Anda di halaman 1dari 34

Asuhan Keperawatan Anak Demam Berdarah

Dosen
Hj. Djubaedah, S.Pd., MM.
Disusun Oleh
Bella Dwi Utari (AKX.16.028)
Nisrina Nur Naufal (AKX.16.082)
Petrus Sungkawanta Musu Wilik Samara (AKX.16.091)
Selly Rizka Dewi (AKX.16.119)

D III Keperawatan Konsentrasi Anestesi


STIkes Bhakti Kencana Bandung

Jln. Soekarno Hatta No.754

Cibiru Bandung

2016/2017

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah
tentang “Asuhan Keperawatan Anak Demam Berdarah”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca. Sehingga menambah wawasan para pembaca.

Bandung, 8 Oktober 2017

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................. ..i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah ......................................................... ..1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. ..2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................... ..3

BAB II : PEMBAHASAN
2.1....................................................................4
2.2....................................................................5
2.3...................................9
2.4...................10
2.5..11

BAB III: PENUTUP


3.1 Kesimpulan..............................................................................14
3.2 Saran........................................................................................14

Daftar Pustaka................................................................................................1

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan yang disebarkan virus disebarkan oleh nyamuk Aedes (Stegomyia).
Selama dua dekade terakhir, frekuensi kasus dan epidemi penyakit demam dengue
(dengue fever, DF), demam berdarah (dengue hemorragic fever, DHF), dan sindrom
syok dengue (dengue syok syndrom, DSS) menunjukkan peningkatan yang dramatis
di seluruh dunia. The World Health Report 1996, menyatakan bahwa”kemunculan
kembali penyakit infeksisus merupakan suatu peringatan bahwa kemajuan yang telah
diraih sampai sejauh ini terhadap keamanan dunia dalam hal kesehatan dan
kemakmuran sia-sia belaka”. Laporan tersebut lebih jauh menyebutkan bahwa”
penyakit infeksius tersebut berkisar dari penyakit yang terjadi di daerah tropis (seperti
malaria dan DHF yang sering terjadi di negara berkembang) hingga penyakit yang
ditemukan di seluruh dunia (seperti hepatitis dan penyakit menular seksual [PMS],
termasuk HIV/AIDS) dan penyakit yang disebarkan melalui makanan yang
mempengaruhi sejumlah besar penduduk dunia baik di negara miskin maupun kaya.
Pada Mei 1993, pertemuan kesehatan dunia yang ke-46 mengajukan suatu
resolusi tentang pengendalian dan pencegahan dengue yang menekankan bahwa
pengokohan pencegahan dan pengendalian DF, DHF, DSS baik di tingkat lokal
maupun nasional harus menjadi salah satu prioritas dari Negara Anggota WHO
tempat endemiknya penyakit. Resolusi tersebut juga meminta: (1) strategi yang
dikembangkan untuk mengatasi penyebaran dan peningkatan insiden dengue harus
dapat dilakukan oleh negara terkait, (2) peningkatan penyuluhan kesehatan
masyarakat, (3) mengencarkan promosi kesehatan, (4) memperkuat riset, (5)
memperluas surveilens dengue, (6) pemberian panduadalam hal pengendalian vektor,
dan (7) mobilisasi sumber daya eksternal untuk pencegahan penyakit harus menjadi
prioritas.
Untuk menanggapi resolusi WHA dalam pencegahan dan pengendalian
dengue, strategi global untuk operasionalitas kegiatan pengendalian vektor

