Anda di halaman 1dari 5

I.

ETIKA

Etika adalah suatu yang mendalami standar moral bermasyarakat. Oleh karena itu kita
wajib memepertahankan dan menerapkan standar-standar moral dalam bermasyarakat. Kita pun
wajib melihat dan menilai sikap dan prilaku seseorang dalam bermasyarakat untuk mengetahui
yang mana sikap buruk mau pun sikap baik. Moral dan prilaku seseorang akan menghasilkan
pendapat seseorang mengenai etika. Berdasarkan pandangannya moral dalam suatu masyarakat
berbeda tergantung dimana orang itu berbeda karena setiap lokasi dan tempat tata cara beretika
berbeda.
Indonesia memiliki berbagai macam suku, RAS, bahasa, dan adat istiadat yang dimana
seseorang dapat memahami perbedaan tersebut. Dalam suku dan budaya indonesia memiliki
pendapat yang berbeda oleh karena itu setiap suku memiliki etika yang berbeda sesuai dengan
budaya suku itu sendiri.

Pengertian dari Etika di bahas sebagai berikut:

1. Pada dasarnya moral adalah sesuatu yang berkaitan dengan persoalan yang kita
hadapi, akan tetapi ini semua akan merugikan secara serius bagi generasi muda indonesia, juga
bisa menguntungkan.
2. Moral bangsa indonesia ini bergantung pada perkembangan teknologi negara
tersebut, bukan di tetapkan oleh suatu otoritatif tertentu.
3. Suatu moral akan di tentukan oleh kosa kata yang di gunakan dan emosi yang dapat
merubah suatu sikap dan prilaku seseorang.
4. Standar moral adalah suatu pertimbangan yang benar benar di katakan tidak memihak
atau tidak berat sebelah.
5. Moral dan etika sebenarnya harus di perhatikan karena pada awalnya moral dan etika
seseorang lebih di utamakan di bandingkan kepentingan diri sendiri.

Banyak juga pengertian tentang etika, yang menurut para ahli berbeda-beda yang dimana
saya menggaris bawahi bahwa itu semua tertuju sama.
Berikut ini beberapa Pengertian Etika Menurut para Ahli:
· Menurut K. Bertens, Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
· Menurut W. J. S. Poerwadarminto, Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral).
· Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno, Etika adalah ilmu yang mencari orientasi
atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia.
· Menurut Ramali dan Pamuncak, Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang
benar dalam satu profesi.
· Menurut H. A. Mustafa, Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan
mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui
oleh akal pikiran.
2. Etika dan moral
Adapun perbedaan dari Etika dan Moral yaitu dalam kehidupan sehari-hari istilah etika dan
moral memiliki arti yang sangat sama sehingga saya pun sulit dibedakan anatara keduanya.
Moral adalah suatu aturan (norma) atau prinsip hidup yang dimana kita dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Moral sangat di pengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut
masyarakat, baik nilai universal, nilai agama, adat, ideologi, dan sebagainya. Pengertian moral
lebih kepada penilaian prilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang, baik atau buruk.
Etika sendiri lebih menuju pada sistem nilai yang berlaku dan mempelajari
bagaimana hakikat dan penerapan kaidah moral tersebut. Etika berfungsi untuk memberi
penilaian kritis dan rasional atas perbedaan nilai-nilai moral yang ada, benar atau salah.
Contoh sederhana untuk membedakannya, merokok di tempat umum adalah moral
yang sangat buruk dan hampir setiap tempat umum terdapat tulisan dilarang merokok, sesuai
dengan nilai yang di pahami oleh masyarakat tentang larangan merokok di tempat umum.
Pelakunya dikatakan bermoral buruk atau tidak bermoral. Namun bagaimana hakikat dari aturan
tentang di larangnya merokok pada tempat umum, apa keputusan tersebut salah ataukah benar,
dan bagaimana penerapan aturan yang dipelajari dan diatur melalui etika. Seseorang yang
merokok tidak dapat dikatakan tidak bermoral jika merokok pada tempat yang di sediakan, akan
tetapi tempat untuk merokok di indonesia ini masih jarang di temui, meskipun sama-sama
merokok, tetapi yang tidak merokok di tempat umum di katakan lebih beretika karena tidak
mengganggu orang lain. Hal ini disebabkan adanya etika (aturan) yang membenarkan dan
“mengizinkannya” untuk melakukan hal itu.
3. Etika Organisasi
Organisasi adalah perkumpulan dimana orang-orang bebas mengluarkan pendapat untuk
mencari dan membagi informasi, dan berbicara tentang organisasi kita tidak akan lepas dari
pembahasan tentang integritas, Menurut Ghillyer (2014), budaya organisasi dapat didefinisikan
sebagai nilai, keyakinan, dan norma yang dianut bersama oleh seluruh pegawai dalam organisasi.
4 Budaya ini mewakili seluruh kebijakan dan prosedur setiap departemen fungsional dalam
organisasi baik tertulis maupun informal, dan juga mewakili kebijakan serta prosedur organisasi
secara keseluruhan.
4. Kode etika organisasi Seprofesi
Organisasi seprofesi adalah perkumpulan dimana mahasiswa yang mengambil jurusan
yang sama atau orang-orang yang memiliki suatu tujuan dengan job atau pekerjaan yang sama,
organisasi ini bertujuan agar memiliki tujuan yang menghadap kemasa yang akan datang. Dan
merupakan prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi yang dimana akan
berbeda satu dengan lainnya seperti contohnya berbedah wilayah maka kita akan mendapatkan
banyak perbedaan seperti bahasa, adat, kebiasan, kebudayaan, dan peranan tenaga ahli profesi
yang di definisikan dalam suatu kota yang tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok dari
rumusan etika yang di tuangkan dalam kode etika profesi adalah:
· Starndar-standar etika yang menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab terhadap
klien, institusi, dan masyarakat pada umumnya
· Standar-standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam menentukan apa yang harus
mereka perbuat jika mereka menghadapi dilema-dilema etika dalam pekerjaan
· Standar-standar etika membiarkan profesi menjaga reputasi atau nama baik profesinya
dan fungsi-fungsi profesi dalam masyarakat untuk melawan tindakan-tindakan yang negatif dari
anggota-anggota tertentu
· Standar-standar etika yang menjelaskan dan menetapkan bahwa setiap profesi dapat
mengeluarkan pendapat dan menerima pendapat

