Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Ringkasan Kasus:
 Dwayne Stevenson, seorang ilmuwan sukses yang dipekerjakan oleh Pharmacopia, Dia
memutuskan mengambil pensiun dini.
 Dia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 saham opsi saham / paket pensiun PCU.
 Harga saham saat ini $ 8 per saham
 Dwayne bertanya kepada pialangnya, Jonathan Price untuk saran mengenai apakah dia
harus menahan sahamnya atau menjualnya.
 Jonathan menyarankan untuk menahan karena perhitungannya memperlihatkan bahwa
harga saham sebesar $8 undervalued dan seharusnya mencapai $ 28 dalam beberapa
bulan. Nilai intrinsik saham saat ini menurut Jonatahan ada pada range $10 - $20.
 Dwayne tidakyakin dan meminta Jonathan menjelaskan bagaimana dia bisa memperoleh
range nilai tersebut. Jonatahan menjelaskan bahwa dia menggunakan bentuk alternatif
dari Dividend Discount Model. Jonathan merasa harus memberi Dwayne penjelasan dasar
tentang valuasi saham.

Teori...

Pertanyaan Kasus
1. Bagaimana seharusnya Jonathan menjelaskan alasan model diskon dividen (DDM) dan
menunjukkan penggunaannya dalam menghitung harga saham biasa yang dapat dibenarkan?
2. Bagaimana Anda memperkirakan tingkat pertumbuhan yang digunakan dalam menerapkan model?
Dengan menggunakan data yang diberikan dalam Tabel 1 dan 2, jelaskan bagaimana Jonathan
harus menanggapi.
3. Apa alasan tingkat pengembalian yang diminta yang digunakan Jonathan dan bagaimana dia
memperkirakannya?
4. Apa variasi lain dari DDM yang bisa digunakan dan mengapa?
5. Mengapa Anda menggunakan dividen dan bukan penghasilan per saham?
6. Dwayne bertanya-tanya apakah saham preferen Pharmacopia akan menjadi investasi yang lebih
baik daripada saham biasa, mengingat bahwa ia membayar dividen sebesar $ 1,5 dan melakukan
perdagangan dengan harga $ 15. Dia meminta Jonathan untuk menjelaskan kepadanya berbagai
fitur saham preferen. Bagaimana perbedaannya dengan saham biasa dan obligasi korporasi, dan
metode yang bisa digunakan untuk memperkirakan nilainya.
Data dan informasi
Tabel 1.
Pharmacopia Company
Key Financial Data for Prior 10 year Period
(in $ millions except EPS, DPS)

Year Sales Net Income EPS DPS Payout ratio

1995 3000 150 1,50 0,6000 0,4000


1996 3200 160 1,60 0,6400 0,4000
1997 4000 200 2,00 0,8000 0,4000
1998 4400 220 2,20 0,8800 0,4000
1999 4800 240 2,40 0,9600 0,4000
2000 5000 250 2,50 1,0000 0,4000
2001 5200 260 2,60 1,0400 0,4000
2002 5100 255 2,55 1,0200 0,4000
2003 4900 245 2,45 0,9800 0,4000
2004 4700 235 2,35 0,9400 0,4000

Notes:

Beta 1,1

30-year Treasury Bond Yield 5,10%

Expected Market Risk Premium 9%

Industry Average Growth Rate 10%

Analisis Kasus
1) Dividen Discount Model adalah model paling sederhana untuk menilai ekuitas, dimana
nilai saham adalah present value dari dividen yang diharapkan. Sementara banyak analis
telah berpaling dari model diskon dividen dan melihatnya sebagai ketinggalan zaman,
sebagian besar berintuisi bahwa pendorong penilaian discounted cash flow terdapat pada
model ini. Faktanya terdapat beberapa perusahaan tertentu dimana Dividen Discount
Model berguna untuk memperkirakan nilai. Jika anda membeli saham di perusahaan
publik, satu-satunya arus kas yang diharapkan diterima langsung dari investasi ini adalah
dividen. Model DDM dibangun di atas proposisi sederhana ini dan berpendapat bahwa
nilai saham kemudian adalah nilai sekarang dari dividen yang diharapkan dari waktu ke
waktu.
Terdapat dua input pada model tersebut yaitu dividen yang diharapkan dan cost of equity.
Untuk mendapatkan nilai dividen yang diharapkan kita dapat membuat asumsi tentang
rate pertumbuhan (growth rates) yang diharapkan di masa depan pada earnings dan rasio
pembayaran dividen. Sedangkan untuk required rate of return ditentukan oleh risiko
saham, salah satunya nilai market beta pada CAPM. Model tersebut cukup fleksibel
untuk memperoleh diskon rate dari perbedaan waktu.
Contoh perhitungan:
Dengan menggunakan nilai pada tabel 2 kita dapat menghitung cost of equity:
R = 5.1% + (9%)*1.1 = 15%
Berdasarkan Gordon Growth Model:
Expected growth rate = (1-Average Payout ratio) R
= (1- 0,40) 15% = 0,09 = 9%
Value of equity = Expected dividends next year / Cost of Equity - Expected growth rate
= ($0,94) (1+ 9%) / (15% - 9%)
= $17,07
Berdasarkan perhitungan diatas, menggunakan Gordon Growth Model diketahui nilai equity
per share sebesar $17,07. Nilai tersebut sesuai range nilai intrinsik saham berdasarkan opini
Jonathan.

2) Growth rate dapat dihitung menggunakan Gordon Growth Model seperti cara diatas atau
dengan menghitung average compound rate dari pertumbuhan dividen atau earnings
diantara periode.
Contoh perhitungan:
Dividend tahun 1995 = $0,6 (PV)
Dividend tahun 2004 = $0,94 (FV)
n = 9 tahun, PMT = 0
Maka diperoleh I (growth rate) = 5,11%
Value of equity = Expected dividends next year / Cost of Equity - Expected growth rate
= ($0,94) (1+ 5,11%) / (15% - 5,11%)
= $9,99 = $10
Berdasarkan perhitungan diatas, menggunakan average compound rate dari pertumbuhan
dividen diketahui nilai equity per share sebesar $10. Nilai tersebut sesuai range nilai intrinsik
saham berdasarkan opini Jonathan.

3)
4)
5) Mengapa menggunakan dividen dan bukan laba bersih per saham?
Pada praktek, kedua metode tersebut biasa digunakan. Karena dividen adalah jumlah
yang biasanya diterima oleh para investor sebagai imbal hasil dari investasi saham mereka,
logis bahwa dividen digunakan sebagai arus kas yang relevan. Mengutip penjelasan
Damodaran (200x)“The simplest model for valuing equity is the dividend discount model --
the value of a stock is the present value of expected dividends on it”
Namun, dalam kasus perusahaan yang tidak membayar dividen, laba ditahan di
convert ke future dividen atau harga jual yang lebih tinggi melalui tingkat pertumbuhan yang
lebih tinggi. Karena proyeksi dolar deviden tidak bisa dilakukan hingga tak hingga, beberapa
versi model diskon dividen telah dikembangkan berdasarkan perbedaan asumsi tentang
growth di masa depan (Gordon Growth Model).

6) Apakah Saham preferen Pharmacopia akan menjadi investasi yang lebih baik daripada
saham biasa, mengingat bahwa ia membayar dividen sebesar $ 1,5 dan melakukan
perdagangan dengan harga $ 15. Jelaskan berbagai fitur saham preferen. Bagaimana
perbedaannya dengan saham biasa dan corporate bonds, dan metode yang bisa digunakan
untuk memperkirakan nilainya.
Perhitungan yang dapat digunakan dalam Prefered Stock:

Rate of return on preferred stock = Dividend /Price


= $1.5/$15
= 10%
Price of Preferred = Dividend/Required Rate of return

Berikut poin-poin penjelasan mengenai perbedaan prefered dan common stock


 Meskipun dividen yang dibayarkan pada saham preferen lebih tinggi dari pada saham
biasa, sahan preferen akan dikenakan pajak pula, semakin besar saham yang diterima,
semakin besar pula pajak yang harus dibayar.
 Dengan asumsi perusahaan akan membuat gebrakan baru dan mengembangkan
produknya yang diharapkan akan meraih revenue yang tinggi, prefered stockholder
tidak lagi memperoleh dividend dari residual profit. residual profit tersbut akan di
bagikan ke pada common stockholder.
 Prefered stockholder tidak memiliki hak suara pada RUPS hingga tidak dapat ambil
andil dalam memutuskan “berapa jumlah dividen yang akan dibagikan?” atau “kapan
dividen akan dibagikan dan didistribusikan?”. Kemudian, tidak memiliki pre-emptive
right dimana prefered stockholder tidak dapat melakukan penawaran lebih dahulu
ketika perusahaan menerbitkan saham. Selain itu, dividen yang diterima prefered
stockholder bukan merupakan kewajiban mengikat bagi perusahaan pembagi dividen.
 Prefered stockholder memiliki opsi cumulative dividend dimana dividen setiap tahun
harus dibayarkan, apabila dalam satu tahun dividen tidak dapat dibayarkan, pada
tahun-tahun berikutnya dividen yang belum dibayar tadi harus dilunasi terlebih dahulu
sebelum dapat mengadakan pembagian dividen untuk common stockholder. Dengan
kata lain, prefered stockholder di prioritaskan dari pada common stockholder.

Kesimpulan

Saran

Anda mungkin juga menyukai