BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
danger to mother and child" (potensial membahayakan ibu dan anak), karena
itulah anemia memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak yang terkait
WHO melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil yang mengalami defisiensi zat
berkembang yaitu 36 % atau sekitar 1400 juta orang menderita anemia dari
pada negara yang sudah maju dengan prevalensi sekitar 8 % dari perkiraan
1
2
tingginya angka kematian ibu juga terutama disebabkan karena faktor non
medis yaitu faktor ekonomi, sosial budaya, demografi serta faktor agama
(Prawirohardjo, 2008).
mendiagnosa secara dini apa yang terjadi pada ibu hamil yang bermula pada
haemoglobin dibawah 11 gr % pada trimester I dan III atau kadar < 10,5
beresiko bagi janin.Selain bayi baru lahir dengan berat badan rendah,
robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya dan merupakan salah satu
3
Efek perdarahan terhadap ibu hamil bergantung pada volume darah saat
ibu hamil, seberapa tingkat hipervolemia yang sudah dicapai dan kadar
mereka seperti polindes, bidan desa, pelayanan antenatal pada ibu hamil
Di wilayah Jawa Barat pada tahun 2013 dilakukan tes darah ditiga kota,
sedangkan di Kabupaten Cirebon pada tahun 2014 dari 344 ibu hamil yang
diketahui menderita anemia defisiensi zat besi sebanyak 174 ibu hamil
selebihnya dikelompokkan pada anemia sedang dan berat yaitu 86 ibu hamil
(49,43%)(www.Bankdata.depkes.go.id).
Dan dari 344 ibu hamil yang menderita anemia tersebut 40%nya
atonia uteri (42%), robekan jalan lahir (31%), sisa plasenta (16%) dan lain-
lain (11%).
2015 didapatkan ibu hamil sebanyak 180 orang, bahwa ditemukan ibu hamil
apakah benar ada hubungan antara ibu hamil anemia dengan kejadian
B. PERUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
tahun 2015.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KEHAMILAN
1. Pengertian Kehamilan
bulan
(Saifudin : 2010).
7
8
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai – umbai (fimbriae) dan masuk
ke dalam saluran telur, pada saat coitus cairan semen tumpah ke dalam
vagina dan berjuta – juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim
lalu masuk ke rongga telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya
mencairkan zat – zat yang melindungi ovum, kemudian pada tempat yang
paling mudah di masuki, masuklah satu sel mani dan bersatu dengan sel
Ovum yang telah dibuahi segera membelah diri sampai bergerak (oleh
rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa
– kira 7-6 hari.Untuk menyuplai darah dan zat – zat makanan bagi calon
3. Tanda-tanda Kehamilan
a. Tanda-tanda pasti
janin
1) Perut membesar
2) Uterus membesar
7) teraba ballotement
timbul hiperpigmentasi.
a. Uterus
estrogen pada otot-otot rahim. Karena regangan oleh isi rahim maka
dinding rahim menjadi lebar, hal ini juga menyebabkan isthmus uteri
yang dikenal dengan nama segmen bawah rahim. Batas antara corpus
10
(Prawirohardjo, 2008)
b. Vagina
c. Ovarium
d. Dinding Perut
garis putih agak mengkilat ialah parut dari striae pada kehamilan yang
e. Kulit
f. Buah dada
TM I , penambahan BB 1 kg
TM II , penambahan BB 5 kg
h. Darah
i. Sistem Respirasi
mengeluh tentang rasa sesak dan nafas pendek, hal ini ditemukan
dalam, dan bagian bawah toraknya juga melebar ke sisi, yang sesudah
j. Sistem Pencernaan
k. Tractus Urinarius
uterus yang terus membesar, sehingga timbul sering kencing. Hal ini
bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan
kehamilan.
tanda tidak pasti atau terduga hamil adalah perubahan anatomik dan
maka folikel ini akan berubah menjadi korpus luteum yang berperan
dalam trimester pertama sebelum nantinya fungsi ini diambil alih oleh
tanda kehamilan. Namun, hal ini tidak dapat dianggap sebagai tanda pasti
dan (yang paling sering) gangguan emosional terutama pada mereka yang
tidak ingin hamil atau malahan mereka yang ingin sekali hamil.