5. Pengertian manfaat budaya bagi etika berorganisasi


Budaya Organisasi (Organizational Culture) dapat diartikan sebagai suatu persepsi umum
yang diterima oleh seluruh anggota organisasi dalam memandang sesuatu. Wilkins (1998)
Budaya Organisasi sebagai suatu yang dianggap biasa dan dapat dibagi bersama yang diberikan
orang terhadap lingkungan sosialnya. Contoh : Slogan, Legenda, Arsitek, Simbolis Schein
(1992) Budaya adalah sebagai asumsi-asumsi dan keyakinan-keyakinan dasar yang dilakukan
bersama oleh para anggota dari sebuah kelompok atau organisasi. Robbins (1990) Budaya
sebagai nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi. Pengertian ini merujuk pada sebuah
sistem pengertian yang diterima secara bersama. Robbins percaya bahwa ada hal mitos dalam
organisasi yang telah berkembang sejak beberapa lama. Schiffman dan Kanuk (2000 : 322)
Budaya adalah sejumlah nilai, kepercayaan dan kebiasaan yang digunakan untuk menunjukan
perilaku konsumen langsung dari kelompok masyarakat tertentu. Dalam hal ini budaya
menunjukkan adanya sekelompok masyarakat yang memiliki karakteristik yang membatasi
mereka untuk bertindak.
Budaya Organisasi adalah wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh
kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi
terhadap lingkungannya yang beraneka ragam. Manfaat Budaya Organisasi : 1. Budaya memiliki
peran dalam menetapkan tapal batas yang artinya bahwa budaya organisasi menciptakan
perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. 2. Budaya membawa
suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi. 3. Budaya mempermudah timbulnya
komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada kepentingan individual seseorang. 4. Budaya
itu meningkatkan kemantapan sistem sosial 5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat
makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para anggotanya.

6. Hubungan Etika dalam Organisasi

· Hubungan antara anggota dengan organisasi yang tertuang dalam perjanjian atau
aturan-aturan legal
· Hubungan antara anggota organisasi dengan sesama anggota organisasi lainnya, antara
anggota dengan pejabat dalam struktur hirarki
· Hubungan antara anggota organisasi ybs dengan anggota dan organisasi lainnya
· Hubungan antara anggota dengan masyarakat yang di layaninya

7. MANFAAT DAN PENTINGNYA ETIKA DALAM ORGANISASI

Pentingnya etika dalam organisai Seperti Contoh Seorang PNS, Dalam lingkungan
organisasi pemerintahan seorang aparatur dituntut untuk bekerja sebagai abdi negara dan abdi
masyarakat. secara etis seseorang aparatur merasa terpanggil untuk melayani kepentingan publik
secara adil tanpa membedakan kelompok, golongan, suku, agama serta status sosial. seharusnya
seorang aparatur harus dapat menjadikan dirinya sebagai panutan tentang kebaikan dan moralitas
pemerintahan terutama yang berkenaan dengan pelayanan kepada publik. Dia senantiasa
menjaga kewibawaan dan citra pemerintahan melalui kinerja dan perilaku sehari-hari dengan
menghindarkan diri dari perbuatan yang tercela yang dapat merugikan masyarakat dan negara.
Jadi Etika pada dasarnya merupakan upaya menjadikan moralitas sebagai landasan bertindak dan
berperilaku dalam kehidupan bersama termasuk di lingkungan profesi administrasi (Ryass
Rasyid, 1996,43-44)

8. Etika dalam sidang saat berorganisasi

Ada beberapa etika saat dalam persidangan saat dalam organisasi contohnya saat dalam
sidang paripurna, maupun sidang musyawarah. Etika saat sidang berlangsung dimana setiap
peserta sidang wajib mengikuti tata tertib dan etika berbicara saat mengeluarkan pendapat.
Karena pada dasarnya sidang tersebut di isi orang-orang yang satu profesi, yaitu dimana sidang
seprofesi ini adalah sidang yang mencangkup pada contohnya sidang Musyawarah Nasional
yang di adakan oleh anggota dewan MPR dan DPR. Yang pada saat itu anggota dewan MPR dan
DPR mencari ketua umum untuk memimpin kedua profesi tersebut. Banyak yang mangalami
kejanggalan pada sidang tersebut seperi membanting meja dan mengluarkan pendapat yang di
sertai seruan suara yang mengejek.

II. IMPLEMENTASI KODE ETIK

1. Contoh penerapan kode etik pada bidang profesi guru :


“Guru memiliki kewajiban untuk membimbing anak didik seutuhnya dengan tujuan untuk
membentuk manusia pembangunan yang Pancasila.” Inilah bunyi kode etik guru yang pertama
dengan istilah “berbakti membimbing” yang ertinya mengabdi tanpa pamrih dan tidak pandang
bulu dengan membantu (tanpa paksaan, manusiawi). Istilah seutuhnya lahir batin, secara fisik
dan psikis. Jadi guru harus berupaya dalam membentuk manusia pembangunan pancasila harus
seutuhnya tanpa pamrih.
2. Contoh penerapan kode etik dalam reformasi birokrasi di dirjen pajak :
UNODC Indonesia mengambil peran sebagai lembaga internasional yang mendukung
usaha keras pemerintah Indonesia dalam memberantas korupsi. Dengan dukungan dari Uni
Eropa, beberapa hal dilakukan untuk memperkuat upaya pemberantasa korupsi, anatra lain: 1)
penguatan fungsi koordinasi dan supervisi KPK; 2) peningkatan kapasitas aparat penegak hukum
meaui pelatihan – pelatihan khusus; dan 3) penguatan strategi anti korupsi dan pelaksanaannya.
Salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dibawah butir ketiga adalah melakukan penelitian
tentang penerapan kode etik dalam reformasi birokrasi di direktorat jendral pajak. Hasil
penelitian menggambarkan secara jelas dan cermat mengenai proses reformasi yang dilakukan
oleh dirjen pajak sejak jaman orde baru. Penulisan yang runtut muai dari latar belakang historis ,
metedologi melalui studi literature dilakukan dengan sangat baik sehingga member gambaran
yang utuh mengenai langkah – langkah yang diambil dirjen pajak. Kegiatan ini telah dilakukan
oeh Transparency International Indonesia pada tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai