Semester IV
Disusun Oleh
Kelompok 2
JURUSAN KEBIDANAN
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
mempunyai tujuan untuk menambah pengetahuan mahasiswa dan masyarakat.
Makalah ini berjudul Psikologi dalam Kesehatan Reproduksi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Adaptasi Psikologi pada Masa Kehamilan.
1.3.2 Mengetahui apa saja Gangguan Psikologi pada Masa Kehamilan
1.3.3 Mengetahui cara Pengelolaan Gangguan Psikologi Masa Kehamilan
B. Trimester II
Trimester II sering disebut juga periode kesehatan yang baik, yakni
periode wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan
yang normal dialami saat hamil, Trimester II juga merupakan fase ketika
wanita menelusuri ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.
Trimester II terbagi dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.
Trimester II terbagi dalam dua fase yaitu ; Pra Quickening dan Pasca
Quickening.
Quickening menunjukan kenyataan adanya kehidupan yang
terpisah yang menjadi dorongan wanita dalam melaksanakan tugas
psikologis utama yaitu : mengembangkan identitas sebagai ibu bagi
dirinya sendiri berbeda dari ibunya.
Menjelang trimester pertama dan selama fase quickening
berlangsung wanita tersebut akan mengalami sekaligus mengevaluasi
kembali semua aspek hubungan yang ia jalani dengan ibunya sendiri.
Semua masalah interpersonal yang dahulu pernah dialami hingga kini
dianalisis.
Hal lain yang terdapat dalam proses ini adalah evolusi wanita
tersebut mulai dari pertama penerima kasih sayang dan perhatian
(persiapan menjadi ibu). Ia akan mengalami konflik berupa kompetisi
dengan ibunya agar terlihat sebagai ibu yang “baik”. Penyelesaian aktual
dalam konflik ini tidak berlarut-larut sampai lama setelah bayi dilahirkan,
tetapi perhatian wanita terhadap ibunya dan proses-proses yang berkaitan
dengan hal tersebut akan berakhir setelah terjadi perubahan identitas
dirinya sendiri menjadi pemberi kasih sayang, menuntut perhatian dan
cinta kasih.
Dengan timbulnya quickening muncul sejumlah perubahan karena
kehamilan telat menjadi jelas dalam pikirannya. Kontak sosial ia berubah
C. Trimester III
Trimester III disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebgai mahkluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran
bayinya.
Trimester III merupakan waktu persiapan yang aktif telihatdalam
menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama
terfokus pada yang akan dilahirkan.
Perasaan takut akan muncul, ibu mungkin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan dirinya sendiri seperti apakah bayinya akan lahir
abnormal, terkait persalinan (nyeri, kehilangan kendali dan lain-lain).
2.2.4 Kegugguran
Biasanya bukan karena trauma badan yang menjadi sebab
timbulnya perdarahan dan kontraksi uterus, tapi lebih sering ras akget yag
hebat memegang perasaan. Konfli emosional yang telah ada sebelumnya
sebelum kehamilan muda dapat menjadi sebab.
Pemikiran atau ketakutan akan beban-beban dan tanggung jawab
berhubungan dengan kehamilan dan perasaan tidak sanggup dalam
menghadapi tugaas sebagai istri dan ibu yang menimbulkan pertentangan
emosional yang hebat pada seorang wanita yang masih muda usianya dan
juga dikarenakan kurangnya pengertian dan perhatian dari pihak keluarga
dan kawan-kawannya.
2. Reaksi Cemas
a. Tenangkan dengan psikoterapi. Walau kadang upaya ini kurang
memberikan hasil, tetapi prosedur ini sebaiknya yang paling utama
dilakukan.
b. Bila pasien tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari atau kurang
asupan kalori atau gizi maka harus dilakukan rawat inap di Rumah
Sakit.
3. Reaksi Panik
a. pemeriksaan fisik menunjukkan pasien gelisah dan ketakutan, muka
pucat, pandangan liar, pernafasan pendek dan cepat, takikardi.
b. Karena reaksi panik hanya berlangsung dalam waktu yang relatif
singkat, cukup diberikan dosis tunggal diazepam 5 mg IV.
4. Reaksi Obsesif-Kompulsif
a. Adanya potensi gawat darurat pada wanita hamil dengan reaksi obsesif-
kompulsif menjadi alasan untuk dirawat di rumah sakit atau dalam
pengawasan tim medis yang memadai. Psikoterapi cukup membantu
untuk mengembalikan wanita ini pada status emosianal yang normal.
b. Pada kasus yang berat diberikan diazepam 5 mg IV dan observasi ketat.
7. Skizofrenia
Obat untuk penderita skizofrenia dieksresikan melalui ASI
sehingga tidak dianjurkan diberikan pada ibu yang menyusui. Bila
psikofarmaka tidak dapat digunakan, dapat digunakan terapi kejut listrik
(ECT).
8. Rasa Kehilangan
a. Lakukan konseling dan minta pasangan tersebut untuk
memutuskan apa yang terbaik bagi mereka (menyimpan hasil
konsepsi, menyaksikan cacat yang terjadi, mendekap janin yang
telah dilahirkan, meminta otopsi agar proses adaptasi berjalan
baik).
3.1 Kesimpulan
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa dia
sedang mengandung.
Trimester II sering disebut juga periode kesehatan yang baik, yakni
periode wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang
normal dialami saat hamil. Trimester II juga merupakan fase ketika wanita
menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.
Trimester III disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan.
Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk
yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran bayinya.
Gangguan psikologi pada masa kehamilan antara lain: kemandulan,
hamil di luar nikah, pseudosiesis (kehamilan palsu), keguguran, hamil yang
tidak dikehendaki, hamil dengan janin mati, dan hamil dengan
ketergantungan obat.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-
masalah psikologis ibu pada saat kehamilan, yaitu:
Bersikap terbuka dengan pasangan
Konsultasi (komunikasi dengan pasien) dengan bidan atau tenaga
kesehatan yang lain.
Curahkan isi hati pada pasangan atau sahabat.
Usahakan lebih banyak istirahat
Jangan ragu meminta bantuan pada suami, teman, ataupun keluarga
Luangkan waktu, untuk diri sendiri, manjakan diri dengan relaksasi, pijat,
ataupun apapun yang dapat menghibur diri
Menciptakan suasana yang nyaman dan tentram bagi ibu
Melakukan antisipasi sejak awal bagi diri sendiri. Contohnya, ibu perlu
mensyukuri kehamilan tersebut sebagai anugerah yang diberikan Tuhan.