Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Ilmu Budaya Dasar adalah pembelajaran yang menyajikan bahan
pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu
manusia agar manusia menjadi lebih manusiawi. Sehingga kehidupan
manusia yang menjadi manusiawi tersebut lebih bermanfaat untuk diri
sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa, negara serta khalayak ramai.
Dalam kehidupan sehari-hari yang kita jalani dari dulu hingga
sekarang ini, kehidupan tersebut pasti tidak selalu berjalan mulus. Sebagai
manusia yang memiliki jiwa sosial kita pasti banyak mengalami berbagai
macam hal dalam menjalankan kehidupan, baik itu yang bersifat
menyenangkan ataupun bersifat menyedihkan.
Dari setiap peristiwa yang kita alami dalam menempuh hidup, pasti
memiliki hikmah yaitu ada dampak positif dan negatifnya. Dampak negatif
tersebut dapat mendorong kita untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi
kedepannya.
Manusia pasri memiliki banyak masalah dalam hidupnya, dan dari
masalah tersebut dapat menjadi pengalaman baginya. Dalam kehidupan ini
manusia pasrti pernah merasakan kesenangan dan penderitaan pada proses
hidupnya. Manusia dan kesenangan atau penderitaan tersebut memiliki
hubungan yang lazim terjadi.
Manusia dan penderitaan merupakan konsep dari kehidupan ini.
Penderitaan merupakan tanggungan rasa sakit yang dibebankan kepada
manusia dan harus dipikul oleh manusia serta manusia itu harus dapat
mencari solusi atau jalan keluar dari derita yang ia rasakan.

1
Penderitaan yang dialami manusia merupakan resiko dalam
kehidupan ini. Resiko tersebut harus dituntaskan sendiri oleh manusia
yang merasakannya agar ia bebas dari rasa yang tidak menyenangkan
tersebut.
Sebagai manusia yang hidup kita pasti melalui berbagai hal. Dan
untuk setiap masalah pasti memiliki jalan keluarnya. Sehingga manusia
yang mengalami penderitaan pasti akan bebas dengan usaha yang
dilakukannya. Ada banyak upayaa yang dapat dilakukan untuk
menghindari rasa penderitaan tersebut. Maka sebagai mausia kita harus
dapat memahami jalan hidup kita sendiri dan selalu tunduk pada penrintah
Tuhan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah kami buat, maka makalah ini
akan merumuskan masalah yang diantarnya :
1. Apakah yang dimaksud dengan penderitaan ?
2. Kapan seseorang akan merasakan siksaan dan rasa sakit ?
3. Apa saja yang menjadi sumber penderitaan ?
4. Bagaimana hubungan manusia dengan penderitaan ?
5. Bagaimana upaya menghindarkan diri dari penderitaan ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalh ini berdasarkan dengan rumusan masalah
yang telah kami buat ialah :
1. Memahami makna dari penderitaan.
2. Memahami kapan seseoramg akan merasakan siksaan dan rasa sakit.
3. Memahami apa saja yang menjadi sumber-sumber penderitaan.
4. Memahami hubungan manusia dengan penderitaan.
5. Mengetahui bagaimana upaya menghindari diri dari penderitaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita, kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Yang termasuk
penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain- lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan yang mempunyai akal ; orang ; insan. Sedangkan derita
ialah keadaan atau sesuatu yang dapat menyusahkan hidup ;
kesengsaraan. Dan penderitaan ialah keadaan yang tidak
menyenangkan (menyedihkan) yang harus ditanggung.
Dalam Al-Quran Surah Al-Balad ayat 4 “sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia berada dalam susah paya” dinyatakan,
“manusia adalah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan”. Ayat
tersebut diartikan, bahwa manusia bekerja keras untuk dapat
melangsungkan hidupnya.
Penderitaan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia,
karena setiap orang pernah/ akan mengalami penderitaan. Kasus
penderitaan bermacam-macam sesuai dengan lika-liku kehidupan
manusia, dan kasus penderitaan seseorang berbeda dengan penderitaan
orang lain.
Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti telah
mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketamakan, kesombongan orang
dan sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untuk memperdalam dan
memperluas persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang
mempelajarinya.