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan
sekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan.
ini bukan merupakan petunjuk pasti karena kondisi serupa dapat terjadi
akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan berwarna putih
keperakan.
dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan
trimester pertama.
Gejala metabolik lain yang dialami oleh ibu hamil pada trimeseter
pertama adalah rasa lelah atau .fatigue. kondisi ini disebabkan oleh
kehamilan
8) Perasaan was-was
4) Libido tinggi
menunggu kelahiran
persalinan
B. ANEMIA
1. Definisi Anemia
(Prawirohardjo, 2009).
eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan anemia bila Hb <
2. Kriteria Anemia
b. Haematokrit < 30 %
Derajat anemia
3. Etiologi
kekurangan zat besi dan folic. Hal ini dapat terjadi karena pada masa
a. Kebutuhan zat besi dan asam folat yang meningkat untuk memenuhi
mellitus.
g. Kebiasaan minum kopi dan teh secara bersamaan pada waktu makan.
menjadi :
c. Anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah (normal 120
sumsum tulang telah tidak mampu mengatasinya karena usia sel darah
e. Anemia defisiensi asam folat, asam folat terdapat dalam daging , susu,
2007).
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
anemia defisiensi besi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi,
pucat.
kronik seperti : malaria dan TBC masih relatif sering dijumpai sehingga
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
eritrosit biasana tampak pada minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan dan
keseimbangan tercapai.
pada trimester kedua yaitu pada usia kehamilan sekitar 30 minggu. Pada
yang sudah mempunyai kadar Hb tingi (> 14,6 g/dl) pada pemeriksaan
atau hitung eritrosit di bawah batas normal. Namun nilai normal yang
24
trimester pertama dan , 10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga diusulkan
Nilai ini kurang lebih sama niali Hb terendah pada ibu-ibu hamil yang
mendapat suplementasi besi yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan
ibu hamil di negara berkembang dan 18% ibu hamil di Negara maju
43% pada perempuan yang tidak hamil di negara berkembang dan 12% di
dan keganasan.
Defisiensi Besi
meningkat pada kehamilan dan berkaitan dengan asupan besi yang tidak
dapat mencapai 900 mg atau setara dengan 2 liter darah. Oleh karena
besi.
kelebihan besi, maka siplementadi besi secara rutin pada ibu hamil yang
minggu ke-28 kehamilan pada ibu hamil yang belum mendapat besi dan
anemia dan bayi berat lahir rendah. Namun pada ibu hamil dengan kadar
lipat karena transfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya
absorbsi folat. Defisiensi asam folat oleh karenanya sangat umum terjadi
pada kehamilan.
adanya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia ini. Selain karena
penting untuk sintesis DNA yang memadai dan produksi asam amino.
28
anemia megaloblastik.
defisiensi besi. Untuk MCV adanya peningkatan saturasi besi dan tranferin
namun kadar tersebut merupakan cerminan asupan folat yang rendah pada
diperbaiki. Indicator status foalt yang lebih baik adalah folat dalam sel
darah merah, yang relative tidak berubah di dalam eritrosit yang sedang
2-3 bulan sebelumnya. Folat dalam sel dararah merah biasanya rendah
anemia ini.
29
tube defects), selain itu defisiensi asam folat dapat menyebabkan kelainan
pada jantung, seluran kemih,alat gerak,dan organ lainnya. Mutasi gen yang
oral sebanyak 1sampai 5 mg per hari. Pada dosis 1 mg, anemia umumnya
4. Patofisiologi Etiologi
Eritropoiesis
Kehilangan darah
Destruksi
Kemampuan membawa
oksigen (hipoksemia)
Hipoksia jaringan
Sistem saraf
Kelemahan, Respirasi ( RR nafas Pucat kulit, pusat (pusing,
kelelahan dalam dispneu) mukosa pingsan, letargi)
mulut
Mekanisme
Kompensasi
Cairan ekstraseluler
Stimulasi sum-sum
tulang
Keterangan :
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi
merah dan membentuk sel darah merah janin dan placenta. Makin sering
hamil fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi 9,5 gr% sampai 10 gr%.
