai ke tempat tujuan
itu 3 jam," kata Andri.

Dengan demikian, penyesuaian tarif Rp 5.000 itu hanya berlaku 3 jam sejak warga melakukan
tap awal.

Untuk menjawab keinginan masyarakat akan transportasi murah, Pemprov DKI telah menggelar
soft launching program OK Otrip di pendopo Balai Kota DKI Jakarta pada 14 Desember 2017.

Setelah soft launching, kartu OK Otrip akan dilakukan uji coba selama 3 bulan sejak 15 Januari
2018 hingga 15 April 2018. Uji coba akan dilakukan di empat trayek yang akan diintegrasikan
yakni di kawasan Jelambar Jakarta Barat, Duren Sawit Jakarta Timur, Warakas Jakarta Utara,
dan Lebak Bulus Jakarta Selatan.

Untuk mencoba kartu OK Otrip, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencoba
menggunakannya dari Stasiun Kebayoran menuju Stasiun Tanah Abang menggunakan kartu OK
Otrip.

"Bisa dong dipakai (untuk kereta) kan terintegrasi," ujar Anies beberapa waktu lalu.

Untuk saat ini, kartu OK Otrip bisa didapatkan di beberapa halte transjakarta seperti halte
Grogol, Enggano, Lebak Bulus, Penas Kalimalang, Harmoni, Kalideres, Kampung Melayu,
Tanjung Priok, Matraman, dan, Dukuh Atas 2.

Baca juga : Begini Cara Membeli Kartu Ok Otrip di Halte Transjakarta

Kartu OK-Otrip dijual Rp 40.000 dengan saldo awal Rp 20.000. Saat masa uji coba pada 15
Januari 2018 hingga 15 April 2018, pelanggan hanya membayar Rp 3.500 untuk satu tujuan
perjalanan dari titik awal sampai ke titik tujuan. Setelah uji coba, tarif disesuaikan menjadi Rp
5.000.

Guna menyukseskan program OK Otrip, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan public service
obligation (PSO) sebesar Rp 3,25 triliun untuk tahun 2018. PSO itu disalurkan lewat PT
Transportasi Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai