layak.
3. Setiap warga negara berhak & wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
1
2
satu cara untuk menangani orang yang memiliki gangguan jiwa agar
Jawa Barat mencapai angka 465.975 orang, angka tersebut naik sekitar
63% dari tahun 2012 yang berada di angka 296.943 orang-orang yang
di pasung.1.
Disabilitas, adalah :
1
Pusat Data Dan Analisa Pembangunan Jawa Barat, “Penderita Gangguan Jiwa di Jawa Barat”,
http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/infojabar-51.html.
3
jiwa sejak pulang dari Arab Saudi sebagai Tenaga Kerja Wanita. Alasan
warga.3
2
Mudzakkir, http://kebijakankesehatanindonesia.net/pengukuhan/2649-uu-kesa-pelaku-
pemasungan-jangan-dipidana.html
3
Aminah, “10 Tahun Mantan TKW Hidup Dalam Pasungan”, Republika 20 November 2014,hlm.
11.
4
15 tahun lalu saat suami dan kedua anaknya meninggal dunia, korban
dipasung dengan cara dirantai pada kaki. Saat ini Wahidah ditempatkan
oleh pihak keluarga di dalam sebuah ruangan berukuran 3x2 meter yang
dibebaskan untuk di rawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli oleh penjuru
pemasungan.6
satu dampak yang sering ditemui pada korban pemasungan yakni masalah
4
Mardani, “Wahidah Dipasung Selama 15 Tahun”, http://www.merdeka.com/peristiwa/stres-
suami-anak-meninggal-wahidah-dipasung-selama-15-tahun.html.
5
Nafisah Mboi “ Kasus Pemasungan Penderita gangguan Jiwa Masih Tinggi di Bali”
http://menara-fm.com/kasus-pemasungan-penderita-gangguan-jwa-masih-tinggi-di-bali.html
6
Dedi Staff Bagian Penerangan Rumah Sajit Jiwa Bandung, wawancara pribadi, Bandung, 9
Februari 2016, pukul 10.00.
5
yang terkait dengan penyakit kulit seperti iritasi hingga luka parah pada
kaki mengecil karena lama tidak digunakan. Dampak ini dijumpai pada
gangguan jwa pun memiliki hak yang sama dengan orang normal pada
7
Ibid.
6
tindak pidana.
kejiwaan.
8
Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Jakarta, hlm. 29.
7
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
hukum pidana.
gangguan jiwa
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kegunaan, baik secara
1. Kegunaan Teoritis
ilmu hukum untuk di telaah dan dipelajari lebih lanjut, khususnya untuk
Tentang Hak Asasi Manusia, dan Kriminologi. Selain itu, penelitian ini
maupun kepustakaan.
9
2. Kegunaan Praktis
memiliki hak yang sama seperti manusia normal lainnya dan penderita
E. Kerangka Pemikiran
tinggi dan dilindungi oleh negara dan setiap orang demi kehormatan serta
mendapat kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan hukum, hak
atas perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan dasar manusia tanpa
9
Buchari Said, Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Pasundan, 2009
10
Darji Darmodihardjo, Santiaji Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya, 2009, hlm.77-79.
11
umumnya, otomatis hak-hak yang telah disebutkan diatas dan hak lainnya
warga negara adalah sama, tidak boleh ada pembedaan termasuk terhadap
orang yang mengalami gangguan jiwa (equality before the law). Dengan
jiwa itu sama Pasal 27 ayat (1) UUD 1945. Gangguan jiwa adalah pola
perilaku atau psikologi yang secara klinis bermakna dan secara khas
11
Alifiatzi Fitrikasari, Penilaian Fungsi Pribadi dan Sosial Sebelum dan Sesudah Mendapatkan
Pengobatan pada Penderita Gangguan Jiwa Korban Pemasungan, Media Medika Indonesiana,
2012, hlm. 22.
12
perubahan pada fungsi jwa yang dapat terjadi pada siapa saja.
Selain dari pengaturan dari hak asasi manusia, ada beberapa peraturan
darurat”.
diatas, maka pola pikir yang tercipta yakni penderita gangguan jiwa
membatasinya.
tahun”.
tindak pidana/kejahatan.
yang menyertainya.
ekonomi, entah semakin baik atau semakin buruk, dan lebih lagi ketika
tidak semua orang memiliki sarana yang sama untuk mencapainya. Maka
a) Struktur keluarga
b) Struktur pendidkan
akan terjadi dengan baik pula. Namun bagi masyarakat golongan tertentu
intensitas interaksinya, maka semakin tinggi pula pola, tingkah laku, dan
12
M. Hamdan, 2000, Politik Hukum Pidana, Raja Grafindo Persada, Jakarta hlm. 19.
13
Sudarto, 1999, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, hlm. 153.
18
hukum pidana yang telah disebutkan diatas, maka pelaku tindak pidana
peranan paling penting dalam penegakan hukum, maka negara harus bisa
jiwa yang sebagian besar dilakukan oleh pihak keluarga dari korban itu
sendiri.
F. METODE PENELITIAN
adalah :
1. Spesifikasi Penelitian
gangguan jiwa.
2. Metode pendekatan
dan data kepustakaan sebagai sumber utama serta hukum positif yang
19
penelitian dibatasi di wilayah Jawa Barat yang terdiri dari rumah sakit
3. Tahap Penelitian.
1). Bahan hukum primer yang berupa hukum positif yaitu Undang-
Masyarakat (TP-KJM).
20
a. Penelitian Lapangan
data.
21
wawancara.
a. Data Kepustakaan
b. Data Lapangan
6. Analisa Data
Masyatakat (TP-KJM).
7. Lokasi Penelitian
Bandung;
8. Jadwal Penelitian
1 Pengajuan
judul dan
Acc judul
2 Persiapan
studi
kepustakaan
3 Bimbingan
UP
4 Seminar UP
24
5 Pelaksanaan
Penelitian
6 Penyusunan
Data
7 Bimbingan
8 Sidang
Kompresif
9 Revisi dan
penggandaan
25
G. Sistematika Penulisan
BAB IPENDAHULUAN
2. Identifikasi Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Kegunaan Penelitian
5. Kerangka Pemikiran
6. Sistematika Penulisan
3. Jenis-jenis pemasungan
26
pemasungan
2. Tabel
Jawa Barat.
mengenai:
BAB V PENUTUP