kehilangan zat besi sekitar 900 mgr. Saat laktasi, ibu masih memerlukan
1) Abortus
2) Missed abortus
3) Kelainan kongenital
1) Persalinan premature
2) Perdarahan antepartum
5) BBLR
1) Atonia uteri
2) Retensio placenta
parenteral. Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat,
yang berat dan kepatuhan yang buruk. Efek utama ialah reaksi alergi,
untuk mengetahuinya dapat diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tidak ada
Tabel 2.1
1. Pengertian
berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan
sistolik < 90 mmHg, nadi > 100 x/mnt, kadar Hb < 8 gr%).
lebih baik. Pada umumnya bila terdapat perdarahan yang lebih dari
serta tensi < 90 mmHg dan nadi > 100/menit) maka penanganan
yang terjadi dan pada wanita hamil dengan hipertensi bisa ditemukan
terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu
minggu setelah bayi lahir, dan 82 – 88% dalam dua minggu setelah
bayi lahir.
2. Penanganan Umum
mandiri.
f. Atasi syok
3. Penilaian Klinik
Tabel 2.2
4. Penanganan
a. Atonia Uteri
3) Pastikan plasenta lahir lengkap dan tak ada laserasi jalan lahir
darah
b) Histerektomi
b. Retensio Plasenta
lahir.
43
pusat.
400 mg rectal.
44
metronidazol 1 g supositoria/oral.
syok neurogenik.
Plasenta Inkarserata :
pemeriksaan
halusinasi, mengantuk)
Plasenta akreta :
operatif.
Sisa plasenta :
kuretase.
antiseptik
terhadap operator
2/0.
d. Robekan serviks
dijahit.
D. KERANGKA TEORI
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kerangka teori dalam penelitian ini
Diagram 2.1
Kerangka Teori
BAB III
DAN HIPOTESIS
A. KERANGKA KONSEP
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu. Variabel yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi
variabel independen atau variabel bebas artinya bahwa variabel ini dapat
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan pada Bab II, maka
Diagram 3.1
Kerangka Konsep
50
51
B. DEFINISI OPERASIONAL
Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil Ukur Skala
pengukuran
Bebas :
Ibu hamil anemia Semua ibu hamil Lembar Melihat hasil 1. Anemia Nominal
trimester III (tiga) yang ceklist Pemeriksaan ringan kadar
berkunjung ditemukan kadar Hb >8- 10 gr%
dengan anemia. Haemoglobin 2. Anema
dengan Hb berat kadar Hb
sahli ≤ 8 gr%
Terikat :
Perdarahan post Perdarahan yang terjadi Lembar Melihat 1. Ya = bila Nominal
partum setelah bayi lahir. ceklist. laporan terjadi
persalinan perdarahan
dalam setelah bayi
partograf lahir > 500 ml
2. Tidak = bila
tidak terjadi
perdarahan
setelah bayi
lahir< 500 ml
C. HIPOTESIS
signifikan antara ibu hamil anemia dengan kejadian perdarahan post partum di
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. RANCANGAN PENELITIAN
melihat hubungan ibu hamil anemia dengan kejadian perdarahan post partum
B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel, yaitu variabel bebas dan
1. Populasi
52
53
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III
2. Sampel
seluruh responden yang ada pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh
ibu hamil trimester III dengan anemia yang berjumlah 72 ibu hamil.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data yang telah baku atau
alat pengumpul data yang memiliki standar validitas dan reliabilitas (Badriah,
2009).
haemoglobin pada ibu hamil dan pengamatan ibu hamil dengan anemia yang
kerangka data (anemia atau tidak, dan perdarahan post partum atau tidak).
54
Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh
peneliti dari subyek penelitiannya (Badriah, 2009). Dalam hal ini adalah
2. Pengolahan Data
Data yang terkumpul dari lembar cheklist ini kemudian diolah dengan
a. Tabulasi
rupa agar data mudah dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan
serta dianalisis
b. Pemasukan Data
3. Analisis Data
(Notoatmodjo, 2008).
a. Analisa Univariat
2008).
F
P= x 100%
n
Keterangan :
P : Prosentase
F : Frekuensi
n : Jumlah Responden
(Notoatmodjo, 2008)
b. Analisa Bivariat
proporsi kedua variabel. Bila nilai p value alpha < 0,05 berarti hasil
Arah uji hipotesis yang dipakai adalah two tail (dua sisi) yaitu
56
tanpa melihat apakah hal yang satu lebih tinggi atau lebih rendah dari
(fo – fh)2
=
2
fh
Keterangan :
2 =Chi Square
(Sugiyono, 2010)
Tabel 4.1
Bulan
N
Kegiatan Juni Juli Agustus September
o
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Konsultasi Awal
2. Studi
Pendahuluan
3. Penyusunan
Proposal
4. Seminar Proposal
5. Revisi dan
penelitian
6. Penyusunan
skripsi
7. Sidang Skripsi
8. Revisi &
Penggandaan
57
BAB V
kerja 8,96 km² yang meliputi 7 desa , 58 Rukun Warga dan 198 Rukun
Tetangga.
Jumlah penduduk 35.923 jiwa, terdiri dari 17.852 jiwa laki-laki dan 18.071
jiwa perempuan dengan 10.420 KK. Jumlah penduduk miskin 18.38 jiwa
57
58
pemberdayaan masyarakat.
kesehatan.
B. HASIL PENELITIAN
1. Analisa Univariat
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Ibu Hamil Anemia di
Puskesmas Pabuaran Tahun 2015
Total 72 100
59
anemia ringan sebanyak 62 ibu hamil atau sebesar 86.1%. Dan ibu
hamil dengan anemia berat sebanyak 10 ibu hamil atau sebesar 13.9%.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kejadian Perdarahan Post Partm di
Puskesmas Pabuaran Tahun 2015
Tidak 44 61.1
Total 72 100
2. Analisa Bivariat
Tabel 5.3
Hubungan Ibu Hamil Anemia dengan Perdarahan Post Partum di
Puskesmas Pabuaran Tahun 2015
Perdarahan PP
Anemia Ibu Hamil Ya Tidak Total OR 95% P Value
N N
N 18 44 62
Anemia ringan
% 29 71 100
N 10 0 10 0,714
Anemia berat 0,0003
% 100 0 100 (0,69;0,88)
N 28 44 72
Jumlah
% 38.9 61.1 100
Dari tabel 5.3 diatas diketahui bahwa dari 62 ibu hamil dengan anemia
ringan 18 ibu mengalami perdarahan post partum atau sebesar 29% dan 44
ibu tidak mengalami perdarahan post partum atau sebesar 71%. Sedangkan
dari 10 orang ibu hamil dengan anemia berat, semuanya atau sebesar
C. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 62 ibu hamil dengan anemia
ringan 18 ibu mengalami perdarahan post partum atau sebesar 29% dan 44 ibu
tidak mengalami perdarahan post partum atau sebesar 71%. Sedangkan dari 10
orang ibu hamil dengan anemia berat, semuanya atau sebesar 100%
yang bermakna yaitu p value 0,003 yang berarti perbedaan tersebut signifikan
( p < 0,05 ).
2007)
sedangkan di Amerika hanya 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
besi, di antaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan
sementara tensi masih dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi
malaria dan TBC masih relatif sering dijumpai sehingga pemeriksaan khusus:
darah tepi dan sputum perlu dilakukan. Selanjutnya pemeriksaan khusus untuk
Pengaruh anemia pada saat post partum : atonia uteri, retensio placenta,
uteri.
Terapi anemia defisiensi besi ialah dengan preparat oral atau parenteral.
Terapi oral ialah dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero gloconat
anemia.
63
relatif lebih cepat yaitu 2 gr%. Pemberian parenteral ini mempunyai indikasi :
intoleransi besi pada traktus gastrointestinal, anemia yang berat dan kepatuhan
yang buruk. Efek utama ialah reaksi alergi, untuk mengetahuinya dapat
diberikan dosis 0,5 cc/im dan bila tidak ada reaksi dapat diberikan seluruh
Tabel 5.1
bayi lahir. Pada praktisnya tidak perlu mengukur jumlah perdarahan sampai
prognosis lebih baik. Pada umumnya bila terdapat perdarahan yang lebih dari
64
menurun, pucat, limbung, berkeringat dingin, sesak nafas, serta tensi < 90
mmHg dan nadi > 100/menit) maka penanganan harus segera dilakukan.
Efek perdarahan terhadap ibu hamil bergantung pada volume darah saat
ibu hamil, seberapa tingkat hipervolemia yang sudah dicapai dan kadar
proses involusi, dan laktasi. Perdarahan post partum bukanlah suatu diagnosis,
akan tetapi suatu kejadian yang harus dicari kausalnya. Misalnya perdarahan
post partum karena atonia uteri, perdarahan post partum karena robekan jalan
lahir, perdarahan post partum karena sisa plasenta, atau oleh karena gangguan
pembekuan darah. Sifat perdarahan pada perdarahan post partum bisa banyak,
tekanan darah sebagai respon terhadap kehilangan darah yang terjadi dan pada
yang sedikit saja akan cepat mempengaruhi hemodinamika ibu dan perlu
pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68-73% dalam satu minggu setelah
bayi lahir, dan 82 – 88% dalam dua minggu setelah bayi lahir.
c. Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama paska persalinan (di ruang
f. Atasi syok
jalan lahir
Penanganan
a. Atonia Uteri
3) Pastikan plasenta lahir lengkap dan tak ada laserasi jalan lahir
b) Histerektomi
b. Retensio Plasenta
kontraksi uterus
pusat.
400 mg rectal.
1 g supositoria/oral.
syok neurogenik.
Plasenta Inkarserata :
pemeriksaan
3) Pilih fluothane atau eter untuk konstriksi serviks yang kuat tetapi
Plasenta akreta :
operatif.
Sisa plasenta :
kuretase.
sumber perdarahan
terhadap operator
2/0.
d. Robekan serviks
dijahit.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Ety Nurhayaty (2012) tentang
RSUD Gunung Jati menyebutkan bahwa salah satunya adalah karena ibu
bersalin dengan anemia yaitu sebesar 22.8%. Penelitian lebih lanjut yang
dilakukan oleh Yani Fadillah di RSUD Banjar (2013) menyebutkan bahwa ibu
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa dari ibu hamil dengan anemia
beratlah yang 100% menyebabkan terjadinya perdarahan post partum. Hal ini
dikarenakan sifat dari sel darah merah lebih encer sehingga menyebabkan
gangguan pada saat uterus berkontraksi. Dari penelitian ini juga diketahui
bahwa ibu hamil dengan anemia terjadi pada kisaran usia reproduktif yang
tidak sehat yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu sebesar
74
perubahana yang terjadi pada wanita hamil dan dari fisik ibu juga dimana
faktor usia ibu lebih dari 35 tahun, peningkatan umur ibu merupakan faktor
risiko terjadinya anemia, karena sklerosis pembuluh darah arteri kecil dan
arteriol miometrium pada umur tua tidak merata, sehingga plasenta tumbuh
lebih lebar dengan luas permukaan yang lebih besar untuk mendapatkan aliran
Melihat dari hasil penelitian dan pembahasan diatas maka terbukti bahwa
ada hubungan antara anemia ibu hamil dengan kejadian perdarahan post
partum.
75
BAB VI
A. SIMPULAN
Cirebon tahun 2015 adalah kejadian ibu hamil dengan anemia ringan
sebanyak 62 ibu hamil atau sebesar 86.1%. Dan ibu hamil dengan anemia
B. SARAN
75
76