1
dikembangkan berdasarkan komponen utama seperti, tindakan pengendalian nyamuk
yang selektif terpadu dengan partisipasi masyarakat dan kerja sama antarsektor,
persiapan kedaruratan, dll. Salah satu penopang utama dalam strategi global adalah
peningkatan surveilans yang aktif dan didasarkan pada pemeriksaaan laboratorium
yang akurat terhadap DF/DHF dan vektornya. Agar berjalan lancar, setiap negara
endemik harus memasukkan penyakit DHF menjadi salah satu jenis penyakit yang
harus dilaporkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian penyakit demam berdarah ?
2. Apa etiologi penyakit demam berdarah ?
3. Bagaimana klasifikasi dan manifestasi klinis penyakit demam bedarah terhadap
anak?
4. Bagaimana patofisiologis dan askep penyakit demam berdarah terhadap anak ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian penyakit demam berdarah.
2. Mengetahi etiologi penyakit demam berdarah.
3. Mengetahui klasifikasi dan manifestasi klinis penyakit demam berdarah.
4. Mengetahui patofisiologis dan askep penyakit demam berdarah.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
a) Demam berdarah merupakan manifestasi klinis yang berat dari penyakit
arbovirus. (Soedarmo Sumarno, 2005).
b) Dengue ialah infeksi arbovirus (arthropod-borne virus) akut ditularkan oleh
nyamuk spesies Aedes. (prinsip keperawatan 269,267).
c) Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepti dan
Aedes albopictus. (hidayat , aziz. 2006 )

2.2 Etiologi
Penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue adalah virus Dengue. Di Indonesia
dikenal dua jenis nyamuk, yaitu:

a) Aedes Aegypti
 Paling sering ditemukan.
 Adalah nyamuk yang hidup di daerah tropis, terutama hidup dan
berkembang biak di dalam rumah, yaitu di tempat penampungan air
jernih atau tempat penampungan air di sekitar rumah.
 Nyamuk ini sepintas lalu tampak berlurik, berbintik bintik putih.
 Biasanya menggigit pada siang hari, terutama pada pagi dan sore hari.
b) Aedes Albopictus
 Tempat habitatnya di tempat air bersih. Biasanya di sekitar rumah
atau pohon-pohon, seperti pohon pisang, pandan kaleng bekas.
 Menggigit pada waktu siang hari.
 Jarak terbang 50 meter.

3
2.3 Klasifikasi
a. Derajat I: Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji
turniket positif, trombositopenia, dan hemokosentrasi.
b. Derajat II: Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain
c. Derajat III: Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
lembab, gelisah.
d. Derajat IV: Renjatan berat, denyut nadi, dan tekanan darah tidak dapat diukur.

2.4 Manifestasi klinis


a. Demam tinggi selam 5-7 hari.
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : petechie, ekimosis, hematoma.
c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.
d. Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi.
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan uluh hati.
f. Sakit kepala.
g. Pembengkakan sekitar mata.
h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
i. Tanda dan renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah.

2.5 Patofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah
viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit), hiperemi
tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah
bening, pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali).
Peningkatan dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadi
hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan (Syok).

4
Hemokontrasi (peningkatan hematokrit 32%) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma (plasma leakage) sehingga
nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Oleh
karena itu ada penderita Demam Berdarah Dengue (DHF) sangat dianjurkan untuk
memantau hematokrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen
hemokonsentrasi yang terjadi.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan intravena
harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadinya edema paru dan
gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan
mengalami kekurangan cairan yang dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan
bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul anoksia
jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera diatasi dengan baik.

Infeksi virus Dengue

Kompleks Virus-Antibody Depresi sum-sum tulang


↓ ↓
Aktivasi komplemen Perdarahan : trombositopenia

Anti histamin dilepaskan

Permeabilitas membran meningkat

Kebocoran plasma

Hipovolemia

5

Renjatan hipovolemia, hipertensi

Asidosis metabolik

2.6 Komplikasi

 Perdarahan luas
 Syok (rejatan)
 Pleural Effusion
 Penurunan kesadaran

2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :
1. Tirah baring atau istirahat baring.
2. Diet makan lunak.
3. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan
beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling
penting bagi penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan
cairan yang paling sering digunakan.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika
kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.
6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.
8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
9. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.

