Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN SUHU TUBUH

DISUSUN OLEH

INNADINA FIAHSANI SYAHIDA (P07124217021)


ISMI NUR AINI (P07124217022)
IZTSNAINI AYU PERMATASARI (P07124217023)
KHOIRUNISA NUR ALFIANA (P07124217025)
NAZZU AZIZAH (P07124217026)
NURUL AFNI OKTAVIANI (P07124217027)
PURWANDYAH HARTYASTAMI (P07124217028)
PUTRI RIZQI AMALIA (P07124217029)
RAJBA NAZALAH (P07124217030)
RIMA ASTRIN (P07124217031)

POLITEKNIK KESEHATAN YOGTAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

D IV KEBIDANAN
1. DASAR TEORI
Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan gagasan umum
dari panas dan dingin. Objek suhu rendah dingin, sementara berbagai tingkat suhu yang
lebih tinggi yang disebut sebagai hangat atau panas.Suhu menunjukkan derajat panas
benda. Semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom
dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,
makin tinggi suhu benda tersebut. Dalam hal tersebut adalah tubuh, berarti suhu
menunjukkan derajat panas tubuh.
Suhu tubuh dari hari kehari selalu konstan kecuali terjadi demam. Terdapat mekanisme
dalam tubuh untuk mempertanyakannya agar konstan walaupun dipengauhi oleh cuaca
yang ekstrim, aktifitas dan lain –lain. Suhu tubuh rectal umumnya lebih 1c disbanding
suhu oral. Mekanisme pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh hipotalamus dan perangai
pengaturan suhu tubuh. Bila suhu tubuh interna terlalu tinggi, isyarat dari area preoptika
otak memberikan kesan psikis terlalu panas. Bila tubuh terasa dingin, isyarat dari kulit
dan mungkin dari reseptor perifer menimbulkan perasaan dingin yang tidak enak. Oleh
karena itu orang membuat peyesuaian lingkungan untuk memberikan rasa nyaman.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh memengaruhi proses metabolisme sel tubuh.
Proses tersebut bisa berlangsung cepat jika makanan yang masuk tergolong merangsang.
Misalnya, makanan pedas atau makanan bersuhu tinggi. Jika proses metabolisme sel
tubuh berlangsung cepat, suhu tubuh meningkat. Sitokin (salah satu protein) pun terpicu
muncul. Salah satu bahan yang tergolong sitokin adalah kalikrein. Bahan itu berpengaruh
terhadap pelebaran pembuluh darah yang menuju kelenjar keringat di kulit. Dampaknya,
keringat pun mengucur keluar.
Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :
a. Laju metabolism basal ( basal metabolism rate, BMR ) di semua sel tubuh.
b. Laju cadangan metabolism yang disebabkan aktivitas otot ( termasuk kontraksi otot
akibat menggigil ).
c. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormone tiroksin dan sebagian kecil
hormone lain, misalnya hormone pertumbuhan.
d. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epinephrine, norepineprine, dan rangsangan
simpatis pada sel.
e. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri
terutama bia temperature menurun.

Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu suhu
tubuh yang konstan antara 36.5oC dan 37.5oC. Suhu tubuh normal manusia akan
bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah
dibanding saat kita sedang bangun atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yang diambil
dengan berlainan posisi tubuh juga akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan
suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar 37o C, sedang diantara lengan (ketiak)
sekitar 36.5o C sedang di rectum (anus) sekitar 37.5o C.

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya
sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan termometer.

Yang mempengaruhi suhu tubuh adalah :

 Kecepatan metabolism basal


Kecepatan metabolism basal tiap individu berbeda – beda. Hal ini memberi dampak
jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan
pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolism.
 Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolism menjadi 100%
lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapt mencegah lemak coklat
yang tertimbun dalam jaringan untuk di metabolism. Hampir seluruh metabolism
lemak cokelat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini
dipengaruhi oleh stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin
dan norepineprin yang menyebabkan metabolisme.
 Hormon Tiroid
Fungsi hormone tiroid adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia
dalam tubuh seingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhu laju
metabolism menjadi 50 – 100 % diatas normal.
 Demam ( Peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat enyebabkan peningkatan metabolism sebesar
120 % untuk tiap peningkatan suhu 10°c.
 Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolism sebesar 15 – 20 %. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
 Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-
15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan,
fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone
progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3o – 0,6°C di atas
suhu basal.
 Status Gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%.
Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk
mengadakan metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi
mudah mengalami penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan
lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak
merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan
kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
 Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan
antar komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas)
dapat meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3o – 40,0 °C.
 Gangguan Organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat
menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat
pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan
suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat
menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.
 Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh
dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga
sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu
antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya
sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat
mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Dalam penjelasan mikroskopis, suhu
tubuh bervariasi dengan kecepatan partikel fundamental yang mengandung, pangkat
kedua. Oleh karena itu, suhu yang terkait langsung dengan energi kinetik rata-rata
partikel yang bergerak relatif terhadap pusat koordinat massa untuk objek tersebut.

Makroskopik, suhu menceritakan kecenderungan materi untuk mentransfer panas dari


panas ke dingin badan. Cara langsung penginderaan ini adalah dengan menyentuh materi
dan memutuskan apakah itu panas, hangat, atau dingin. Termometer tepat tindakan suhu
dan menunjukkan nilai numerik untuk sifat fisik temperature.Many bahan termasuk fase
(padat, cair, gas atau plasma), kepadatan, kelarutan, tekanan uap, dan konduktivitas listrik
tergantung pada suhu. Suhu juga memainkan peran penting dalam menentukan laju dan
sejauh mana reaksi kimia terjadi.

Memahami konsep pengaturan suhu tubuh sangat berguna baik dalam hal penelitian atau
pun dalam persoalan klinik, seperti mengatasi demam, persoalan pemberian hipotermik
pada kasus pembedahan (bedah jantung), terapi pada kasus yang disebabkan panas
berlebihan (heat stroke), atau pada kasus kedinginan yang ekstrem.

Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh
relatif konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan.
Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh,dimana
tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme.Keseimbangan suhu
tubuh diatur oleh hipotalamus.

Produksi panas dalam tubuh manusia diakibatkan oleh:

1. Metabolisme: metabolisme basal menghasilkan panas yang diproduksi tubuh


saat istirahat.
2. Gerakan volunter: aktivitas otot selama latihan membutuhkan tambahan energi.

Pembuangan atau pengeluaran panas dapat terjadi melalui proses:

1. Radiasi: proses pengeluaran panas melalui gelombang electromagnet


2. Konveksi: proses penyebaran panas karena gesekan antara daerah yang kepadatannya
tidak sama.
3. Evaporasi: proses perubahan cairan menjadui uap.
4. Konduksi: proses pemindahan panas kepada objek lain melalui kontak langsung.

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:

1. Usia:Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas
meningkatseiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi suhu
akannormal setelah anak mencapai pubertas.Lansia sensitif terhadap suhu yang
ekstrem akibat turunnya mekanisme kontrolsuhu (terutama kontrol vasomotor),
penurunan jumlah jaringan subkutan,penurunan aktivitas kelenjar keringat, penurunan
metabolism.
2. Olahraga:aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme lemak
dankarbohidrat.
3. Kadar Hormon:suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria.
4. Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama
periode 24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari.
5. Stres:stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal
danpersyarafan.
6. Lingkungan:mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suhu disekitar.

Suhu tubuh akan terganggu akibat:

1. Demam: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi produksipanas.


Demam terjadi karena perubahan set point hipotalamus.
2. Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaforesis yang banyak
mengakibatkankehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih.
3. Hipertermia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuantubuh
untuk mengeluarkan panas.
4. Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.
5. Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

1. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit.


2. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit.
3. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk dapat mempertahankan suhu tubuh manusia
dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur
dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu
di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang
terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik
ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk
mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh akan
dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37˚C. Apabila suhu tubuh meningkat
lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian
mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
2. PEMBAHASAN
Pengukuran suhu badan
Nama Probandus : Purwandyah Hartyastami
Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Bangsa : indonesia
Tinggi Badan :159
Berat Badan :62

TEMPAT/RUTE SUHU BADAN


PENGUKURAN
No TERMOME TERMOME TERMOME
TER TER TER INFRA
RAKSA DIGITAL MERAH

1 Oral (sub lingua)

-Mulut tertutup 36,2 36.4 -

-Mulut terbuka 36.1 36 -

-Didahului berkumur dengan - 37,3 -


air hangat (tertutup)

-Didahului berkumur dengan


air hangat (terbuka) - 37,2 -

-Didahului dengan kumur air - 35,6 -


dingin(tertutup)

-Didahului dengan kumur air - 36,3 -


dingin(terbuka)

36.3 36,7 -
Aksila
2 - - 36.5
Telinga
3
Dahi
4 - - 36
Bahaslah perbedaan suhu karena perbedaan tempat pengukuran dan termometer yang digunakan!

a. Oral ( mulut)
Perbedaan data suhu oral (mulut) dengan suhu aksilar (ketiak) ini dikarenakan pada
pengukuran suhu aksilar termometer diletakkan atau diselipkan pada ketiak dan didalam
baju, sehingga tidak terjadi kontak dengan lingkungan dan suhu yang didapat lebih
akurat, selain itu juga ketiak merupakan bagian tubuh yang paling mendekati temperatur
tubuh yang sebenarnya daripada bagian mulut.
Kemudian saat mulut terbuka, maka mulut lebih banyak terpengaruh suhu lingkungan
sekitar . itulah sebabnya suhu dibagian mulut terbuka turun dari suhu di mulut yang
tertutup Data yang diperoleh sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa satu tubuh
dengan perlakuan bernafas melalui mulut menunjukkan bahwa suhu pada mulut terbuka
lebih rendah dari suhu dengan mulut tertutup karena panas dalam tubuh dikeluarkan
dengan proses respirasi sehingga suhu tubuh menurun. Hal ini terjadi karena suhu tubuh
probandus melakukan penyesuaian dengan suhu tubuh di luar tubuh yang memiliki
temperature lebih rendah.Disini terjadi pertukaran panas tubuh dengan lingkungan secara
konveksi, yaitu tubuh kehilangan panas melalui konduksi ke udara sekeliling yang lebih
dingin. Udara yang berkontak dengan tubuh melalui mulut menjadi lebih hangat dan
karenanya menjadi lebih ringan dibanding udara dingin. Udara yang lebih hangat ini
bergerak ke atas dan digantikan dengan udara yang lebih dingin.

Untuk pengukuran suhu dengan mulut tertutup yang berkumur dengan menggunakan air
hangat, suhu akan mengalami kenaikan karena pengaruh dari air hangat itu sendiri yang
memiliki suhu lebih tinggi. Sehingga temperature naik. Sedangkan saat mulut terbuka,
akan terjadi prinsip yang sama saat pengukuran suhu di mulut yang terbuka tanpa
berkumur. Sehingga suhu turun.

Sedangkan dengan mulut yang terbuka dan berkumur dengan hal ini disebabkan bahwa
homeostatis tubuh telah melakukan penyesuaian sehingga kembali mengalami kenaikan
suhu di dalam tubuh.Disini terjadi pertukaran panas tubuh secara konduksi, yaitu
perpindahan panas tubuh dengan benda (dalam hal ini air es) yang berbeda suhunya
karena terjadi kontak secara langsung. Sewaktu berkumur dengan air es, tubuh
kehilangan panasnya karena panas dipindahkan secara langsung ke air es yang suhunya
lebih rendah.
b. Ketiak
Dari hasil pengukuran suhu tubuh di bagian ketiak, dapat kita simpulkan bahwa suhu
tubuh probandus di bagian ketiak/aksilar memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan
dengan suhu tubuh di bagian mulut/oral. Ini terjadi karena disekitar ketiak lebih banyak
terdapat pembuluh darah dan tempatnya yang tidak mudah dijangkau oleh udara luar Hal
ini sesuai dengan teori, bahwa temperature kulit badan kita tidak sama di semua tempat,
makin banyak berhubungan dengan udara luar, temperature semakin dipengaruhi oleh
temperature sekitar. Mulut lebih banyak berhubungan dengan udara luar dibandingkan
dengan ketiak, sehingga suhunya juga lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan.
c. Telinga
Pengukuran suhu di telinga akan menghasilkan suhu yang lebih tinggi daripada di mulut,
karena letak rongga telinga yang masuk kedalam tubuh membuat suhu lebih tinggi karena
dekat dengan intii panas tubuh.
d. Dahi
Untuk pengukuran suhu tubuh di dahi , digunakan thermometer infrared yang bisa
mengukur suhu dibagian ini. Terdapat perbandingan suhu tubuh yang lumayan jauh
anatara dahi dengan telinga, oral dan aksila . ini disebabkan karena di dahi , kurang
banyak terdapat pembuluh darah serta lokasinya yang terpapar dengan udara bebas yang
memiliki suhu yang lebih rendah.

Evaporasi
Manakah yang
no Perlakuan
lebih dingin

1. Permukaan kulit basah – kering Basah

2 Permukaan kulit basah dan ditiup-tidak ditiup Ditiup

3 Permukaan kulit basah air – alkohol Alkohol

4 Permukaan kulit basah air – alkohol serta ditiup Alkohol

5 Dua termometer batang: satu ujungnya diberi kapas -


basah, satu tetap kering. Keduanya didekatkan kipas
angin yang berputar kencang

Bahaslah mengapa permukaan basah lebih dingin? Mengapa basah alkohol lebih dingin?
Mengapa berkeringat merupakan proses pendinginan tubuh?

Mengapa permukaan basah lebih dingin?

Karena air pada saat di oleskan ke tangan akan menyerap kalor yang ada di dalam tubuh
untuk proses penguapan. Saat menyerap kalor itulah kita akan merasakan kulit lebih dingin
dari kulityang tidak diberi air. Namun, penguapan air lebih laambat daripada penguapan
alcohol karena titik didih air lebih tinggi dari alcohol.

Mengapa basah alcohol lebih dingin ?

Akohol merupakan cairan dengan titik didih yang cukup rendah yaitu78,4 derajat celcius hal
inimenjadikan alcohol lebih mudah menguap daripada air. Bagaimanapun cairan agar bisa
menguap , ia harus menyerap banyak energy, karena molekul dalam fase uap bergerak lebih
cepat daripada ketika molekul itu pada masa cair.

Ketika kita mengoleskan alcohol pada kulit kita , cairan itu menyerap banyak kalor dari kulit
kita sebagai sumber energinya untuk berubah wujud menjadi uap. Tak berapa lama kemudian,
alcohol itu menguap sambil membawa lari banyak kalor dari kulit kita. Hilangnya kalor dari
kulit kita membuat otak kita membacanya sebagai suhu dingin. Itulah mengapakulit kita
terasa dingin ketika teroleskan oleh alcohol. Efek dinginnya akan lebih terasa jika meniup
kulit yang diberi alcohol. Karena tiupan itu membuat alcohol lebih cepat menguap sehingga
lebih cepat membawa kalor dari kulit.

Mengapa berkeringat merupakan proses pendinginan tubuh?

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan suhu yang melewati batas
kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui
evaporasi. Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran keringat yang
cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh yang dihasilkan dari metabolisme
basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika
suhu meningkat melampaui ambang kritis. Mekanisme pendinginan tubuh adalah dengan
berkeringatyaitu mengeluarkan dan menguapkan ait dari dalam tubuh dengan menggunakan
panas tubuh itu sendiri. Air memiliki sfifat termal yang tinggi. Sehingga panas yang
dihasilkan saat pembakaran energy bisa diserap dengan mudah, air juga memiliki
konduktivitas panas yang bagus. Panas yang akan segera dikirim ke permukaan kulit dengan
cara melebarkan pori-pori kulit. Saat itulah air akan keluar dari tubuh dan kita akan
berkeringat. Ketika kita berkeringat air yang menyebar di permukaan tubuh akan menguap.
Penguapan itu membutuhkan panas yang besar, panas itu akan diambil dari panas tubuh kita
yang meningkat karena aktifitas. Sehingga tubuh kita akan tetap sejuk. Pengeluaran keringat
dirangsang oleh pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras saraf
simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan rangsangan pada saraf kolinergic
kelenjar keringat, yang merangsang produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat
mengeluarkan keringat karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.

Anda mungkin juga menyukai