3
Penderitaan merupakan salah satu risiko dalam kehidupan yang
telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa, disamping kesenangan atau
kebahagiaan yang diberikan kepada umatnya. Tapi semua itu diberikan
bukan tanpa rencana. Tuhan menciptakan keduanya, terutama
penderitaan atau kesedihan dengan maksud agar manusia dalam
keadaan bahagia atau sedih, senang atau menderita, selalu ingat pada-
Nya. Hal itu lebih bersifat ujian, tapi Tuhan tidak akan memberikan
ujian yang melebihi batas kemampuan manusia.
 Penderitaan dan Kenikmatan
Tujuan hidup manusia yang populer adalah kenikmatan, sedangkan
penderitaan adalah peristiwa yang selalu dihindari oleh manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau
“sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang disukai
telah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang
menyakitkan menimpa dirinya.aliran yang ingin secara mutlak
menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan
bahwa kenikmatan adalah satu-satunya dari kegiatan manusia, dan
kunci menuju hidup baik.
 Penderitaan dan Kasihan
Pada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak
terhadap pernyataan “Dalam menghadapi penderitaan itu manusia
merasa kasihan”. Menurut Nietzsche, pernyataan ini tidak benar,
penderitaan itu ialah suatu kekurangan vitalitas.
 Penderitaan dan Noda Dosa Pada Hati Manusia
Penderitaan dapat pula timbul akibat dosa dan noda pada hati manusia.
Penderitaan lahir dan batin akan selalu menimpa orang-orang yang
mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir
kelak. Apabila sakit hati, maka kita tidak dapat melakukan pekerjaan
dengan sempurna karena gelisah. Ciri hati yang tidak dapat melakukan
pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah, bermakrifat,

4
mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat
mengingat-Nya.
 Penderitaan Sebuah Fenomena Universal
Penderitaan tidak hanya terjadi karena perang atau tingkah manusia
agresif lainnya. Banyak yang menyebabkan penderitaan manusia,
bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan,
kemiskinan dan lain sebagainya. Penderitaan tidak mengenal ruang
dan waktu. Sebagai fenomena universal, penderitaan tidak mengenal
perbedaan manusia.
 Penderitaan Sebagai Anak Pengusaan
Penderitaan dapat terjadi karena banyak hal, dan tidak jarang justru
penderitaan datang atau disebabkan oleh unsur manusia itu sendiri.
Penderitaan manusia yang satu tidak terlepas dari ulah manusia lainnya.
Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya
merupakan anak pengusaan dan jarang sebagai anak kebebasan.
Hampir semua karya besar dalam bidang seni dan filsafat lahir dari
imajinasi penderitaan. Dalam Ramayana, ksatria Rama telah
dicalonkan sebagai pengganti ayahnya di Ayodya, maharaja Dasarata.
Karena kedengkian dan ketamkan isterinya, Kaikayi, yang
berputerakan Bharata, maka Rama harus menjalani pembuangan di
hutan selama 13 tahun. Dalam pengembaraanya di hutan, datang pula
cobaan. Seorang raksasa Sang Dasamuka berhasil menculik isterinya,
Sita. Sika dibawa pulang ke Alengka akan diperisterikannya. Betapa
hebatnya penderitaan lahir batin suami isteri yang dipisahkan oleh
ketamakan dan perbuatan amoral seorang raja raksasa ini.
Dengan susah payah, dengan persiapan yang memakan waktu
cukup lama Rama berhasil merebutnya. Namun cobaan datang lagi,
yaitu kesangsian rakyat-rakyat akan kesucian Sita, yang cukup lama
ditahan musuh. Karena kesangsian tersebut, maka Sita bersumpah
apabila bumi terbelah dan menelan dirinya, itu pertanda bahwa dirinya
suci. Bila tidak maka ia bernoda. Kenyataanya, bumi terbelah dan

5
segera tertelungkup lagi setelah menelan Sita.Rama ditinggalkan
dalam keadaan merana.
Betapa hebatnya pendetitaan yang dialami suami-isteri itu. Selama
sita berada ditangan musuh, rasa cemas, ngeri, takut, was-was, putus
asa silih beganti setiap hari. Dan semua itu akibat perbuatan manusia
yang amoral, ambisius, mengumbar ketamakan, memperkosa
kebahagiaan orang lain.
Dalam riwayat Nabi Muhammad, diceritakan sebagai anak yatim,
dan kemudian yatim piatu, dibesarkan kakeknya kemudian pamannya,
yang semuanya penuh penderitaan. Ia mengembala kambing, bekerja
pada orang (buruh), dan sebagainya. Bahkan lebih dari 75% hidupnya
mengalami penderitaan yang luar biasa.

B. SIKSAAN
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang ingatan kita pada
tentang neraka dan dosa., dan terbayang dibenak kita sesuatu yang
sangat mengerikan, bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita.
Macam siksaan dan bentuk siksaan bertebaran diantara 69 ayat dari
surah Al-Ankabut, antara lain ayat 40 yang menyatakan “Masing-
masing bangsa itu Kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-
dosanya. Ada diantaranga Kami hujani dengan batu-batu kecil seperti
kaum Aad, ada yang digayang dengan halilintar bergemuruh dahsyat
seperti kaum Tsamud, ada pula yang Kami benamkan kedalam tanah
seperti Qarun, dan ada pula yang Kami tenggelamkan seperti kaum
Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya
mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena
dosa-dosanya.”
Siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh
orang lain, dan sebagainya. Menurut KBBI, siksa ialah kesengsaraan
sebagai hukuman sedangkan siksan merupakan hukuman atau
penderitaan.

6
C. RASA SAKIT
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi penderita. Rasa sakit
akibat menderita penyakit, atau sakit. Sakit perut mengakibatkan rasa
sakit pada perutnya, sakit gigi menyebabkan rasa sakit (nyeri), sakit
cinta akibatnya hati selalu dirundung rasa ingin ketemu orang yang
dicintainya, dan lain sebagainya.
Rasa sakit dapat menimpa setiap manusia, kaya-miskin, besar-
kecil, tua-muda, bodoh-pintar. Menderita sakit tidak dapat
direncanakan, manusia hanya dapat berikhtiar menyembuhkan atau
sekurang-kurangnya mengurangi rasa sakit.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkain yang tak
terpisahkan. Karena siksaan orang merasa sakit dan karena merasa
sakit orang menderita. Rasa skit banyak hikmahnya, antara lain dapat
mendekatkan diri penderita kepada Tuhan, dapat menimbulkan rasa
kasihan terhadap penderita dapat membuka rasa keprihatinan manusia,
rasa sosial, dermawan, dan sebagainya.

D. NERAKA
Berbicara tentang neraka, maka lazimnya kita tentu ingat kepada
dosa. Juga terbayang dalam ingatan kita yang luar biasa. Tergambar
pula dalam ingatan kita suatu rasa sakit dan penderitaan hebat.
Jelaslah bahwa antara neraka,siksaan,rasa sakit, dan penderitaan
terdapat hubungan dan tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal
itu merupakan rangkaian sebab-akibat. Manusia masuk neraka karena
dosa. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang dosa berarti juga
berkaitan tentang kesalahan.
Dalam Al-Quran banyak yang berisi tentang siksaan dineraka, atau
ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain surat Al-Fath ayat 60 yang
artinya:
“Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang munafik laki
laki dan perempuan, orang-orang yang musyik laiki-laki dan

7
perempuan yang mempunyai persangkaan jahat terhadap Allah.
Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka dan
menyediakan neraka Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam
itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” (Q.S. Al-Fath : 60)
Dalam kehidupan sehari hari, manusia tak lepas dari
kesalahan.Kesalahan itu disengaja atau tidak, tetap salah dan medapat
hukuman. Sudah tentu hukuman itu sesuai dengan kesalahan. Siapa
yang menghukum tergantung pada kesalahannya itu.

E. SUMBER PENDERITAAN
Hakikat Penderitaan
Manusia pada hakikatnya Adalah makhluk hidup yang memiliki
kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling hubungan dan
pengaruh mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani, rohani, dan
karena itu penderitaan dapat pula terjadi pada tingkat jasmani maupun
rohani.
Jasmani sebagai tubuh, badan atau unsur konkrit pada pribadi.
Jasmani merupakan unsur yang hidup pada pribadi manusia, unsur-
unsur yang selalu berhubungan yaitu otak dan panca indera.
Rohani, seperti jiwa, badan halus, merupakan unsur yang tidak
dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Dalam kehidupan sehari-
hari rohani menjiwai,mendasari, dan memimpin unsur-unsur pribadi
manusia.
Rohani memiliki alat dan kemampuan seperti :
a) Nafsu,yang artinya semua dorongan yang ditimbulakan oleh segala
macam kebutuhan, sehingga menimbulkan keinginan.
b) Perasaan, yang artinya perasaan yang menyangkut suasana
batiniah manusia. Misalnya seseorang merasa cinta, benci dan
sebagainya persaan tersebut tinggal didalam batin manusia. Persaan
timbul didalam batin akibat kontak antara manusia dengan
lingkungan.

8
c) Pikiran, yang artinya pikiran yang disebut dengan akal budi,
dengan dimiliki pikiran ini memmungkinkan manusia
mempertimbangkannya, membedakan dan mengambil keputusan
berdasarkan alasan-alasan tertentu.
d) Kemauan, yang artinya kehendak, dengan dimiliki kemauan dalam
diri manusia memungkinkan manusia untuk memilih. Dalam
memilih segala sesuatu manusia harus tahu apa yang akan
dipilihnya sebab itu kemauan ini dapat dikatakan sebagai pelaksana
mengenai apa yang telah dipertimbangkan oleh akal budi dan
perasaan.

F. MANUSIA DAN PENDERITAAN


Penderitaan berasal dari kata Derita yang artinya menanggung
atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan demikian,
penderitaan merupakan lawan dari kesenangan atau kegembiraan.
Manusia terdiri dari dua aspek, yaitu jasmani atau tubuh dan aspek
rohani atau jiwa. Kedua aspek itu, tidak dapat dipisahkan, apabila
salah satu aspek tersebut hilang dari diri manusia akan terdapat dua
pengertian yang berbeda, yaitu tubuh tanpa jiwa dinamakan mayat,
sedangkan jiwa tanpa tubuh disebut jin atau setan.
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.
Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau
menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap
kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan
keinginannya. Perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan
pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk
kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan
penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi
manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi
manusia telah melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi

9
patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang
berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya
menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak
hanya naluri namun juga nurani. Manusia diciptakan sebagai mahluk
yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara
mutlah. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam
penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat
memenuhi penghidupanya. Manusia memerlukan rasa aman agar
dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi
rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit.
Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila
hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak
menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan
membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan
didalam neraka.

G. UPAYA MENGHINDARKAN DIRI DARI PENDERITAAN


Manusia hendaknya percaya dengan mutlak kepada Tuhan yang
Maha Esa. Hanya Tuhan lah yang menentukan kehidupan manusia,
yang mampu menciptakan keajaiban diluar pikiran manusia, hanya
Tuhan lah yang maha kuasa, Maha pengasih dan Maha penyayang.
Manusia hendaknya dalam perjuangan hidup selalu teguh dalam
pikiran dan pendirian, waspada dalam membela cita-cita, dan penuh
dengan kesadaran lahir dan batin. Orang hendaknya selalu tidak mudah
terpengaruh oleh kondisi lingkungan yang tidak sehat.
Manusia hendaknya giat bekerja untuk mencapai kebahagiaan
baik untuk dirinya sendiri, masyarakat, keluarga, negara dan bangsa.
Jadi walaupun diakui bahwa takdir itu ada, manusia harus tetap
berikhtiar. Hal ini sesuai pula dengan ajaran agama islam yang

10
mengatakan bahwa “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah
keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka sendiri mengubah keadaannya.
Manusia hendaknya selalu mengukur kekuatan diri sendiri dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang yang dalam upaya
pemenuhan kebutuhan hidup tidak mau mengukur atau tidak mau
menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki, maka orang itu akan
menjadi badak”hawa nafsunya” sendiri. Orang yang dalam kondisi
semacam ini, pikirannya, kehendaknya, dan perasaannya sudah tidak
mampu member pertimbangan. Orang seperti ini senntiasa akan terus –
menerus mengikuti hawa nafsu tersebut, ia tidak pernah merasa puas,
dan ia akan menderita.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Penderitaan ialah keadaan yang tidak menyenangkan (menyedihkan)
yang harus ditanggung. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh
kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-
lain.
2. Penderitaan Sebuah Fenomena Universal, yaitu penderitaan tidak
mengenal ruang dan waktu. Sebagai fenomena universal, penderitaan
tidak mengenal perbedaan manusia. Dan Penderitaan Sebagai Anak
Pengusaan, yaitu penderitaan yang datang atau disebabkan oleh unsur
manusia itu sendiri.
3. Siksa ialah kesengsaraan sebagai hukuman sedangkan siksan
merupakan hukuman atau penderitaan. Siksaan itu berupa penyakit,
siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain, dan sebagainya.
4. Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi penderita. Penderitaan,
rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkain yang tak terpishkan.
Karena siksaan orang merasa sakit dan karena merasa sakit orang
menderita.
5. Antara neraka,siksaan,rasa sakit, dan penderitaan terdapat hubungan
dan tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu merupakan
rangkaian sebab-akibat. Manusia masuk neraka karena dosa.
6. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk hidup yang memiliki
kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling hubungan dan
pengaruh mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani, rohani, dan
karena itu penderitaan dapat pula terjadi pada tingkat jasmani maupun
rohani. Jasmani sebagai tubuh, badan atau unsur konkrit pada pribadi.
Rohani, seperti jiwa, badan halus, merupakan unsur yang tidak dapat
ditangkap oleh panca indera manusia.

12
7. Rohani memiliki alat dan kemampuan seperti : Nafsu, Perasaan,
Pikiran, dan Kemauan.
8. Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya
menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya, tidak
hanya naluri namun juga nurani.
9. Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan.
Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami
rasa sakit.
10. Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari diri dari penderitaan
diantaranya : Manusia hendaknya percaya dengan mutlak kepada
Tuhan yang Maha Esa, hanya Tuhan lah yang menentukan kehidupan
manusia ; Manusia hendaknya dalam perjuangan hidup selalu teguh
dalam pikiran dan pendirian ; Manusia hendaknya giat bekerja
untuk mencapai kebahagiaan baik untuk dirinya sendiri, masyarakat,
keluarga, negara dan bangsa ; Manusia hendaknya selalu mengukur
kekuatan diri sendiri dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya.

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari keadaan sempurna
mlkak;kad;kl;k;l

13
LAMPIRAN

Soal dan pembahasan :


1. Dari Juhlifa (160205038)
Akibat dari kekerasan terhdap anak diantranya psikopat dan
homeseksual. Bagaimana caranya untuk menangani masalah tersebut ?
Penjawab : Fathmatul Badriyah (160205045)

2. Dari T.Cut Misqar Fadhli (160205059)


Sebutkan tingkat-tingkat penderitaan, dan sebesar apa masalah itu
dapat dikatakan penderitaan ?
Penjawab : Nurul Magfirah (160205043)
Pada dasarnya penderitaan ialah menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenagkan. Penderitaan ini juga bersifat
universal yaitu terjadi tanpa mengenal perbedaan manusia serta ruang
dan waktu. Penderitaan dapat disebabkan oleh barmacam-macam hal,
seperti kebakaran, kecelakaan, penindasan, sakit, bencana alam,
kemiskinan dan lainnya. Sehingga dapat diartikan bahwa sebesar apa
masalah yang dapat dikatakan penderitaan itu relatif, yakni tergantung
orang yang merasakannya dan sebab penderitaanya.
Intensitas atau tingkat penderitaan itu tidak dapat dipastikan.
Karena setiap individu memiliki penilain sendiri mengenai tingkat
penderitaan tersebut, suatu peristiwa yang dianggap penderitaan bagi
seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang yang lainnya.
Peran individu juga menentukan berat tidaknya intensitas penderitaan.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia untuk intensitasnya
yang tidak dapat dipastikan tersebut dapan dipilah menjadi berat,
sedang dan ringan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama, Al-Quran Terjemahan


Fajri, Em Zul dan Ratu Aprilia Senja. 2008. Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia. Edisi Revisi. Difa Publiser.
Mustofa, Ahmad. 1997. IBD (Ilmu Budaya Dasar). Bandung : CV.
Pustaka Setia.
Prasetya, Joko Tri, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar MKDU. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Sulaeman, M. Munandar. 1995. Ilmu Budaya Dasar (Suatu Pengantar).
Bandung : PT. Eresco.
Widhagdho, Djoko, dkk. 2010. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.

15

Anda mungkin juga menyukai