6
2.8 ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
 Biodata / Identitas
DHF dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur <
15 tahun. Endemik didaerah Asia tropik.
 Keluhan Utama
Panas / demam.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan
tanda-tanda lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan
lembab.
Demam disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada
anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut, nyeri ulu hati,
konstipasi atau diare.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang
DHF lagi, Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit
yang pernah diderita dahulu.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit DHF bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu keluarga ada
yang menderita penyakit ini kemungkinan tertular itu besar.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak
genangan air, vas and ban bekas.
 Riwayat Tumbuh Kembang Anak
Sesuai dengan tumbuh kembang klien.
 ADL

7
a. Nutrisi : Dapat menjadi mual, muntah, anoreksia.
b. Aktifitas : Lebih banyak berdiam di rumah selama musim
hujan dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada seluruh
tubuh, menurunnya aktifitas bermain.
c. Istirahat tidur : Dapat terganggu karena panas, sakit kepala
dan nyeri.
d. Eliminasi alvi : Dapat terjadi diare/ konstipasi, melena.
e. Personal hygiene : Pegal-pegal pada seluruh tubuh saat panas
dapat meningkatkan ketergantungan kebutuhan perawatan diri.
 Pemeriksaan
a. Keadaan umum : Suhu tubuh tinggi (39,4 – 41,1 0C), menggigit
hipotensi,nadi cepat dan lemah.
b. Kulit : Tampak bintik merah (petekil), hematom,
ekimosit.
c. Kepala : Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah
kotor (kadang).
d. Dada : nyeri tekan epigastrik, nafas cepat dan sering
berat.
e. Abdomen : Pada palpasi teraba pembesaran hati dan limfe
pada keadaan dehidrasi turgor kulit menurun.
f. Anus dan genetalia : Dapat terganggu karena diare/ konstipasi.
g. Ekstrimitas atas dan bawah : Ekstrimitas dingin, sianosis.
 Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai:
1) Hb dan PCV meningkat (≥20%).
2) Trombositopenia (≤100.000/ml).
3) Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).
4) Ig.D.dengue positif.

8
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan: hipoprotinemia,
hipokloremia, dan hiponatremia.
6) Urium dan PH darah mungkin meningkat.
7) Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO rendah.
8) SGOT/SGPT memungkinkan meningkat.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi
virus.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
c. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual, muntah, anoreksia.
d. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan.
e. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan, malaise
sekunder akibat DHF.
f. Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang memburuk
dan perdarahan yang dialammi pasien.

3. PERENCANAAN
a. Prioritas Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan kegawatan masalah.

b. Tujuan, Kriteria hasil : Rencana tindakan dan Rasional Rencana


Tindakan
1) Dx I
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
infeksi virus.

9
- Tujuan: Anak menunjukkan suhu tubuh dalam batas
normal.
- Kriteria hasil :
 Suhu tubuh 36-37 0C
 Pasien bebas dari demam.
- Rencana tindakan :
o Monitor temperatur tubuh.
Rasional : Perubahan temperatur dapat terjadi pada proses
infeksi akut.
o Observasi tanda-tanda vital (suhu, tensi, nadi, pernafasan
tiap 3 jam atau lebih sering).
Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui
keadaan umum pasien.
o Anjurkan pasien untuk minum banyak 1 ½ -2 liter dalam
24 jam.
Rasional : Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi
dengan asupan yang banyak.
o Berikan kompres dingin
Rasional : Menurunkan panas lewat konduksi.
o Berikan antipiretik sesuai program tim medis
Rasional : Menurunkan panas pada pusat hipotalamus.
2) Dx II
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah, dan demam.
- Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda terpenuhinya
kebutuhan cairan.
- Kriteria hasil :

10
 TTV (nadi, tensi) dalam batas normal.
 Turgor kulit kembali dalam 1 detik.
 Ubun-ubun datar.
 Produksi urine 1 cc/ kg/ BB/ jam.
 Tidak terjadi syok hipovolemik.
- Rencana tindakan :
o Kaji keadaan umum pasien
Rasional : Menetapkan data dasar untuk mengetahui
dengan cepat penyimpangan dari keadaan
normalnya.
o Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat,
tensi menurun akral dingin, kesadaran menurun,
gelisah).
Rasional : Mengetahui tanda syok sedini mungkin
sehingga dapat segera dilakukan tindakan.
o Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun,
ubun-ubun cekung produksi urin turun).
Rasional : Mengetahui derajat dehidrasi (turgor
kulit turun, ubun-ubun cekung produksi urin turun).
o Berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai
dengan kebutuhan tubuh.
Rasional : Asupan cairan sangat diperhatikan untuk
menambah volume cairan tubuh.
o Kolaborasi pemberian cairan intravena RL, glukosa
5% dalam half strenght NaCl 0,9%, Dextran L 40.
Rasional : Pemberian cairan ini sangat penting bagi
pasien yang mengalami defisit volume cairan

11
dengan keadaan umum yang buruk karena cairan ini
langsung masuk ke pembuluh darah.
3) Dx III
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan mual, muntah dan anoreksia.
- Tujuan, kriteria hasil :
 Adanya minat/ selera makan.
 Porsi makansesuai kebutuhan.
 BB dipertahankan sesuai usia.
 BB meningkat sesuai usia.
- Rencana tindakan :
 Monitor intake makanan
Rasional : Memonitor intake kalori dan insufisiensi
kualitas konsumsi makanan.
 Memberikan perawatan mulut sebelum dan sesudah
makan.
Rasional : Mengurangi rasa tidak nyaman dan
meningkatkan selera makan.
 Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera
dan dalam suasana yang menyenangkan.
Rasional : Meningkatkan selera makan sehingga
meningkatkan intake makanan.
 Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Rasional : Makan dalam porsi besar/ banyak lebih
sulit dikonsumsi saat pasien anoreksia.
 Timbang BB setiap hari.
Rasional : Memonitor kurangnya BB dan efektifitas
intervensi nutrisi yang diberikan.

12
 Konsul ke ahli gizi.
Rasional : Memberikan bantuan untuk menetapkan
diet dan merencanakan pertemuan secara individual
bila diperlukan.
4) Dx IV
Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perdarahan.
- Tujuan : Anak menunjukkan tanda-tanda perfusi jaringan
perifer yang adekuat.
- Kriteria hasil :
 Suhu ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna
merah muda.
 Ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan.
 CRT kembali dalam 1 detik.
- Rencana tindakan :
 Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan
frekuensi nadi, tensi, capilary reffil).
Rasional : Tanda vital merupakan acuan untuk
mengetahui penurunan perfusi ke jaringan.
 Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas (suhu
kelembaban, dan warna).
Rasional : Suhu dingin, warna pucat pada
ekstrimitas menunjukkan sirkulasi darah kurang
adekuat.
 Nilai kemungkinan kematian jaringan pada
ekstrimitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan,
kaki.

13
Rasional : Mengetahui tanda kematian jaringan
ekstrimitas lebih awal dapat berguna untuk
mencegah kematian jaringan.
5) Dx V
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan
malaise sekunder akibat DHF.
- Tujuan : Rasa nyaman pasien terpenuhi dengan kriteria
nyeri berkurang atau hilang.
- Rencana tindakan :
 Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan
memberi rentang nyeri (0-10).
Rasional : Mengetahui nyeri yang dialami pasien
sehingga perawat dapat menentukan cara
mengatasinya.
 Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi
pasien terhadap nyeri.
Rasional : Dengan mengetahui faktor-faktor
tersebut maka perawat dapat melakukan intervensi
yang sesuai dengan masalah klien.
 Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana
ruangan yang tenang.
Rasional : Posisi yang nyaman dan situasi yang
tenang dapat membuat perasaan yang nyaman pada
pasien.
 Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan
perhatian pasien dari rasa nyeri dengan mainan,
membaca buku cerita.

14
Rasional : Dengan melakukan aktifitas lain
pasien dapat sedikit mengalihkan perhatiannya
terhadap nyeri.
 Kolaborasi pemberian obat-obatan analgesik.
Rasional : Obat analgesik dapat menekankan rasa
nyeri.
6) Dx VI
Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien yang
memburuk dan perdarahan yang dialami pasien.
- Tujuan :
- Kecemasan berkurang dengan kriteria :
 Klien tampak lebih tenang.
 Klien mau berkomunikasi dengan perawat.
- Rencana tindakan :
 Kaji rasa cemas yang dialam oleh pasien.
Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang
dialami oleh pasien.
 Beri kesempatan pada pasien untuk
mengungkapkan rasa cemasnya.
Rasional : Membantu menenangkan perasaan
pasien.
 Gunakan komunikasi terapeutik.
Rasional : Agar segala sesuatu yang disampaikan
pada pasien memberikan hasil yang efektif.
 Jaga hubungan saling percaya dari pasien dan
keluarga.
Rasional : Menjalin hubungan saling percaya antara
perawat dengan pasien/ keluarga.

15
 Jawab pertanyaan daripasien/ keluarga dengan jujur
dan benar.
Rasional : Jawaban jujur dan benar akan
menumbuhkan kepercayaan pasien pada perawat.
4. PELAKSANAAN
Prinsip-prinsip pelaksanaan rencana askep pada anak dengan DBD/ DHF.
a) Mempertahankan pemenuhan kebutuhan cairan.
b) Mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
c) Mempertahankan kebutuhan nutrisi.
d) Mempertahankan perfusi jaringan perifer agar tetap adekuat.
e) Mempertahankan rasa nyaman pasien.
f) Mengurangi kecemasan klien.

5. EVALUASI
a) Mengukur pencapaian tujuan.
b) Membandingkan tujuan yang telah ditetapkan.

16
2.10 Contoh Asuhan Keperawatan Anak dengan Demam Berdarah

ASUHAN KEPERAWATAN
Pada An. A dengan Demam Berdarah Duege
Di Instalasi Rawat Anak RSUD Kayu Agung

Pengakajian tanggal 19 maret 2014 , jam 10:00


I. Identitas klien
a. Inisial Klien : An. A
b. Usia : 11 Tahun
c. Agama : Islam
d. Alamat : Mukarti Mulya
e. No.Bed : Kamar III Infeksi
f. No. Reg : 327585
g. Diagnosa : Demam Berdarah Duege

II. Riwayat kesehatan


a. Keluhan utama : demam(+), muntah (+), mimisan (+)
b. Riwayat masa lalu :
1. Penyakit masa lalu : pasien satu tahun yang lalu pernah dirawat di rumah
sakit karna demam berdarah
2. Pernah di rawat : pernah di rawat di rumah sakit
3. Tindakan operasi : tidak ada
4. Alergi : alergi pada makanan seperti sea food

III. Pemeriksaan fisik


a. Kesan umum : KU lemah
b. Kepala : simetris , rambut hitam
c. Hidung : bentuk simetris

17
d. Muluit : bersih
e. Leher : tidaka ada pembesaran tiroid
f. Dada : bentuk simetris
g. Jantung : lub, dub
h. Genetelia& anus: normal
1. Penis : normal
2. Anus : normal
i. Kesadaran : composmentis
j. TTV : TD : 90/60 MMHg, P: 20×/m, T: 38,8 o, RR: 88×/m

IV. Riwayat kesehatan saat ini


a. Keluhan utama : demam(+), muntah (+), mimisan (+)
b. Riwayat sekarang : keluarga klien mengatakan sejak beberapa hari yang
lalu sebelum masuk rumah sakit , pasien mengeluh
panas, mimisan(+), dan muntah (+) klien telah diberi
parestamol, panas turun tatapi setelah itu naik lagi ,
tanggal 18 maret kelurga membawa anaknya ke RSUD
kayu agung dan dokter menganjurkan rawat inap,
pada saat pengkajian suhu tubuh klien masih 38,8o C
c. Riwayat sosial :
1. Hubungan dengan keluarga : keluarga kandung
2. Hubugan dengan teman sebaya : ibu pasien mengatakan anaknya cepat
akrab
d. Kebutuhan dasar
a. Nutrisi : sebelum sakit : pola makan 3 kali sehari
Saat di kaji : hanya makan sedikit dan nafsu makan
Berkurag dan mual , muntah
b. Eliminasi : sebelum sakit : BAB : 1-2 kali sehari
BAK : 4-5 kali sehari

18
e. Keadaan saat ini
a. Diagnosa medis : DBD ( demam berdarah duege )
b. No. Rm :327585
c. Tanggal masuk RS : 18 maret 2014
d. Status cairan : Terpasang IVFD RL gtt 25×/ menit

f. Hasil laboraturium
Tanggal Jenis pemeriksaaan Hasil Normal
19 maret 2014 HB 11,2 g/dl L : 14-18 g/dl
Hematosit 30 % 40-50%
Golongan darah A
Trambosit 359.000 mm3 150.000-400.000 mmg

g. Obat-obatan
Nama obat Jenis dosis Gologan
Injeksi ceftri 2×1 mg Antibiotik
Injeksi ranitidin 2×25 mg Antibiotik
Injeksi ondan 2×4 mg Antianalgentik
Injeksi asam treneksamat 2×250 mg Antikolagen

ANALISA DATA
Nama pasien : An. A diagnosa medis : Demam berdarah
Jenis kelamin : laki-laki no.kamar medis : 327585
No kamar bed : kamar III infeksi hari/tanggal : 19 maret 2014
No Data senjang Etiologi Masalah Paraf perawat
keperawatan
1. Ds : ibu klien mengatakan Virus duege HIPERTERMI
badan anak nya panas

19
Do : klien tampak lemah Masuk kedalam
T: 38,8O C tubuh (verimia)

Peradangan

Hipotalamus

Merangsang
saraf simpatis

Pembuluh darah
ferifer

Vasokontraksi

Demam

Peningkatan suu
tubuh

Demam

2. DS : klien mengatakan tidak


Anore
nafsu makan karna mual dan
ksia
mutah
Do : makanan tidak habis Gangguan
Muntah
Bibir kering pemenuhan nutrisi
kurang dari
Intake kurang
kebutuhan tubuh
dari kebuituhan
tubuh

20
Demam

3 DS : ibu klien mengatakan Anoreksia


keadaan anak nya lemas
Muntah
DO : KU lemah
Dan KU tampak lemas Intoloransi aktivitas
Daya tubuh
menurun

Kelemahan

Intoloransi
aktivitas

NURSING PLANNING
Nama pasien : An .A diagnosa medis : DBD
Jenis kelamin : laki-laki No. RM : 327585
No kamar bed : infeksi III hari/ tanggal : 19 maret 2014
No Diagnosa keperawatan Tujuan Rencana keperawatan Rasionalisasi Paraf
1 Hipertermi b.d proses Setelah di 1. Observasi TTV 1. Untuk menentukan
infeksi lakukan intervensi selanjutnya
Ditandai dengan keperawatan 2. Pemberian komperes
DS: ibu mengatakan selama 2×24 hangat dan minum air
badan anak nya panas jam di 2. Berikan kompres hangat putih untuk
Do : klien tampak lemah harapkan + anjurkan minum air mempercepat proses
T: 38,8O C demam turun putih penguapan
dengan 3. Untuk penurun panas
kreteria hasil

21
: badan tidak
panas dan
suhu dalam
batas normal3. Kalaobrasi dengan 1. Untuk mengindari
dokter rasa mual karna prsi
kecil dapat di
Setelah di intolaransi dengan
lakukan baik
2. Ganguan Pemenuhan keperawatan 2. Untuk mengetahui
Nutrisi Kurng dari selama 2×241. Anjurkan pada orang tua intake dan ut put
kebutuhan tubuh jam di untuk pemberian makan makanan yag masuk
DS : klien mengatakan harapkan dalm porsi kecil tapi dan keluar
tidak nafsu makan karna nafsu makan sering 3. Untuk
mual dan mutah bertambah menyeimbangkan
Do : makanan tidak dengan KH :2. Catat jumlah porsi yang nutrisi yang hilang
habis -anak tidak di habiskan oleh pasien
Bibir kering merasa mual
dam muntah
-Nafsu makan
bertambah 3. Kaloborasi dengan tim 1. Untuk menentukan
gizi dalam pemberian intervensi selanjutnya
diet makanan 2. Untuk mengetahui
Setelah di kondisi klien
lakukan 3. Agar klien dapaty
keperawatan beraktivitas
selama 2×24
jam di 1. Kaji TTV
3. Intolorasni aktivitas b.d harapkan 2. Kaji kemampuan klien

22
kondisi tubuh yang klien dapat dalam beraktivitas
lemas melakukan 3. Bantu klien dalam
DS : ibu klien aktivitas beraktivitas
mengatakan keadaan
anak nya lemas
DO : KU lemah
Dan KU tampak lemas

NURSING IMPLEMENTASI
Nama pasien : An .A diagnosa medis : DBD
Jenis kelamin : laki-laki No. RM : 327585
No kamar bed : infeksi III hari/ tanggal : 19 maret 2014
No Diagnosa Tindakan keperawatan Respon Paraf
1. Hipertermi b.d proses 1. Mengobservasi TTV 1. Suhu tubuh berangsur
infeksi 2. Berikan kompres hangat dan normal
Ditandai dengan anjurkan sering minum air 2. Keluarga klien mengikuti
DS: ibu mengatakan putih perintah perawat
badan anak nya panas 3. Berikan obat analgetik 3. Suhu tubuh menurun
Do : klien tampak
lemah
T: 38,8O C
1.
2. Ganguan Pemenuhan Anjurkan pada orang tua 1. Orang tua klien mengikuti
Nutrisi Kurang dari untuk pemberian makan anjuran perawat
kebutuhan tubuh dalm porsi kecil tapi sering 2. Klien mulai makan walau

23
DS : klien mengatakan 2. Catat jumlah porsi yang di dalm porsi kecil
tidak nafsu makan karna habiskan oleh pasien
mual dan mutah 3. Kaloborasi dengan tim gizi3. Nafsu makan klien
Do : makanan tidak dalam pemberian diet berangsur kembali
habis makanan
Bibir kering

1.
1.

3. Intolorasni aktivitas b.d TTV:


Kaji TTV
kondisi tubuh yang lmas RR: 24×/ menit
2. Kaji kemampuan klien dalam
DS : ibu klien T: 36O C
beraktivitas
mengatakan keadaan P : 120×/menit
3. Bantu klien dalam
anak nya lemas 2. Klien mulai berangsur
beraktivitas
DO : KU lemah beraktivitas
Dan KU tampak lemas 3. Agar klien mampu
beraktivitas

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : An .A diagnosa medis : DBD
Jenis kelamin : laki-laki No. RM : 327585
No kamar bed : infeksi III hari/ tanggal : 20 maret 2014
No Diagnosa Jam Catatan perkembangan paraf

24
1. Hipertermi b.d proses 19:00 S: ibu klien mengatakan badan
infeksi anak nya masih panas
O: tampak T : 38,8 O c
A: masalah belum teratasi
P: intervensi belum teratasi
I:
- mengobservasi TTV
- memberikan kompres hangat
-berikan obat analgetik
E:
S: ibu klien mengatakan anak
nya tidak panas lagi
O: tampak T : 36,5O C

2. Gangguan pemenuhan 19:15 S : klien mengatakan anak nya


nutrisi kurang dari tidak nafsu makan karna mual
kebutuhan tubuh b.d O: tampak lemas dan klien
mual dan muntah muntah saat setelah makan
A: masalah belum teratasi
P: intervensi belum teratsi
I:
-anjurkan keluarga makan dalam
porsi kecil
-kaloborasi dengan tim gizi
E:
S:ibu klien mengatakan mulai
nafsu makan
O: makanan yang di berikan

25
habis

3. Intolransi aktivitas b.d 19:30 S:klien mengatakan anak nya


kondisi lemah lemas
O: tampak klien istirahat
A: masalah belum teratasi
P : intervensi belum teratasi
I: -mengkaji TTV
-bantu klien beraktivitas
E:
S: ibu klien mengatakan anak ya
sudah mulai beraktivitas
O: klien tampak lemas

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama pasien : An .A diagnosa medis : DBD
Jenis kelamin : laki-laki No. RM : 327585
No kamar bed : infeksi III hari/ tanggal : 21 maret 2014
No Diagnosa Jam Catatan perkembangan paraf
1. Hipertermi b.d proses 07:00 S: ibu klien mengatakan badan
infeksi anak nya tidak panas lagi
O: tampak T : 36,5 O c
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

2. Gangguan pemenuhan 19:15 S : klien mengatakan anak nya


nutrisi kurang dari mualai nafsu makan
kebutuhan tubuh b.d O: tampak makanan telah habis

26
mual dan muntah A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

3. Intolransi aktivitas b.d 19:30 S:klien mengatakan sudah


kondisi tubuh lemah beraktivitas
O: tampak klienberjalan di
sekitar rumah akit
A: masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

EVALUASI
Nama pasien : An .A diagnosa medis : DBD
Jenis kelamin : laki-laki No. RM : 327585
No kamar bed : infeksi III hari/ tanggal : 21 maret 2014
NO Diagnosa Jam Evaluasi Paraf
1. 1. Hipertermi b.d proses 09:00 S: ibu klien mengatakan badan
infeksi anak nya tidak panas lagi
O: tampak T : 36,5 O c
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

2. Gangguan pemenuhan 09:15 S : klien mengatakan anak nya


nutrisi kurang dari mualai nafsu makan
kebutuhan tubuh b.d O: tampak makanan telah habis
mual dan muntah A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

3. Intolransi aktivitas b.d

27
kondisi tubuh lemah S:klien mengatakan sudah
09:30 beraktivitas dan tidak lemas
lagi
O: tampak klien berjalan di
sekitar rumah sakit
A: masalah teratasi
P : intervensi di hentikan

28
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
DHF / DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti yang betina. (Suriadi : 2001)

Penyebab utama adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan


nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dan Aedes Aegepty ). Yang vektor utamanya
adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Adanya vektor tesebut berhubungan
dengan :
Kebiasaan masyarakat menampung air bersih untuk keperlauan sehari-hari.
Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
Penyedaiaan air bersih yang langka.
DBD dapat dicegah dengan rutin melakukan 3M,menjaga sanitasi lingkungan tetap
bersih, mengkonsumsi makanan-makanan bergizi.

B. SARAN
Menjaga sanitasi lingkungan tetap sehat dan rutin melakukan 3M akan menghindari
kita terjangkit virus DBD.

29
DAFTAR PUSTAKA

http://dwitasari37.blogspot.co.id/2014/05/asuhan-keperawatan-anak-demam-
berdarah.html

http://www.riyawan.com/2013/06/asuhan-keperawatan-pada-kasus-dhf-dbd.html

https://yuliaanggraeni67.blogspot.co.id/2015/06/asuhan-keperawatan-demam-
berdarah.html

30
31

Anda mungkin juga menyukai